Anda di halaman 1dari 155

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa ta’aala Yang Maha Esa, Sehingga dapat

tersusun Modul “ SISTEM PENERANGAN / WIRING UNIT ALAT BERAT “ Modul ini disusun untuk
melengkapi bahan ajar di lingkungan SMK Negeri 3 Bontang khususnya pada pelajaran produktif Teknik
Alat Berat.

Modul ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam pemahamannya akan
lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang Teknik alat Berat.

Modul ini merupakan saduran dari modul / buku teknik alat berat PT. United Tractor dan PT. Pama
PersadaNusantara site Indo – Bontang, dengan sedikit perubahan dari penyusun.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa Modul ini masih jauh dari sempurna,
maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharap kritik dan saran dari para pembaca
untuk meningkatkan kesempurnaan modul ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman
dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikannya modul ini.

Bontang, 7 Syawal 1433 H / 25 Agustus 2014

Otomotif Division SMK negeri 3 Bontang


( HERI MAJID, ST )
KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM KELISTRIKAN

Batteray
Batteray memiliki fungsi :
q Sebagai sumber arus dan tegangan
q Sebagai tempat penyimpanan arus / tegangan listrik pada
waktu proses pengisian berlangsung
KONSTRUKSI & KOMPONEN BATTERAY / ACCU
KONSTRUKSI & KOMPONEN BATTERAY / ACCU
PENYEBAB KERUSAKAN BATTERAY / ACCU
Beberapa hal yang akan memperpendek umur battery diantaranya adalah :
1. Electrolyte level
Level electrolyte yang rendah akan merusak active material yang ada di dalam pelat battery dan
menyebabkan pembentukan asam sulfat sehingga akan menurunkan rekasi kimia battery.
Penyebab level yang rendah antara lain :
q Rumah battery yang pecah
q Perawatan yang jelek terutama tidak dilakukannya penambahan air pada saat dibutuhkan.
q Terjadi overcharging pada battery sehingga penguapan meningkat yang pada akhirnya electrolyte
akan berkurang.
q Level air battery yang terlalu banyak juga tidak bagus karena akan mencairkan
electrolyte(menurunkan berat jenis) dan suatu saat akan tumpah keluar melalui vent hole
sehingga menimbulkan korosi pada terminal.
2. Overcharging
q Overcharging bisa terjadi saat dicharge di unit atau pada saat di charge dengan charger.
Overcharging akan menyebabkan penguapan yang tinggi dan kenaikan
q panas pada battery. Penguapan yang berlebih akan melarutkan active material dari battery serta
kebutuhan penambahan air akan bertambah. Peningkatan suhu yang berlebih akan menimbulkan
oksidasi pada pelat dan membuat pelat battery bergelombang.
PENYEBAB KERUSAKAN BATTERAY / ACCU
3. Undercharging
q Kerusakan sistem pengisian pada unit biasanya menjadikan battery undercharging.
q Undercharging akan membuat asam sulfat dari pelat battery akan mengeras dan sulit untuk
dikembalikan ke posisi semula, selain itu juga akan membuat electrolyte battery mudah membeku.
q Battery yang dalam kondisi undercharge tidak dapat digunakan untuk men-start engine.
4. Corrosion
q Tumpahnya electrolyte dan kondensasi dari proses penguapan akan menyebabkan korosi pada
terminal, connector dan bahan-bahan logam dari bracket battery.
q Korosi akan menyebabkan kenaikan tahanan sehingga akan mengurangi tegangan yang dialirkan
serta efektifitas charging system.
5. Cycling
q Proses charging dan discharging yang terjadi secara berulang akan menyebabkan active material
dari pelat positif battery lepas.
q Kejadian bahan aktif pelat positif battery yang lepas dari pelatnya akan menurunkan kapasitas
battery dan pada akhirnya akan mengurangi umur battery.
6. TEMPERATUR
q Kenaikan temperatur dari battery bisa disebabkan karena battery mengalami overcharge atau karena
engine mengalami overhead. Kenaikan suhu tersebut akan mempercepat umur battery.
q Temperature yang terlalu rendah juga akan menyebabkan electrolyte battery menjadi mudah
membeku. Pada suhu -600F (-17.80C) sebuah battery dengan kondisi full charge hanya mampu
mengirimkan arus sebesar setengah atau bahkan kurang di bandingkan dengan pada kondisi normal
(26.70 C). Pada saat yang sama (-600 F) atau -17.80 C, engine yang dalam kondisi dingin
membutuhkan tenaga dua kali lebih banyak jika dibandingkan dengan kondisi normal.
q Electrolyte dalam kondisi full charge baru dapat membeku pada suhu - 600F (-77.80 C) atau
dibawahnya, sedangkan apabila dalam kondisi fully discharge atau dalam kondisi tidak bermuatan
sama sekali akan lebih mudah membeku yaitu pada suhu 17.80F (00C).
7. Vibration
q Battery harus diikat sekencang mungkin supaya tidak bisa bergerak dai dudukannya. Vibrasi dari
battery akan menyebabkan lepasnya connector, retak pada case-nya dan kerusakan pada komponen
dalam battery.
8. Kekencangan Terminal
q Kekencangan terminal battery perlu diperhatikan secara periodik. Connector yang kendor
akan mengakibatkan koneksi yang tidak baik. Apabila connector tersebut kendor pada saat
dibutuhkan arus yang besar (saat men-start engine) maka akan mengakibatkan bunga api
sehingga pada akhirnya akan merusak connector dan terminal battery itu sendiri.
q Pemilihan connector yang terlalu besar dibandingkan dengan terminal battery sehingga
kekencangan sebuah connector dipaksakan dengan menambah pelat dan sebagainya akan
mengakibatkan penyaluran arus menjadi jelek. Akibatnya adalah sama yaitu muncul bunga api pada
saat digunakan men-start engine.
Jump Starting Battery
q Jump starting battery biasa dilakukan pada unit yang mengalami masalah pada battery-
nya.
q Terdapat bebarapa langkah yang harus dipatuhi untuk meminimalkan terjadinya
kerusakan pada komponen-komponen electric atau battery yang meledak.
Prosedurnya adalah :
1) Gunakan kabel yang sesuai dengan arus yang
akan mengalir (minimum secara dimensi sama
dengan kabel battery yang ada di unit)
2) Hubungkan kedua ujung konektor kabel ke
terminal positif kedua battery
3) Hubungkan ujung kabel terminal negatif
battery ke battery yang bagus.
4) Hubungkan ujung kabel terminal negatif
battery yang satunya (battery yang mati)
dengan bagian body atau chasis unit atau
block engine, jangan ke terminal negatifnya.
5) Dengan prosedur seperti itu akan meniadakan
terjadinya percikan bunga api yang pada
akhirnya akan meledakkan battery.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
1. Greasing
q Terminal dan connector battery perlu dirawat supaya tidak terjadi korosi
yang bisa menyebabkan tahanan arus yang dialirkan ke sistem elektrik
meningkat.
q Meningkatnya tahanan tersebut juga berpengaruh terhadap proses
charging dari battery itu sendiri.
q Proses korosi terjadi sebagai akibat terdapat kontak yang tidak sempurna
antar connector dengan terminalnya.
q Kontak yang tidak sempurna mengkibatkan terjadinya perpindahan
elektron yang tidak sempurna, sehingga menimbulkan oksidasi antara
terminal dan connector.
q Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memberikan grease atau
material isolasi lain yang mampu masuk kedalam celah atau pori-pori
terminal tersebut, sehingga meterial tersebut akan terlindung dari udara
luar.
q Pemberian greasing ini dilakukan secara berulang untuk memastikan
grease masih terdapat pada terminal battery.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
2. Battery corrosion washer
q Kondensasi pada electrolyte battery akan menyebabkan terjadinya korosi
pada terminal battery.
q Korosi tersebut akan meningkatkan tahanan pada terminal battery
sehingga akan mengganggu proses charging dari battery itu sendiri.
q Pengurangan kondensasi pada terminal battery dapat dilakukan dengan
meletakkan washer pada terminal battery.
q Washer tersebut akan menyerap uap yang terjadi akibat proses charging
dari battery.
q Sama halnya dengan greasing,
m a k a wa s h e r t e r s e b u t j u g a
harus diperiksa secara berkala
untuk memastikan washer
tersebut masih dalam kondisi
baik atau tidak.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
3. Leveling air battery
q Pemeriksaan air battery dapat dilakukan dengan cara melihat level yang terlihat
dari luar apabila rumah dari battery tersebut terbuat dari bahan yang
transparan.
q Untuk battery yang rumahnya terbuat dari bahan yang bukan transparan
pemeriksaan air battery dapat dilakukan dengan membuka vent plug dan
melihat secara langsung ketinggian air battery pad tiap cell-nya.
q Tinggi air battery apabila dilahat dengan cara membuka tutupnya adalah sekitar
1.5 cm dari separatornya.
q Apabila electrolyte pada cell-cell battery tersebut kurang dari standart maka
tambah electrolyte tersebut dengan air suling. Setelah battery ditambah dengan
air suling maka battery tersebut harus langsung di-charging supaya terjadi
percampuran pada electrolyte-nya.
q Pemeriksaan level air battery harus dilakukan secara berkala karena air battery
tersebut akan berubah menjadi uap pada saat proses charging.
q Apabila electrolyte tersebut berkurang akan menyebabkan berat jenisnya
berubah sehingga kapasitas maksimal sebuah battery menyimpan arus akan
berubah pula.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
4. Kebersihan battery
q Battery yang bersih akan memudahkan dalam proses pemeriksaan
visual dan mengurangi terjadinya peningkatan nilai tahanan
pada terminal battery karena banyaknya kotoran yang menempel.
q Rumah battery dapat dibersihkan dengan cara mencuci rumah
battery tersebut dengan air dicampur dengan amonia atau baking
soda.
q Te r m i n a l b a t t e r y d a n
connector-nya dapat
diberihkan dengan
menggunakan sikat kawat yang
telah didesain khusus untuk
membersihkan terminal dan
connector battery.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan battery harus dimulai dengan pemeriksaan visual.
Pemeriksaan tersebut sangat mudah dan sederhana namun harus lakukan
dengan seksama dan cermat untuk menjamin kualitas pemeriksaan.
a. Retak pada rumah battery
Periksa apakah terjadi keretakan pada rumah battery atau dudukan
terminal pada rumah battery sedini mungkin, supaya tidak terjadi
kebocoran electrolyte battery yang akan menyebabkan kerusakan lebih
parah. Apabila terjadi retak pada rumah atau dudukan terminal maka
battery harus segara diganti.
b. Connector kabel retak
Periksa apakah connector dari kabel
battery tersebut masih dalam kondisi
baik dan tidak retak, apabila
connector tersebut retak maka harus
segera diganti.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
c. Isolator kabel yang terkelupas
q Periksa apakah isilator dari kabel battery dalam kondisi baik dan juga karet-karet
penyekat antara kabel battery dengan body masih terpasang ditempatnya.
q Kabel yang terkelupas akan
menyebabkan terjadinya short
circuit akan menyebabkan
kerusakan yang lebih parah
apabila kabel tersebut tidak
segera diganti.
q Karet-karet bushing atau
penyekat antara kabel battery
dengan body unit harus
terpasang dengan kencang
dan sempurna pada
tempatnya, apabila karet
tersebut tidak terpasang atau
hilang akan menyebabkan
isolator kabel battery cepat
terkelupas.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
d. Kekencangan connector
q Connector harus terpasang kuat di terminal battery, sehingga arus dapat mengalir
dengan sempurna.
q Kencangkan connector yang kendor dan ganti connector tersebut apabila rusak.
e. Level electrolit
q Pemeriksaan air battery dapat dilakukan dengan cara melihat level yang terlihat dari luar
apabila rumah dari battery tersebut terbuat dari bahan yang transparan.
q Untuk battery yang rumahnya terbuat dari bahan yang bukan transparan pemeriksaan
air battery dapat dilakukan dengan membuka vent plug dan melihat secara langsung
ketinggian air battery pad tiap cell-nya.
q Tinggi air battery apabila dilihat dengan cara membuka tutupnya adalah sekitar 1.5 cm
dari separatornya.
q Apabila electrolyte pada cell-cell battery tersebut kurang dari standart maka tambah
electrolyte tersebut dengan air suling.
q Setelah battery ditambah dengan air suling maka battery tersebut harus langsung di-
charging supaya terjadi percampuran pada electrolyte-nya.
q Pemeriksaan level air battery harus dilakukan secara berkala karena air battery tersebut
akan berubah menjadi uap pada saat proses charging.
q Apabila electrolyte tersebut berkurang akan menyebabkan berat
jenisnya berubah sehingga kapasitas maksimal sebuah battery
menyimpan arus akan berubah pula.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
f. Kejernihan Electrolyte
q Periksa apakah electrolyte menjadi keruh atau telah berubah warna yang
disebabkan oleh overcharging atau getaran.
q Electrolyte yang keruh atau berubah warna akan mengakibatkan selft
discharge yang meningkat sehingga arus listrik yang ada didalam battery
cepat habis.
q Perbaikilah segera penyebab dari hal tersebut dan ganti battery tersebut
dengan battery baru.
g. Warna pelat active
q Periksa apakah warna dari pelat
positif berwarna gelap dan pelat
negatif berwarna terang.
q Jika kedua pelat berwarna terang maka
hal tersebut disebabkan oleh battery
yang undercharging, perbaikilah segera
penyebabnya.
Pemeriksaan dan Pengukuran Battery
f. Kejernihan Electrolyte
q Periksa apakah electrolyte menjadi keruh atau telah berubah warna yang
disebabkan oleh overcharging atau getaran.
q Electrolyte yang keruh atau berubah warna akan mengakibatkan selft
discharge yang meningkat sehingga arus listrik yang ada didalam battery
cepat habis.
q Perbaikilah segera penyebab dari hal tersebut dan ganti battery tersebut
dengan battery baru.
g. Warna pelat active
q Periksa apakah warna dari pelat
positif berwarna gelap dan pelat
negatif berwarna terang.
q Jika kedua pelat berwarna terang maka
hal tersebut disebabkan oleh battery
yang undercharging, perbaikilah segera
penyebabnya.
Kabel listrik / penghantar
q Fungsi Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan / menghantarkan
energi listrik.
q Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.
q Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari
karet atau plastik, sedangkan konduktor terbuat dari serabut tembaga
atau tembaga pejal.
q Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh
KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya dalam
satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh
luas penampang konduktor yang berada dalam kabel
listrik. Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam Volt,
besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan Watt,
yang merupakan perkalian dari :
"Ampere x Volt = Watt"
q Contoh ; Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere,
sebuah kabel listrik dapat menyalurkan daya sebesar
220V x 10A = 2200 Watt.
q Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga.
q Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti
tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel
udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
q Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang
relatif murah.
q Lapisan isolasinya hanya 1 lapis
sehingga mudah cacat, tidak tahan
air dan mudah digigit tikus.
q Agar aman memakai kabel tipe ini,
kabel harus dipasang dalam
pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah
menjadi sasaran gigitan tikus, dan
apabila ada isolasi yang terkelupas
tidak tersentuh langsung oleh orang.
q Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan
sistem tenaga.
q Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC
(biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau
4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
dari NYA).
q Kabel ini dapat
dipergunakan
dilingkungan yang kering
dan basah, namun tidak
boleh ditanam.
q Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang
berinti 2, 3 atau 4.
q Kabel NYY digunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan
memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya
lebih mahal dari NYM).
q Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak
disukai tikus.
q Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan
penghantar tembaga serabut berisolasi PVC.
q Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibelitas yang tinggi.
q Kabel jenis ini yang banyak digunakan pada system
kelistrikan / wiring otomotif
q Kabel NYFGbY ini digunakan
untuk instalasi bawah tanah, di
dalam ruangan di dalam saluran-
saluran dan pada tempat-tempat
yang terbuka dimana
perlindungan terhadap gangguan
mekanis dibutuhkan, atau untuk
tekanan rentangan yang tinggi
selama dipasang dan
dioperasikan.
6. Kabel BC

q Kabel ini dipilin / stranded, disatukan.


q Ukuran / tegangan mak = 6 – 500 mm2 / 500 V.
q Pemakaian kabel jenis ini di saluran diatas tanah
dan penghantar pentanahan / penangkal petir.
q Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri
dari aluminium berinti kawat baja.
q Kabel ini digunakan untuk
saluran-saluran transmisi
tegangan tinggi, dimana jarak
antara menara/tiang
berjauhan, mencapai ratusan
meter, maka dibutuhkan kuat
tarik yang lebih tinggi, untuk
itu digunakan kawat
penghantar ACSR.
q Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium
yang diperkuat dengan logam campuran, sehingga
kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR
PROTECTIVE TUBING
Harness Guard polyflex
q Berfungsi untuk melindungi kabel listrik dari kerusakan akibat dari
pengaruh luar / lingkungan ( ex ; gesekan, panas, dll )
q harness guard polyflex mempunyai spesifikasi sebagai berikut
1) Material : Polyamide 6
2) Dapat diaplikasikan pada range temperature antara -40o
s/d 120o C (untuk pemakaian contunuous) dan -40o s/d
150o C (untuk pemakaian short term).
PROTECTIVE TUBING
Harness Guard polyflex
q Harness guard polyflex mempunyai flexibility yang bagus,
daya tahan terhadap gaya impak yang tinggi, kemampuan
untuk bertahan pada temperature yang extrim dan daya tahan
terhadap bermacam-macam bahan kimia, oil, maupun cairan-
cairan lainnya.
q Harness guard polyflex juga dapat digunakan pada circuit dengan
voltage yang rendah dan tinggi.
q Penggunaan tubing ini lebih diutamakan pada wiring harness
yang berada di luar kabin atau yang terkena pengaruh udara luar.
PROTECTIVE TUBING
UV Resistant Split Tubing

q Split tubing merupakan tubing yang terbelah, berbeda dengan


harness guard yang seluruh permukaannya tidak
terbelah.
q Ketahanan terhadap temperature dan pengaruh udara luar
juga lebih rendah dibandingkan dengan harness guard.
q Hal ini karena split tubing mempunyai permukaan yang terbelah,
sehingga memungkinkan kabel terkena air dan panas
yang dapat mempercepat kerusakan kabel.

A = Inner Diameter
B = Outer Diameter
G = Thickness
PROTECTIVE TUBING
PVC Tubing (Vinyl Tube)
q Material yang digunakan pada PVC tubing adalah Polyvinyl Chloride.
q Tubing ini mempunyai flexibility yang lebih bagus dibandingkan dengan
kedua tubing di atas.
q PVC tubing lebih banyak diaplikasikan untuk wiring harness di dalam kabin,
karena harness inside cabin membutuhkan flexibility yang bagus
CABLE TIES
FUNGSI CABLE TIES
q Cable ties berfungsi untuk mengikat kabel dan wiring harness.
q Untuk penggunaan di luar ruangan atau di luar kabin, cable ties
harus mempunyai daya tahan yang bagus terhadap sinar ultraviolet
(UV).
q M a t e r i a l ya n g d i g u n a k a n
pada komponen ini adalah
Nylon. Nylon cable ties
mempunyai daya tahan yang
bagus terhadap perbedaan
cuaca yang extrim. UV
Resistant Nylon Cable Ties
hanya diproduksi dalam warna
hitam.
Spesifikasi Cable ties
Cable ties mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut:
1) Material = Nylon
2) Continous operating temperature = -40o s/d 185oF
3) Kekuatan tarik pada 73oF = 12.000 PSI
(Pengujian tarik menggunakan standard ASTM D-638)
1) UL Flame Rating = 94V-2
2) UV Resistance = very good
Kunci kontak / switch
Kunci kontak memiliki fungsi :
q Sebagai penghubung dari sumber listrik ( batteray ) ke
semua sistem kelistrikan pada unit
q Sebagai pemutus dari sumber listrik ( batteray ) ke semua
sistem kelistrikan pada unit
Hubungan terminal pada kunci kontak / switch

q Contohnya kunci kontak pada posisi starter, maka arah aliran arus listrik :
arus listrik dari batteray ke terminal B kunci kontak, lalu ke terminal ST
kunci kontak kemudian mengalir ke motor starter
Sekering / fuse / braker
q Sekering memiliki fungsi Sebagai pengaman komponen – komponen
pada sistem kelistrikan pada unit
q Sekering bekerja dengan cara terputus dengan sendirinya / otomatis
jika arus listrik yang mengalir melebihi batas maksimal pada
sekering tersebut.
q Pengaruh naiknya arus listrik / ampere melebihi batas maksimal
pada sekering adalah terjadinya hubungan pendek / shoot / konslet

Fuse model tabung Fuse model blade


Sekering / fuse / braker
q Macam – macam fuse berdasarkan besaran arus ( amper )

Gambar fuse jenis blade dengan berbagai macam besaran arus ( ampere )
Sekering / fuse / braker
q Macam – macam fuse berdasarkan besaran arus ( amper )

Gambar fuse jenis blade dengan berbagai macam berdasarkan bentuknya


Sekering / fuse / braker
q Macam – macam fuse berdasarkan besaran arus ( amper )
Sekering / fuse / braker
q Macam – macam fuse berdasarkan besaran arus ( amper )
Sekering / fuse / braker
q Kontruksi pemasangan fuse blade

Gambar 8. Line Fuse Holder


FUSE HOLDER / RUMAH SEKERING
Untuk dapat berfungsi dengan baik maka fuse dilengkapi dengan fuse holder
sebagai tempat terhubungnya fuse dengan rangkaian, yaitu ;
1. Dash Mount Fuse Holder
Digunakan sebagai dudukan untuk glass fuse.

2. Blade Fuse Box


Digunakan sebagai dudukan untuk blade fuse dengan jumlah lebih dari satu fuse.
3. Inline Blade Fuse Holder
Digunakan sebagai dudukan untuk blade fuse tunggal.

4. Line Fuse Holder


Digunakan sebagai dudukan untuk glass fuse
FAKTOR PENYEBAB FUSE RUSAK
1. Over load
Arus yang mengalir di rangkaian lebih dari kapasitas maksimal fuse.
2. Short Circuit
Adanya hubung singkat pada rangkaian sehingga arus yang mengalir ke fuse
melebihi kapasitas fuse.
MAINTENANCE / PERAWATAN FUSE
q Perawatan yang harus dilakukan agar fuse tetap awet sesuai dengan
umur yang sudah dirancang oleh pabrik adalah :
1. Pergunakan fuse sesuai fungsi dan kapasitasnya.
2. Tutup rapat fuse holder agar tidak mudah terpengaruh dengan benda-
benda disekitarnya, misalnya air, panas, guncangan, dan sebagainya.
3. Perhatikan cara melepas dan memasang fuse secara benar.
CIRCUIT BREAKER
A. FUNGSI CIRCUIT BREAKER
q Circuit breaker adalah komponen listrik yang bekerja secara
otomatis, yang dirancang untuk melindungi electrical circuit
dari kerusakan yang dikarenakan oleh kelebihan arus
(overload) atau korsleting (short circuit).
q Circuit breaker berbeda dengan fuse. Fuse beroperasi hanya
satu kali dan kemudian diganti, sedangkan circuit breaker
d a p a t d i r e s e t ( s e c a ra m a n u a l a t a u o t o m a t i s ) u n t u k
mengembalikan system ke posisi normal.
CIRCUIT BREAKER
B. JENIS-JENIS CIRCUIT BREAKER
qBerdasarkan system resetnya, circuit breaker dapat dibedakan
menjadi :
1)Circuit Breaker Manual Reset
2)Circuit breaker Auto Reset
q Berdasarkan typenya, circuit breaker dapat dibedakan menjadi:
1)Circuit Breaker Dash Mount Type
2)Circuit Breaker Blade Type

C. SPESIFIKASI
qCircuit breaker mempunyi beberapa spesifikasi, yaitu:
1)Sistem reset
2)Amperage
CARA KERJA CIRCUIT BREAKER
1. Circuit Breaker Manual Reset
q Circuit breaker beroperasi dengan menggunakan dua buah material logam (metal)
yang mempunyai sifat penghantaran panas yang berbeda.
q Potongan metal tersebut digabungkan yang disebut dengan bi-metal. Bi-metal
digunakan untuk mengkonversi perubahan temperature menjadi perubahan
mekanik.
q Gaya pemuaian yang berbeda berfungsi untuk melengkungkan bi-metal jika
mengalami kelebihan panas, dan melengkung ke arah sebaliknya jika kembali
ke temperature normal. Metal dengan gaya pemuaian yang lebih tinggi berada di sisi
luar lengkungan ketika bi-metal panas, dan berada di sisi dalam jika dingin.
q Circuit breaker dihubungkan
ke kedua terminal melalui
kontaktornya. Kedua
kontaktor tersebut
menempel pada bi-metal.
Pada saat terjadi pemuaian,
kontak antara kontaktor dan
terminal terbuka, sehingga
arus yang melalui circuit
breaker terputus.
CARA KERJA CIRCUIT BREAKER
1. Circuit Breaker Manual Reset
q Circuit breaker akan kembali mengalirkan arus setelah di reset
secara manual, yaitu dengan cara menekan tombol reset.
q Tombol reset tersebut selanjutnya ditransfer ke sebuah rod kecil
(batang kecil) yang kemudian akan mendorong bi-metal seperti
yang ditunjukkan pada gambar.
CARA KERJA CIRCUIT BREAKER
2. Circuit Breaker Auto Reset
q Circuit breaker auto reset mengandung bimetal di dalamnya.
q Bimetal akan mengalami pemuaian dan membuka pada saat
terjadi arus berlebih.
q Dengan membukanya kontaktor, maka arus yang melalui circuit
breaker terputus.
q Dengan tidak adanya
arus yang mengalir,
secara otomatis bi-
metal mendingin dan
kembali ke bentuk
normalnya sehingga
kontaktor menempel
kembali pada terminal
dan aruspun mengalir.
MAINTENANCE
q Perawatan yang harus dilakukan agar circuit breaker tetap awet
sesuai dengan umur yang sudah dirancang oleh pabrik adalah :
1) Pergunakan circuit breaker sesuai fungsi dan kapasitasnya.
2) Tutup rapat cover agar tidak mudah terpengaruh dengan benda-
benda disekitarnya, misalnya air, panas, guncangan, dan
sebagainya.
3) Perhatikan cara melepas dan memasang circuit breaker secara
benar.
Lampu / lamp
q Lampu berfungsi sebagai ;
1. Penerangan jalan / medan ( ex ; lampu kepala )
2. Penerangan pada ruang operator ( lampu cabin )
3. Pemberi isyarat / tanda ( ex ; lampu tanda belok, lampu rem, lampu instrument pada
dashboard unit alat berat )
q Jenis lampu yang digunakan pada unit alat berat berdasarkan besar voltage nya adalah ;
1. 6 Volt, dipakai pada panel instrument ( lampu sensor oli engine, lampu pengisian,
lampu sensor hidrolik, dll )
2. 12 volt, dipakai pada lampu tanda belok, lampu belakang, dll
3. 24 volt, dipakai pada lampu kepala

q Macam - macam lampu yang sering digunakan,


yaitu ;
1. Lampu biasa
2. Lampu halogen
3. Lampu led
4. Lampu hid
Lampu / lamp biasa
q Apabila filamen menjadi panas walfram akan memijar dan mengeluarkan
cahaya sekitar10 – 18 lumen/watt.
q Filamen disini tidak boleh terlalu panas karena walfram akan menguap dan
menghitamkan kaca.
q Dipakai pada system penerangan pada unit alat berat produk lama

Gambar lampu jenis biasa


Lampu / lamp biasa
q Konstruksi lampu biasa

Filamen lampu dekat

Filamen lampu jauh

Terminal lampu
dekat

Terminal massa
Terminal lampu
jauh
Terminal lampu Terminal lampu
dekat jauh
Lampu / lamp biasa
q Macam – macam lampu biasa, berdasarkan bentuk lampu,
bentuk socket / kaki dan besar tegangan
Lampu / lamp halogen
v Lampu halogen menyala lebih terang dari pada lampu pijar biasa karena filamen lebih
panas.
v Akibat filamen yang lebih panas walfram akan menguap lebih cepat. Supaya uap walfram
tidak berkondensasi di atas gelas, maka lampu harus diisi dengan gas halogen.
v Gas halogen akan membantu supaya walfram bisa kembali sendiri ke filamen.
v Spesifikasi lampu halogen:
a) Tekanan gas
q Tekanan sebesar 10 bar, Ruang
didalam lampu harus kecil Ruangan
yang kecil tutup gelas menjadi lebih
dekat dengan filamen, akibatnya gelas
juga lebih panas
b) Tutup gelas lampu
q Karena gelas juga akan menjadi lebih
panas maka gelas dibuat dari pasir
kuarsa yang tahan terhadap
temperature tinggi
c) Gas halogen:
q Terbuat dari Natrium Bromida
Lampu / lamp halogen
q Konstruksi lampu halogen
Lampu / lamp halogen
q Macam – macam lampu halogen, berdasarkan bentuk lampu,
bentuk socket / kaki dan besar tegangan
Lampu / lamp halogen
q Prosedur penggantian lampu halogen

q Penyebab dan akibat dari prosedur penggantian lampu halogen yang tidak sesuai prosedur ;
1) Jari tangan akan selalu meninggalkan sidik jari berupa lapisan lemak tipis.
2) Lapisan lemak yang menempel pada kaca lampu halogen membuat suhu permukaan kaca lebih
dingin dibanding permukaan kaca yang lain. Hal ini karena lemak tadi pada suhu yang sangat
tinggi akan melebur menyatu dengan kaca yang berbahan dasar Quartz sehingga koefisien
muainya menjadi berbeda dengan bagian yang bersih. Jika perbedaan koefisien muainya sangat
besar, bisa menyebabkan kaca pecah.
3) Akibat perbedaan suhu cackle di atas, proses
siklus halogen tidak dapat bekerja sempurna.
4) Semakin banyak uap tungsten yang
terkondensasi pada kaca lampu, tepatnya
pada bagian kaca yang lebih dingin (ada
lemak). Bagian tersebut biasanya akan
menjadi berkabut hitam, abu-abu atau putih.
5) Akhirnya lampu menjadi cepat putus, akibat
filamen tungsten yang cepat menipis karena
menguap.
Lampu / lamp LED ( Light Emiting Diode )
q LED (Light Emitting Diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini berkembang.
lampu LED pada umumnya digunakan sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini
dengan perkembangan zaman lampu led sudah diaplikasikan dengan meluas dan bahkan
bisa kita temukan pada kendaraan, lampu emergency dan sebagainya. lampu Led
didesikasikan sebagai model lampu masa depan yang dianggap dapat menekan
pemanasan global karena dianggap sangat efisien.
q Lampu LED sekarang sudah banyak digunakan untuk:
1) penerangan untuk jalan
2) lampu lalu lintas
3) interior/eksterior gedung

Gambar Lampu / lamp LED ( Light Emiting Diode )


Lampu / lamp LED ( Light Emiting Diode )
q Light Emitting Diode atau lebih dikenal dengan nama lampu indikator yang
terpasang diperangkat elektronik yang biasanya memiliki fungsi untuk
menunjukkan status dari perangkat elektronik.
q Lampu LED terbuat dari plastik mika
dan dioda semi-konduktor dapat
menyala jika dialiri voltage
rendah(sekitar 1.5 volt DC atau setara
dengan aliran batery pada senter).
l a m p u l e d m e m p u nya i B e r m a c a m -
macam warna dan b en tu k, ka ren a
disesuaikan dengan kebutuhan dan
fungsinya.
Konstruksi Lampu / lamp LED ( Light Emiting Diode )

Contoh Lampu / lamp LED ( Light Emiting Diode )


Penampang Lampu / lamp LED ( Light Emiting Diode )
Lampu / lamp HID ( HIGH INTENSITY DISCHARGE)
q Lampu HID atau sering disebut lampu Xenon adalah sebuah teknologi bola
lampu dengan arus terukur yang di desain secara kusus untuk menciptakan
evek cahaya yang sangat kuat.
q biasanya lampu HID / lampu Xenon
ini digunakan untuk modifikasi unit
supaya memiliki penyinaran yang
sempurna, atau sebagai fungsi lain
adalah sebuah alternative untuk
mengembalikan performa system
penerangan pada unit alat berat yang
redup disebabkan oleh berkurangnya
daya pantul reflector lampu, dengan
mengganti bohlamnya menggunakan
lampu HID / lampu Xenon maka
performa penyinaran lampu unit /
machine akan kembali membaik.
Lampu / lamp HID ( HIGH INTENSITY DISCHARGE)
q Beberapa kelebihan lampu HID / lampu Xenon diantaranya sebagai berikut :
1) Penyinaran lampu akan lebih terang dibandingkan dengan lampu standar.
2) Lampu HID / lampu Xenon pada bohlamnya tidak mudah putus, karena terdapat
sistem tahanan pada rangkaiannya.
3) Konsumsi daya cenderung lebih hemat, karena jika di bandingkan dengan lampu
standart 100 watt kurang lebih memiliki kesamaan dalam penciptaan evek cahaya
dengan lampu HID / lampu Xenon 35 watt.
q Beberapa kekurangan jika kita menggunakan lampu HID / lampu Xenon
antara lain :
1) Terkadang efek cahaya yang di hasilkan oleh lampu HID / lampu Xenon terlalu
besar, sehingga mengganggu driver / operatoryang sedang berada pada arah
berlawanan.
2) Terkadang beberapa produk lampu HID / lampu Xenon efek cahaya yang di berikan
tidak mampu menembus kabut meskipun sangat terang.
3) Lampu HID / lampu Xenon lebih cepat membuat crom reflector dan mika kaca
lampu (head lamp) kusam.
4) Harga lampu HID / lampu Xenon cukup mahal.
Lampu / lamp HID ( HIGH INTENSITY DISCHARGE)
q Lampu HID terdapat ballast didalamnya yang berfungsi untuk menstabilkan
tegangan.

Gambar lampu HID

Ballast lampu HID


Contoh penggunaan lampu sebagai penerangan pada unit alat berat
Contoh penggunaan lampu sebagai penerangan pada unit alat berat
Contoh penggunaan lampu sebagai penerangan pada unit alat berat

Hight lamp /
Lampu kepala
Contoh penggunaan lampu sebagai penerangan pada unit alat berat
Strobe Light ( Strobe Lamp dan Rotary Lamp)

q Strobe Light mempunyai dua type, yaitu Strobe Lamp dan Rotary Lamp.
q Semua warna strobe lamp mempunyai warna bulb yang sama, yang
menentukan warna sinarnya adalah warna strobe-nya. Sedangkan untuk
rotary lamp warna sinar ditentukan oleh bulb-nya.
LAMPU ROTARY
q Fungsi ; memberikan peringatan / tanda kepada pengendara lain agar lebih waspada
q Kondisi lalu-lintas disaat gelap dapat mengakibatkan kecelakaan. Karena dalam kondisi
gelap jarak pandang pengemudi kendaraan akan menjadi lebih pendek. Oleh sebab
itu, untuk menghindari terjadinya kecelakaan di jalan angkut batu bara atau di jalan
tambang, dibuatlah suatu peraturan lalu lintas yang secara khusus mengatur arus lalu-
lintas kendaraan yang melintas di area jalan di lokasi pertambangan .
q Salah satu aturan tersebut adalah
kewajiban ”menyalakan Lampu
Rotary” bagi kendaraan yang
melewati jalan tambang dan jalan
angkut batubara.
q D e n g a n l a m p u r o t a r y, m a k a
pengemudi kendaraan di malam
hari akan merasa terbantu karena
arus kendaraan yang datang dari
depan akan segera terlihat dengan
adanya lampu rotary yang
menyala.
LAMPU ROTARY
q Warna lampu rotary juga dapat membedakan jenis kendaraan yang beroperasi pada
saat itu. Adapun penggunaan perbedaan kode warna lampu rotary adalah sebagai
berikut :
q Lampu rotary berwarna Merah digunakam pada kendaraan Emergency seperti
Ambulance dan Fire Truck
q Lampu rotary berwarna Kuning digunakan
pada semua jenis kendaraan selain
kendaraan emergency
q 2 buah lampu rotary berwarna Biru dan
Kuning digunakan pada kendaraan berat
yang berjalan pelan, misalnya Kompacktor
dan Water Tank
q Khusus untuk operasio nal unit Trailler
pengangkut batu bara, dibedakan menjadi
lampu kuning 1 buah untuk single trailler dan
lampu kuning 2 buah untuk double trailer.
LAMPU ROTARY
q Waktu penyalaan Lampu Rotary tersebut adalah pada saat :
1) Cuaca mendung, cuaca berkabut
2) di saat hari menjelang senja hingga pada pagi hari
3) atau antara jam 17:00 hingga jam 08:00.
q Pada waktu-waktu seperti kondisi di atas, maka kendaraan yang melewati jalan
angkut batubara atau melewati jalan tambang diwajibkan untuk menyalakan lampu
rotary .
q Selanjutnya, diharapkan semua
pengemudi mengetahui dan faham
akan fungsi dari pada lampu rotary.
q Kemudian sebagai salah satu usaha
untuk mencegah terjadinya tabrakan di
malam hari atau tabrakan di saat cuaca
mendung atau berkabut , maka
nyalakanlah lampu rotary pada
ken d a ra a n b i l a m e l a l u i a re a j a l a n
tersebut.
RELAY
A. FUNGSI RELAY
q Fungsi relai memperkecil rugi (kehilangan) tegangan pada
rangkaian listrik
q Relay merupakan sebuah electrical switch yang proses buka
tutupnya dikendalikan oleh electrical circuit yang lain.
q Switch pada relay dioperasikan oleh sebuah electromagnet
untuk membuka atau menutup.
RELAY
A. Konstruksi & terminal / kaki-kaki relay
JENIS RELAY
q Berdasarkan arus yang mengendalikannya maka relay dapat
dibedakan menjadi :
1. Normally Open Contacts Relay
“ Normally Open (NO) relay mengkoneksikan sirkuit ketika
relay diaktifkan, dan sirkuit terputus ketika relay tidak diaktif ”
2. Normally Closed Contacts Relay
q Normally Closed (NC) relay memutuskan sirkuit ketika relay
diaktifkan, dan sirkuit terputus ketika relay ridak aktif.
3. Change Over Contacts Relay
q Change Over Relay mengontrol dua sirkuit, satu normally-open
contacts dan satu lagi normally-closed contacts.
SPESIFIKASI RELAY
q Relay mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
1) Voltage.
2) Amperage.
3) Contacts
CARA KERJA RELAY
1. Normally Open Contacts Relay
q Ketika tidak ada tegangan yang disupply-kan ke pin 1, maka tidak ada arus
yang mengalir ke coil, dan tidak ada arus pula yang membuat medan
magnet, sehingga switch terbuka.
q Ketika tegangan disupply-kan ke pin 1, arus mengalir melalui coil dan
menciptakan medan magnet sehingga membuat kontaktor
menghubungkan antara pin 2 dan 4.
2. Normally Closed Contacts Relay
q Cara kerja relay NC berkebalikan dengan relay NO dan pada prinsipnya
sama dengan relay NO.
q Ketika coil pada relay tidak energized, maka switch kontaktor relay
tertutup. Arus masih dapat mengalir melalui pin 2 dan 4.
q ketika coil kontrol energized, tercipta medan magnet dan switch
kontaktor relay terbuka. Dengan terbukanya switch, maka tidak ada
arus yang mengalir pada relay.
PEMILIHAN RELAY
q Pemilihan relay dapat dipertimbangkan berdasarkan tegangan kerja, arus,
kontaktor yang dibutuhkan, dan adanya proteksi terhadap coil relay
(menggunakan diode proteksi).
q Tegangan kerja dapat dilihat pada fisik relay, arus maksimal relay tersebut
dapat juga dilihat dari nilai yang tertera seperti yang ditunjukkan pada gambar,
jenis kontaktor yang dibutuhkan dapat dilihat dari struktur dari relay
tersebut
q mengidentifikasinya menggunakan ohmmeter. Ada atau tidaknya proteksi
terhadap coil relay dapat dilihat melalui fisik relay atau dengan mengukur
resistansi coil relay.
PEMILIHAN RELAY
PEMILIHAN RELAY
q Berikut contoh pemilihan relay berdasarkan data yang tertera pada fisik
relay
PEMILIHAN RELAY
q Berikut contoh pemilihan relay berdasarkan data yang tertera pada fisik
relay
MAINTENANCE
q Perawatan yang harus dilakukan agar relay tetap awet sesuai
dengan umur yang sudah dirancang oleh pabrik adalah :
1) Pergunakan relay sesuai fungsi dan kapasitasnya.
2) Tutup rapat relay cover agar tidak mudah terpengaruh dengan
benda-benda disekitarnya, misalnya air, panas, guncangan, dan
sebagainya.
3) Perhatikan cara melepas dan memasang relay secara benar.
4) Perhatikan terminal-terminal agar tidak terjadi kesalahan
penyambungan.
FLASHER
FUNGSI FLASHER
q Lampu tanda belok berfungsi untuk :
1) Memberi tanda pada operator
lain, bahwa unit akan membelok
2) Memberi tanda pada operator
lain, bahwa kita akan merubah
posisi pada jalur yang berbeda
3) Memberi tanda berhenti
sementara pada salah satu sisi
jalan
Identifikasi FLASHER
q Setiap pengedip mempunyai 2 atau 3 terminal penghubung kabel-kabel
rangkaian, dengan kode-kode seperti dibawah ini ;
1) Terminal 49 A / L / + = Ke saklar lampu tanda belok
2) Terminal 49 / B / X = Ke kunci kontak (terminal 15)
3) Terminal 31 / - = massa / ground / bodi
4) Terminal C = ke lampu kontrol

q Terminal 31 dan C
adakalanya tidak terdapat
pada pengedip, karena
terminal 31 langsung
berhubungan dengan badan
/ bodi pengedip, dan
terminal C diambil langsung
secara paralel dengan
lampu-lampu tanda belok.
Macam - macam FLASHER
SWITCH
FUNGSI SWITCH
q Switch adalah komponen listrik yang berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
JENIS DAN SPESIFIKASI SWITCH
Jenis-jenis switch adalah sebagai berikut:
1. Single Pole Single Throw (SPST) Switch
q Switch jenis ini merupakan yang paling sederhana karena hanya
memiliki dua terminal.
2. Single Pole Double Throw (SPDT) Switch
3. Double Pole Single Throw (DPST) Switch
4. Double Pole Double Throw (DPDT) Switch
CARA KERJA SWITCH
1. Single Pole Single Throw (SPST) Switch
q Switch ini prinsip kerjanya adalah jika ditekan togglenya maka akan
menghubungkan terminal A ke terminal B (posisi ON). Tetapi jika tidak
ditekan maka tidak menghubungkan masing- masing terminal (posisi
OFF). Seperti gambar berikut :
2. Single Pole Double Throw (SPDT) Switch
q Switch tipe ini akan menghubungkan satu terminal ke dua pilihan
yaitu terminal com ke (L1) atau com Ke (L2).

Posisi 1

Gambar Simbol SPDT

Posisi 2
3. Double Pole Single Throw (DPST) Switch
q Prinsip kerja switch ini adalah jika toggle ditekan, maka akan
menghubungkan terminal A ke B dan terminal C ke D.
4. Double Pole Double Throw (DPDT) Switch
q Switch ini terdiri dari 6 terminal yang dapat diatur hubungannya yaitu
menghubungkan terminal A ke terminal 1 atau ke 2 dan menghubungkan
terminal B ke terminal 3 atau ke 4
D. MAINTENANCE
qUntuk menjaga switch agar teptap awet maka perlu dilakukan
perawatan sebagai berikut :
1)Pergunakan Switch sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya.
2)Jauhkan switch dari tempat yang mudah terkena air.
COMMON CONNECTOR
A. Struktur Connector
q Ada dua jenis konektor yang sering dipakai pada kendaraan, yaitu:
1) Insulated terminal
Ada dua macam material pada konektor ini, yaitu konduktor dan
insulator. Insulator terdapat pada bagian ujung konektor yang nantinya
akan di crimping.
2) Uninsulated terminal
Pada konektor jenis ini hanya ada material konduktor. Pada bagian ujung
konektor yang akan di crimping tidak menggunakan insulator.
B. Jenis-Jenis Connector
q Ada beberapa macam connector yang biasa digunakan, antara lain yaitu:
1) Cable connector
Cable connector digunakan untuk menyambung dua atau lebih
kabel. Connector tersebut banyak digunakan karena lebih praktis
dibandingkan dengan menyolder kabel, serta membutuhkan waktu
yang lebih sidikit untuk membuat koneksi antar kabel.
2) Ring terminal
Ring terminal sering disebut juga dengan eye terminal, merupakan
terminal yang paling sering dijumpai. Terminal ini sangat efisien dalam
mengalirkan arus listrik
B. Jenis-Jenis Connector
3) Spade terminal

4) Butt connector
Konektor ini digunakan untuk menggabungkan dua kabel menjadi
satu pada ujung-ujungnya.
B. Jenis-Jenis Connector
5) Flat blade connector

6) Bullet connector

7) Connector Kit
Deutsch DT Connector
A. Struktur Deutsch DT Connector
q DT connector lebih banyak diaplikasikan di heavy duty mengingat
kondisi medan dan cuaca di pertambangan yang extrim.
Kelebihannya antara lain:
1) Mempunyai housing thermoplastic.
2) Bisa bertahan pada temperature antara -55o C sampai 125o C.
3) Mempunyai ukuran 2, 3, 4, 6, 8, dan 12 pin.
4) Mempunyai seal yang terbuat dari silicone.
5) Pin mempunyai beberapa pilihan, yaitu bermaterial emas atau
nikel.
6) Mempunyai pengunci tambahan untuk mencegah terlepasnya pin
dari housing-nya.
7) Mudah untuk melepaskan koneksinya.
Satu set deutch connector terdiri dari beberapa komponen, yaitu ;
Keunggulan deutch connector
q Keunggulan deutsch connector dibandingkan dengan connector lain adalah :
1) Tidak membutuhkan peralatan khusus untuk pemasangan maupun
pelepasan deutsch connector.
2) Mempunyai jarak waktu servis yang lama.
3) Dapat digunakan di sebagian besar design wiring harness.
4) Menggunakan seal yang mempunyai daya tahan yang bagus terhadap
lingkungan/cuaca yang extrim.
5) Sering dijumpai di Power Distribution Unit.
6) Dapat digunakan pada komponen yang membutuhkan power besar.
7) Biaya installasi yang rendah.
Prosedur Pemasangan Deutch connector
Prosedur pemasangan deutsch connector adalah sebagai berikut:
1) Pegang pin deutsch connector, dan masukkan ujung kabel yang telah
dikupas ke dalam ujung belakang pin.
2) Crimp pin tersebut dengan menggunakan special deutsch connector
crimping tools.
3) Pegang pin yang telah dicrimp kira-kira satu inch (25,4 mm)
4) di belakang ujung sambungan.
5) Pegang konektor dengan bagian belakang grommet mengarah ke
anda.
6) Tekan pin langsung ke dalam grommet konektor sampai terdengar
bunyi “klik”. Sentak dengan halus untuk memastikan telah benar-
benar terkunci.
7) Setelah semua pin terpasang, masukkan sumbat warna orange
dengan tanda panah mengarah ke bagian luar pengunci mekanik.
Sumbat orange akan terkunci. Sumbat dengan bentuk persegi bisa dipasang
dengan arah yang berbeda-beda.
Prosedur Pelepasan Deutch connector
Prosedur pelepasan atau mencabut pin adalah sebagai berikut:
1) Cabut sumbat orange dengan tang buaya atau kabel yang
berbentuk kaitan untuk menarik sumbat keluar dari housing.
2) Untuk mencabut pin, tarik kabel ke belakang dan secara
3) bersamaan lepaskan pin dari penjepitnya dengan
menggunakan obeng.
4) Pegang seal belakang pada housing, karena mencabut dapat
membuatnya terlepas dari housing.
HARNESS TOOLS
q Agar wiring harness yang dibuat sesuai dengan spesifkasi
yang diharapkan, diperlukan alat-alat pendukung untuk membuat
harness:
1) Crimping Tool Special Deutsch Connector.
Deutsch crimper khusus digunakan untuk meng-crimp
deutsch connector.
Crimping Tool
q Crimping tool bisa digunakan untuk:
1) Meng-crimp terminal-terminal otomotif.
2) Memotong kabel
Heat gun
q Heat gun digunakan untuk memanaskan heatshrink agar heatshrink
menyusut mengikuti diameter tubing dan kabel.
Cable Ties Cutter.
q Komponen ini digunakan untuk memotong cable ties. Dengan
menggunakan cutter khusus untuk cable ties hasil potongan akan
lebih rapi dan proses pemotongannya akan lebih mudah.
Soldering Iron
q Soldering iron merupakan alat untuk memanaskan solder untuk
menyatukan dua komponen metal menjadi satu.
q Solder adalah paduan metal (metal alloy), dengan titik lebur
antara 180-190oC (360-370oF).
q Solder biasa digunakan untuk menyatukan dua kabel menjadi satu.
q Soldering iron terdiri dari metal yang dipanaskan dan terdapat
insulation pada bagian handle
PREVENTIVE MAINTENANCE
q Grease berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi pada
connector dan terminal.
q Grease diberikan pada saat konektor atau terminal akan
dipasang maupun pada saat periodical maintenance.
Grommet
q Setiap wiring harness yang melewati plat besi harus menggunakan
grommet, sehingga harness tidak lecet pada saat melewati
plat atau lubang besi.
Sistem lampu kepala
q Lampu kepala membungkus berkas cahaya untuk memberikan
kuat penerangan yang cukup pada arah yang di inginkan.
q Lampu kepala pada dasarnya bisa dibagi menjadi 2 :
1) Lampu kepala pijar
2) Lampu kepala dengan sealed beam
1) Lampu kepala dengan lampu pijar
q Suatu lampu kepala yang menggunakan filamen reflektor dan kaca bias
dirakit / dipasang terpisah. Kalau bohlam lampu rusak, dapat mengganti
bohlam lampunya saja.
2) Lampu kepala dengan sealed beam
q Suatu lampu kepala yang menggunakan filamen reflektor dan kaca bias
dirakit menjadi satu tidak bisa dibuka-buka. Kalau satu filamen rusak
semua unit perlu diganti.
Reflektor
q reflektor merupakan cermin cekung yang berbentuk parabola
fungsinya untuk memantulkan sinar lampu pijar, supaya sifat refleksi
cukup baik maka permukaan reflektor dilapisi dengan alumunium. hal
ini dilakukan dengan menguapkan pada bidang parabola.
Check electrical wiring
q Pastikan bahwa tidak terjadi kesalahan
kapasitas fuse yang digunakan. Periksa
electrical wiring dari kemungkinan
terdapat kabel yang tidak tersambung
atau short circuit. Periksa juga terminal
dari kemungkinan longgar dan
kencangkan komponen-komponen yang
longgar.
q Periksa secara khusus kabel baterai,
starting motor dan alternator. Saat
melakukan pemeriksaan keliling atau
pemeriksaan sebelum start, pastikan
1. Starting Switch tidak ada tumpukan material yang
2. Glow Switch mudah terbakar disekitar baterai dan
3. Horn Switch
4. Head Lamp Switch bersihkan jika ada.
5. Rear Lamp Switch
Check electrical wiring
Check horn sound
q Putar starting switch ke posisi ON.
Pastikan bunyi klakson langsung
terdengar begitu tombol klakson
ditekan.
q Jika klakson tidak berbunyi, segera
lakukan perbaikan.
Check that lamps light up
q Putar tombol starting switch ke posisi
ON. Pastikan lampu-lampu menyala,
ketika saklar (switch) untuk masing-
masng lampu di-ON-kan.
1. Starting Switch
q Jika terdapat lampu yang tidak
2. Glow Switch
3. Horn Switch menyala, segera lakukan perbaikan.
4. Head Lamp Switch
5. Rear Lamp Switch
Identifikasi control panel
Identifikasi control panel
Rangkaian Lampu Kepala / hight lamp sederhana
Rangkaian Lampu tanda belok / turn signal sederhana
Rangkaian system klakson / horn dengan relay
Rangkaian system lampu rem / brake lamp
Rangkaian system lampu mundur / reverse lamp
Penghapus / Pembersih Kaca
q Fungsinya untuk : membersihkan kaca mobil dari air dan kotoran yang
menempel pada kaca depan, belakang
Macam – macam gerakan lengan Penghapus / Pembersih Kaca
Wiring diagram Penghapus / Pembersih Kaca ( Wiper )

Kecepatan 1
putaran motor lambat, momen puntir besar
Aliran arus dari terminal 15 ----- 53d ----- 53 ----- sikat (posisi lurus)
dan massa 31
Kecepatan 2
putaran motor cepat, momen puntir lebih kecil
Aliran arus dari terminal 15 ----- 53d ----- 53b ----- sikat (posisi
miring) ----- massa
Kerja sakelar pemberhenti sama pada semua rangkaian
Pengatur waktu ( interval )
q Sakelar interval dipakai bila ada hujan gerimis kecil-kecil dan kita tidak memerlukan
penghapus kaca yang bergerak terus menerus.
q Semua sistem penghapus kaca yang memakai sakelar pemberhentian terakhir bias
dilengkapi dengan interval.
q Untuk itu kita memasang sebuah relai impuls pada rangkaian penghapus kaca, agar
penghapus kaca dapat bergerak secara periodik dengan selang waktu kira-kira 5 detik.

Relai impuls yang memberikan arus listrik secara periodik ke terminal 53, ada yang
elektronika ada juga dengan bimetal seperti pada pengedip (flasher)
Lengan penghapus kaca

1. Lengan penekan
2. Plat alur penahan
3. Bibir
4. Tepi pembersih
5. Kaca

q Bagian pembersih yang terdiri dari : tepi & bibir pembersih terbuat dari karet dan
ditahan oleh plat alur penahan agar karet tetap pada posisi lurus pada saat
lengan penekan bergerak.
q Lengan penekan dikonstruksikan bertingkat agar tepi pembersih dapat selalu
duduk dengan rapat sesuai dengan lengkungan kaca.
Simbol wiring electrical
Simbol wiring electrical
SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN
A. FATIGUE WARNING SYSTEM ( FWS )
q Fatigue Warning System (FWS) dirancang untuk mencegah dan menjaga operator
alat berat dari kelalaian dalam menjalankan alat berat.
q Dengan adanya Fatigue Warning System, operator tetap terjaga sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kelalaian operator.
q Meningkatkan produktivitas kerja
q Meningkatkan safety
Wiring Connections
1 RD Red Inhibit + VE
2 BK Black Ground
3 OR Orange Ignition Supply
4 GY Grey Reverse Input
5 YL Yellow Parking Brake
6 PK Pink Reset Switch
7 BU Blue Fatigue Pre Warning Indicator
8 GN Green Fatigue Warning Alarm
9 BN Brown Critical Incline Contoller Switch
10 BK/WH Black/White Critical Incline Controller Reset Switch
11 GN/WH Green/White Critical Incline Controller LED
12 WH White ECM Engine Shutdown
B. ROLL OVER SHUTDOWN
q Roll over shutdown umumnya digunakan untuk kondisi jalan yang tidak rata,
overloading, ban meletus dan kelebihan kecepatan di tikungan tajam.
q Ketika suatu alat berat terguling, sangat penting bagi alat berat untuk dilindungi
oleh system shutdown otomatis.
q Roll over shutdown didesign untuk mematikan engine pada saat alat berat
terguling, sehingga mengurangi resiko kerusakan pada engine.
q Dengan menggunakan penghubung dengan battery isolator sistem dapat
memutus system pembakaran engine dan system elektrikal kendaraan untuk
mengurangi resiko terjadinya kebakaran.
FUNGSI ROLL OVER SHUTDOWN
1)Mengurangi resiko kerusakan fatal pada engine dan sistem elektrikal
kendaraan.
2)Mengurangi resiko kebakaran.
3)Memberikan waktu kepada operator untuk bisa keluar dari unit dengan
aman.
4)Otomatis shutdown pada saat terguling.
5)Terhubung dengan battery isolator.
6)Aktif pada 45º ± 10º.
FUEL WARNING KIT
C. FUNGSI FUEL WARNING KIT
q Fuel warning kit digunakan untuk mendeteksi level bahan bakar di dalam
tangki kendaraan.
q Ketika fuel level rendah, LED akan menyala dan alarm akan berbunyi.
q Sensor level ini akan cocok untuk bahan bakar mesin diesel atau mesin
bensin. Perbedaan antara switch ini dengan float switch adalah design
yang ringkas dan resistansi yang tinggi untuk getaran.
KEGUNAAN DAN KEUNTUNGAN FUEL WARNING KIT
qMempunyai design yang ringkas.
qDapat memonitor level bahan bakar.
qTersedia dua pilihan voltage, yaitu 12/24 V.
qMencegah perawatan/perbaikan yang tidak dibutuhkan.
qMengurangi waktu downtime.
qMeningkatkan umur/lifetime mesin.
POWER DISTRIBUTION UNIT
q Power Distribution Unit digunakan sebagai terminal untuk
mengontrol semua optional devices (komponen tambahan).
q Keuntungan menggunakan komponen ini adalah untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada system electrical kendaraan jika terjadi
short pada salah satu optional devices.
q Hal ini dikarenakan PDU dilengkapi circuit breaker sebagai pemutus
arus jika terjadi short ataupun open circuit.
FUNGSI POWER DISTRIBUTION UNIT
1) Mencegah resiko kerusakan fatal pada electrical sistem kendaraan.
2) Jika salah satu sistem optional device terjadi short circuit, maka system
optional device yang lain tidak akan ikut rusak.
3) Sebagai terminal yang akan membagi daya ke sistem yang
membutuhkan.
4) Dilengkapi dengan circuit breaker yang peka terhadap arus lebih.
5) Terhubung dengan 15 circuit breaker sehingga akan
mengamankan 15 sistem lain.
IDLE TIMER
FUNGSI IDLE TIMER
q Idle timer berfungsi untuk menjaga putaran engine agar berada pada
kondisi idle pada saat engine akan shutdown.
q Idle timer sangat efektif untuk menekan biaya maintenance unit karena
komponen ini melindungi mesin diesel dan komponen turbo dari shutdown
engine yang mendadak tanpa waktu idle, sehingga umur engine dan
komponen turbo lebih awet.
q Idle timer juga sederhana dan mudah digunakan.
KEUNTUNGAN IDLE TIMER
qTerhubung dengan timer yang akan mengatur berapa lamanya engine
idle sebelum shutdown.
qTerhubung dengan shutdown switch yang akan memulai waktu hitung
timer.
qMencegah resiko kerusakan engine dan turbo dari shutdown tiba-
tiba.

Anda mungkin juga menyukai