Anda di halaman 1dari 27

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, pertambangan batu bara merupakan salah satu
sector yang terbesar di Indonesia dan berperan meningkatkan sistem
perekonomiaan di Indonesia. Kekayaan alam yang begitu banyak harus bisa
dikelola oleh pemerintah dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
PT. Altrak 1978 adalah perusahaan swasta yang berada dibawah naungan
Central Cipta Murdaya (CCM) Group, berkantor pusat di Jakarta. PT. Altrak 1978
cabang Balikpapan merupakan salah satu dari 32 cabang PT. Altrak 1978 yang
tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang
penjualan alat-alat berat dan suku cadang untuk keperluan industry pertambangan,
kelautan, konstruksi, dan pertanian. PT. Altrak 1978 cabang Balikpapan
merupakan distributor dari berbagai merek Engine dan alat berat terkemuka
seperti Cummins, New Holland, JCB, Kawasaki, dan lainnya termasuk berbagai
suku cadang mesin dan alat- alat berat.
Kantor pusat PT. Altrak 1978 cabang Balikpapan Jl. Jend. Sudirman
No.838, Balikpapan adalah sekaligus merupakan lokasi pusat kegiatan operasional
perusahaan seperti penjualan, servis dan Rebuild Center.
Sebagai distributor Engine penunjang operasional tambang PT. Altrak
1978, mengandalkan salah satu produk Engine milik Cummins yaitu Engine KTA
50 untuk Hydraulic Excavator yang bagi industri pertambangan mempunyai
peranan sangat vital yaitu sebagai penggerak utama alat produksi tambang.

2

Saat penulis melakukan OJT (On The Job Training) di PT. Altrak 1978 RC
Balikpapan, penulis menemukan masalah yang terjadi pada Engine KTA50-C ESN
33136389 yang di Install di Liebherr R996 Hydraulic Excavator, unit# S-406
dengan permasalahan coolant loss both upper press fit &cylinder liner # 6 LB, ini
disebabkan karena failed parts the engine yang out of spec sehingga terjadi water
leaking due to cylinder liner upper press fit no. 6LB dan penulis mengambil judul
Analisis Penyebab Coolant leak Both Upper press Fit & Cylinder Liner pada
Engine KTA 50 . Dan dari data engine yang masuk ke PT. Altrak 1978 RC
Balikpapan selama bulan Juli November ditemukan bahwa untuk masalah
Engine Coolant Leaks masih tergolong jarang terjadi selama 5 bulan melakukan
OJT di PT. Altrak 1978 RC Balikpapan dan hal ini juga yang membuat penulis
tertarik untuk melakukan analisis lanjutan tentang Penyebab Coolant leak Both
Upper press Fit & Cylinder Liner pada Engine KTA 50.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terjadi dalam analisis ini ialah:
1. Apa faktor penyebab Coolant leak Both Upper press Fit & Cylinder
Liner ?
2. Bagaimana cara meminimalisir penyebab Coolant leak Both Upper
press Fit & Cylinder Liner ?
0
1
2
3
4
5
6
7
8
July August Septembr October November
Engine Schedule O/H
Engine Noise
Engine Coolant Leaks

3
1.3 Batasan masalah
Agar tidak meluasnya pembahasan maka dalam penyusunan tugas akhir ini
penulis membatasi permasalahan, hanya membahas tentang Coolant System dan
Tidak Melakukan Pengujian Bahan di Laboratorium Pengujian Bahan.
1.4 Tujuan Penulisan Tugas Akhir
Pada bagian penulisan Tugas Akhir ini, ada beberapa tujuan yang ingin
disampaikan penulis. Selain sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Diploma
(D3) dari Institusi, adapun tujuan tujuan khusus lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui permasalahan yang sering terjadi pada Coolant
Sytem Engine.
2. Untuk mengetahui penanganan yang dilakukan ketika Coolant
System Engine Bermasalah.
3. Menerapkan dan membandingkan antara teori yang diterima di
bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

1.5 Manfaat Penulisan Tugas Akhir
Di dalam penelitian yang dibukukan didalam Tugas Akhir (TA) ini penulis
berharap ketika TA ini selesai dapat memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Agar pembaca dapat mengatasi masalah failed parts the engine
yang out of spec sehingga terjadi water leaking due to cylinder
liner upper press fit no. 6LB.
2. Menambah dan memperluas wawasan penulis dalam bidang
Cooling System, terutama dalam komponen komponen yang
berhubungan dengan Cooling System Engine.
3. Sebagai bahan refrensi untuk perusahaan dalam mengatasi
kebocoran di Cooling System Engine.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari tugas akhir ini,
maka penulis menyusun tugas akhir ini menjadi lima bab. Berikut ini adalah
penjelasan tentang isi dari bab-bab yang ada dalam tugas akhir ini.

4
Bab 1 Pendahuluan
Berisi Pendahuluan yang mencakup tentang Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, serta
Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori
Berisi Landasan Teori yang digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan
Tugas akhirnya.
Bab III Metodologi Penelitian
Berisi Metodologi Penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data
yang terkait dengan Tugas Akhir yang diangkat.
Bab IV Pembahasan
Memuat tentang pembahasan masalah dan analisa kerusakan dari Karya
yang di angkat.
Bab V Kesimpulan & Saran
Memuat Kesimpulan dan saran penulis atas analisa kerusakan dari karya
yang di angkat.
Lampiran
Daftar Pustaka











5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Engine KTA 50 Cummins

Gambar 2.1 Engine KTA 50
Engine (mesin) adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk
merubah energi panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak..
Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Cummins biasa digunakan
sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine,
genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri.
Engine KTA 50 mempunyai arti :
o K : Series Engine
o T : Turbo
o A : After Cooled
o 50 :50 liter total displacement
Tabel 2.1 Arti Kode Engine KTA 50




6
Engine Specification
General Specifications

Engine Type Cummins KTA50 V-16, Four-Stroke Diesel
Bore 159 mm
Stroke 159 mm
Displacement 50.3 L
Aspiration Turbocharged and Aftercooled
Governor Electronically Actuated Mechanical Governor
Weight w/o Radiator 29,500 lb (13,381 kg)
Lube Oil Capacity 72 gal (273 liters)
Engine Specifications
Engine Manufacturer Cummins Inc.
Model KTA50-DR1750
Design Four-Stroke, V-Block, Turbocharged and
Aftercooled
Cylinder Block Configuration Cast Iron, 60 V, 16-Cylinder
Aspiration Turbocharged and Low-Temperature Aftercooled
Gross Engine Power Output 1750 hp (1306 kWm)
Displacement 50.3 liter (3,087 in3)
Injection System Cummins PT Fuel System
Engine Speed 1500 rpm

Tabel 2.2 Spesifikasi Engine KTA 50

2.1.1. Engine Diesel
Secara singkat prinsip kerja motor diesel 4 tak adalah sebagai berikut:
a. Langkah Isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Udara diisap
melalui katup isap sedangkan katup buang tertutup.
b. Langkah Kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan
memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang
tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik.

7
c. Langkah Usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel
bahan bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara
bertekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini
torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung
bertahap.
d. Langkah Buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup
isap tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong
keluar.






Gambar 2.2 Engine KTA 50
2.1.1.1. Komponen-komponen Engine Diesel
Komponen-komponen engine Diesel tidak berbeda jauh dengan komponen
mesin bensin. Kumpulan dari komponen-komponen (elemen) tersebut membentuk
satu kesatuan dan saling bekerja sama disebut dengan engine. Engine tersebut
akan bekerja dan menghasilkan tenaga dari proses pembakaran kemudian
mengubahnya menjadi energi gerak serta mengubah gerak lurus piston menjadi
gerak putar. Engine merupakan bagian utama untuk penggerek dalam rangkaian
kendaraan. Sebagian besar dari kendaraan menggunakan model pembakaran
dalam (Combussion Engine). Pada model tersebut proses pembakaran terjadi
didalam silinder. Pada siklus kerja pembakaran, setelah didapat udara untuk
dimampatkan dalam silinder oleh piston, bahan bakar (solar) disemprotkan
kedalam silinder dengan menggunakan Fuel Injector, maka terjadilah proses
pembakaran dan ekspansi dari proses tersebut menghasilkan tenaga. Dalam

8
rangkaian mesin terdapat beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan
untuk menghasilkan tenaga. Komponen-komponen tersebut adalah :








Gambar 2.3. Komponen Engine diesel
1. Crankcase 10. Water pump 19. Cylinder head gasket
2. Oil pump 11. Thermostats housing 20. Cylinder block
3. Damper 12. Piston pin 21. Rear sheet
4. Crankshaft 13. Connecting rod 22. Flywheel Pulley
5. Fan driving 14. Piston 23. CounterweightBelt
6. Timing 15. Cylinder sleeve 24. Covergearing cover
7. Tensioning 16. Cap hood 25. Crank shaft jockey
8. Alternator 17. Cylinder head cover 26. Piston cooling
9. Fan 18. Cylinder head 27. Oil pick up/Strainer

9


















Gambar 2.4 Engine
1. Camshaft 10.Split cones
2. Tappet 11. Inner spring
3. Valve 12. Outer spring
4. Valve guiding bush 13. Sub-port
5. Push rod 14. Injector
6. Turbocharger 15. Fuel pump
7. Rocker arm 16. Fuel pump booster
8. Roller 17. Plug for bleeding air from feul
9. Pump Spring retainer 18. Sealling solar
2.1.1.2. Crankshaft
(Kruk as/poros engkol) biasanya terbuat dari steel forging (baja yang
ditempa). Besi cor nodular juga dapat dipakai sebagai bahan crankshaft pada
mesin-mesin tugas ringan. Crankshaft dipasang pada blok mesin dan disangga

10
oleh main bearing. Jumlah main bearing maksimum adalah jumlah silinder + 1.
Crankshaft memiliki poros-poros eksentrik, yang biasa disebut crank throw.
Crankcase (ruangan crankshaft) tertutup rapat pada bagian bawahnya oleh oil pan
(karter) yang biasa terbuat dari aluminum cor atau plat baja yang dipress. Oil pan
berfungsi sebagai penampung oli untuk sistem pelumasan.
2.1.1.3 Piston (torak)
Terbuat dari paduan aluminium, sedangkan pada mesin-mesin besar
berkecepatan rendah biasanya terbuat dari besi cor. Piston berfungsi sebagai
penyekat silinder sekaligus mentransmisikan tekanan gas hasil pembakaran ke
crank throw dengan perantaraan connecting rod. Connecting rod biasanya terbuat
dari baja atau material paduan lainnya (aluminium, titanium, dll).
2.1.1.4. Cylinder head (kepala silinder)
Berfungsi untuk menutup silinder, dan terbuat dari paduan aluminium
atau besi cor. Cylinder head harus kuat dan kaku sehingga gaya-gaya dari gas
hasil pembakaran yang beraksi ke cylinder head dapat didistribusikan secara
merata ke blok mesin. Komponen-komponen cylinder head terdiri dari busi (untuk
motor bensin) atau fuel injector (untuk motor diesel) dan komponen-komponen
mekanisme katup. Cylinder Head memiliki 2 tipe , yaitu: Solid Type dan
Independent Type
1. Solid tipe
Umumnya dipakai pada Cummins engine, jadi untuk satu silinder hanya dipakai
satu blok cylinder head.











Gambar 2.5 Kepala Silinder Solid Tipe


11
2. I ndependent Tipe
Tipe ini umumnya dipakai pada Komatsu engine, jadi untuk seluruh silinder
misalnya 1 buah silinder dipakai 1 buah cylinder head.






Gambar 2.6 Kepala Silinder Segmen Tipe
2.1.1.5. Connecting Rod
Connecting rod menerima gerak reciprocating dari piston dan diteruskan
ke crankshaft untuk dirubah menjadi gerak putar. Connecting rod harus kuat
menahan tekanan kompresi, tekanan pembakaran, tegangan beban yang berulang-
ulang dan beban bengkok yang disebabkan inertia dari piston dan connecting rod
pada putaran tinggi. untuk memenuhi kebutuhan diatas, connecting rod dibuat dari
baja tempa spesial dan mempunyai kekuatan spesial dalam batas kelelahan
material. Saat memasang connecting rod hatihati jangan sampai terdapat guratan
(cacat) khusus pada daerah melintang atau daerah lekukan connecting rod, karena
connecting rod selalu bekerja berat, beban yang berulang ulang dan konsentrasi
stress menyebabkan connecting rod mudah rusak.







12
2.1.1.6. Cylinder Liner
Gambar 2.7 Cylinder Liner
Cylinder liner dibuat dari cor campuran besi baja dan molybdenum untuk
mendapatkan kekerasan yang tinggi. Permukaan bagian dalam setiap liner
dikeraskan secara induksi, lalu di-honing dalam bentuk garis saling silang (cross-
hatched) untuk membantu pengaturan oli. O-ring digunakan untuk menyekat
bagian bawah liner dengan ruangan air pendingin pada block. Liner band pada
liner digunakan sebagai penyekat bagian atas liner. Engine block yang kaku dan
keras ini memungkinkan seal-seal ini tetap duduk untuk memberikan penyekatan
yang baik. Kegunaan liner adalah sebagai rumah dan pemandu gerakan piston,
mem-bentuk ruang bakar dan menyerap panas. Silinder liner adalah silinder yang
dapat dilepas. Silinder liner dibagi menjadi 2 tipe : dry type dan wet type seperti
ditunjukkan gambar dibawah. Dry type mempunyai keuntungan effisiensi panas
lebih baik, tetapi pendinginan pada liner kurang baik. Wet type mempunyai
keuntungan pendinginan pada liner baik tetapi effisiensi panas berkurang.






13

Gambar2.8 Tipe Liner
2.1.1.7 Camshaft
Adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggerakan katup, dia terdiri
dari batang silinder. Camshaft membuka katup dengan cara mendorong tappet dan
seterusnya hingga sampai pata katup buang maupun katup masuk ruang bakar.
Hubungan putaran camshaft dengan putaran engine sangat penting karena katup
mengontrol aliran masuk udara serta keluarnya sisa gas pembakaran dari ruang
bakar, untuk alasan ini camshaft dihubungkan secara langsung dengan engine
dengan memanfaatkan gear yang di sebut timing gear, dalam mesin empat
langkah putaran engine sebanyak 2 kali baru menghasilkan 1 putaran camshaft,
dimana gear dari crankshaft 2 kali lebih kecil dari camshaft sehingga dalam 2kali
putaran engine hanya terjadi 1 langkah usaha pada setiap ruang bakar.
2.1.1.8 Tappet atau Valve Lifter
Digabung dengan camshaft,push rod, rocker arm dan katup disebut
mekanisme katup. Putaran camshaft dirubah melalui camlube menjadi gerakan
vertikal pada tappet yang selalu bersentuhan dengan camlube. Tappet dan push
rod diangkat oleh cam dan turunnya dengan tenaga katup spring. Pergerakan
tappet dan push rod sesuai dengan permukaan cam lift. Pada umumnya cam lift
kurang lebih 10 mm. Tappet dan push rod selalu bergerak vertikal berulang-ulang
dengan kecepatan tinggi. Mekanisme katup untuk engine memakai cam follower

14
sebagai pengganti tappet. Tappet sendiri terdiri dari 2 bagian yaitu bagian roller
yang besentuhan langsung dengan camshaft dah bagian housing sebagai tempat
push rod tertanam.
Pada engine cummins engine four valve type. Setiap cam menggerakkan dua valve
dibantu dengan cross head untuk membuka atau menutup valve. Pengontrolan
injeksi bahan bakar mekanismenya sama dengan mekanisme valve. Pada engine
Cummins type V, tidak memakai cam follower mechanism tetapi menggunakan
roller yang duduk dibawah setiap tappet. Sehingga persentuhan dari garis ke garis
pada permukaan cam dapat dipertahankan antara roller dan cam.
2.2.1. Definisi Engine Diesel
Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi
panas yang dimiliki oleh bahan bakar untuk menjadi energi gerak. Berdasarkan
fungsinya maka engine biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak
utama (prime power) pada machine, genset, kapal (marine vessel), ataupun
berbagai macam peralatan industri.
2.2.2. Klasifikasi Engine
Saat ini untuk mengerjakan berbagai macam jenis pekerjaan yang berbeda
sudah banyak sekali jenis engine yang dirancang oleh manusia. Secara umum
penggolongan berbagai jenis engine yang saat ini biasa dipakai dapat dilihat pada
bagan berikut ini.








15


















Diagram 2.1. Diagram Klasifikasi Engine




ENGINE
External Combustion Internal Combustion
Turbine Piston
Steam Turbine
(Pembangkit Listrik
Tenaga Uap)
Steam Machine
(Kereta Api Uap)
Turbine (Pesawat
Terbang)
Piston Rotary
Diesel Spark Ignited
Four
Stroke
Two
Stroke
Petrol
Engine
Gas
Engine
Pre Combustion Direct Injection

16
2.3 COOLING SYSTEM
Cooling System dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk
menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak.
Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil pembakaran tidak
semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang melalui saluran
pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang
bakar.Pembakaran campuran udara dan bahan bakar didalam mesin menghasilkan
energi panas, tetapi hanya 25% dari keseluruhan jumlah panas yang dapat
dimanfaatkan.
Sisanya :
~ 30% diserap oleh mesin itu sendiri
~ 45% hilang bersama gas buang
~ sisanya hilang karena adanya gesekan pada mesin itu sendiri
Sistim pendinginan ada 2 cara :
~ Sistim pendinginan udara
~ Sistim pendinginan air
2.3.1. Sistem Pendinginan Udara (Air Cooling)
Pada pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang bakar
melalui kepala silinder, dinding silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya
yang melalui dinding dan kepala slinder, panas akan berpindah melalui sirip-sririp
(fins) dengan cara konveksi ataupun radiasi di luar silinder. Kendaraan roda 2
atau kendaraan bermotor masih menggunakan Proses pendinginan udara.


17

Gambar 2.3.1 Pendinginan Udara dengan Air Cooling

2.3.2. Sistem Pendingin Air (Liquid Cooled)
Sistem pendingin air mempunyai konstruksi yang lebih rumit jika
dibandingkan dengan sistem pendinginan udara. Namun mempunyai keuntungan,
yaitu lebih aman, sebab ruang bakar dikelilingi oleh air pendingin, terutama air
dengan additive dan anti beku. Dan juga bertindak sebagai peredam bunyi. Air
pendingin yang panas juga dapat digunakan sebagai sumber panas untuk pemanas
udara di dalam kendaraan (Heater), sehingga rata-rata Engine Alat Berat
menggunakan Liquid Cooled untuk Cooling System nya proses pembakarannya
jadi dapat lebih sempurna. Konstruksi sistem pendinginan air terdiri dari radiator,
pompa air, kipas, tutup radiator, tangki reservoir, katup thermostat.
Konsep pendingin air (Liquid Cooled) adalah:
selain air yang digunakan sebagai pendingin engine tetapi udara juga berperan
untuk menstabilkan temperatur engine.
Pada sistem pendinginan air ini, air harus bersirkulasi. Adapun sirkulasi air dapat
berupa 2 (dua) macam, yaitu:
1. Sirkulasi alamiah/Thermo-syphon
2. Sirkulasi dengan Tekanan


18

Gambar 2.3.2 Pendinginan Udara dengan Liquid Cooled

Cara Kerja Cooling System
Proses pendinginan adalah proses berpindahnya energi panas atau kalor dari zat
yang bertemperatur lebih tinggi ke zat lain yang bertemperatur lebih rendah. Cara
kerja sistem pendinginan air pada mesin dapat dijelaskan pada saat mesin sudah
hidup, mulai dari kondisi temperatur mesin masih dingin atau bertemperatur udara
luar atmosfir, kemudian diharapkan mesin cepat panas atau cepat mencapai
temperatur kerja yang diinginkan (80C s.d 100
0
C) dan selanjutnya
mempertahankan temperatur kerja mesin tersebut, jangan sampai temperatur
mesin dibawah batas tersebut dan juga jangan sampai temperatur mesin diatas
batas atas tersebut diatas (overheating).

19

Gambar 2.3.3 Sistem Sirkulasi Pendinginan Air pada Engine

a. Temperatur Mesin Dingin Sampai Temperatur Kerja
Pada saat mesin masih dingin (bertemperatur udara atmosfir) dan kemudian
mesin dihidupkan, maka di dalam silinder terjadi proses pembakaran yang
berulang-ulang, sehingga komponen mesin dan air pendingin temperaturnya
semakin meningkat. Bersamaan dengan itu, pompa air/ water pump berputar,
maka terjadi sirkulasi air hanya di dalam rongga blok motor dan kepala silinder.
Air tidak dapat bersirkulasi melewati radiator, karena termostat masih tertutup.
Oleh karena sirkulasi air hanya di dalam mesin dan air tidak didinginkan radiator,
maka komponen mesin dan air menjadi cepat panas atau disebut dengan mesin
telah panas, mencapai temperatur kerja yang diinginkan (80C s.d 100
0
C).
b. Temperatur Kerja Mesin Stabil
Setelah mesin panas atau mencapai temperatur kerja, temperatur mesin tidak
boleh naik lagi melebihi batas atas temperatur kerja, karena akan mengakibatkan
panas mesin berlebihan (overheating), harus diupayakan temperatur kerja mesin
stabil pada rentang temperatur yang diinginkan (80C s.d 100
0
C). Supaya
temperatur mesin tidak naik lagi, maka air pendingin yang panas harus
disirkulasikan dan didinginkan radiator. Oleh karena itu saat mesin panas

20
termostat harus membuka, sehingga sirkulasi air tidak hanya di dalam mesin,
tetapi melewati termostat, slang bagian atas , radiator , slang bagian bawah ,
pompa air dan ke dalam mesin , termostat dan seterusnya. Akibatnya panas air
pada radiator akan berpindah ke sirip-sirip radiator dan terus berpindah ke udara
yang melewati radiator. Dengan sirkulasi air yang terus menerus melewati radiator
dan didinginkan oleh udara yang selalu lewat dari depan kendaraan ke arah mesin,
maka temperatur air yang cenderung semakin panas akan didinginkan, sehingga
mesin akan terjaga tidak melebihi batas panas temperatur kerja. Kipas yang
berputar akan menjamin kecukupan aliran udara yang melewati radiator.
Keuntungan sistim pendinginan air :
Mesin menjadi tidak berisik karena ruang pembakaran dikelilingi oleh air yang
berfungsi sebgai peredam.
Komponen-Komponen Cooling System







Gambar 2.3.4 Komponen Cooling System





21
1. Water Pump
Berfungsi mensirkulasikan cairan pendingin agar mengalir keseluruh saluran
pendingin serta menyerap panas yang timbul pada dinding saluran. water pump
ada yang digerakkan oleh engine dengan roda gigi dan ada juga yang digerakkan
dengan v-belt (tali pada kipas).





Gambar Water Pump

2. Water jacket
Berfungsi sebagai saluran cairan pendingin yang terdapat pada sekeliling Engine
block dan clynder head.

Gambar Water Jacket



22
3. Thermostat
Berfungsi sebagai pengatur aliran cairan pendingin ketika engine dalam kondisi
dingin. Thermostat menutup aliran air menuju radiator dan coolant dari engine
akan dialirkan menuju water pump melalui bypass tube lalu kembali ke engine.
dengan sirkulasi ini, maka cairan pendingin akan cepat panas sehingga akan
mencapai temperature kerja yang cepat.

Gambar Thermostat
4. Radiator
Berfungsi sebagai pelepas panas pada coolant ke udara. Radiator memiliki tube
sebagai tempat mengalirnya cairan pendingin.






Gambar Radiator



23
5. Fan / Kipas
Berfungsi sebagai pembantu mendinginkan Cairan pada radiator dengan meniup
atau menyedot udara pada celah radiator.

Gambar Fan / Kipas
6. Radiator Cap
Berfungsi sebagai penjaga tekanan yang ada dalam system pendingin, tutup
radiator ini sering kali dilupakan, padahal perannya sangat penting, dengan tidak
adanya tekanan pada system pendingin, maka akan membuat cairan ini mendidih
atau menghasilkan gelembung udara. jika ini terjadi, maka udara / air berpotensi
menyebabkan karat atau perusak mesin.

Gambar Radiator Cap





24
7. Oil Cooler
Dari saluran keluar water pump, cairan pendingin mengalir ke oil cooler. Pada
contoh ini cairan pendingin mengalir melalui tabung-tabung membuang panas oli
yang ada di sekeliling tabung. Oil cooler membuang panas dari oli pelumas
sehingga sifat-sifat dan konsentrasi oli tetap terpelihara.

Gambar Oil Cooler


8. Hose Radiator
Mengalirkan atau mensirkulasikan cairan coolant dari radiator ke engine dan juga
mengalirkan coolant dari engine ke radiator.









25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai field research yaitu penelitian lapangan
yang melibatkan pengumpulan data primer atau informasi yang benar dan terkait
dengan kondisi nyata yang ada di lapangan dengan metode observasi deskritif
melaluli observasi lapangan mengenai analisis Penyebab Coolant leak Both Upper
press Fit & Cylinder Liner pada Engine KTA 50.
Dalam pengumpulan data, ada beberapa teknik yang diterapkan oleh
penulis, yaitu sebagai berikut :
A. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis langsung pada
objek yang dituju. Untuk memperoleh data atau informasi yang di perlukan
dalam menganalisa permasalahan penyebab kerusakan Bevel Gear.
B. Dokumentasi yaitu dengan pengumpulan data-data dari pengambilan gambar
yang berhubungan dengan masalah yang di angkat atau yang di kemukakan,
sebagai pedoman dan referensi sehingga penulisan tugas akhir ini tidak
menyimpang dari ketentuan yang ada.
C. Refrensi yaitu pengambilan data dari Manual Book, buku buku refrensi,
dan Internet yang menunjang penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.
Tempat penelitian dilaksanakan di PT. ALLTRAK 1978 , RC Balikpapan.
Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yang dimulai tanggal 1 Juli 30
November 2013.

3.3 Peralatan yang di gunakan
Penelitian ini membutuhkan peralatan dan bahan sebagai media
pembongkaran dan pengukuran komponen yang mengalami trouble. Diantaranya
sebagai berikut :

1. Tool Box
2. Spesial Tool

26
3. Measurment Tools
4. Manual Book Engine KTA 50

3.4 I nstrumen Penelitian
Untuk memperoleh data tentang Analisis Penyebab Coolant leak Both
Upper press Fit & Cylinder Liner pada Engine KTA 50 PT. ALLTRAK 1978 RC
Balikpapan, peneliti menggunakan teknik pengelompokan data secara kualitatif,
berdasarkan data lapangan dan data engine. Teknik-teknik penelitian tersebut
dilakukan dengan memakan waktu yang cukup panjang, yang dimana dalam
pengamatan tersebut penulis terlibat langsung dalam penelitan ini. Penulis
mempelajari arti atau makna dari setiap data dan analisis yang dilakukan. Maka
disusun instrumen penelitian melalaui beberapa tahap yaitu:

1. Mengidentifikasi dan mengrumuskan masalah yang terjadi.
2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan rumusan masalah.
3. Menganalisis penyebab terjadinya permasalahan dari data data yang
telah dikumpulkan.
Table 3.1 Pengumpulan data dan metode pengumpulan data
Kelompok Data Metode Instrumen Jenis Data
Kualitatif Observasi Foto-Foto
Kerusakan
Primer
Dokumentasi






Technical
Service Report
(TSR)
Skunder
Failure
AnalysisReport
(FAR)
Skunder
Manual Book Skunder
Internet Skunder




27
3.4 Diagram Alir Penelitian








*Tahap Perumusan Data





*Tahap Pengumpulan Data





* Tahap Pengolahan Data


Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Identifikasi &
Perumusan Masalah
Studi Lapangan Studi Literartur
Internet Manual Book

Dokumentasi
Observasi
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
Foto
Kerusakan
TSR FAR
Pengolahan data
Hasil Penilitian
Start
Finish
Kesimpulan & Saran
Analisis

Anda mungkin juga menyukai