Anda di halaman 1dari 29

BASIC MECHATRONIC

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 1
KOMPONEN MECHATRONIC
Thermistor
Themistor memiliki dua jenis , yaitu :
1. NTC ( Negative Temperature Coefficient ) thermistor
2. PTC ( Positive Temperature Coefficient ) thermistor.

Pada NTC thermistor, nilai resistansi dari thermistor akan menurun pada saat suhu meningkat,
sedangkan pada PTC Thermistor, nilai resistansinya akan meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu.
Thermistor digunakan untuk keperluan pendeteksian suhu suatu objek, misalnya suhu oli engine,
transmisi, axle dan lain-lain.
NTC dapat dimisalkan sebuah katup peka suhu seperti gambar di bawah ini. pada saat suhu
rendah, bahan peka suhu mengalami pengerutan, sehingga linkage akan tertarik dan menutup
valve sehingga aliran terhenti. Saat ini dikatakan hambatan alir pada pipa sangat tinggi. Saat suhu
mulai meningkat, bahan peka suhu akan mengembang ( memuai ) hingga piston akan bergerak
keluar dan menggerakkan linkage sehingga membuka valve secara proporsional. Saat ini
dikatakan hambatan alir pada pipa berkurang.
Percobaan :

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 2
Dioda

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang


memungkinkan arus listrik mengalir pada satu arah ( forward
bias) yaitu, dari arah anoda ke katoda, dan mencegah arus listrik
mengalir pada arah yag berlawanan\sebaliknya (reverse bias).
Dioda dapat diumpamakan sebuah katup satu arah ( check
valve), dimana aliran yang mungkin mengalir pada satu arah
saja.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 3
Aplikasi dioda

Dioda kita gunakan untuk keperluan tertentu, misalnya :


1. Mencegah “tertularnya” suatu rangkaian listrik akibat aktivitas rangkaian listrik yang lain.
2. Mencegah terjadinya gangguan atau kerusakan pada rangkaian elektronik yang sensitif , akibat timbulnya kejutan listrik yang
ditimbulkan oleh gaya gerak listrik balik ( back electromotive force).
3. Sirkuit logika.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 4
Aplikasi dioda (2) : sirkuit logika

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 5
Aplikasi dioda (3) : Pencegah kerusakan komponen elektronik

Relay tanpa dioda pelindung


Gambar di atas menunjukkan suatu rangkaian relay yang dikendalikan oleh sebuah transistor NPN. Pada relay tidak dilengkapi
dengan dioda pengaman. Pada saat switch dihubungkan, arus mengalur menuju basis transistor dan transistor ON. Relay akan
mendapat suplai listrk dan bekerja secara normal. Pada saat ini arus listrik yang mengalir di dalam kumparan relay akan diubah
menjadi garis gaya magnet pada inti besinya.
Saat kemudian switch diputuskan, transistor akan Off, dan relay kehilangan suplai listriknya. Saat ini garis gaya magnet yang
tersimpan pada inti besinya akan kembali diubah menjadi energi listrik sebagai akibat induksi diri ( self induction) dan terbangkit
listrik dengan tegangan sebesar banyaknya gulungan kumparan ( dapat mencapai 400 V ) dengan arah gerak seperti arah arus
sebelum switch diputuskan. Tegangan sebesar ini akan berusaha mengalir menembus transistor yang dalam keadaan off.
Akibatnya transistor akan rusak dan rangkaian tidak dapat bekerja kembali.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 6
Relay dengan dioda pelindung
Pada rangkaian di atas, relay dilengkapi dengan dioda pelindung yang dipasang secara panjar mundur ( reverse bias ). Saat switch
dihubungkan , arus mengalir melalui resistor menuju basis transistor dan transistor akan on dan relay akan mendapat suplai lisrik.
Arus yang mengalir di dalam kumparannya akan membentuk garis gaya magnet sebagai suatu bentuk energi.
Saat switch diputuskan, transistor akan off, dan relay kehilangan suplai listriknya. Pada saat ini garis gaya magnet akan
membangkitkan energi listrik dengan arah yang sama dengan arah arus listrik sebelum switch diputus, yang besarnya sama dengan
jumlah lilitan kumparan ( dapat mencapa 400 V). dengan adanya dioda , arus listrik tersebut akan mengalir pada dioda dan
membentuk lintasan pendek dan tidak perlu mengalir menembus transistor. Dengan begitu, transistor akan aman dari kerusakan.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 7
Aplikasi dioda (4) : penyearah arus/pengubah AC ke DC

Pada gambar di atas, diperlihatkan sebuah rangkaian konversi Pada fase kedua, titik B berubah menjadi titik keluarnya arus dan
tegangan dengan menggunakan transformator. Keluaran dari trafo titik A sebagai titik masuknya atau kembalinya arus dari rangkaian.
masih berbentuk tegangan bolak-balik (AC), untuk menyearahkan Agar arus listrik dapat mengalir ke lampu, arus listrik akan mengalir
arus yang mengalir keluar, dipasang empat buah dioda lewat D3 – lampu – D4 – titik A hingga membentuk lintasan
(D1,D2,D3,D4) yang akan bekerja berpasangan dan bergantian. tertutup. Dapat dlihat disini bahwa arus listrik yang mengalir ke
Pada fase pertama, titik A merupakan titik keluarnya arus dari dalam lampu menempuh arah yang tetap, yaitu dari arah kanan ke
kumparan (dapat dikatakan bernilai positif) dan titik B sebagai titik kiri. Disinilah terjadinya penyearahan arus listrik.
masuknya atau kembalinya arus dari rangkaian. Agar arus listrik
dapat mengalir ke dalam lampu, arus dari titik A akan melalui dioda
1 – lampu – dioda 2 – dan masuk ke titik B hingga membentuk
lintasan tertutup. Saat ini arus listrik yang mengalir ke dalam lampu
bergerak dari kanan ke kiri.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 8
Light Emitting Diode ( LED )
Light emitting diode merupakan suatu jenis dioda yang dapat memancarkan cahaya. Tegangan kerja dari LED adalah sekitar 1,6
V dan mengkonsumsi arus sebesar 10 mA. LED dapat dihubungkan baik dengan sumber listrik DC maupun AC, dimana bila
dihubungkan dengan sumber listrik AC, ia akan berkedip ( kecepatan kedip bergantung frekwensi sumber ). Agar LED dapat
dihubungkan dengan sumber listrik sebesar 12 V, pada rangkaiannya harus dipasang sebuah resistor secara seri, sekitar 10 kΩ.
LED banyak digunakan sebagai lampu indikator pada sirkuit elektronika, karena hanya mengkonsumsi daya yang kecil sehingga
tidak mengganggu kerja sistem.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 9
Zener diode
Zener diode merupakan suatu jenis diode yang memiliki sifat dioda hanya bila tegangan kerjanya (beda potensial diantara kedua
kakinya) belum melampaui tegangan tembusnya ( breakdown voltage ). Bila tegangan kerjanya melampaui tegangan tembusnya,
dioda ini akan kehilangan sifat ke-dioda-annya.
Zener diode dapat diibaratkan sebuah check valve dengan desain pada gambar di atas. Kedua saluran dilengkapi dengan bola
yang ditahan dengan dua buah spring dengan kekuatan yang berbeda. Spring A dibuat lebih kuat dibanding spring B. pada saat
pressure sistem rendah, oli hanya dapat mengalir dari anoda (A) ke katoda ( K ) ( karena spring B lemah). Oli tidak dapat mengalir
dengan arah kebalikan karena pressure belum cukup kuat untuk membuka spring A.
Saat pressure naik melebihi kekuatan spring A, spring A dapat terbuka dan memungkinkan oli dapat mengalir pada dua arah.
Saat pressure kembali turun, valve ini kembali hanya dapat mengalirkan oli hanya pada satu arah kembali.
Zener diode banyak digunakan pada rangkaian regulator tegangan pada alternator.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 10
Aplikasi zener diode : regulator pada Alternator
Pada rangkaian di samping, suplai arus rotor dikendalikan oleh
sepasang transistor NPN.
Zener diode yang dipasang memiliki tegangan tembus sebesar
14 V. melalui dua buah resistor R2 dan R3 , tegangan yang
keluar di antara kedua resistor distel pada setengah tegangan
baterai.
Pada saat tegangan pada baterai masih 24 V, maka tegangan
yang terbaca diantara R4 dan R5 adalah setengahnya, yaitu 12
V dan masih lebih rendah dari tegangan tembus zener, yaitu
14V.
Pada saat ini tidak ada arus yang menuju basis T2 dan T2 off.
Akibatnya arus dari R1 hanya dapat mengalir ke basis T1 dan
T1 On. Bila T1 On, maka rotor akan mendapat suplai arus listrik
dan timbul kemagnetan padanya.
Saat tegangan baterai mencapai 28 V, tegangan yang muncul di
antara kedua Resistor R4 dan R5 adalah 14 V, dan telah
mencapai tegangan tembus zener diode, maka ada sebagian
arus listrik yang mengalir ke kaki basis T2 hingga T2 on, saat ini
arus yang mengalir pada R1 akan cenderung mengalir ke massa
lewat T2 dan suplai arus listrik ke basis T1 terhenti. Saat ini
rotor tidak mendapat suplai listrik sehingga kehilangan
kemagnetan, dan proses pengisian baterai terhenti.
Ketika tegangan baterai kembali menurun akibat konsumsi arus
listrik dan tegangan yang terbaca di titik hubungan R4 dan R5
kurang dari 14 V, zener dioda akan kembali bersifat dioda, dan
menyetop aliran listrik yang menuju kaki basis T2. saat ini T2
akan Off dan menghentikan aliran arus dari R1 yang menuju
massa. Arus dari R1 kemudian kembali dialihkan ke kaki basis
T1 dan T1 On hingga memungkinkan adanya aliran arus listrik di
dalam kumparan rotor. Pengisian kembali berjalan.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 11
Persamaan konsep regulasi tegangan
A B

Gambar berikut menjelaskan cara kerja sistem regulasi pengisian baterai secara analogi hidrolik.
Pada gambar A, dalam keadaan sistem tidak bekerja.
Pada gambar B, pressure yang disuplai pada sistem masih rendah, katakanlah 24 Bar. Melalui orifice R2 dan R3 , pressure yang
terbangkit pada valve ZD hanya setengah dari pressure sistem, yaitu sebesar 12 Bar. Karena valve ZD didesain agar baru dapat
terbuka pada pressure 14 bar, saat ini tidak ada aliran menuju valve V2.
Valve V2 tetap pada posisi menutup dan oli hidrolik akan mengalir melalui R1 dan mendorong spool valve V1 hingga membuka.
Saat berikutnya, terjadi aliran oli melalui motor hidrolik dan motor hidrolik berputar.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 12
Persamaan konsep regulasi tegangan : saat pressure pada sistem mencapai 28 Bar
Pada gambar C, pada saat sistem memiliki pressure yang lebih
C
tinggi, yaitu 28 bar, pressure yang terbangkit pada titik di antara
R2 dan R3 akan meningkat, yaitu 14 bar. Pada saat valve ZD
akan mulai membuka dan memungkinkan sejumlah oli mengalir
masuk ke valve V2 untuk mendorong spoolnya hingga
membuka.
Bila valve V2 terbuka, aliran oli yang melalui restrictor R1 akan
langsung mengalir ke tangki, dan tidak terbangkit pressure untuk
mendorong valve V1 dan spool valve V1 akan kembali menutup
karena dorongan spring. Bila valve V1 menutup, tidak ada aliran
pada motor hidrolik, dan motor hidrolik akan berhenti bekerja.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 13
Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen listrik yang dapat menyimpan energi listrik dalam
jangka waktu tertentu. Dikatakan dalam jangka waktu tertentu karena walaupun
kapasitor diisi sejumlah muatan listrik, muatan tersebut akan habis setelah beberapa
saat, bergantung besarnya kapasitas kapasitor.
Besarnya kapasitas kapasitor diukur dalam satuan Farad. Dalam prakteknya ukuran ini
terlampau besar, sehingga digunakan satuan yang lebih kecil seperti microfarad (μF)
1 1
atau Farad, nanofarad (nF) atau Farad , dan pikofarad (pF)
1.000.000 1.000.000.000
1
atau Farad.
1.000.000.000.000

Kapasitor memiliki dua jenis :


1. Kapasitor polar
2. Kapasitor non polar
Pada kapasitor polar, adanya penentuan kutub-kutub kapasitor bila hendak
dihubungkan dengan suatu rangkaian, dan hanya bekerja pada tegangan DC.
Kapasitor polar memiliki kapasitas yang relatif besar, dengan kelipatan angka-angka : 1
; 2,2 ; 3,3 ; 4,7 ; 6,8 ; 10 ; 100 ; 1000 ; 10.000. dalam satuan microfarad.
Sedangkan kapasitor non-polar tidak memiliki kutub-kutub sehingga dapat dipasang
pada posisi terbalik pada rangkaian, serta dapat dihubungkan dengan tegangan AC.
Ukuran kapasitor non polar kebanyak relatif kecil, dengan satuan nanofarad dan
pikofarad.
Kapasitor memiliki tegangan kerja maksimum yang tertera pada label di housingnya.
Tegangan rangkaian listrik yang dihubungkan pada kapasitor tidak boleh melampaui
tegangan kerja maksimum kapasitor yang bersangkutan, karena akan menyebabkan
kerusakan permanen (bahkan pada beberapa kasus, terjadi ledakan). Tegangan kerja
maksimum ini berkisar : 10V, 25V, 35V, 50V, 100V untuk kapasitor polar dan 250V
sampai 750V untuk kapasitor non-polar.
Dua ketentuan praktis :
1. Kapasitor yang kosong muatan bertindak seolah-olah konduktor (penghantar).
2. Kapasitor yang penuh muatan bertndak seolah-olah isolator.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 14
Prinsip Kapasitor
Kapasitor dapat diibaratkan Pada saat kekutan hisap dan
sebuah tabung yang berisi dorong pompa tidak dapat lagi
sebuah piston yang disangga menekan piston ke kiri
oleh dua buah spring pada melawan spring, saat ini aliran
arah berlawanan satu sama oli terhenti dan dikatakan
lain. bahwa tabung telah mencapai
Beberapa ketentuan : kondisi stabil akhir-nya.
1. Volume silinder dapat Hal ini mengibaratkan
mengibaratkan kapasitor yang dihubungkan
kapasitas kapasitor. dengan baterai yang tegangan
2. Pressure maksimum di antara kedua kakinya telah
yang diperbolehkan sama dengan tegangan
mengibaratkan baterai. Pada saat itu , tidak
tegangan kerja terjadi lagi pengisian dan tidak
maksimum. ada lagi aliran listrik pada
kabel.
Bila tabung tersebut Dapat dikatakan, kapasitor
dihubungkan dengan sebuah yang telah tersisi atau
pompa hidrolik, dan padanya bermuatan penuh, bertindak
diisi sejumlah oli, maka oli sebagai isolator, karena idak
akan dihisap oleh pompa dari ada arus listrik yang dapat
sisi kiri dan dipompakan keluar Pada saat kapasitor dalam mengalir padanya. Dengan
ke sisi kanan. Akibatnya terjadi keadaan kosong, dan kata lain, telah menyumbat.
kevakuman di ruang kiri dan dihubungkan dengan baterai,
kelebihan oli di ruang kanan. terjadi aliran listrik di sepanjang
Hal ini menyebabkan piston kabel.
terdorong ke kiri melawan Dapat dikatakan, kapasitor
spring ke sebelah kiri. Pada yang kosong bertindak sebagai
proses pengisian ini, terjadi konduktor karena arus listrik
aliran oli di sepanjang pipa. dapat mengalir padanya.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 15
Prinsip Kapasitor (2)
Pada gambar di samping, Setelah oli pada kedua ruang
tabung yang telah memiliki telah seimbang dan tidak ada
energi potensial spring lagi regangan spring, piston
didalamnya, bila kedua akan kembali di posisi tengah
lubangnya dihubungkan (netral) dan aliran oli terhenti.
dengan pipa, maka spring yang Dikatakan saat ini tabung tidak
dalam keadaan tertekan akan memiliki muatan lagi atau
mendorong piston untuk kosong muatan.
kembali ke posisi tengah, yang Kondisi ini juga tejadi pada
otomatis akan mendorong oli kapasitor yang telah
pada ruang kanan kembali ke dikosongkan muatannya akibat
ruang kiri dengan suatu hubungan kedua kakinya.
tenaga. Setelah muatan atau energi
Hal ini juga terjadi pada listrik di dalam kapasitor habis,
kapasitor yang telah berisi tidak ada lagi aliran listrik yang
muatan listrik, bila kedua kaki mengalir, dan dikatakan
kapasitor dihubungkan , maka kapasitor dalam keadaan
akan timbul aliran listrik yang kosong muatan.
terkadang menimbulkan
percikan api.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 16
Aplikasi kapasitor ( penstabil tegangan )
Pada komponen penstabil tegangan, kapasitor dipasang secara
paralel dengan keluaran dari sumber listrik. saat tegangan
sumber listrik tinggi (mencapai peak voltage), sebagian energi
listrik disimpan di dalam kapasitor sehingga lonjakan tegangan
terkurangi, dan bila tegangan sumber menurun, energi lsitrik di
dalam kapasitor dikeluarkan untuk menaikkan kembali tegangan
sehingga penurunan tegangan tidak drastis.
Gelombang listrik DC yang dihasilkan menjadi lebih stabil,
seperti ditampilkan pada garis lengkung merah pada gambar.
Makin besar kapasitas kapasitor, makin stabil tegangan keluaran
yang terbangkit.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 17
Aplikasi kapasitor : penundaan
Pada rangkaian pewaktu, muatan listrik dalam kapasitor
dikosongkan sedikit-demi sedikit untuk memungkinkan suatu
komponen tetap bekerja dalam jangka waktu tertentu.
Pada gambar A, SW1 off, dimana tidak ada arus untuk basis Tr.
Tr pun akan off bersama-sama dengan relay. Motor tidak
berputar.
Pada gambar B, SW1 dihubungkan sesaat, saat ini arus dari
baterai sebagian mengalir menuju basis Tr dan sebagian untuk
mengisi muatan kapasitor C. Tr kemudian akan On dan relay
bekerja, kontaknya menutup dan motor akan berputar.
Saat SW1 dilepas (gambar C), suplai dari SW1 terhenti untuk
arus basis Tr, namun saat ini muatan kapasitor dilepaskan untuk A
mensuplai arus basis ke transistor untuk beberapa waktu. Maka
motor akan tetap bekerja hingga muatan di dalam kapasitor
habis. Lama waktu tunda tersebut bergantung kapasitas
kapasitor. Makin besar kapasitasnya, makin lama waktu tunda
yang terjadi, dan begitu pula sebaliknya.

B C

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 18
Aplikasi Kapasitor ( peredam kejutan listrik )

1 2
Pada rangkaian peredam kejutan listrik, kapasitor akan menampung sebagian muatan listrik yang disuplaikan ke suatu komponen
listrik agar komponen yang bersangkutan tidak langsung menerima energi listrik dengan tegangan yang tinggi.
Pada rangkaian, bila switch SW dihubungkan, arus akan mengalir menuju kumparan relay dan kapasitor. Karena kapasitor dalam
keadaan kosong, sebagian besar arus akan mengisi terlebih dahulu kapasitor, berangsur-angsur mulai mengalir ke kumparan relay
seiring makin penuhnya kapasitor. Saat kapasitor telah terisi penuh, seluruh arus akan mengalir ke kumparan relay dan relay mulai
bekerja optimal. Adanya kapasitor memungkinkan arus yang masuk ke kumparan relay membesar secara bertahap.
Saat switch SW diputus, relay tidak langsung kehilangan arus suplainya, karena muatan kapasitor dilepas untuk mensuplai ke
kumparan relay hingga muatannya habis.
Hal ini dapat dianalogikan seperti gambar 2. aliran oli dari pompa yang dihubungkan ke suatu silinder kerja, sebelumnya akan
mengisi dahulu sebuah shock reducer. Flow oli terpecah ke shock reducer dan ke dalam silinder kerja. Flow maksimum baru akan
terjadi ketika piston di dalam shock reducer telah terdorong maksimum ke bawah melawan spring dan tidak ada lagi gerakan. Tidak
terkonsentrasinya flow oli menyebabkan kejutan pada slinder kerja dapat dikurangi.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 19
Transistor
Transistor merupakan kependekan dari Transfer Resistor,
atau suatu komponen elektronika yang dapat mengalirkan atau
memutuskan aliran arus yang besar dengan pengendalian arus
listrik yang relatif sangat kecil, dengan mengubah resistansi
lintasannya.
Kemampuannya tersebut hampir sama dengan relay, namun
transistor memiliki kelebihan lain yaitu :
1. Arus pengendali pada transistor jauh lebih kecil sehingga
lebih mudah mengendalikannya.
2. Transistor tidak menggunakan kontak mekanis, sehingga
tidak menimbulkan percikan api dan lebih tahan lama.
3. Ukuran transistor relatif lebih kecil dan kompak dibanding
relay.
4. dapat bekerja pada tegangan kerja yang bervariasi. bentuk fisik transistor
Kelemahan transistor :
1. Kesalahan penghubungan kaki transistor akan berakibat
kerusakan permanen.
2. Panas yang dihasilkan pada transistor lebih besar sehingga
bila tidak diberi pendinginan yang cukup, akan
memperpendek usia transistor.
Transistor terdiri dari jenis :
1. Tipe NPN
2. Tipe PNP
Simbol dari keduanya dapat dilihat dari gambar di samping.
Untuk menentukan apakah suatu transistor adalah NPN atau
PNP tidak dapat secara fisik. Kita dapat melihat dari kode dan lambang transistor
mencocokkannya dengan Transistor handbook.
Pada transistor terdapat dua aliran arus lsitrik, yaitu arus dari
kaki Basis ke Emitor ( atau sebaliknya ) yaitu IB-E dan arus yang
mengalir dari Kolektor ke Emitor ( atau sebaliknya ) yaitu IC-E.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 20
Sensor
Sensor berguna untuk mengindera
parameter-parameter (besaran-besaran) vital
dari suatu objek pengendalian
(engine,transmisi), mengubahnya menjadi
sinyal listrik yang kemudian akan dikirim ke
ECU (Electronic Control Unit) sebagai
informasi untuk diolah lebih lanjut. Parameter-
parameter tersebut meliputi :
1. Suhu
2. Tekanan (pressure)
3. Posisi
4. Level
5. Kecepatan (speed)
6. Kandungan/konsentrasi zat
terkandung.
7. Tegangan logam (tension)
8. Getaran (knocking)

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 21
Pressure sensor
Pressure sensor dilengkapi dengan silicone chip yang bertugas
mengubah besaran tekanan menjadi besaran resistansi di dalam
bahannya. Silicone chip ini dipasangkan diantara dua ruangan
berbeda tekanan, yaitu ruangan tempat terjadinya fluktuasi
pressure dan ruangan yang bertekanan absolut (tetap). Bila
pressure di ruangan yang diukur lebih tinggi dari ruangan
absolut, silicone chip akan melengkung dan menyebabkan
panjangnya berubah. Karena resistansi berbanding lurus dengan
panjang penghantar, maka saat ini nilai resistansi silicone chip
tersebut bertambah.
Karena perubahan resistansi ini kemudian diubah menjadi
perubahan besaran tegangan (voltage) maka harus diperkuat
menggunakan rangkaian penguat mula (pre-amplifier). Tujuan
pemasangan pre-amplifier menyatu (integrated) dengan silicone
chip adalah untuk mencegah kehilangan tegangan sinyal karena
sangat kecilnya perubahan tegangan yang terjadi.
Kelengkungan dari silicone chip ini berbanding lurus dengan
besarnya pressure yang terjadi, sehingga berdampak pula pada
perubahan tegangan yang dikirimkan oleh pressure sensor.
Untuk itu pressure sensor dilengkapi dengan tiga pin, yaitu (+),(-)
dan SIGNAL.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 22
Pressure switch
Terdapat perbedaan antara pressure sensor dengan pressure
switch. Pressure sensor mengirimkan sinyal berupa tegangan
(voltage) yang berfluktuasi, sehingga setiap perubahan pada
pressure dapat dideteksi, sedangkan pressure switch hanya
mengirimkan sinyal ON dan OFF saja.
Pressure switch memiliki membran (diaphragm ) yang salah satu
sisinya terhubung dengan ruang bertekanan. Bila tekanan
(pressure) belum cukup untuk melengkungkan membran, kontak
dalam keadaan OFF. Bila tekanan telah cukup kuat, kontak akan
terhubung. Fluktuasi tekanan tidak dapat dideteksi oleh pressure
switch, biasanya hanya digunakan untuk menginformasikan
apakah suatu sistem telah mencapai pressure kerjanya atau
belum.

Temperature sensor
Temperature sensor menggunakan bahan semikonduktor yang
terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) yang peka suhu. Bila
bahan tersebut mengalami pemanasan, konduktivitasnya
meningkat, atau dengan kata lain, resistansinya menurun. Dan
saat mengalami pendinginan, konduktivitasnya menurun atau
resistansinya meningkat ( untuk tipe NTC = Negative
Temperature coefficient, dan sebaliknya pada PTC = Positie
Teperatuer coefficient). Perubahan resistansi ini kemudian diolah
ECU dengan memperbandingkan dengan resistansi patokan
untuk menentukan pekerjaan apa yang harus dikerjakan pada
suhu tertentu (menaikkan RPM hydraulic fan saat suhu engine
mencapai suhu kerjanya).

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 23
Position sensor

Position sensor digunakan untuk memberikan informasi ke terhubung dengan housing dari toothed gear. Kumparan pick-up
ECU mengenai posisi dari suatu shaft yang bergerak, dihubungkan keluar dengan kabel. Terdapat celah sempit antara
seperti pada camshaft pada engine D12C, atau shaft dari ujung inti besi dengan gigi dari toothed gear.
stepper motor. Terdapat beberapa desain dari position Mengenai prinsip kerja induksi listrik, akan dibahas pada bahasan
sensor : speed sensor. Tiap-tiap ujung dari toothed gear akan membangkitkan
1. Menggunakan slitted disc dan photodiode satu pulsa tegangan yang akan digunakan oleh ECU untuk
2. Menggunakan toothed gear dan induction sensor menentukan solenoid valve silinder engine yang akan dikontrol.
3. Menggunakan rotary variable resistor Jumlah dari gigi adalah sejumlah silinder ditambah satu sebagai
Disini hanya akan dibahas prinsip kerja dari toothed gear patokan bagi ECU untuk mengetahui pulsa dari silinder pertama.
dan induction sensor. Pada gambar 1, position sensor Jarak pulsa yang lebih dekat antara pulsa silinder 6 dengan pulsa
disusun dari sebatang inti besi yang dipasang ditengah- reset menginformasikan bahwa seluruh silinder telah menjalani
tengah kumparan pick-up. Di bagian atas inti besi siklusnya.
dipasangkan magnet batang dengan ujung kutub yang satu Pulsa reset berguna bagi ECU saat engine mulai dihidupkan. Posisi
(S) menempel dengan inti besi dan ujung kutub lain kelengkapan engine mulai bergerak di sebarang posisi yang sulit
diketahui oleh ECU tanpa informasi dimana posisi silinder 1 berada.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 24
Speed sensor

Gaya magnet merambat dengan baik pada bahan logam yang mudah
dirambatkan kemagnetan (Ferromagnetik). Housing, shaft serta gear terbuat
dari bahan tersebut. untuk membentuk lintasan gaya magnet dari kutub Utara
ke kutub Selatan dari magnet permanen, garis gaya harus melalui medium
housing, shaft dan gear ditambah celah udara antara inti besi dengan gear.
Makin kecil celah udara tersebut, makin kuat gaya magnet yang terbentuk.
Pada gambar 1, gear pada posisi dimana gap atau celah udara besar (karena
gaya magnet menurun dan menimbulkan Gaya
gear sedang berputar). Hal ini menyebabkan lemahnya gaya magnet yang
Gerak Listrik dengan arah berlawanan. Denyutan
terbentuk.
tegangan ini kemudian diumpankan ke ECU dan
Saat gigi dari gear mendekati ujung inti besi, gaya magnet menguat, termasuk
ECU akan memprosesnya sebagai berikut :
di dalam inti besi. Ikut menjadi magnetnya suatu benda akibat terkena garis
gaya magnet dari suatu magnet disebut induksi magnet. Karena inti besi dililit
kumparan induksi, perubahan kekuatan gaya magnet ini menyebabkan
timbulnya Gaya Gerak Listrik (GGL) di dalam kumparan yang mencapai
puncaknya ketika celah (gap) mencapai nilai minimum. Saat berikutnya, gigi
gear akan kembali menjauh dan menimbulkan gap yang besar. Kekuatan

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 25
Microprocessor

Microprocessor merupakan otak dari Electronic control unit Di dalam ECU, microprocessor bekerja sama dengan komponen
(ECU). Terdiri dari rangkaian-rangkaian transistor yang kompleks lain seperti Analog to Digital (A/D) converter, signal atau pre-
yang dapat menangani pengolahan sinyal yang diterima dari amplifier serta power amplifier.
sensor-sensor A/D converter merupakan IC (integrated circuit) yang dapat
Microprocessor menentukan tindakan apa yang perlu diambil mengubah sinyal analog (gelombang listrik) menjadi sinyal
berdasarkan masukan aktual dari sensor dan diperbandingkan digital. Harga sinyal analog dapat bervariasi sedangkan sinyal
dengan data yang tersimpan di memorynya (merupakan ‘bekal’ digital hanya memiliki dua nilai, tinggi/high/on bernilai 5 V dan
dari pabrik pembuat). Microprocessor hanya bekerja dengan rendah/low/off bernilai 0V.
sinyal-sinyal digital, dimana denyut kecepatan prosesnya Signal/pre-amplifier (misalnya : IC LM741) bertugas memperkuat
ditentukan dari pembangkit denyut (seperti jantung) yang disebut sinyal-sinyal listrik yang sangat lemah yang dihasilkan sensor
Clock. Makin tinggi nilai clock, makin cepat reaksi tertentu, seperti Intake air pressure sensor, agar sinyal tersebut
microprocessor bekerja, sehingga makin banyak tindakan yang dapat diproses lebih lanjut oleh microprocessor.
terselesaikan tiap detiknya.
Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 26
Sebagai acuan bagi microprocessor dalam ‘mengambil Data yang tersimpan dalam RAM akan hilang bila RAM tidak
keputusan’, ECU dilengkapi dengan memory. Terdapat beberapa mendapat suplai listrik (reset).
jenis memory : PROM : Programmable Read-Only Memory : yaitu memory
ROM : Read-Only Memory : yaitu memory yang berisi data yang berisi data yang dapat diubah-ubah nilainya dalam jangkah
yang telah baku yang diisikan oleh pabrik pembuat ECU. ROM tertentu yang telah disediakan, misalkan pengubahan unit
menyimpan data-data spesifikasi pabrik yang akan tetap satuan. Data yang tersimpan dalam PROM akan tetap tersimpan
tersimpan walaupun ROM tidak mendapat suplai listrik (kunci walau PROM tidak mendapat suplai listrik.
kontak dan master switch off).
RAM : Random-Access Memory : yaitu memory yang berisi
data temporer yang dituliskan oleh ECU selama ECU bekerja.
Data tersebut disimpan oleh ECU untuk keperluan penyimpanan
error Dan nilai-nilai (parameter) tertentu yang selalu aktual.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 27
Pengolahan informasi
Microprocessor memproses informasi dan memutuskan
tindakan yang tepat sesuai program yang telah ditentukan oleh
pabrik. Untuk dapat mengambil keputusan , microprocessor
harus menerima informasi dari berbagai sensor. Microprocessor
tidak selalu dapat memproses informasi tersebut dengan segera,
untuk itu informasi tersebut disimpan sementara di dalam RAM
dalam address-address tertentu. Untuk membaca informasi dari
RAM, microprocessor menentukan terlebih dahulu lokasi
address dimana informasi yang diinginkan disimpan, dan
melakukan permintaan. Untuk memproses informasi,
microprocessor membaca semua masukan dari sensor-sensor,
mengambil nilainya – dan sesuai program, memerintahkan
aktuator atau instrument display untuk melakukan tugasnya.
Microprocessor juga menguji masukan-masukan untuk
memastikan bahwa sirkuit pengirim data tersebut bekerja
dengan normal. Ia telah diprogram agar dapat mengenali
masukan data dengan mengetahui jangkah (range)/kisaran
tegangan listrik yang normal. Jika nilai dari infomasi tersebut
diluar range, microprocessor akan menduga adanya masalah
pada sensor dan sirkuit yang bersangkutan, lalu mengirim sinyal Closed loop merupakan loop yang komplit. Dilengkapi dengan
gangguan (error code) ke instrument display. Microprocessor sensor feedback yang akan ‘memata-matai’ pelaksanaan
juga selalu melaksanakan POST (power on self test) setiap pekerjaan yang diperintahkan microprocessor kepada suatu
memulai kerjanya. aktuator.
Microprocessor menggunakan control loop untuk menghasilkan Open loop hanya digunakan saat objek pengendalian (engine,
suatu proses yang cepat, otomatis dan akurat. Control loop transmisi) dalam keadaan belum memenuhi kondisi kerja
adalah suatu siklus dimana proses dapat dikontrol oleh masukan optimum, seperti suhu kerja belum tercapai. Pada saat ini sensor
input, pengolahan data, dan keluaran (output) dari perintah feedback belum dapat menghasilkan informasi pemantauan
tertentu untuk mengendalikan suatu perangkat aktuator. yang akurat (juga disebabkan karena sensor-sensor tertentu
Terdapat dua loop yang digunakan, yaitu open loop dan closed belum siap bekerja).
loop.

Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 28
Rev/01/dkcmi/tc/ey/12/07 29

Anda mungkin juga menyukai