Anda di halaman 1dari 33

Sistem Bahan Bakar

Sistem Bahan Bakar

Bagian ini akan menerangkan tujuan sistem bahan bakar


dan cara kerjanya. Anda akan belajar mengenali kompo-
nen-komponen yang digunakan untuk Pump & Line
System, serta Electronic Unit Injection System, dan me-
ngetahui fungsi dari setiap komponen tersebut. Anda
juga akan mampu menelusuri aliran bahan bakar di
seluruh sistem.

Tujuan Jumlah bahan bakar yang dibakar oleh engine berhu-


bungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque
yang dihasilkan. Secara umum, makin banyak bahan
bakar yang diterima engine, makin besar pula torque
yang tersedia pada flywheel. Sistem bahan bakar mengi-
rimkan bahan bakar yang bersih pada saat dan jumlah
yang tepat, untuk memenuhi kebutuhan horsepower dari
engine. Komponen-komponen pada sistem bahan bakar
akan menyesuaikan pengiriman bahan bakar dengan
kebutuhan tenaga dengan cara merubah berapa banyak
dan kapan bahan bakar yang harus disemprotkan. Fungsi
ini ditangani oleh jantung dari sistem bahan bakar
tersebut, yaitu Fuel Injection Pump.
Ada dua sistem yang digunakan oleh Caterpillar dalam
hal ini, yaitu :
1. Pump & Lines System, serta
2. Electronic Unit Injection System.

Dasar – Dasar Diesel Engine 69


Sistem Bahan Bakar

Pump & Line Fuel System

Komponen Komponen Pump & Line Fuel System meliputi:


1. Fuel Tank (Tangki bahan bakar)
2. Fuel Filter (Saringan bahan bakar)
3. Fuel Transfer Pump
4. Fuel Injection Pump
5. Governor
6. Timing Advance
7. Fuel Ratio Control
8. High Pressure Fuel Lines (Saluran bahan bakar
bertekanan tinggi)
9. Low Pressure Fuel Lines (Saluran bahan bakar
bertekanan rendah)
10. Nozzle
11. Return Line

Dasar – Dasar Diesel Engine 70


Sistem Bahan Bakar

Tangki bahan Bakar


Tangki bahan bakar menyimpan bahan bakar dan tersedia
dalam berbagai ukuran.
Anda bisa menemukan lokasi tangki bahan bakar di
berbagai posisi pada machine, tergantung aplikasinya.

Aliran Bahan Bakar


Bahan bakar mulai mengalir saat Anda memutar kunci
kontak untuk menghidupkan engine. Pada saat itu, ada
solenoid yang diaktifkan/dikirim arus dan memungkin-
kan bahan bakar untuk mengalir dari transfer pump ke
injection pump.

Primary Fuel Filter


Fuel transfer pump menghisap bahan bakar dari tangki
melalui primary fuel filter. Primary fuel filter ini akan
menyaring kotoran-kotoran yang besar dari bahan bakar.

Water Separator
Beberapa sistem bahan bakar juga memiliki water
separator yang membereskan kondensasi atau bagian air
yang terperangkap. Air di dalam bahan bakar bisa me-
nimbulkan kerusakan serius terhadap engine.

Fuel Transfer Pump


Dari primary fuel filter, bahan bakar masuk ke transfer
pump. Transfer pump mengalirkannya ke sistem bahan
bakar yang bertekanan rendah.
Tujuan utama transfer pump adalah menjaga tersedianya
bahan bakar yang bersih pada injection pump.

Dasar – Dasar Diesel Engine 71


Sistem Bahan Bakar

Final Fuel Filter


Bahan bakar keluar dari transfer pump dan masuk ke
secondary atau final fuel filter. Saringan ini menyaring
partikel-partikel kecil dan contaminant dari bahan bakar,
yang bisa merusak nozzle atau injector. Final fuel filter
terletak antara transfer pump dan injection pump
housing.

Final Filter Tidak mempunyai Bypass Valve


Tidak seperti saringan oli, saringan bahan bakar tidak
dilengkapi dengan bypass valve. Jika saringan ini
tersumbat, aliran bahan bakar akan berhenti dan engine
tidak akan hidup. Hal ini untuk menjaga agar bahan
bakar yang kotor tidak masuk kedalam runag bakar
engine.

Priming Pump
Kebanyakan fuel priming pump menempel pada bagian
atas final fuel filter. Anda bisa menggunakan pompa ini
untuk membuang angin setelah melakukan perbaikan
pada fuel pump housing. Pompa ini juga digunakan untuk
mengisi sistem bahan bakar setelah mengganti saringan
bahan bakar.

Fuel Injection Pump Housing


Dari final filter bahan bakar mengalir menuju fuel gallery
di dalam injection pump housing. Injection pump
berguna untuk menaikkan tekanan bahan bakar. Injection
Pump Housing biasanya terletak di dekat bagian depan
engine, karena pompa ini digerakkan oleh camshaft gear.
Pada housing ini juga dipasang timing advance unit,
mechanical governor dan fuel ratio control.

Saluran Bahan Bakar Bertekanan Tinggi


Pada pump & line fuel system, saluran bahan bakar
bertekanan tinggi dipasang untuk menghubungkan fuel
injection pump dengan nozzle.

Jumlah bahan bakar yang tepat akan mengalir melalui


saluran bahan bakar bertekanan tinggi ini ke fuel nozzle.

Dasar – Dasar Diesel Engine 72


Sistem Bahan Bakar

Nozzle
Bahan bakar mengalir melalui saluran bahan bakar ber-
tekanan tinggi menuju nozzle yang terletak pada cylinder
head.

Fungsi nozzle adalah untuk mengabutkan bahan bakar.

Cara Kerja Nozzle


Nozzle mempunyai valve yang membuka pada saat
tekanan bahan bakar cukup tinggi. Ketika valve mem-
buka, bahan bakar dikabutkan dan disemprotkan ke
dalam ruang pembakaran. Pada akhir penyemprotan,
tekanan akan turun secara drastis dan menyebabkan
valve-nya menutup kembali.

Fuel Return Line


Tidak semua bahan bakar yang tersedia dalam fuel
injection pump disemprotkan kedalam ruang bakar.
Sebagian fuel ini dikembalikan ke tangki melalui return
line.
Sistem bahan bakar tidak akan bekerja dengan benar
tanpa adanya fuel return line.

Return line berfungsi untuk:


1. Mengarahkan sisa bahan bakar kembali ke tangki
2. Membuang udara dari bahan bakar
3. Mendinginkan bahan bakar dengan mengalirkan-
nya terus-menerus

Fuel Shut Off


Setiap sistem bahan bakar memiliki metode untuk meng-
hentikan atau mengalirkan bahan bakar kedalam sistem
secara elektronis ataupun secara manual.

Dasar – Dasar Diesel Engine 73


Sistem Bahan Bakar

Electronic Unit Injection System

Sistem Electronic Unit Injection (EUI) menggunakan


beberapa komponen yang sama seperti yang dipakai oleh
sistem Pump & Line.
Sistem EUI menggunakan :
1) Fuel Tank,
2) Primary Fuel Filter,
3) Fuel Transfer Pump,
4) Secondary Fuel Filter, dan
5) Return Line.

Perbedaan antara sistem EUI dengan sistem Pump &


Line terletak pada Fuel Injection Pump.

Electronic Unit Injector


Fuel injection pump, saluran tekanan tinggi dan nozzle
diganti dengan sebuah komponen bernama unit injector.
Electronic unit injector dipasang di dalam cylinder head.
Bahan bakar dari manifold masuk ke injector, yang
mengukur, menaikkan tekanan dan menyemprotkan fuel.
Electronic unit injector bisa dikenali dengan adanya
solenoid yang terpasang di bagian atas injector-nya.

Electronic Control Module


Pada sistem EUI, mechanical governor, timing advance,
dan fuel ratio control diganti dengan elektronik. Sistem
EUI menggunakan Electronic Control Module (ECM)
untuk menampung informasi elektronik dan program.

Dasar – Dasar Diesel Engine 74


Sistem Bahan Bakar

Desain Ruang Pembakaran

Desain ruang pembakaran mempengaruhi efisiensi bahan


bakar dan performa engine. Desain piston dan metode
yang dipakai untuk menyemprotkan bahan bakar ke
dalam cylinder menentukan seberapa cepat dan sempur-
nanya bahan bakar itu terbakar.
Pada sistem Pump & Line, ada dua jenis desain ruang
pembakaran :
(1) Precombustion Chamber atau PC dan
(2) Direct Injection atau DI.

Untuk sistem bahan bakar EUI hanya ada satu jenis


ruang pembakaran, yaitu Direct Injection.

Direct Injection - DI
Direct injection combustion chamber menyemprotkan
bahan bakar secara langsung ke cylinder head melalui
fuel nozzle.

Precombustion Chamber
Pada sistem PC, nozzle menyemprotkan bahan bakar ke
ruang muka (precombustion chamber) dimana sebagian
bahan bakar akan terbakar. Tenaga hasil pembakarannya
akan memaksa bahan bakar yang tersisa untuk masuk ke
dalam ruang pembakaran utama, dimana pembakaran
sepenuhnya terjadi. Beberapa engine menggunakan glow
plug untuk memanaskan udara sebelum menghidupkan
engine.

Dasar – Dasar Diesel Engine 75


Sistem Bahan Bakar

Piston PC
Untuk mencegah agar bagian atas piston tidak berlubang,
piston PC dilengkapi dengan heat plug terbuat dari besi
yang terletak di bagian permukaan tengah piston.

Dasar – Dasar Diesel Engine 76


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Bagian ini akan menerangkan bagaimana cara kerja dari


Fuel Injection Pump, Governor dan Automatic Timing
Advance Unit. Anda akan mempelajari kelebihan Unit
Injection System dan mengerti arti istilah low-idle speed,
high-idle speed, overspeed, full load speed dan lug.

Topik ini akan membahas 2 (dua) metode dasar fuel


injection :
1. Mechanical System (sebelah kiri) yang mengguna-
kan Governor, Timing Advance Unit dan Fuel Ratio
Control,
2. Electronic Unit Injection System (sebelah kanan).

Pada diesel engine, bahan bakar disemprotkan pada akhir


langkah kompresi, sebelum piston mencapai Titik Mati
Atas. Prinsip dasarnya adalah bahwa bahan bakar dengan
jumlah tertentu harus disemprotkan pada saat yang tepat
untuk mendapatkan horsepower yang optimal dari
engine.

Dasar – Dasar Diesel Engine 77


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Burn Window Bahan bakar membutuhkan waktu untuk terbakar sampai


habis.
Pada akhir langkah kompresi, jumlah bahan bakar yang
tepat harus disemprotkan pada saat yang tepat pula agar
dapat terbakar sempurna. Ini disebut juga (1) “burn
window” dan diukur dalam satuan derajat putaran
crankshaft. Derajat putaran berarti besarnya derajat
putaran crankshaft pada saat bahan bakar disemprotkan.
Burn window ditentukan mulai dari awal bahan bakar
mulai disemprotkan, atau timing, dan lamanya (duration)
proses penyemprotan itu terjadi. Baik (2) timing dan (3)
duration diukur dalam derajat putaran crankshaft.

Dasar – Dasar Diesel Engine 78


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Komponen-komponen Pada sistem mekanis bahan bakar, (1) Fuel Injection


Sistem Mekanis Pump, (2) Timing Advance, (3) Governor, dan (4) Fuel
Ratio Control bekerja sama untuk mengontrol proses pe-
nyemprotan bahan bakar. Komponen-komponen tersebut
berpengaruh langsung terhadap performa engine. Saat
beban dan kecepatan engine berubah, sejumlah bahan
bakar tertentu harus disemprotkan pada waktu tertentu
pula untuk menjaga “burn window” yang tepat. Timing
Advance Unit mengontrol kapan bahan bakar mulai
disemprotkan dan Governor mengontrol seberapa lama
dan seberapa banyak bahan bakar yang harus dikirim ke
engine.

Dasar – Dasar Diesel Engine 79


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Fuel Injection Pump Injection pump adalah jantung dari sistem bahan bakar.
Pemahaman terhadap cara kerja pompa sangat penting.
Dalam sistem Pump & Line, injection pump terdiri dari :
plunger (1) dan barrel (2). Plunger bergerak naik-turun
mengikuti gerakan camshaft fuel injection pump. Bahan
bakar bertekanan rendah di sepanjang gallery (3)
mengalir ke dan dari barrel melalui port (4). Plunger
memiliki groove atau scroll (5). Ketika scroll-nya berada
segaris dengan port, maka bahan bakar akan mengalir
dari inlet port melalui chamber (6), terus ke outlet port.

Awal Penyemprotan Bahan Bakar


Jika scroll menutup port, bahan bakar di ruang pemba-
karan akan terperangkap dan terdorong ke nozzle. Inilah
saat dimana penyemprotan bahan bakar dimulai dan
disebut sebagai injection timing dan dikontrol dengan
merubah posisi camshaft fuel injection pump. Inilah awal
dari burn window.

Fuel Injection Duration


Penyemprotan terjadi sewaktu port tertutup oleh scroll.
Lama waktu tertutupnya port tersebut dinamakan
duration (1). Makin lama duration-nya, makin banyak
pula bahan bakar yang disemprotkan. Duration dikontrol
oleh gerakan plunger. Putaran plunger akan merubah
posisi scroll diantara port-port tersebut. Port bisa tertu-
tup lebih cepat (fuel off) atau terbuka lebih lama (fuel
on).

Dasar – Dasar Diesel Engine 80


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Governor dan Rack


Lamanya penyemprotan bahan bakar diatur oleh
governor dan rack. Semua fuel pump berhubungan
dengan governor melalui fuel control rack. Ketika engine
membutuhkan lebih banyak bahan bakar, hanya dapat
diperoleh jika duration penyemprotannya meningkat.
Kebutuhan akan bahan bakar ini dirasakan oleh governor
dan governor akan menggerakkan rack.

Fuel Control Rack


Rack adalah sebuah gear lurus yang terhubung pada
gear-gear di setiap plunger. Bila rack digerakkan maka
akan menyebabkan plunger berputar.

Posisi Scroll
Gerakan putar Plunger pada lubangnya, akan merubah
posisi scroll yang akan menutup port lebih lama sehing-
ga duration-nya menjadi naik. Ini dibaca sebagai posisi
FUEL ON (1). Seiring dengan berkurangnya kebutuhan
akan bahan bakar, rack bergerak ke posisi FUEL OFF (2)
dan port membuka lebih cepat.

Cara Kerja Mechanical Governor


Mechanical governor menggunakan sistem flyweight dan
spring untuk menggerakkan control rack. Spring selalu
berusaha untuk menggerakkan rack ke posisi Fuel On,
sementara flyweight justru sebaliknya. Saat gaya
keduanya seimbang, engine beroperasi pada rpm yang
stabil/konstan.

Governor Mengontrol Fuel Delivery


Fuel delivery mempengaruhi kecepatan dan output
horsepower pada engine. Penambahan fuel delivery akan
meningkatkan output engine. Governor mengatur fuel
delivery untuk mengontrol agar kecepatan engine tetap
berada di antara setting rpm untuk low idle atau high idle.
Governor biasanya terletak di belakang Fuel Injection
Pump.

Dasar – Dasar Diesel Engine 81


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Timing Advance
Saat beban dan kecepatan engine berubah, bahan bakar
harus disemprotkan pada waktu yang berbeda untuk
menjaga ketepatan waktu pembakaran. Jika kecepatan
engine meningkat, bahan bakar harus segera disemprot-
kan. Hal ini disebut "timing advance." Jika kecepatan
engine pelan, bahan bakar harus disemprotkan lebih
lambat (timing retard).

Timing Advance Unit


Timing advance unit mempercepat (advance) atau mem-
perlambat (retard) waktu penyemprotan bahan bakar
dengan cara merubah putaran camshaft fuel injection
pump. Timing (awal) penyemprotan bahan bakar bisa
dipercepat atau diperlambat. Advance timing berarti
bahan bakar disemprotkan lebih cepat sedangkan retard
timing berarti bahan bakar disemprotkan lebih lambat.

Fuel Ratio Control


Sistem bahan bakar tidak bisa bekerja secara terpisah
dari sistem engine lainnya, khususnya sistem pemasukan
udara. Bahan bakar tidak akan terbakar dengan sempurna
bila udaranya kurang. Fuel Ratio Control memastikan
jumlah bahan bakar yang cukup untuk disemprotkan,
disesuaikan dengan jumlah udara yang ada di dalam
cylinder. Fuel Ratio Control merasakan boost pressure
dan akan mencegah governor untuk menambah jumlah
bahan bakar sebelum udaranya cukup. Hal ini membantu
mengontrol emisi dan meningkatkan efisiensi bahan
bakar. Fuel Ratio Control terletak pada Governor.

Dasar – Dasar Diesel Engine 82


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Electronic Unit Injection Sistem

Pada sistem EUI, komponen-komponen seperti rack,


mechanical governor, timing advance dan fuel ratio
control telah digantikan oleh Electronic Control Module
(ECM) dengan beberapa Solenoid dan Sensor.

Timing Wheel dan Sensor


Pada mekanisme timing advance, timing wheel dan
sensor memonitor kecepatan engine secara otomatis.

EUI Electronic
Semua fungsi dari komponen mekanis dilakukan secara
elektronik agar memberikan keakuratan yang tinggi dan
bisa diandalkan. ECM bisa mengetahui kecepatan dan
beban engine untuk kemudian mengatur timing dan
duration-nya secara otomatis.

Keuntungan Electronic Unit Injection


Keuntungan sistem electronic unit injection yaitu :
1. Tekanan penyemprotan bahan bakar yang tinggi
2. Pola semprot yang lebih teratur
3. Pengabutan molekul bahan bakar yang lebih baik
4. Pembakaran yang lebih baik
5. Efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi
6. Emisi lebih rendah
7. Lebih bisa diandalkan

Dasar – Dasar Diesel Engine 83


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar
Istilah

Selama engine beroperasi yang sebenarnya, engine selalu


bekerja dengan beban. Governor memastikan apakah
rpm engine sudah benar untuk beban tersebut dengan
menggerakkan rack ke posisi FUEL ON atau FUEL OFF
agar rpm-nya tepat. Mekanisme timing advance meman-
tau peningkatan atau penurunan rpm, lalu merubah
timing penyemprotan bahan bakar untuk memulai burn
window pada saat yang tepat.

Low Idle Speed


Low idle adalah kecepatan terrendah engine saat tidak
dibebani. Fuel injection pump berada pada posisi me-
nyuplai bahan bakar dalam jumlah minimum.

High Idle Speed


High idle adalah kecepatan rpm maksimum yang diijin-
kan pada engine dalam kondisi tanpa beban.

Dasar – Dasar Diesel Engine 84


Konsep Penyemprotan Bahan Bakar

Rated Speed
Semua diesel engine diberi batasan rpm (rating) yang
disebut “Full Load pada rated speed”, yang merupakan
rpm dimana engine menghasilkan rated horsepower
ketika beban penuh. Jika engine diberi beban, maka gaya
flyweight dan spring pada governor akan seimbang
sehingga rpm engine akan konstan

Overspeed
Kadang engine dioperasikan sedemikian rupa sehingga
rpm yang terjadi melebihi rpm high idle. Governor tidak
akan menambah suplai bahan bakar tapi engine masih
berada dalam keadaan high idle speed. Hal ini disebut
overspeed atau overrun, dan biasanya disebabkan oleh
kesalahan pengoperasian.

Lug
Kadang engine diberi beban berlebihan, sampai-sampai
meskipun governor menggerakkan rack ke posisi FUEL
ON, rpm-nya tetap tidak meningkat. Ini disebut “lug
operation”. Pada keadaan ini, governor tidak mampu
menyesuaikan kebutuhan horsepower karena tidak ada
lagi bahan bakar yang tersedia.

Dasar – Dasar Diesel Engine 85


Bahan Bakar Diesel

Bahan Bakar Diesel

Bagian ini akan menerangkan mengenai Specific Gravity,


Kekentalan (Viscosity), Cloud Point, Sulfur dan unsur
contaminant pada bahan bakar.
Anda juga akan memahami apa itu Cetane Index dan apa
pengaruhnya terhadap pembakaran.

Bahan bakar menghasilkan tenaga bagi diesel engine saat


dikabutkan dan bercampur dengan udara di dalam ruang
pembakaran. Tekanan yang dihasilkan dari gerakan
piston di dalam cylinder menyebabkan suhu naik secara
drastis. Ketika bahan bakar disemprotkan, campuran
bahan bakar dengan udara akan terbakar dan meng-
hasilkan tenaga/gaya pada engine. Bahan bakar yang
bagus akan terbakar sempurna tanpa meninggalkan
residu atau asap. Bagaimanapun harus diakui bahwa
tidak ada bahan bakar yang sempurna.

Kualitas bahan bakar mempengaruhi performa dan


perawatan pada setiap diesel engine. Penting sekali untuk
mengerti tentang unsur-unsur dasar bahan bakar untuk
menentukan kualitas bahan bakar itu sendiri. Ini berpe-
ngaruh pada proses kerja diesel engine dan penanganan
bahan bakar dan sistem yang bersangkutan

Specific Gravity Yang dimaksud dengan specific gravity dari bahan bakar
diesel engine adalah berat bahan bakar dibandingkan
dengan berat air pada volume dan suhu yang sama.
Makin tinggi nilai specific gravity, makin berat pula
bahan bakar tersebut. Bahan bakar yang berat mem-
punyai energi/tenaga yang lebih besar yang dapat diman-
faatkan oleh engine.
Dasar – Dasar Diesel Engine 86
Bahan Bakar Diesel

Skala API
Specific gravity bisa diukur berdasarkan skala American
Petroleum Institute (API). Skala API berbanding terbalik
dengan specific gravity-nya. Makin tinggi nilai API,
bahan bakar tersebut makin ringan. Bahan bakar dengan
nilai API yang rendah akan memberikan horsepower
yang lebih besar. Caterpillar menyarankan penggunaan
bahan bakar dengan derajat API minimum 35.
Kerosin memiliki nilai derajat API antara 40 - 44.
Kolom 1 dan 2 menjelaskan specific gravity sebagai
berikut:
(1) mengukur derajat API pada 150 C (600 F)
(2) mengukur specific gravity pada 150 C (600 F),
Dan kolom 3 menjelaskan kerapatan (density) dengan
satuan pound per galon

Kekentalan (viscosity) Kekentalan adalah ukuran kemampuan suatu cairan


untuk mengalir. Kekentalan yang tinggi berarti bahan
bakarnya kental dan tidak bisa mengalir dengan mudah.
Bahan bakar dengan kekentalan yang tidak tepat – baik
terlalu kental atau terlalu encer - bisa menyebabkan keru-
sakan pada engine.

Cloud Point
Cloud point adalah suhu dimana mulai terjadinya sema-
cam awan atau kabut pada fuel. Hal ini disebabkan oleh
suhu yang turun sampai di bawah titik leleh lilin atau
parafin yang terdapat pada fuel dan terjadi secara alami-
ah. Cloud point fuel harus berada di bawah titik terendah
udara luar untuk mencegah agar fuel filter tidak ter-
sumbat. Cloud point ditentukan oleh proses penyulingan.

Sulfur
Sulfur adalah elemen yang terdapat secara alamiah di
dalam bahan bakar baku. Anda harus waspada terhadap
kandungan sulfur pada bahan bakar anda. Sulfur yang
lebih dari 0.5% bisa mengurangi umur engine secara
drastic.
Pembentukan Asam Sulfur
Ketika bahan bakar diesel yang mengandung sulfur
dibakar di ruang pembakaran, oksidasi sulfur akan ter-
bentuk dan bereaksi dengan uap air sehingga menghasil-
kan asam sulfur. Jika asam sulfur ini menjadi padat,
secara kimiawi mereka akan menyerang permukaan besi
pada valve guide, cylinder liner dan mempengaruhi
bearing.
Dasar – Dasar Diesel Engine 87
Bahan Bakar Diesel

Membatasi Terbentuknya Asam Sulfur


Untuk membatasi terbentunya asam sulfur, Anda bisa
melakukan hal-hal seperti:
1. Menjaga suhu engine di atas 1750 F atau 800 C,
untuk mengurangi proses kondensasi.
2. Menggunakan oli dengan nilai TBN yang cukup
untuk mencegah pembentukan asam sulfur.

Cetane Index
Cetane Index adalah ukuran kualitas pembakaran bahan
bakar yang akan mempengaruhi proses saat menghidup-
kan engine dan akselerasinya. Makin tinggi nilai Cetane-
nya, bahan bakar makin mudah terbakar. Cetane dihitung
berdasarkan index. Caterpillar menyarankan nilai Cetane
35 untuk Precombustion Chamber (PC) engine dan 40
untuk Direct Injection (DI) engine.

Pengaruh Nilai Cetane yang Rendah


Bahan bakar dengan nilai cetane yang rendah bisa me-
nyebabkan:
1. Keterlambatan penyalaan, kesulitan menghidup-
kan engine dan engine knocking.
2. Penggunaan bahan bakar yang tidak efisien,
kehilangan tenaga dan kadang-kadang kerusakan
engine.
3. Asap putih dan bau tertentu jika di-starter selama
cuaca/musim dingin.

Additif Cetane improver seringkali bisa mengatasi


timbulnya asap putih pada saat engine start-up di musim
dingin.

Kontaminasi Air Adanya contaminant pada bahan bakar sangat mempe-


ngaruhi performa engine. Contaminant adalah elemen
asing yang terdapat dalam bahan bakar dan akan menim-
bulkan banyak masalah. Yang paling umum adalah air
dan sedimen atau endapan. Air bisa menjadi contaminant
apabila:
1. Masuk ke dalam bahan bakar pada saat pengapal-
an/pengiriman.
2. Terjadi kondensasi.

Masuknya air ke dalam bahan bakar bisa menimbulkan:


1. Kerusakan pada fuel pump, karena bahan bakar
juga digunakan untuk melumasi pompa.

Dasar – Dasar Diesel Engine 88


Bahan Bakar Diesel

Kontaminasi Sedimen/ Sedimen berisi unsur-unsur seperti:


Endapan 1. Karat
2. Kerak
3. Ampas las
4. Kotoran
5. Kotoran lain yang sering masuk ke tangki bahan
bakar dan menimbulkan masalah.

Sebaiknya semua bahan bakar disaring terlebih dahulu


oleh primary dan secondary fuel filter yang terdapat pada
engine.

Dasar – Dasar Diesel Engine 89


Starting System

Starting System

Setelah menyelesaikan bagian ini diharapkan mampu


untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kegunaan dari
masing-masing komponen pada Starting System.
Disamping itu juga anda diharapkan dapat mengenali
cara kerja atau sistem operasi dari sistem ini.

Setiap Caterpillar machine memiliki starting system


untuk menghidupkan engine-nya. Starting System meru-
bah energi listrik dari battery menjadi energi mekanis
pada starting motor untuk menghidupkan engine

Dasar – Dasar Diesel Engine 90


Starting System

Komponen Starting System

Berikut ini adalah penjelasan dari nama-nama komponen


pada starting system dan kegunaanya.
Perhatikan gambar diatas, merupakan symbol dari kompo
nen yang akan dijelaskan beriku ini :
1. Battery Disconnect Switch
2. Battery
3. Circuit Breaker
4. Key Start Switch
5. Relay
6. Starter Solenoid
7. Connector
8. Wiring Harness

Dasar – Dasar Diesel Engine 91


Starting System

Battery Disconnect Switch

Battery disconnect switch memungkinkan kita untuk


secara manual memutuskan hubungan antara battery
dengan rangkaian listrik machine pada saat tidak
diperlukan. Pada posisi OFF, rangkaian listrik terbuka/ter
putus sehingga tidak ada arus listrik dari battery menuju
ke machine

Kegunaan Caterpillar battery disconnect switch antara


lain :
• Mengamankan machine dan semua sistem kelistrik-
annya dari pengoperasian orang yang tidak ber-
wenang.
• Mengurangi slow battery discharge yang disebabkan
oleh peralatan elektris pada machine. Bila machine
tidak akan dioperasikan lebih dari satu bulan,
disconnect switch harus di posisi OFF
• Cara cepat dan nyaman untuk mematikan sistem
kelistrikan alat berat bila terjadi kerusakan pada
sistem

Dasar – Dasar Diesel Engine 92


Starting System

Battery

Dua buah battery 12 Volt, dirangkai secara seri mengha-


silkan tegangan sistem nominal 24 Volt untuk menyuplai
arus ke sirkuit pada machine.
Starting circuit membutuhkan arus yang sangat tinggi
pada saat cranking (menghidupkan) engine

Maintenance-free battery Caterpillar menyediakan :


• Maintenance intervals (waktu pemeliharaan)
yang cukup lama (yaitu 1000 jam, sedangkan
battery biasa hanya 100 jam)
• Memiliki Cold Cranking Ampere (CCA) dan
reserve capacity ratings yang tinggi
• Case (rumah) yang tertutup rapat untuk men-
cegah contamination dan meningkatkan kekuatan
case-nya.
• Polypropylene case yang ringan untuk ketahanan
terhadap benturan.
• PVC atau separator (pemisah) yang terbuat dari
polyethylene untuk ketahanan terhadap getaran
dan perlindungan yang lebih baik terhadap short
antar plate dibanding separator yang terbuat dari
kertas.
• Plates terpasang pada base-nya untuk ketahanan
yang lebih baik terhadap getaran

Dasar – Dasar Diesel Engine 93


Starting System

Circuit Breaker

Circuit breaker berfungsi untuk membatasi jumlah arus


yang akan mengaliri suatu rangkaian, dalam hal ini
starter motor control circuits. Hal ini dimaksudkan untuk
melindungi harness dan komponen lainnya dari short
circuit.

Caterpillar circuit breaker:


• Melindungi wiring dari kerusakan akibat arus
listrik yang berlebihan, meminimalkan biaya dan
waktu perbaikan.
• Mentolerir arus tinggi (transient currents) yang
terjadi pada saat menghidupkan motor listrik
• Menghilangkan keperluan akan penggantian fuse
dan kemungkinan kerusakan lainnya
• Meningkatkan ketangguhan sistem dan mengu-
rangi kerumitan.
• Mengembalikan produtifitas machine lebih cepat
daripada menggunakan fuse, dengan adanya
fasilitas resettable pada breaker
• Mengurangi kemungkinan mengganti nilai
overcurrent protection seperti yang terjadi
apabila kita mengganti fuse dengan nilai tahanan
yang tidak tepat.

Dasar – Dasar Diesel Engine 94


Starting System

Key Start Switch

Key start switch merupakan manual switch yang mampu


mengaktifkan dua sirkuit pada waktu yang bersamaan.
Bila diputar pada posisi tengah atau ON, switch akan
mengaktifkan sirkuit utama. Dan bila diputarkan lebih
jauh lagi yaitu ke posisi START, switch juga akan
mengalirkan arus menuju start relay coil.

Caterpillar key start switch:


• Digunakan untuk mengatur start relay untuk
kenyamanan key starting
• Memiliki terminal pengatur yang akan ON bila
key switch pada posisi OFF. Ini digunakan oleh
beberapa electronic control yang perlu me-
ngetahui satus posisi key switch

Dasar – Dasar Diesel Engine 95


Starting System

Start Relay

Pada saat diaktifkan oleh arus yang mengalir melalui


start relay coil, start relay contacts akan menyambung
dan mengalirkan arus menuju starter solenoid.

Caterpillar start relay menyediakan:


• Kemudahan dan kenyamanan proses key starting
• Meningkatkan usia pakai key start switch dengan
cara menggunakan arus kecil (untuk mengaktif-
kan relay coil) untuk mengatur arus yang lebih
besar yang akan digunakan untuk starter solenoid

Dasar – Dasar Diesel Engine 96


Starting System

Starter Motor & Solenoid

Starter solenoid dipasang pada starter motor. Pertama


kali, solenoid akan mengaktifkan dan menghubungkan
starter motor pinion gear dengan flywheel engine, kemu-
dian mengalirkan arus melalui starter motor untuk memu
tarkan engine. Starter motor merupakan powerful electric
motor yang berfungsi hanya untuk memutarkan engine
pertama kali. Agar mendapatkan tenaga yang diperlukan
untuk memutarkan engine maka diperlukan arus yang
cukup tinggi. Ground motor bergabung dengan starter
solenoid.

Caterpillar starter motor dan solenoid merupakan :


• Dirancang untuk menyediakan tenaga yang cukup
untuk memutarkan dan menghidupkan engine
dalam kondisi ekstrim sekalipun.
• Dirancang heavy-duty agar dapat bertahan pada
kondisi kerja seperti halnya alat berat

Dasar – Dasar Diesel Engine 97


Starting System

Connector

Connector menghubungkan sirkuit antara key start


switch pada ruang operator dengan start relay dan circuit
breaker pada ruang engine.

Connector Caterpillar digunakan untuk :


• Mempercepat troubleshooting dan perbaikan
pada sistem listrik dengan adanya disconnect
points
• Mempermudah, prosedur machine assembly lebih
logis
• Melindungi Pin dan Socket pada Connector dari
lumpur, oli atau contamination lainnya.

Dasar – Dasar Diesel Engine 98


Starting System

Wiring Harness

Wiring harness mengarahkan dan memandu aliran lsitrik


menuju komponen-komponen pada sirkuit

Pemilihan ukuran wire (wire gauge) disesuaikan dengan


rating dari fuse atau circuit breaker untuk mencegah
rusaknya wire atau insulation sebelum fuse-nya putus
atau breaker-nya trip.

Disamping itu Caterpillar wiring harness juga membantu


mempercepat dan mempermudah perbaikan dan trouble-
shooting.

Nomor sirkuit di tuliskan pada wire insulation, digabung


dengan warna wire sesuai dengan setiap harness wire
yang terdapat pada electrical schematic

Dasar – Dasar Diesel Engine 99


Starting System

Cara Kerja Starting System

Bagian ini akan menjelaskan bagaimana komponen-kom-


ponen pada starting system bekerja bersama-sama untuk
memutarkan engine.

Pada saat key start switch pada posisi OFF, tidak ada arus
yang mengalir pada sirkuit. Bila key start switch diposisi-
kan ke ON, maka akan mengalirkan arus menuju sirkuit.
Hal ini belum mengakibatkan engine berputar. Starting
terjadi bila key start switch ditempatkan pada posisi
START. Pertama, arus mengalir dari battery melalui key
start switch, start relay coil dan kembali ke battery. Arus
yang melalui start relay coil menghasilkan medan
magnet yang akan menyebabkan relay contacts (7 dan 6)
terhubung. Arus lalu dapat mengalir dari battery menuju
starter solenoid coils dan kembali ke battery.

Bila start relay terhubung, arus sebesar 46A mengalir


menuju starter solenoid coils. 6A mengalir menuju hold-
in coil kemudian ke ground. 40A mengalir melalui pull-
in coil menuju ground melalui starter motor winding.
Arus ini menghasilkan magnetic field disekitar starter
solenoid yang akan menggerakkan starter pinion agar
terhubung dengan engine flywheel dan pada saat yang
bersamaan menghubungkan starter solenoid contacts.

Dasar – Dasar Diesel Engine 100


Starting System

Proses ini akan menghubungkan starter langsung ke


battery sehingga terdapat tegangan pada kedua ujung
pull-in coil. Arus terus mengalir melalui hold-in coil
untuk mempertahankan magnetic field dan menjaga agar
contacts terhubung terus selama proses cranking

Sekarang arus dapat mengalir dari battery melalui starter


motor, dan proses engine cranking dimulai. Cranking
berlanjut sampai arus menuju starter assembly
diputuskan dengan cara mengembalikan start switch ke
posisi ON.

Melalui urutan proses ini, starting circuit mengalirkan


arus sebesar kira-kira 1A melalui key start switch untuk
mengatur aliran arus cranking sebesar 400A sampai
1200A melalui starter motor.

Dasar – Dasar Diesel Engine 101

Anda mungkin juga menyukai