Fungsi :
1. Mensirkulasikan refrigerant ke seluruh system pendinginan.
2. Mengkompresikan refrigerant bertekanan rendah menjadi bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi.
Langkah Compression :
a. Pada saat langkah compression, maka piston akan
bergerak dari TMB menuju ke TMA.
b. Intake valve akan tertutup dan exhaust valve akan
terbuka karena tekanan kompresi dari piston.
c. Refrigerant akan keluar menuju ke system AC
melalui exhaust passage.
2. Condensor
Structure :
Berupa pipa pipih dan sirip-sirip (fin) yang disusun
secara bergelombang, terbuat dari bahan
alumunium dan dipasang didepan radiator.
Memanfaatkan hisapan atau hembusan fan radiator
untuk mendinginkan atau menurunkan
temperature refrigerant setelah melalui discharge
compressor dengan pressure yang tetap.
Fungsi :
Merubah refrigerant berbentuk gas bertekanan tinggi menjadi refrigerant berbentuk cair bertekanan tinggi dengan
cara mendinginkan refrigerant tersebut dengan bantuan hembusan atau hisapan fan radiator ( 70°C - 50°C ).
Cara kerja :
Kondensor bekerja untuk mengambil refrigerant
dengan temperatur dan tekanan tinggi yang telah
dimampatkan di kompresor, memaksanya untuk
melepas panasnya dengan udara dari luar
menggunakan hembusan fan radiator, dan
merubah refrigerant bentuk gas menjadi refrigerant
cair. Pada saat temperature 70°C dan pressurenya
15 kg/cm2, bentuk dari refrigerant adalah gas. Pada
saat temperaturenya turun menjadi 50°C dengan
pressure tetap 15 kg/cm2, refrigerant berubah
menjadi cair.
3. Receiver Dryer
Structure :
Reciever dryer dipasang antara condenser dan expansion valve. Refrigerant yang dicairkan didalam kondensor
ditempatkan sementara di dryer ini, sehingga refrigerant dapat disalurkan ke evaporator sesuai dengan beban
pendinginan. Sebuah filter terdapat ditabung dryer dan silica-gel disekatkan pada permukaan luar dari filter. Sebuah
sight glass dan fusible plug ditempatkan diatas tabung dryer. Fusible plug yang akan meleleh bila mendapat
temperature 103°C - 110°C pada tekanan 30 kg/cm2.
Karena pemikiran perlindungan terhadap lingkungan, maka pada AC system R134a fusible plug tidak digunakan lagi,
dan diganti menggunakan presure relief valve yang dipasang pada compressor.
1. Receiver tube
2. Receiver Body
3. Sight glass
4. Dryer
5. Silica gel
6. Strainer
7. Liquid refrigerant
Fungsi :
1. Menyimpan cairan refrigerant sementara → fungsi tabung dryer.
2. Menyaring kotoran yang ikut bersama refrigerant → fungsi filter.
3. Menyerap uap air → fungsi silica gel (zeolite/desiccant).
4. Melihat jumlah refrigerant → fungsi sight glass.
Cara kerja :
Refrigerant cair dari condenser untuk sementara disimpan ditabung reciever dryer. Refrigerant cair ini disupply ke
evaporator sesuai dengan beban pendinginan. Saat bersamaan, filter dan desiccant (drying agent) yang disekat pada
dinding reciever dryer memisahkan uap air dari refrigerant, dan aliran refrigerant dapat terlihat pada sight glass.
3. Pressure Switch
Structure :
Komponen pada AC system berupa switch yang bekerja berdasarkan sensor tekanan. Pressure switch dipasang pada
pipa liquid tube diantara recevier dryer dan expansion valve.
Fungsi :
1. Mematikan clutch kompresor pada saat tekanan sistem terlalu tinggi.
2. Mematikan clutch kompresor pada saat tekanan sistem terlalu rendah.
3. Mengaktifkan dan menonaktifkan clutch fan drive radiator selama tekanan sistem bervariasi.
Cara Kerja :
High Pressure Switch
Kontak tipe NC digunakan untuk high pressure switch. Jika pressure pada sisi tekanan tinggi melebihi 27 kg/cm²,
snap disc akan terbalik dan pin akan terdorong kebawah, dan kontak akan terbuka. Ketika kontak terbuka, ini akan
meng OFF kan magnetic clutch, sehingga kompresor mati.
4. Expansion Valve
Structure :
Expansion valve terdiri dari sebuah needle valve, heat sensing tube, diaphragm, pressure spring dan adjusment
screw. Heat sensing tube bersinggungan dan diikat pada outlet evaporator dan refrigerant R-134a disekat didalam
tube.
1. Valve
2. Diaphragm chamber
3. Capillary tube
4. Diaphragm
5. Push rod
6. Pressure spring
7. Adjusting screw
8. Heat sensitizing tube
Fungsi :
a. Mengubah refrigerant berbentuk cair bertekanan dan bersuhu tinggi menjadi refrigerant berbentuk kabut atau
uap bertekanan dan bersuhu rendah.
b. Mengatur jumlah refrigerant yang di uapkan di evaporator.
Cara kerja :
a. Kondisi expansion valve pada saat
temperature belum tercapai atau panas.
Ketika temperatur udara yang diambil dari
evaporator menjadi lebih tinggi, refrigerant
segera menguap, menyebabkan temperatur gas
refrigerant pada evaporator outlet meningkat.
Sebagai konsekwensinya temperatur dan
tekanan didalam heat sensing tube menjadi
lebih tinggi, menyebabkan diaphragm
terdorong ke bawah yang diteruskan ke push
rod untuk menaikan pembukaan needle valve.
Sehingga jumlah refrigerant yang disupplykan
ke evaporator dapat ditingkatkan.
5. Evaporator
Structure :
Berupa pipa pipih dan sirip-sirip (fin) yang disusun
secara bergelombang, terbuat dari bahan
alumunium dan dipasang didalam cabin operator.
Rumah evaporator bagian bawah dibuat
saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul
disekitar evaporator akibat udara yang lembab.
Fungsi :
Tempat atau bejana penguapan dari refrigerant dan pelepasan panas dari udara semburan motor blower yang melewati
kisi-kisi evaporator.
Cara kerja :
Refrigerant bersuhu rendah dan berbentuk kabut dari
expansion valve mengalir kedalam evaporator. Di
dalam evaporator refrigerant menguap dan mengambil
panas, dan udara hangat yang dihembuskan motor
blower dilewatkan melalui fin-fin evaporator. Karena
fin-fin evaporator bersuhu rendah, maka udara yang
dihembuskan dari blower menjadi udara dingin.
2. Oil Refrigeran
Oli yang digunakan dalam system pendinginan. Penggunaan oil dikompresor untuk mencegah keausan yang
berlebihan pada piston dan dinding silinder, part-part yang bergesekan dan untuk mencegah part tersebut dari
perubahan ukuran/bentuk dengan mengambil panas yang diakibatkan oleh gesekan. Sebagai tambahan dengan
penggunaan pelumas ini, lube oil juga bekerja untuk mencegah kebocoran refrigerant dengan memelihara
terbentuknya oil film pada permukaan part.
Spesifikasi :
Semua oil refrigerator yang mengacu pada spesifikasi berwarna kuning muda atau coklat kemerah-merahan yang
transparant hasil suling minyak mineral yang bebas dari air dan endapan.
Titik nyala dan titik pengapian oil refrigerant biasanya 160 – 170°C dan 200 – 220°C. Lube oil yang digunakan pada
AC adalah oil mineral penyulingan dari dari minyak bumi.
3. Evaporasi
Adalah cairan yang menguap menjadi gas dengan menyerap panas dari sekelilingnya.
4. Condensasi
Adalah gas / uap yang berubah menjadi cairan dengan melepas panas ke sekelilingnya.
5. Humidity
Banyaknya uap air yang terdapat pada udara dinamakan kelembaban (humidity). Kelembaban secara umum di
kelompokan sebagai absolut humidity dan relative humidity.
a. Absolut humidity
Adalah berat uap per kg dari udara kering yang terdapat dalam udara basah, dinyatakan dalam satuan x kg/kg.
Pada kenyataanya, sebuah diagram udara digunakan untuk menunjukan berat uap yang terdapat dalam 1kg
udara basah, Absolut humidity pada diagram udara ditunjukan sebagai berikut :
Absolut humidity = 0,03 (kg) /1 (kg) =0,03 kg/kg
b. Relative humidity
Adalah perbandingan antara tekanan uap sebagian P(kg/cm²) dari udara basah dan tekanan maksimal sebagian
Ps yang terdapat didalam uap pada kelembaban tersebut (tekanan uap sebagian dari udara jenuh) dinamakan
relative humidity.
Relative humidity = P x 100 (%)
PS
Secara umum ketika kita membicarakan humidity yang kita maksudkan adalah relative humidity.
III. TOOLS
1. Common tools
Seperangkat alat yang umum digunakan untuk perbaikan atau maintenance komponen atau unit.
Aplikasi : membuka, melepas, memasang, memukul, dsb.
Satuan : mm, inch
Contoh :
2. Vacum Pump
Tool yang berfungsi untuk mengeluarkan refrigerant, udara dan uap air dari system ( memvacuum sistem ) yang
digerakkan oleh motor listrik.
3. Gauge Manifold
a. Untuk memonitor/ mengetahui pressure yang ada di dalam system AC.
b. Untuk membuang, mengisi refrigerant.
c. Melakukan troubleshooting.
Low side hand valve pada saat posisi full close akan berfungsi untuk menghubungkan low side passage dengan
low pressure gauge.
Pada saat posisi full open/diputar ke arah kiri, maka low side passage dan low pressure gauge akan terhubung
dengan center internal passage.
Untuk yang high side hand valve, pada saat posisi full close akan menghubungkan high side passage dengan
pressure gauge high.
Pada saat posisi full close akan berfungsi untuk menghubungkan center internal passage dengan high side
passage dan high pressure gauge.
Install :
1. lakukan kebalikan urutan langkah 5 – 1.
2. Isi compressor dengan oli compressor. ( oil level range : 320 – 340 cc ).
3. Lakukan vacuum system.
4. Isi dengan refrigerant gas.
5. Test kebocoran gas.
2. Magnetic Clutch
3. Condensor
4. Receiver Dryer
5. Pressure Switch
6. Expansion Valve
7. Evaporator
8. Thermostat
9. Relay
10. Blower Resistor
2. Magnetic Clutch
Visual check : crack, burn.
Measuring : resistance (11.5 ± 0.4 Ω), clearance ( 0.3 – 0.6 mm)
3. Condensor
Visual check : block, leak, mounting surface tube.
Measuring :-
4. Receiver Dryer
Visual check : block, leak, mounting surface tube.
Measuring :-
5. Pressure Switch
Visual check : crack, thread, wiring harness.
Measuring : contact switch
6. Expansion Valve
Visual check : block, leak, rusting.
Measuring :-
7. Evaporator
Visual check : block, leak, mounting surface tube.
Measuring :-
8. Thermostat
Visual check : broken, capiller tube.
Measuring : different temperature ON – OFF.
9. Relay
Visual check : pin condition.
Measuring : resistance, contact point
IX.REPORTING
1. Form QA (Quality Assurence)
Prosedur dan urutan langkah kerja yang harus dilakukan saat melakukan suatu pekerjaan Overhaul atau Remove
Install, dimana didalamnya terdapat Critical Point dan Item Measurement yang harus diperhatikan dan dilakukan,
sehingga dapat mencegah Redo ataupun premature damage.
Notes :
Gunakan hanya sebagai wacana pembelajaran, tetap gunakan referensi yang lain : Shop Manual, OMM, referensi
lain recommended factory, dsb.
Lampiran Tambahan :
1. Inspeksi saat daily check untuk system AC :
1. Check quantity refrigerant.
2. Check kondisi condensor ( dari kotoran ).
3. Check kekencangan V – belt.
4. Check kerusakan pada bracket – bracket dan kekencangan bolt.