Anda di halaman 1dari 23

SELF LEARNING MATERIAL

for
PM COMPETENCY

I. OIL
1. Fungsi Oli Pelumas secara Umum
Sebagai Pelumas
Sebagai Penyekat
Sebagai Pendingin
Sebagai Bantalan
Sebagai Anti Karat
Sebagai Pembersih
2. Jenis Oli
Hydraulic Oil
Engine Oil
Gear Oil
Automatic Transmission Fluid Oil
Brake Oil
3. Klasifikasi Oil
Engine Oil : CA, CB, CC, CD, CE, CF / API, SAE 10 - 50.
Hydraulic Oil : ISO VG - 32 s/d ISO VG-1500.
Gear Oil : AGMA, GL-I s/d GL-8A, SAE 60~250.
4. Standard Kekentalan Hydraulic Oil
ISO - VG (Internasional Soceity of Organization Viscosity Grade).
5. Standard Kekentalan Engine Oil
SAE (Soceity of Automatic Engineering).
6. Multi Grade Oil :
Oli yang mempunyai sifat kekentalannya dapat menyesuaikan
dengan perubahan temperatur.
Contoh : SAE 20W-50.
Artinya : Untuk ambient temperatur 20C, oli tersebut
mempunyai kekentalan SAE 20W, tapi pada
temperatur 100C, oli tersebut akan mempunyai
kekentalan SAE 50.
7. Pengertian Kontaminasi & Deteriorasi
Kontaminasi : Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar
system.
Deteriorasi : Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari dalam
system.
8. Penyebab Kontaminasi
Debu
Kotoran
Air
dan sebagainya
9. Penyebab Deteriorasi
Karena proses pembakaran

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 1 of 23


Beroperasi pada tempat tinggi
Reaksi kimia cepat.

10. Aplikasi Oli Terhadap Pengaruh Temperatur


Contoh :
Untuk Engine Oil Pan : Ambient temperatur dibawah 10C s/d 10C,
gunakan SAE 10W.
Ambient temperatur 0 s/d 30C, gunakan SAE 30.
Apabila memakai multi grade oil , dari kedua contoh ambient
temperatur tersebut, maka harus memakai Oli SAE 10W-30.
Untuk lebih detail : baca OMM (Operation and Maintenance Manual).
11. Pengertian Oxidasi & Demulsibility
Oksidasi adalah suatu peristiwa kimia sebagai berikut :
Oli + O2 CO2 + H2O

panas 50C.
Demulsibility adalah : Kemampuan oli untuk memisahkan dirinya
terhadap air.
12. Arti Viscosity Index
Adalah suatu angka yang menunjukkan ketahanan (kestabilan
kekentalan) oli terhadap perubahan temperatur. Angka viscositas
index ini bervariasi sebagai berikut :
Viscositas Index (VI) : 01 s/d 29 Rendah
30 s/d 79 Sedang
80 s/d 100 Tinggi
100 up Sangat Baik.
Disarankan untuk standard industri angka VI berkisar antara 90 -
100.
13. Mengapa oli harus diganti ?
Sebab, setelah oli dipakai akan mengalami kerusakan (perubahan
kekentalan) akibat adanya :
Oxidasi (tidak dapat dihindari).
Timbulnya Kontaminasi & Deteriorasi.
Angka TBN-nya turun.
14. Cara Penanganan Oli
Cara Penyimpanan : Oli harus terlindung/ tertutup terhadap
sinar matahari dan hujan.
Cara Pengisian : Jangan membiarkan pipa isap pump (oil pump)
menyentuh dasar drum pada saat mengisi dan
pipa outlet harus betul-betul bersih. Pipa &
pompa oli harus selalu bersih (kalau bisa jangan
di campur dengan pompa solar).
15. Pengertian & fungsi additive (additive asli dari oli)
Pengertian Additive : Adalah zat campuran yang
ditambahkan pada Base Oil untuk memper-tinggi
ketahanan/kemampuan oli.
Fungsi Additive ini bermacam-macam seperti :
a) Tahan terhadap temperatur tinggi
b) Oilness
c) Anti busa

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 2 of 23


d) dan sebagainya
16. Arti & Tujuan TBN (Total Base Number)
Definisi : Adalah Angka yang menunjukkan banyaknya unsur
kandungan BASA di dalam Oli.
Tujuan : Untuk menetralkan ASAM yang timbul didalam oli karena
pengaruh kadar sulfur pada fuel.
Reaksinya sebagai berikut :
S + O2 SO2
SO2 + H2O H2SO4
H2SO4 adalah merupakan ASAM, dan harus dinetralkan sebab akan
menimbulkan proses karat.
Catatan : Oli yang telah terpakai angka TBN-nya akan menurun
(untuk Indonesia angka minimum yang diizinkan adalah 12).

17. Pengertian Synthetic Oil


Synthetic oil adalah oli yang menggunakan base oilnya bukan dari
CRUIDE OIL (minyak nabati/ hewani) tapi dibuat khusus secara
KIMIA, sehingga mempunyai ketahanan & kemampuan yang lebih
baik .
Contoh : Top One, Power -Up, Omega, dan lain-lain.

II. GREASE
1. Fungsi Grease (secara umum)
Sebagai pelumas padat
Sebagai pelindung karat
2. Standar kekentalan Grease
NLGI (National Lubricating Grease Institute) : 000 s/d 6
3. Applikasi Grease
Internal Application
External Application
Untuk penggunaan lebih lanjut dan benar harus mengacu pada standar
grease yang dianjurkan (lihat petunjuk dan saran dari factorynya).
4. Cara Penanganan Grease
Simpan di tempat yang terlindung dari panas matahari dan hujan.
Gunakan grease sesuai spesifikasi yang direkomendasikan.
Grease drum harus tertutup rapat.

III. FUEL
1. Jenis Fuel Yang Digunakan Pada DIESEL ENGINE
Fuel Light Oil, ASTM D975 No. 2.
2. Pengaruh kadar sulphur pada fuel terhadap jadwal
pergantian oli
Apabila kadar Sulfur berkisar antara 0,5 s/d 1%, maka jadwal
pergantian oli adalah setengah dari jadwal regulernya.
Apabila kadar Sulfur > 1 %, maka jadwal pergantian oli menjadi
seperempat dari jadwal regulernya.
3. Akibat Fuel Bercampur Kerosin
Sifat kerosin tidak bisa berfungsi sebagai pelumas, oleh sebab itu
faktor gesekan benda-benda yang bersinggungan menjadi lebih
besar.
Kerosin memiliki kadar Sulfur yang sangat tinggi, sehingga bisa
mempercepat proses korosi.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 3 of 23


4. Cara Penanganan Fuel
Penyimpanan harus terlindung dari panas matahari dan hujan.
Main tank harus dilengkapi dengan water drain cock.
Kalau di dalam drum, pemasangan pipa isap pompa (saat
memompa fuel) harus 20 cm dari dasar drum (jangan sampai
menyentuh dasar drum).

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 4 of 23


IV. WATER
1. Syarat penggunaan air untuk Radiator adalah :
Bersih, bening dan pH = 7
Gunakan City water.
2. Alat Untuk Mengukur Tingkat Keasaman Air
pH tester/pH meter
kertas lakmus
3. Fungsi Anti Freeze
Untuk mencegah air menjadi beku saat ambient temperature < 0
C.
Anti Freeze yang digunakan adalah Ethylene Glycol Base.
Contoh Anti Freeze : AF-ACL atau AF-PTL
4. Pengertian Radiator Penetran :
Adalah Suatu zat kimia yang dicampurkan kedalam air radiator
untuk mencegah timbulnya karat pada sistim pendingin.
Syarat yang harus diingat adalah : Untuk pencampuran ini harus
diketahui dulu berapa pH air yang dipakai dan jenis dari penetran
itu sendiri.

V. FILTER
1. Fungsi Dan Klasifikasi Filter
Fungsi : Sebagai penyaring.
Klasifikasi :
Menurut standar ISO :
a) Platted Paper Element
b) Wire Mesh Filter
c) Metal Edge Filter
Menurut Standar SAE :
a) Strainer
b) Screen
c) Filter (fine filter & coarse filter )
2. Pengertian Filtering Area
Luas bidang Penyaringan sebuah filter
3. Arti Mesh dan Mikron
Mesh : Jumlah pori-pori persatuan inchi pangkat dua pada
sebuah filter.
Mikron : Besarnya diameter pori-pori sebuah filter.
4. Model Filter
Cartridge dan Element.
5. Jenis-Jenis Air Filter
Wet Type dan Dry Type.
6. Penanganan Filter
Tidak boleh disimpan pada daerah yang lembab
Tidak boleh penyok dan jatuh
Harus terbungkus rapi (jangan terbuka packingnya)

VI. FUNGSI KOMPONEN


1. Water Separator
Alat untuk memisahkan/mendeteksi antara air dan fuel.
2. Dust Indicator
Untuk mengetahui kebuntuan Air Cleaner.
3. Corrosion Resistor

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 5 of 23


Untuk mencegah timbulnya karat (berupa larutan kimia magnesium)
untuk ph air normal.
4. Evacuator Valve
Untuk membuang debu pada Air Cleaner Housing saat engine mati.
5. Ejector Pipe
Untuk menyedot debu dan kotoran dari Pre-Cleaner secara otomatis
untuk dibuang keatmosfir melalui exhaust pipe saat engine hidup.
6. Pre-Cleaner
Untuk menyaring debu yang/partikel yang besar-besar. (sebagai
penyaring awal).
7. Jenis Pre-Cleaner : Siklon dan Multi Siklon (komaclone).

VII. TOOLS
1. Tachometer
Fungsi : Sebagai alat untuk mengukur putaran.
Cara Kerja : Lihat Buku Petunjuk dari Factory.
Satuan : Revolution Per- Minute (RPM)
2. Compression Test KIT
Fungsi : Seperangkat alat ukur (KIT), untuk mengukur tekanan
kompresi di dalam cylinder.
Cara Kerja : Lihat Buku Petunjuk dari Factory.
Satuan : Kg/cm, PSI
3. Blow-by Checker
Fungsi : Alat untuk mengukur tekanan didalam engine
crankcase.
Cara : Lihat Buku Petunjuk dari Factory.
Satuan : mmH2O
4. Temperatur Tester Kit
Fungsi : Alat untuk mengukur suhu.
Cara : Lihat Buku Petunjuk.
Satuan : C, F
5. Handy Smoke Checker
Fungsi : Alat untuk mengukur warna exhaust gas.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : persentase warna, konversi ke bosch index.
6. Pressure Gauge
Fungsi : Alat untuk mengukur tekanan
Cara : lihat buku petunjuk.
Satuan : Kg/cm, Bar, PSI.
7. Radiator Cap Tester
Fungsi : Alat untuk mengukur tekanan didalam radiator. Alat
untuk mendeteksi kebocoran cooling system
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : Kg/cm, Bar.
8. Anemometer.
Fungsi : Untuk mengukur kecepatan angin. Untuk mendeteksi
kebuntuan Fin Radiator.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : M / sec.
9. Dial Gauge
Fungsi : Sebagai alat untuk mengukur panjang, dalam dsb
Cara : Sesuai kebutuhan,
Satuan : mm, Inch.
10. Thermometer / Thermistor

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 6 of 23


Fungsi : Alat untuk mengukur suhu
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : C, F.
11. Jangka Sorong / Mistar
Fungsi : Sebagai alat ukur panjang lebar dsb.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : mm, cm, m.
12. Convex Scale
Fungsi : Sebagai alat ukur jarak / panjang.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : cm, m.
13. Hydro Tester
Fungsi : Untuk mengukur berat jenis Electrolyte (air batere).
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : -
14. Flow Meter
Fungsi : Alat untuk mengukur jumlah aliran (flow)
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : m3 / det, cm3 / det.
15. Multi Tester
Fungsi : Alat untuk mengukur Arus, tegangan dan tahanan.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : Arus Ampere
Tegangan Volt
Tahanan ohm.
16. Shift Checker & Modulating Checker
Fungsi : Untuk memeriksa kondisi transmission shift, lock up
clutch transmission input/out put shaft speed.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : Signal lamp., Rpm, Aur.
17. Wiring Harness
Fungsi : Alat untuk membantu mempermudah pengukuran
tegangan, tahanan.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : -
18. Push Pull Scale
Fungsi : Alat /tool yang digunakan untuk mengukur besarnya
operating force.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : -
19. Setting Shaft dan Setting Sleeve
Fungsi : Tool yang digunakan untuk mengadjust ketinggian
release lever pada main clutch.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : -
20. Air Leak Tester
Fungsi : Alat untuk mengukur kebocoran udara.
Cara : Lihat buku petunjuk.
Satuan : Kg / cm.
21. Wear Gauge Kit
Fungsi : Alat untuk mengukur tingkat keausan komponen under
carriage.
Cara : Lihat buku petunjuk.
Satuan : mm; cm; m.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 7 of 23


22. Harness Checker / Checker Assy / System Checker
Fungsi : Alat untuk mengukur engine rotating speed, pump
discharge pressure; TVC command current & throttle
command voltage.
Cara : Lihat buku petunjuk.
Satuan : Rpm; Kg / cm; mA; Volt.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 8 of 23


TECHNICAL TERM
23. Engine low idle
Adalah putaran engine terendah tanpa beban.
24. Engine High Idle
Adalah Putaran Engine tertinggi tanpa beban.
25. Rated Speed
Adalah Putaran Engine pada horse power maximum.
26. Stall - speed
Adalah Putaran engine ketika torque converter stall.
27. Hydraulic Stall Speed
adalah Putaran Engine ketika hydraulic system dalam keadaan relief.
28. Full Stall Speed
Adalah putaran engine pada saat Torque Converter stall dan hydraulic
system relief secara bersamaan.
29. Modulating Time
Adalah waktu untuk menaikkan tekanan oli secara bertahap.
30. Compression Pressure
Adalah tekanan udara yang dihasilkan pada langkah kompresi di dalam
cylinder
31. Blow By Pressure
Adalah tekanan udara / gas yang diizinkan di dalam crank case yang
disebab-kan :
Kebocoran ring piston engine / liner.
Kebocoran seal pada sisi turbin didalam turbo charge.
Kebocoran Ring Piston pada compressor udara / liner
32. Engine Hunting
Adalah keadaan putaran engine yang tidak stabil.
33. Turbo Charger Play
Adalah Gerakan Axial / Radial dari Rotor.
34. Boost Pressure.
Adalah tekanan udara pada intake manifold untuk engine yang
dilengkapi turbo charger.
35. Hydraulic Drift.
Adalah Penurunan Attachment yang diizinkan disebabkan karena
kebocoran pada hydraulic system, ketika control lever posisi netral.
36. Internal Leakage of pump.
Adalah kebocoran di dalam pump yang menyebabkan flow rate pump
turun / effeciency rendah.
37. Relief Pressure.
Adalah tekanan oli maximum di dalam hydraulic system, pada saat
operasi.
38. Safety Pressure.
Adalah tekanan oil maximum di dalam hydraulic system pada saat
lever Control Valve dalam posisi netral yang diakibatkan adanya gaya
dari luar pada actuator

DUMP TRUCK PRODUCT


39. Brake Cooling System.
Adalah system pendinginan pada rear brake, ketika retarder
dioperasikan.
40. Brake Cooling Valve.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 9 of 23


Adalah berfungsi untuk mendrain oli pada oil brake cooling system
ketika tidak dioperasikan dan mengarahkan aliran oli serta membatasi
tekanan oli maximum ke rear brake pada saat retarder dioperasikan.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 10 of 23


NISSAN PRODUCT
41. Direct Drive Transmission.
Adalah transmisi dengan gear ratio pada speed tertinggi sama dengan
satu, dimana kecepatan putaran engine dan putaran propeller shaft
sama.
42. Over Drive Transmission
Adalah transmisi dengan gear ratio pada speed tertinggi kurang dari
satu dimana kecepatan putar propeller shaft lebih besar dari kecepatan
putar engine.
43. King Pin Inclination.
Adalah sudut antara garis tengah King Pin dengan garis vertical dari
ground.
44. Toe-In
Adalah selisih jarak antara roda depan bagian dalam dengan roda
depan bagian belakang.
45. Clutch Outer Lever
Adalah jarak antara Outer Release Lever dengan ujung Flywheel
Housing.
46. Caster
Adalah besar sudut antara King Pin dengan garis vertical, jika dilihat
dari sisi kendaraan.
47. Camber
Adalah sudut kemiringan roda dengan garis vertical dari ground.
48. Pre-Load
Adalah beban awal/axial yang sengaja diberikan pada saat
pemasangan Tapper Rolling Bearing dengan tujuan untuk
mendapatkan bearing clearance.

TIMBERJACK
49. Input Test
Adalah pengetesan yang dilakukan untuk mengetahui fungsi kerja dari
EGS Control System; dimana pada display akan menunjukkan kode N;
F: FU;FD; R: RU: RD: P dan C apabila kondisi EGS dlm keadaan normal.
50. MPH-Test
Adalah pengetesan EGS yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kecepatan unit.
51. Configuration Test
Adalah pengetesan yang bertujuan untuk mengetahui Standard
Attachment yang dimiliki oleh unit.
52. Back Lash
Adalah jarak bebas/clearance antara roda gigi yang
bersinggungan/berpasangan.
53. Tooth Contact
Adalah luasan permukaan bidang kontak antara roda gigi yang
berpasangan.
54. Speed Sensor Test
Adalah pengetesan EGS yang bertujuan untuk mengetahui RPM output
Torque Converter (turbin shaft).
55. Posisi Control Lever EGS untuk melakukan pengetesan adalah sebagai
berikut:
Front side of Machine

output test input test

Materi SELF LEARNING speed sensor test


u/ Prev. Maintenance Page 11 of 23
MPH test

Rear side of Machine


Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 12 of 23
56. Cara Pengetesan
Posisikan Control lever EGS wseperti gambar diatas sesuai dengan
pengetesan apa yang akan dilakukan.
ON-Kan starting switch, tunggu beberapa saat sampai control
display menunjukkan kode pengetesan yang dilakukan.
Khusus untuk Sensor Test dan MPH Test unit harus dijalankan.

EXCAVATOR
57. Travel Deviation
Adanya gerak menyimpang pada saat unit jalan lurus (Travel lever RH
dan LH di operasikan full) & dengan posisi attachement tertentu.
58. HIC (Hydraulic Idler Cushion) adalah
Sistem penegang track & peredam track assy (dengan sistem hidrolik
+ accumulator) pada saat front idler mendapat benturan dari luar.
59. Track Gauge
Adalah jarak antara titik tengah track shoe kiri dan titik tengah track
shoe kanan.

DUMP TRUCK
60. Lock up clutch pressure
Adalah tekanan yang diperlukan untuk meng-engage-kan lock up.
61. Front brake cut OFF
Adalah valve yang berfungsi untuk memutus aliran udara dari brake
valve ke relay valve; sehingga saat front brake switch diposisikan
OFF maka front brake tidak berfungsi (released).
62. Brake Cooling Valve (BCV)
Adalah brake valve yang berfungsi untuk membebaskan oil cooling
brake saat retarder tidak difungsikan guna mengurangi kerugian
tenaga saat travelling.
63. Brake Cooling System
Adalah sistem pendinginan brake (tipe disc & plate) dengan oil.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 13 of 23


IX. TROUBLE ANALYSIS
1. Blow-By Pressure Terlalu Tinggi : Terjadi keausan pada Ring Piston
& Liner
Sebabnya :
Interval Penggantian oil terlalu lambat.
Incomplet Combustion
Pori-pori Air Cleaner membesar, karena jaring
diganti atau penyemprotan dengan tidak tinggi
Engine Breather buntu
Valve, valve seat valve stem, keausan berlebihan.
Turbo charger, sisi turbin bocor.
2. Exhaust Temperature Terlalu tinggi
Pada dasarnya : Air excess ratio menjadi rendah, disebabkan oleh :
Air cleaner buntu
Valve clearance membesar
Turbocharger tidak berfungsi.
Timing tidak tepat
Quantity fuel membesar (jumlah fuel yang diinjeksikan)
3. Exhaust Temperature Terlalu Rendah disebabkan oleh :
Valve clearance terlalu kecil
Timing tidak tepat
Quantity fuel kecil
Engine Low Power, karena Fuel filter / strainer buntu.
4. Boost Pressure Terlalu Rendah
Catatan : Air Cleaner Good Condition
Penyebabnya turbo tidak berfungsi
Terjadi kebocoran / udara dari sisi exhaust / intake manifold
5. Stall Speed Terlalu Rendah, penyebabnya :
Engine low power
Scavenging pump tidak berfungsi.
Strainer T/C buntu.
6. Stall Speed Terlalu Tinggi
Pada dasarnya Oli didalam T/C kurang, disebabkan :
Oli kurang
Setting Relief valve terlalu rendah
Setting Regulator system terlalu rendah
Transmission Pump tidak berfungsi.
Strainer buntu.
7. Pump Flow - Rate Rendah
Internal Leakage telah membesar
Strainer buntu
8. Steering wheel play terlalu besar
Adjustment pada gear box tidak benar
Terjadi ke ausan pada worm gear.
Terjadi keausan pada rod-end nya.
9. Braking Effect Distance terlalu besar, disebabkan :
Air pressure rendah untuk WA 350 - Up
Setting Relief pada brake rendah.
Terjadi keausan pada Disc brake / pad.
Master brake tidak berfungsi.
Brake pedal play terlalu besar.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 14 of 23


10. Modulating Time terlalu besar, disebabkan :
Disc-plate mengalami keausan sehingga (strokenya besar)
Flow pump kurang
Oli kotor
Transmssion Strainer buntu.
11. Boom Drift besar (hyd. Dift.), disebabkan :
Terjadi Kebocoran pada piston rod & control valve
12. Engine Hunting
Pada dasarnya fuel kemasukan udara, karena
Filter kendor, dan
Cari sebab-sebab lain yang berhubungan dengan udara.
13. Engine Overheat disebabkan oleh :
Air kurang
Belt kendor
Radiator Fin / core buntu
Radiator pressure rendah (radiator cap bocor)
Thermostat Jammed tertutup
Water pump rusak.
14. Charging system tidak berfungsi, disebabkan :
V-Belt kendor
Fuse putus
Specific Gravity Battery Electrolyte terlalu rendah.
Alternator tidak berfungsi
Regulator tidak berfungsi, dan
Lihat Wiring Diagram.
15. Torque Converter Over heat disebabkan :
Oli pada case transmission banyak
Operasi selalu Over Lead.
Sama dengan stall speed tinggi.
16. Transmission Slip, disebabkan :
Transmission oil pressure drop.
Clutch pack aus / bocor.
Main relief valve spring lemah (WA).
Oli kotor.
Masuk angin / udara dalam system.
17. Steering terasa berat
Masuk angin / udara dalam system.
Strainer buntu.
Linkage adjustment tidak benar.
Flow Pump kurang.
Demand valve tidak berfungsi (WA).
18. Parking brake tidak mau release
Piston bocor pada chamber (WA)
Air Pressure drop.
Air valve tidak berfungsi.
19. Gerakan Work Equipment Lambat
Terjadi kebocoran flow
Linkage (keausan pada ball joint, dan lain-lain).
20. Transmission Cut-Off tidak bekerja
Electrical switch tidak berfungsi.
Solenoid valve tidak bekerja.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 15 of 23


DUMP TRUCK
1. ECMV Pressure Tidak Tercapai
Penyebabnya adalah :
Transmission oil pressure drop
Piston mengalami keausan/bocor.
Oil kotor.
Masuk angin/udatra kedalam sistem
Controller rusak
ECMV-nya sendiri rusak
2. Lock-Up Clutch Pressure Terlalu Rendah
Penyebabnya adalah :
Transmission oil pressure drop.
Transmission oil pump rusak.
Piston bocor/aus.
Oil kotor.
Masuk angin/udara ke dalam sistem.
Controller rusak.
Lock-Up Valve rusak.
Lock-Up Solenoid rusak.
3. Retarder Brake Tidak Berfungsi
Penyebabnya adalah :
Tekanan udara kurang.
Retarder Brake Valve rusak.
Double Check Valve rusak.
Reducing Valve rusak
4. Braking Effect Terlalu Jauh
Penyebabnya adalah :
Tekanan udara berkurang.
Brake Valve rusak.
Double Check Valve rusak.
Relay Valve rusak
Brake Chamber rusak.
Piston bocor.
5. Torque Converter Lock-Up Clutch Tidak Bekerja
Penyebabnya adalah :
Speed Sensor tidak bekerja.
Controller tidak berfungsi.
Lock-up clutch pressure terlalu rendah.
6. Torque Converter Low Eficiency
Penyebabnya adalah :
Torque Converter Relief Valve setting terlalu rendah.
Oil Flow yang masuk ke Torque Converter kurang.
Internal Leakage pada Torque Converter terlalu besar.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 16 of 23


NISSAN PRODUCT.
7. Engine Knocking
Penyebabnya adalah :
Incorrect Injection Timing (terlalu cepat / lambat
Fuel Injection tidak baik (tidak mengabut, setting pressure rendah,
nozzle spring putus)
8. Clutch Slips
Penyebabnya adalah :
Clucth Lever play tidak normal
Tidak ada play pada clutch pedal
Pressure spring lemah
Clutch-disc, flywheel/pressure plate
Kemasukan air
9. Clutch Lever tidak ada play-nya :
clutch master cylinder di-set terlalu panjang
clutch -disc telah mengalami keausan.
push-rod pada clutch booster di-set terlalu panjang.
clutch cylinder return port tersumbat buntu.
10. Unit Bergetar Saat Clutch Engage
Penyebabnya adalah :
Rivet pada clutch-disc terlepas
b. Diapraghma Spring patah/putus.
Pressure Spring patah/putus
Damper Spring putus/patah.
11. Propeller Shaft Bergetar
Penyebabnya adalah :
Propeller Shaft dan Spline Yoke tidak lurus.
Propeller Shaft twist/bending
U-Joint Journal/Needle Roller Bearing aus.
Pemasangan Propeller Shaft kendor.
Propeller Shaft tidak balance.
Center Bearing patah/aus.
12. Clutch Pedal Terasa Berat
Penyebabnya adalah :
Clutch booster rusak atau air cleaner buntu
Bushing Release Shaft jammed atau pelumasannya kurang.
Release Bearing Collar bending.
Release Lever Bushing kurang pelumasan.
13. Gear Shifting Terasa Berat,
Penyebabnya adalah :
Control linkage
Adjustment control linkage tidak benar.
Control linkage journal kendor.
Control linkage bengkok
Transmisi
Bearing rusak/aus
Syncrhomesh mechanism tidak berfungsi.
Gear shaft rusak/aus.
Shifter shaft rusak

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 17 of 23


14. Transmisi Netral Sendiri
Penyebabnya adalah :
Control Linkage
poor condition
shift lever bergerak karena unit bergerak.
Transmission
locking ball aus/ball groove aus pada shifter shaft.
locking spring patah/putus.
15. Steering Terasa Berat,
Penyebabnya adalah :
Low hydraulic pressure
Pelumasan pada Steering Gear kurang
Kemasukan udara pada sistem
Spool Valve tidak berfungsi
Power Piston O-Ring atau Seal Ring mengalami keausan ataupun
rusak.
Power Cylinder dan Piston aus/rusak.
16. Brake Spring Tidak Mau Release
Penyebabnya adalah :
Terjadi kebocoran udara pada piping
Tekanan udara kurang dari standardnya.
Piston pada Spring Brake Chamber aus/rusak.
Seal pada piston Spring Brake Chamber rusak
Terjadi kebocoran udara pada Relay Valve.
17. Braking Effect Distance Terlalu Jauh
Penyebabnya adalah :
Brake Valve stroke terlalu kecil.
Camshaft tidak berfungsi.
Push Rod pada Brake Chamber di-adjust terlalu pendek.
Gerakan Relay Valve lambat/rusak.
Brake Shoe Clearance terlalu besar.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 18 of 23


TIMBERJACK
18. Winch Slips
Penyebabnya adalah :
Setting oil pressure terlalu rendah.
Seal pada piston Winch bocor.
19. Differential Lock Tidak Mau Engage
Seal piston bocor
Piston jammed SKD 450C
Oil Pressure drop.
20. Gas Buang Berwarna Hitam,
Penyebabnya adalah :
Air Cleaner buntu.
Bolt Intake manifold kendor.
Pengabutan nozzle jelek.
Compression pressure rendah.
21. Transmission Overheat
Penyebabnya adalah :
Jumlah oli kurang
Oil Filter buntu
Oil Cooler buntu
Salah peng-operasian
Engine overheat
De-Clutch tidak berfungsi
Transmission Clutch aus.
Tekanan oli terlalu rendah
22. Gear Shifting Berlangsung Lambat
Penyebabnya adalah :
Control Lever EGS diposisikan maju/mundur sebelum Controller
bekerja
Kecepatan unit terlalu tinggi
Tekanan oli terlalu rendah.
23. Lampu Hijau EGS S Menyala Pada Saat Unit Bekerja
Penyebabnya adalah :
Speed Signal terjadi gangguan.
24. Lampu Orange EGS T Berkedip Cepat
Penyebabnya adalah :
Terjadi short circuit ke ground
25. Service Brake Tidak Mau Release
Penyebabnya adalah :
Back Pressure pada brake circuit terlalu tinggi.
Piston pada wheel brake end atau disc jammed.
26. Steering Terasa Lambat / Berat
Penyebabnya adalah :
Priority Valve tidak berfungsi.
Sistem kemasukan udara.
Output pressure of pump terlalu rendah.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 19 of 23


MOTOR GRADER
27. Main Clutch Slip :
Engage spring lemah.
Stelan/adjustment plate kurang rapat.
Keausan plate & disk berlebihan.
Disk rusak.
28. Main clutch lever operating force terlalu ringan :
Spring lemah.
Lingkage dari pedal sampai clutch ada yang patah.
29. Transmisi Gear susah masuk :
Control linkage.
Penyetelan/tidak tepat.
Deformasi / bengkok.
Transmisi.
Keausan atau kerusakan pada bearing.
Keausan atau kerusakan pada gear shaft
Kerusakan pada shifting fork shaft.
Lainnya.
Clutch tidak bisa engage dengan sempurna.
Inersia brake tidak bekerja dengan sempurna.
Oli pelumas yang digunakan terlalu kental.
30. Transmisi netral dengan sendirinya :
Control Linkage.
Kondisi kontrol linkage sudah rusak.
Shift lever bisa bergerak oleh gerakan/goncangan unit.
Transmisi
Shifter aus atau mengalami perubahan bentuk.
Keausan pada interlock device.
Spring pada interlock defice sudah lemah atau patah
31. Transmisi slip :
Backlash antara gear terlalu besar.
End play terlalu besar.
Spline pada hub aus atau ujung hub sudah aus.
Main shaft bearing sudah aus.
32. Parking Brake Tidak Mau Release.
Penyetelan tidak tepat.
Cable macet.
Lever tidak bisa digerakkan dari posisi engage ke disengage.
33. Hydraulic Drift Besar :
Kebocoran pada silinder hidrolik.
Kebocoran pada control valve.
Kebocoran pada hose-hose.
34. Terjadi Keausan Yang Berlebihan Pada Front Wheel
Penyetelan toe-in diluar standart.
35. Front Wheel Bergetar ( Sway ) Ketika Berjalan
Penyetelan toe-in diluar standart.
Tekanan pada masing-masing ban depan tidak sama.
Kontak ball nut jelek.
Pemasangan roda tidak benar.
Pemasangan front wheel bearing nut kendor.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 20 of 23


EXCAVATOR
36. Work Equipment Low Power disebabkan oleh :
Catatan : Engine Good Condition.
Flow rate pump rendah (internal leakage pada pump besar).
Internal leakage pada control valve besar.
Internal leakage pada Actuator besar.
Setting tekanan main relief valve rendah.
Oil Hidrolik kurang.
37. Terjadi Abnormal Noise pada Hydraulic Pump disebab-kan
Oleh :
Oil hidrolik kurang.
Strainer untuk saluran suction buntu.
Jarak antara rocker cam dan shoe retainer besar.
38. Hydraulic Oil Over Heating disebabkan Oleh :
Salah pemakaian oil.
Hydrolic oil cooler buntu.
Setting Main Relief Valve terlalu tinggi.
39. Travel Deviation Out Of Standart disebabkan Oleh :
Ketegangan track kanan & kiri tidak sama.
Internal leakage Travel Motor kiri & kanan tidak sama.
Kebocoran pada saluran swivel joint untuk Travel Motor RH & LH
tidak sama.
Flow rate pump untuk Travel Motor RH & LH tidak sama.
Adjustment lever travel LH & RH tidak sama.
40. Swing Speed Lambat disebabkan Oleh :
Adjustment PPC untuk swing terlalu longgar.
Internal leakage Swing Motor besar.
Internal leakage spool swing besar.
Setting safety valve untuk swing terlalu rendah.
41. Starting Motor tidak bisa berputar saat starting Switch dari
posisi OFF diputar ke posisi start disebabkan oleh :
SG pada battery rendah.
Starting Motor rusak.
Battery relay rusak.
Starting switch rusak.
Fuse link putus.
Safety relay rusak.
Lihat wiring diagram.
42. Engine Oil Pressure Monitor Panel tidak mau mati ketika
Engine posisi Idle disebabkan oleh :
Oil pressure switch jamed tertutup.
Tekanan oil engine terlalu rendah.
Oil Engine kurang.
Strainer oil engine buntu.
Terjadi short pada wiring untuk oil pressure monitor.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 21 of 23


PART INVENTORY
1. Periodical Replacement Part yaitu :
Item-item yang secara periodik diganti seperti yang tertulis di buku
operation and maintenance manual.
Contohnya : Filter elements (full flow, fuel, by-pass, corrosion, air
cleaner, transmission, steering, hydraulic oil dan sebagainya.
2. Consumable parts yaitu :
Item-item yang harus diganti karena rusak diapakai.
Contohnya:
Parts yang berhubungan dengan perlengkapan earth-moving
seperti blade dan bucket (teeth, cutting edges, end bits, ripper
point, bolt dan nut).
Parts yang berhubungan dengan undercarriages (shoe
assemblies, link assemblies, carrier roller assemblies dan
beserta komponen-komponen partnya seperti segment teeth,
final drives dan wear guards).
Carbon brushes, brake dan clutch disc linnings brake pads, rivets
(termasuk KES items) dsb.
Atau item-item yang tidak rusak dipakai akan tetapi relatif secara
periodik diganti (biasa-nya item yang berhubungan dengan
electrical system).
Contohnya : Fuse, bola lampu, V-belts dan sebagainya.
3. Vital Parts yaitu :
Item-item yang harus diganti karena materialnya sudah tua atau
membutuhkan ukuran yang tepat.
Contohnya : Gears, bearings, shafts, pins, rods, springs, bushings,
cylinder heads, valves, liners, pistons, batteries dan sebagainya.
Item-item yang membutuhkan tahan uji atau dengan ratio tahan uji
atau dengan ratio tahan uji lebih dari 0,9 pada 15.000 jam operasi
(20.000 jam kerja untuk dump truck).
Item yang mana kalau rusak tidak mesti diganti seperti componen
part yang di las.
Contohnya : Cases, cover, brackets, main frames, track frames dan
sebagainya.
4. Losable parts yaitu :
Item-item yang sangat rendah ratio kerusakannya tetapi dapat
hilang dalam operasi unit atau proses repair.
Contohnya : Starting key, radiator caps, fuel caps, hydraulic oil tank
caps dan sebagainya.
5. Injurable parts yaitu :
Item yang sangat rendah ratio penggantinya, tetapi sangat tinggi
resiko rusaknya selama operasi atau transportasi dari unit tersebut.
Contohnya : Mirrors, window glass, lamps (termasuk KES items) dan
sebagainya.
Item yang sudah menjadi sifatnya dan juga sangat tinggi
kemungkinan, rusaknya selama operasi atau transportasi dari unit
tersebut.
Contohnya : Hoses (termasuk KES items) pipings dsb.
6. Unreusable parts yaitu :
Item-item yang harus diganti pada proses reasembling setelah
overhoul.
Contohnya : Gasket, shims, oil seal, rings, gasket kit, O-ring
(termasuk KES item) dust seals dan sebagainya.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 22 of 23


7. Common parts yaitu :
KES item tetapi tidak termasuk kode 1 s/d 6 seperti diatas (Parts
yang umum).
Contohnya : Bolt, nuts, washers, nipples, elbows, studs dan
sebagainya.
8. Parts Asemblies yaitu :
Parts assemblies ini tidak termasuk kode 1 s/d 7 seperti diatas.
Contohnya : Water pumps, generators, alternator, starters,
transmissions, torque converters, hydraulic pumps, cylinder valves,
turbochargers dan sebagainya.

Materi SELF LEARNING u/ Prev. Maintenance Page 23 of 23

Anda mungkin juga menyukai