Fungsi :
Menghubungkan sesama komponen dalam cooling system dengan tanpa menimbulkan kebocoran.
Cara kerja :
Saat engine running, coolant dihisap oleh water pump dan alirkan keseluruh system pendinginan sebagian melalui
piping dan connection tanpa menimbulkan kebocoran.
2. Radiator core
Structure :
Susunan sejumlah pipa pipih terbuat dari material aluminium, sehingga mempunyai total luas permukaan yang
besar dan terpasang vertikal sebagai penghubung antara upper tank dan lower tank.
Type core : CF4 -5 (CF = corrugate fine/seperti spiral, 4 = pitch/jarak antar fin 4 mm, 5 = modofikasi ke-5).
Total radiation surface: 142.86 m2 (HD465-7R), 130.6 m2 (HD465-7).
Fungsi :
Mengalirkan air dari upper tank ke lower tank dan meradiasiakan panasnya melalui radiator fin oleh hembusan kipas
atau fan.
Cara kerja :
Pada saat air dari upper tank mengalir melalui dalam core, panas air akan dirambatkan kepermukaan core dan fin
unutk didinginkan dengan udara yang dihembuskan atau dihisap oleh blade fan.
Fungsi :
• Menutup lubang pengisian air supaya tidak bocor/tumpah keluar.
• Sebagai tempat pengisian air radiator (refilling).
• Menaikkan titik didih air dan membatasi preesure maksimal didalam radiator (pressure valve), mengisi secara
otomotis saat terjadi perubahan temperature dari panas ke dingin setelah unit berhenti operasi (vacuum valve).
Cara kerja :
Pressure valve akan membuka jika pressure yang terjadi didalam radiator sebesar 1 atm + nilai pressure cap-nya,
sedangkan vacuum valve bekerja saat terjadi kevacuuman didalam radiator setelah engine dimatikan.
Trouble : Slack of thread, seal keras, tidak elastis, jammed.
4. Radiator fin
Structure :
• Sirip-sirip radiator yang dipasang secara melintang, berbentuk plat-plat yang sangat tipis dan relatif luas dalam
jumlah yang banyak.
• Plat-plat ini menghantarkan panas dari radiator core untuk diradiasikan / didinginkan oleh hembusan/ hisapan
fan.
Fungsi :
• Memperluas bidang pendinginan
• Semakin luas bidang pendinginan, semakin banyak panas yang diradiasikan ke atmosfer oleh hembusan fan.
Cara kerja :
Hembusan fan mengenai permukaan fin, sehingga panas pada fin (dari air dalam core) dapat diradiasikan keluar.
Trouble :
• Clogged (buntu) → kotoran dari luar.
• Dent (penyok) → benturan dengan benda asing.
• Rusted (karat).
5. Upper tank
Structure :
Top tank / upper tank adalah tanki air pada bagian atas radiator sebelum didinginkan. Tempat pemasangan buffle
plate, cap radiator, pada beberapa type unit juga sebagai tempat pemasangan water level sensor.
Fungsi :
• Sebagai tempat penampungan air.
• Sebagai tempat dudukan safety valve, buffle plate, radiator cap, level sensor, sekaligus sebagai tempat
pengembalian air setelah sirkulasi dari sistem.
Cara kerja :
Menampung air dan menyalurkannya ke radiator core.
Trouble :
Leaking, dent (penyok), rusting, crack, blocking.
6. Lower Tank
Structure :
Tanki air pada bagian bawah radiator, untuk menampung air setelah didinginkan (diradiasikan panasnya) yang
selanjutnya disirkulasikan lagi ke system. Pada beberapa type unit lower tank juga sebagai tempat pemasangan oil
cooler.
Fungsi :
Sebagai tempat menampung air bagian bawah setelah didinginkan selanjutnya dilasurkan ke water pump.
Cara kerja :
Menampung air dan menyalurkannya ke water pump.
Trouble :
Leaking, dent (penyok), rusting, crack, blocking.
7. Buffle plate
Structure :
Merupakan bagian dari radiator core yang terletak upper tank, dibuat sedikit lebih tinggi permukaannya daripada
dasar upper tank.
Fungsi :
Memisahkan bubles yag terjadi di dalam system/radiator. Bubles adalah peristiwa pecahnya gelembung udara.
Cara kerja :
Di dalam upper tank dari radiator terdapat buffle plate yang memisahkan antara air yang boleh berhubungan
dengan udara luar dengan air yang tidak berhubungan dengan udara.
Saat coolant bersirkulasi pada pada bagian upper tank, coolant akan menabrak dinding buffle plate sebelum masuk
radiator core. Proses ini akan memecah gelembung udara akibat panas proses pembakaran di engine.
Trouble :
Dent, blocking, rusting.
Fungsi :
Mendeteksi coolant level didalam radiator upper tank.
Cara kerja :
Saat coolant level kurang dari specified range-nya, float (1) akan turun dan switch menjadi OFF. Maintenance
caution lamp di monitor panel akan menyala menginformasikan ketidak normalan tersebut.
Trouble :
Float jammed, rusting, wiring disconnect/putus
3. Overcooling
Suatu kondisi dimana temperature kerja engine dibawah range temperature normal operasi, yaitu: tidak
seimbangnya antara panas yang ditimbulkan oleh engine lebih kecil daripada kapasitas pendinginan.
Akibat yang ditimbulkan power engine tidak maksimal. Bila engine langsung dibebani dengan beban berat terjadi
perbedaan temperatur yang tinggi antara ruang bakar dan sekeliling liner sehingga dapat mengakibatkan kerusakan
pada komponen tersebut (retak, jammed, dsb).
4. Overheating
Suatu kondisi dimana temperature kerja engine melebihi range temperature normal operasi, yaitu: tidak
seimbangnya antara panas yang ditimbulkan oleh engine (lebih besar) dengan kapasitas pendinginan.
Akibat yang terjadi komponen-komponen menjadi tidak tahan (meleleh, pecah, dsb)
2. Anti Freeze
Zat yang dicampurkan dalam cooling system untuk mencegah air menjadi beku saat ambient temperature < 0°C.
Anti Freeze yang digunakan adalah Ethylene Glycol Base.
Contoh Anti Freeze: AF-ACL atau AF PTL
3. Inhibitor
Zat yang terkandung didalam corrosion resistor untuk memperbaiki kualitas air dalam system pendinginan.
a. Buffer agent.
b. Iron inhibitor.
c. Cavitations pitting inhibitor.
d. Aluminum corrosion inhibitor.
e. Cooper alloy corrosion inhibitor.
f. Anti scale additive.
g. Anti foam agent.
Untuk masing-masing fungsi silahkan lihat handout FOWA.
4. Water cooling
Adalah air yang digunakan dalam cooling system yang telah memenuhi beberapa persyaratan :
a. Mengandung tingkat pencemaran / kotoran yang rendah.
b. Air dengan tingkat kekerasan yang rendah.
c. Air yang tidak mengandung garam.
d. Atau air yang memenuhi kualitas untuk City water.
5. PH air
Potential of hydrogen, adalah kemampuan atau sifat water didalam cooling system.
Ph 7 = netral, Ph < 7 asam, Ph > 7 basa.
III. TOOLS
1. Multimeter
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan [V], arus [I], dan hambatan [R] pada system kelistrikan. Pada jenis
yang lebih canggih, juga dilengkapi untuk mengukur Frequency (Hz).
3. Anemometer
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin di depan radiator dan memeriksa core radiator dari
kebuntuan.
Satuan : m/second
Specifications :
1. Measuring range : Wind velocity 0 to 40 m/sec ( two ranges: 0 to 20 m/sec and 20 to 40 m/sec )
* Wind temperature must be between 0 to 80 ºC.
2. Accuracy : ± 1-5 m/s ( ± 5 % o f the full scale )
3. Response time : 2 seconds
4. Ambient temperature : 0 to 40°C
5. Power source : Dry cells (UM-3) x 6 pcs.
Cara penggunaan :
1. Tandailah titik tengah fan pada permukaan depan radiator.
2. Start engine dan set pada low idle speed ( + 1000 rpm ). Pertahankan kondisi ini untuk mempertahankan pointer
anemometer berada di tengah - tengah rangenya. Untuk keamanan dan menghindari debu atau kotoran yang
dihembuskan pada saat high speed, jangan lupa untuk menggunakan kacamata pengaman ( safet google ).
5. Ketika melakukan pengetesan, pertahankan ujung sensor 10 - 20 mm dari permukaan radiator, untuk
mendapatkan pengukuran aliran udara yang normal.
6. Handle sensor ini dapat disetel panjangnya.
5. Common tool
Seperangkat alat yang umum digunakan untuk perbaikan atau maintenance komponen atau unit.
Aplikasi : membuka, melepas, memasang, memukul, dsb.
Satuan : mm, inch
Contoh :
Tambahan :
1. PH tester, kertas lakmus digunakan untuk mengukur PH air dalam system pendinginan.
Ph normal saat opearasi 8,5 – 10,5.
IV.TROUBLE SHOOTING
1. Water coolant overcooling
a. Beroperasi pada suhu lingkungan yang terlalu dingin
b. Thermostat jammed terbuka → air selalu mengalir ke radiator
c. Putaran fan terlalu kencang (yang menggunakan electric fan / hydraulic motor fan)
V.TESTING, ADJUSTING
1. Water coolant temperature
a. Running engine pada low idle sekitar 3 – 5 menit.
b. Naikkan secara bertahap rpm engine pada medium RPM dengan menginjak pedal gas untuk menaikkan
temperture coolant sekitar 3 – 5 menit.
c. Naikkan secara bertahap RPM engine pada high idle speed sekitar 1 menit.
d. Jalankan unit pada medium rpm sampai didapat coolant temperature sesuai range kerja : 70°C - 90°C.
e. Masuk menu : service mode → real Rme → engine (atau 2 item masukkan code : 04104), kemudian lihat
pembacaan temperature pada monitor panel.
• Engine: High idle (Operate the work equipment lever slightly not to move the work equipment).
• Fan 100% speed mode.
• Pressure : 165 ± 45 kg/cm2 diukur pada sisi suction fan motor.
2. Radiator core
Visual check : leak, crack, clogging, bending
Measuring :-
4. Radiator fin
Visual check : clogged (buntu), bent (bengkok), rusted (karat).
Measuring : kecepatan angin menggunakan anemometer.
5. Upper tank
Visual check : leak, dent (penyok), rusting, crack, blocking.
Measuring :-
6. Lower Tank
Visual check : leak, dent (penyok), rusting, crack, blocking.
Measuring :-
7. Buffle plate
Visual check : block, leak
Measuring :-
VII.REPAIR
1. Radiator fin clogged or bent
a. Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan udara bertekanan, uap panas (steam) atau air, tetapi anda
harus hati-hati jangan sampai nozzle mengenai fin.
b. Saat menggunakan udara bertekanan atau uap panas, pertahankan nozzle tegak lurus terhadap radiator.
c. Jika steam jet nozzle (1) di posisikan terlalu dekat dengan fin (2), fin dapat menjadi rusak, jadi pertahankan jarak
ideal antara keduanya saat pembersihan.
d. Gunakan besar pressure dan jarak berikut sebagai acuan.
• Jet pressure : max .9.8 MPa (100 kgf/cm2)
• Nozzle diameter : max. 2 mm (0.08 in)
• Jarak antara nozzle dan fin (A) : min. 100 mm (4 inch)
VIII.REPORTING
1. Form QA (Quality Assurence)
Prosedur dan urutan langkah kerja yang harus dilakukan saat melakukan suatu pekerjaan Overhaul atau Remove
Install, dimana didalamnya terdapat Critical Point dan Item Measurement yang harus diperhatikan dan dilakukan,
sehingga dapat mencegah Redo ataupun premature damage.
Notes :
Gunakan hanya sebagai wacana pembelajaran, tetap gunakan referensi yang lain : Shop Manual, OMM, referensi
lain recommended factory, dsb.