PAMA PERSADA
NUSANTARA DISTRICT KIDE 2015
P 12 4 C 8x4 420
Cab Model Forward
Engine Swept Volume (12 dm3)
Development Stage (Generasi / seri)
Chasis Class Adaptation
Wheel Configuration (sistem Penggerak/three axle
with two drive axle
Power Code (420 HP)
POWER TRAIN
3
4
6
7
98 8
10
11
1. Engine 6. Drave shaft
2. Frame / Chasis 7. Propellar shaft
3. Clutch 8. U.Joint
4. Transmissi 9. Transfer case
5. Differential 10. Front axle
11. Final Drave
Machine : Suatu unit secara keseluruhan, yang mencakup engine sampai power train .
2. Fungsi
3. Prinsif Kerja
1. Pre Cleaner
Fungsi : Sebagai penyaring awal udara terhadap kotoran – kotoran yang kasar
sebelum udara tersebut masuk kedalam air cleaner, dengan daya
saring berkisar + 60%
2. Air Cleaner
Fungsi : Menyaring udara dengan sebersih – bersihnya sebelum udara
dimasukkan kedalam ruang pembakaran.
3. Air Intake
Fungsi : Sebagai saluran udara bersih yang akan masuk kedalam engine, baik
itu sebelum turbo maupun sesudah turbo
4. Turbo Charger
Fungsi : Meningkatkan jumlah udara yang akan masuk keruang bakar dengan
tekanan, sehingga semakin banyak bahan bakar yang dapat dibakar
dan tenaga engine akan bertambah sekitar 30% tanpa banyak merubah
konstruksi engine tersebut.
5. Inter Cooler
Fungsi : Mendinginkan udara yang di pompakan oleh turbo sebelum masuk
kedalam engine, supaya udara tersebut manjadi dingin dan padat, dan
pada akhirnya juga mampu menaikkan tenaga engine + 5 - 10%
6. Intake Valve
Fungsi : Sebagai pintu masuk udara kedalam cylinder liner
7. Cylinder Liner
Fungsi : Sebagai tempat terjadinya proses pembakaran
8. Piston
Fungsi : Menghisap udara, sebagai alat
kompressi, penerus tenaga dan membuang asap – asap sisa
pembakaran dalam cylinder
9. Exhaust Valve
Fungsi : Sebagai pintu keluar gas buang dari dalam cylinder liner
10. Mufflar
Fungsi : Sebagai peredam suara, menahan percikan api serta menurunkan
temperature gas buang
Keterangan :
1. Fuel tank 6. Fuel return pipe
2. Fuel filter 7. Fuel delivery pipe
3. Fuel section pipe 8. Injector ( Nozzle )
4. F I P (Fuel Injection Pump) 9. Return line
5. Feed Pump
Nozzle
Fuel filter
Fuel tank
Feed pump
FIP Governor
Priming pump
Gauze filter
KOMPONEN FUEL SYSTEM
1. Fuel Tank
Fungsi : Menampung bahan bakar, tempat pengendapan kotoran serta tempat terjadi
pengembunan air ( kondensasi )
4. Feed Pump
Fungsi : Menyuplai bahan bakar dari fuel tank kesistem
5. Fuel Filter
Fungsi : Menyaring bahan bakar sebelum dikirim ke F I P
6. Fuel Injection Pump / F I P
Fungsi : Menyuplai bahan bakar dengan tekanan tinggi ke nozzle ( injector ) serta
menentukan jumlahnya bahan bakar sesuai beban engine.
8. Injector / Nozzle
Fungsi : Menyemprotkan bahan bakar keruang bakar dan merubahnya menjadi bentuk
kabut / gas
Keterangan :
1. Safety Valve 5. Piston Cooling Valve
2. Thermostat Valve untuk Oil Cooler 6. Full Flow Filter
3. Over Flow Valve untuk Oil Filter 7. Full Flow Filter
4. Reduction Valve 8. By Pass Filter
Turbocharger
Camshaft
Crankshaft
Fuel Injection pump (FIP)
Safety valve
Jet cooling nozzle
Regulator valve
Bypass filter
Thermostat
Oil cooler
Oil filter
1. Oil Pan
Fungsi : Sebagai tempat penampungan oil engine
2. Screen
Fungsi : Menyaring oil terhadap kotoran – kotoran yang kasar terdapat dalam
oil pan
3. Oil Pump
Fungsi : Menyuplai oil dengan tekanan dari oil pan ke sistem
5. Oil Cooler
Fungsi : Mendinginkan oil engine sebelum bersirkulasi didalam sistem dengan
media pendingin air radiator
Sistem Pendinginan
Keterangan :
1. Expansion tank 5. Oil cooler
2. Heat Exchanger 6. Coolant filter
3. Thermostat 7. Coolant pump
4. Coolant distributor pipe
KOMPONEN COOLING SYSTEM
1. Radiator
Fungsi : Sebagai tempat penampungan air radiator dan juga untuk tempat
mendinginkannya
2. Water Pump
Fungsi : Menyuplai air radiator dengan tekanan keseluruh bagian – bagian
yang memerlukan pendinginan ( sistem )
3. Oil Cooler
Fungsi : Air radiator tersebut masuk kedalam oil cooler untuk mendinginkan
oil engine
5. Cylinder Head
Fungsi : Mendinginkan bagian – bagian yang ada sekitar cylinder head,
secara bersirkulasi terus menerus
6. Water Manifold
Fungsi : Salah satu saluran tempat akhirnya sirkulasi air pendingin serta
tempat dimana dipasangnya alat ukur temperature air tersebut.
8. Thermostart
Fungsi : Suatu alat untuk mengatur suhu air pendingin engine supaya tetap
constant / stabil, umumnya antara 700C – 900C
9. Fan
Fungsi : Mendinginkan air radiator
3. Clutch Pedal
Fungsi : Digerakkan oleh operator untuk mengirim oil clutch dengan tekanan keservo
clutch
5. Air Reservoir
Fungsi : Tempat penyimpanan udara yang bertekanan tinggi berfungsi untuk menekan
power piston dalam pengoperasian clutch engage dan disengage
Master Clutch
Pedal Clutch
Main Clutch
GR 90 0
D. Konstruksi
TRANSMISSION / GEAR BOX GR 900
9 FORWARD SPEED (1 CRAWLER GEAR)
8 SYNCROMES GEAR & 1 REVERSE GEAR
GR 90 0
H. Konstruksi
I. RP Axle Gear
F. RB Axle Gear
PROPELER TRUNION
LEAF SPRING FINAL DRIVE
DIFFERENTIAL
A. Lokasi : Terletak antara profeller shaft ( out put trans ) dengan dua roda kiri
dan kanan.
B. Fungsi : Meneruskan tenaga putar dari transmissi keroda kanan dan kiri
dengan sifat putaran yang berbeda, tergantung dari beban yang
diterima, dan juga sebegai alat reduksi.
D. Inter Wheel : Menyeragamkan putaran antara roda kanan dan kiri dalam satu
differential/axle
E. Catatan : Unit Scania P124 dilengkapi dengan dua buah differential belakang
dengan sistem controlnya hanya satu switch. Maka cara
pengoperasiannya dilakukan secara bergilir yaitu : Mengaktifkan
inter axle dulu baru disusul dengan inter wheel.
F. Konstruksi
Keterangan
1. Bevel gear
2. Bevel pinion
3. Drive shaft
4. Final drive
5. Profeller shaft ( main drive line )
PROFELLER SHAFT
Propeller shaft terdiri dari part utama seperti splined shaft, sleeve dan universal joint.
FINAL DRIVE
Lokasi : Pada susunan power train final drive terletak diposisi bagian akhir
( tempat berhubungan dengan roda )
Arti : Final drive berarti penggerak akhir. Final drive pada unit Scania 124
disebut juga reduction hub ( alat reduksi )
Prinsip kerja
Putaran yang diterima dari differential (sun gear) akan direduksi ( diperkecil ) oleh gear –
gear planetary, ring gear, carrier, sehingga putaran akhirnya menjadi lebih pelan namun
menghasilkan daya dorong yang besar.
Konstruksi
2. Air Dryer
Fungsi : Memisahkan air dan kotoran dari udara yang di kompresikan, karena
untuk menghindari resiko gelembung es dalam sistim kompresi
udara, Pemisahan ini terdapat dalam filter ceramic
3. Air Reservoir
Fungsi : Tempat penampungan udara serta penyuplaian kesistem
4. Air Governoor
Fungsi : Mengatur penyuplaian udara dari air compressor ke air resorvoir
supaya tidak terjadi berlebihan
6. Relay Valve
Fungsi : Mengatur tekanan udara yang keluar dari air resor voir menuju ke
chamber brake
7. Chamber brake
Fungsi : Memproses perubahan tenaga dari air pressure menjadi tenaga
mekanis
8. Linning & Drum
Fungsi : Sebagai komponen utama brake ( point pengereman ) yang terjadi
pada brake roda
JENIS – JENIS CHAMBER BRAKE, COMPONENT & PRINSIP KERJA
6. SISTEM HIDROLIK
A. Umum
Sistem hydraulic adalah suatu sistem pemindah tenaga dengan mempergunakan zat
cair / fluida sebagai perantara
D. Hukum Pascal
Salah satu hukum yang berkaitan dengan percobaan diatas adalah hukum pascal
yang berbunyi : “Suatu zat cair dalam ruangan tertutup apabila diberikan
tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan kesemua arah dengan sama
rata serta tegak lurus pada bidangnya”
Kerugiannya
1. Peka terhadap kebocoran
2. Peka terdapat perubahan temperature
3. Kadang - kadang kecepatan kerja berubah
4. Kerja sistem saluran tidak sederhana (rumit)
F. Fungsi : Untuk menggerakkan attachment ( alat kerja ) atau untuk system – system
tertentu seperti steering dan sistem brake
2. Dauble Acting : Suatu sirkuit yang prinsip kerjanya untuk memanjangkan dan
memendekkan rod menggunakan tenaga hydraulic. Sirkuit ini ditandai dengan
adanya dua saluran yang terdapat pada cylinder hydraulic yaitu dimasing – masing
sisi ujungnya.
I. Komponen Utama Sistem Hydraulic & Fungsinya
1. Hydraulic Oil Tank
Fungsi : a. Sebagai penampungan oil hydraulic
b. Membantu pendinginan
6. Pressure Line
Fungsi : Merupakan saluran oil hydraulic yang bertekanan tinggi baik
berbentuk pipa maupun hose
A. Umum
Suatu sistem pengendalian peralatan yang digunakan untuk membelokkan arah gerak
lurus menjadi kekanan atau kekiri pada sudut – sudut tertentu dari 0 0 sampai dengan
3600 atau kearah gerak semula
Agar power steering dapat difungsikan secara sempurna yang perlu dilakukan adalah
mengikuti petunjuk – petunjuk mengenai penggunaan minyak pelumas. Juga pada kasus
yang lain, seandainya saat beroperasi terjadi suatu hal dimana kondisi roda dapat terblock
baik karena lumpur yang dalam atau selokan. Sebaiknya untuk membebaskan roda
tersebut agar keluar dari hambatan tidak perlu memainkan steer berlebihan. Karena hal
ini hanya akan membuat sibuk buka tutup valve yang ada dan secara bersamaan akan
menaikkan tekanan oil steering. Kalau tekanan oil ini mencapai maximum yaitu 50 – 130
bar ( 5 – 13mpa ) maka secara automatis temperature oil akan meningkat dan ini akan
memanaskan pompa. Kalau pompa menerima panas yang berlebihan kemungkinan besar
ancaman kebocoran dan kerusakan pompa akan terjadi. Kalau sampai terjadi kegagalan
pada sistem hydraulic dan mengakibatkan power steering kurang berfungsi maka steering
akan menjadi berat. Hal ini tentu akan banyak menggunakan tenaga untuk
pengoperasiannya.
F. Konstruksi Steering
8. SISTEM KELISTRIKAN
A. Pengetahuan Dasar
1. Fungsi
System Kelistrikan pada suatu unit berfungsi sebagai sarana untuk
penyediaan arus listrik untuk berbagai keperluan unit, mulai dari pemanasan
awal, sampai dengan unit beroperasi (Untuk memenuhi kebutuhan pada
semua system elektriknya ).
Battery
Battery relay
Starting Switch
Preheating Circuit Breaker
Glow Plug
Glow Plug Indicator
Battery
Battery Relay
Starting Switch
Starting Starting Motor
Safety Relay
Electrical System
Battery
Battery Relay
Charging Starting Switch
Alternator
Regulator
Charge Warning Lamp
Battery
Lighting Battery Relay
Starting Switch
Work Lamp
Switch ON/OFF
Preheating System
Untuk memanaskan udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan tujuan untuk
mempermudah menghidupkan engine pada waktu udara disekeliling engine masih dingin.
Pada uraian sebelumnya, jenis – jenis pemanasan awal telah di jelaskan secara bervariasi
sesuai dengan tipe – tipe unit yang menggunakannya. Pada bagian ini dijelaskan salah
satu jenis pemanasan awal, yaitu tipe glow plug.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem pemanasan awal tipe glow plug, adalah
sebagai berikut :
Starting System
Sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menghidupkan starter motor.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :
Charging System
Menghasilkan dan mengirimkan arus dari alternator ke battery.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem pengisian, adalah sebagai berikut :
Sistem Penerangan
Sistem ini bertujuan untuk mengaktifkan lampu-lampu yang ada pada unit.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :
5. Fungsi Komponen Utama Sistem Elektrik
1. Alternator
Fungsi : Sebagai sumber arus listrik untuk mensuplai battery pada saat unit sedang
operasi dengan prinsip merubah tenaga mekanis menjadi tenaga elektrik.
2. Battery
Fungsi : Sebagai penyimpan arus listrik dengan cara merubah tenaga kimia
menjadi tenaga elektrik.
3. Battery Relay
Fungsi : Secara otomatis memutus dan menghubungkan battrey dengan ground
dan mencegah hubungan singkat bila battery tidak digunakan.
4. Safety Relay
Fungsi : Mencegah / pengaman agar starting motor tidak berputar pada saat engine
hidup atau kunci kontak di posisi START.
5. Regulator
Fungsi : ~ Menjaga agar tegangan yang keluar dari alternator / generator tetap
konstan 24 - 27V.
~ Menjaga agar arus yang keluar dari generator tidak lebih dari 13 Amper.
~ Menghubungkan generator dengan battery bila tegangan generator lebih
tinggi dari batery dan memutuskan bila tegangan battery lebih tinggi
dari generator.
6. Starting Switch
Fungsi : Memutuskan dan menghubungkan arus sumber listrik dengan komponen
sistem Elektrik lainnya.
7. Motor Listrik ( Starting motor )
Fungsi : Untuk menghidupkan engine dengan prinsif merubah tenaga elektrik
menjadi tenaga mekanik ( putaran ).
8. Glow plug
Fungsi : Sebuah alat pemanas yang dengan komponen-kompoenen lain akan
memanaskan udara untuk pembakaran pada engine.
9. Circuit Breaker / fuse
Fungsi : Mencegah kerusakan komponen-komponen dan kabel-kabel pada sistem
pemanas awal yang dikarenakan hubungan singkat.
TYPE BATTERY
1. Battery Type Basah : Battery type ini adalah terdiri dari element –element yang telah
diisi penuh dengan muatan listrik atau ( full charger ) dan dalam penyimpanannya telah
diisi pula dengan electrolite. Battery ini tidak bisa dipertahankan dalam kondisi full
charge, sehingga harus diisi secara periodic.
2. Battery Type Kering : Terdiri dari plate – plate ( positip & negatip ) yang telah diisi
penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penympanannya tidak diisi dengan electrolite.
Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering
Perawatan Battery.
Beberapa point yang harus kita lakukan atau patuhi untuk memperpanjang umur suatu
battery. Antara lain :
1. Air battery harus standart
2. Vent plug battery harus terbuka , bersih jangan sampai tersumbat
3. Terminal – terminal battery harus kencang dan kutub – kutubnya harus bersih
4. Menghindari terjadinya hubungan singkat
5. Menjaga kebersihan battery
6. Menghindari start engine yang terlalu panjang melebihi dari 10 s/d 20 detik
7. Apabila terjadi start yang gagal, tunggulah sekitar 2 menit baru diulangi lagi
2. Recharging
Fungsi : Sebagai proses pengisian kembali battery yang kapasitasnya terpakai
saat Discharging
3. Larutan Electrolit
Fungsi : Hasil campuran antara asam sulfat 30% dan air 64% akan
menghasilkan electrolite yang berat jenisnya 1.270 pada 800 F (270 C)
4. Kapasitas Battery
Fungsi : Adalah muatan listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus
tetap, sampai mencapai voltage akhir ( terminal voltage ).
5. Terminal Voltage
Fungsi : Batas tegangan battery yang diijinkan pada saat discharging dan
recharging.
6. Pengetesan Battery
Fungsi : Bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah battery harus dicharging
atau diganti ( rusak ).
D. Ukuran ban :
AKIBAT TEKANAN KURANG
Mengembangkan depleksi yang berlebihan serta membuat ban cepat panas dan akibat
akhirnya rusak
Telapak ban ( tread) dan lapisan benang ( cord ) kemungkinan terpisah
Lebih cepat mengalami kelelahan ( patique ) pada cordnya dan menyebabkan cord
putus.
Telapak yang tidak teratur penggunaannya / penelapakannya dapat berakibat
keretakan melintang
Retak pada lapisan dalam ( inner liner )
Kemungkinan besar dudukan velg tidak stabil dan berakibat kebocoran mendadak
terutama ban tubeless
Keausan tidak merata pada telapak
KESIMPULAN
Kesimpulannya bahwa : tekanan angin terlalu rendah atau terlalu tinggi akan dapat
mengurangi umur ban.