Anda di halaman 1dari 21

JOB SHEET 1

PENGUJIAN DIESEL ENGINE


NOMINAL DURASI

: 2 Pertemuan (2 x 4 Jam ) = 8 Jam

DESKRIPSI SINGKAT

: Melakukan pengujian mulai dari tekanan ruang bakar,


emisi gas buang, getaran mesin dan kelurusan sambungan
poros.

KRITERIA PENILAIAN

1. Pengunaan alat ukur sesuai dengan jobsheet yang diberikan.


2. Pelaksanaan pengujian dilakukan sesuai prosedur yang benar.
3. Hasil pengukuran dicatat sesuai dengan pengambilan data yang telah
ditetapkan.
I.

PENDAHULUAN
Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini

pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Ia mendapatkan paten (RP 67207) berjudul
'Arbeitsverfahren und fr Ausfhrungsart Verbrennungsmaschinen'. Pada waktu itu mesin
tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan
bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi.
Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba
mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang
akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch
dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.
1.1. Prinsip Kerja Mesin Diesel
1. Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor
pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan
turbin gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression
ignition engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu
kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak motor bensin disebut motor

Bengkel Reparasi Mesin

penyalaan busi (spark ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan
oleh percikan bunga api listrik dari busi.
2. Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada motor
diesel tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran bahan bakar
dan udara melelui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh
nyala listrik dari busi. Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan
ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara tersebut
dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat
sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke
dalam ruang bakar. Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup
tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya
sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar
sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira
600C.
3. Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti halnya
pada motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan
bakar yang berupapompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta
perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat
dapat terbakar sendiri (self ignition).
1.2. Perbedaan Utama Mesin Diesel Dan Mesin Bensin
Motor diesel dan motor bensin mempunyai beberapa perbedaan utama, bila
ditinjau dari beberapa item di bawah ini, yaitu (lihat Tabel 1)

Bengkel Reparasi Mesin

Motor diesel juga mempunyai keuntungan dibanding motor bensin, yaitu:


a. Pemakaian bahan bakar lebih hemat, karena efisiensi panas lebih baik, biaya operasi
lebih hemat karena solar lebih murah.
b. Daya tahan lebih lama dan gangguan lebih sedikit, karena tidak menggunakan sistem
pengapian
c. Jenis bahan bakar yang digunakan lebih banyak
d. Operasi lebih mudah dan cocok untuk kendaraan besar, karena variasi momen yang
terjadi pada perubahan tingkat kecepatan lebih kecil.
Secara singkat prinsip kerja motor diesel 4 tak adalah sebagai berikut:
a. Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Udara diisap melalui
katup isap sedangkan katup buang tertutup.
b. Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan
memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang tertutup,
sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik.
c. Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel bahan
bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara bertekanan dan
suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini torak mulai bergerak
dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung bertahap.
Bengkel Reparasi Mesin

d. Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap
tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar.

Gambar 1. Prinsib kerja motor diesel 4 tak


1.3. Proses pembakaran mesin diesel
Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:
a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B) Pada periode ini
disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang
diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar.
b) Periode 2: Perambatan api (B-C) Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara
tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan
kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga
menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut periode ini
sering disebut pembakaran letup.
c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D) Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan
bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol
dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut
periode pembakaran dikontrol.
d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E) Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar
belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap
Bengkel Reparasi Mesin

berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi
menyebabkan efisiensi panas turun.

Gambar 2. Grafik proses pembakaran pada motor diesel


II. PRESTASI MOTOR DIESEL
2.1. Konsep gaya
Pada motor baik diesel maupun motor bensin gaya putar diperoleh dari perubahan
gaya translasi menjadi gaya rotasi. Gaya translasi diperoleh dari proses pembakaran pada
ruang bakar dan memdorong torak bergerak tranlasi seperti yang diperoleh pada gambar
sebagai berikut :
P
TMA
L
TMB

Gambar 3. Konsep daya pada motor bakar dalam

Bengkel Reparasi Mesin

Bila gaya P merata pada kepala torak maka dapat dihitung daya yang dihasilkan oleh
suatu jenis motor bakar dalam tersebut.
Ditentukan terlebih dahulu luas permukaan torak yaitu A dengan langkah torak sepanjang
L maka usaha yang diperoleh adalah :
Usaha = Gaya x Luas penampang silinder x panjang langkah torak
= Px Ax L
Usaha untuk satu kali putaranh :
= Px Ax Lx a
Bila dalam satu menit motor berputar N kali, maka dalam satu menit akan
diperoleh langkah kerja sebesar = N x a
Sehingga akan diperoleh daya sebesar :
Daya = Usaha / menit
Daya = P x A x L x N x a atau = (P x A x L x N x a ) / 60
= (P x A x L x N x a) / (60 x 75) HP atau PS
Bila dalam satu motor terdapat Z banyaknya silinder
Maka Daya total = (P x A x L x N x Z x a) / (60 x 75) HP
Dengan a = 1 untuk 2 tak dan a = untuk 4 tak
Daya total inilah yang sering disebut sebagai daya indiator (Pi) atau IHP.
2.2. Efisiensi motor
Penentuan kerugian daya yang menyebabkan penurunan daya indikator (Pi) antara
lain disebabkan adanya beberapa faktor sebagai berikut
7.2.1. Efisiensi mekanik
Yaitu kerugian daya akibat daya tersebut digunakan untuk mengatasi gerakan mekanik
yaitu: torak, silinder, poros bantalan, dan asesoris lain seperti sistem katup, pelumas,
pendingin, bahan bakar, sistem start, generator set dan lain lain.
Efisiensi mekanik (m) bisa dikatakan sebagai perbandingan antara tenaga bersih yang
diperoleh dengan tenaga yang sesungguhnya dihasilkan didalam silinder dari hasil
pembakaran.
m = Pb / Pi
Pb = Pi Ploss
Bengkel Reparasi Mesin

Dimana Ploss = tenaga yang hilang karena kerugian mekanik. Sehingga diperoleh bahwa
m = (Pi Ploss) / Pi untuk motor diesel m = 0,78 0,86
2.3.

Efisiensi Thermis

Yaitu kerugian daya akibat panas yang timbul baik dari proses pembakaran msupun
proses gesekan bagian bagian motor yang bergerak. Ada dua macam efisiensi thermis
yaitu
a. Indicator thermal efisiensi (it) adalah efisiensi thermis yang ditinjau dari dalam
silinder.
P
Indicator presure

Indicator thermal efisiensi (it)


TMA
L
TMB

Brake Thermal (BP)

Brake thermal Efisiensi (ib)

it = (1 HP. h) / ( G x K x E)
Dimana :
1 HP.h = Horse Power jam
G = Spesifik fuel oil comsumption (sfoc) ( kg / 1 HP.h)
E = Satu satuan panas (kcl / kg) = 426,8
K = Nilai kalor bahan bakar ( kcal / kg)
1 HP = 75 kg /m dt
1 HP.h = 75 x 3600 kg/m = 270000kg / m
it = (632,6) / ( G x K )
b. Brake thermal efisiensi (ib) dihitung dengan melhat seberapa besarnya kerugian
(losis) karena bagian bagian bergerak itu bergesekan dan akan timbul panas, dalam
hal ini yang berperan besar dalam memperkecil efisiensi ini adalah sistem pelumasan.

Bengkel Reparasi Mesin

III.

START MESIN DIESEL

3.1. Pemeriksaan Pendahuluan Mesin


a. Mengecek Bahan Bakar
- Memastikan bahan bakar sudah sampai ke ruang bakar, dengan cara injektor bahan
bakar dibuka dan pompa bahan bakar dipompa secara manual.
- Jika sistem dieselnya SI (Spark Ignition) pastikan Glue-plag bekerja sempurna, jiak
sistem diesel CI (Compression Ignition) pastikan tekanan ruang bakar memenuhi
untuk terjadinya pembakaran.
b. Mengecek Pelumas
Pastikan carter berisi pelumas yang memenuhi persyaratan tinggi level yang bisa
dicek dengan jarum penunjuk level yang tersedia.
c. Mengecek Sistim Pendingin
Pastikan air pendingi radiator berisi dan penutup radiator masih bekerja dengan
sempurna.
3.2. Starting Mesin
Sistem starting atau menghidupkan pada mesih diesel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Manual
System start ini biasanya hanya digunakan pada mesin diesel yang dayanya
relative kecil, cara menghidupkannya dengan menggunakan penggerak engkol, jadi
system ini bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
b. Start Elektrik
System ini biasanya digunakan oleh mesin diesel yang dayanya sedang, system ini
menggunakan motor dengan sumber listriknya dari baterai atau accu dengan kekuatan 12
sampai 24volt untuk menghidupkannya. Cara kerjanya saat dinyalakan motor DC
mendapatkan suplai listrik dari baterai atau accu yang lalu menghasilkan torsi yang
dipakai menggerakkan mesin sampai mencapai putaran tertentu. Karena arus listrik yang
dibutuhkan untuk menyalakan motor DC maka digunakan Dinamo sebagai generator DC,
pengisian ulang baterai atau menggunakan battery charger. Pada saat diesel tidak bekerja
Bengkel Reparasi Mesin

maka suplai listrik charger didapat dari PLN, ketika diesel bekerja maka suplai listrik di
dapat dari generator. Pengaman tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan apabila
baterai sudah mencapai tengangan standar 12-24V maka secara otomatis hubungan
baterai charger dan baterai akan diputus oleh pengaman tegangan.
c. Start Kompresi (Udara)
Sistem ini biasanya digunakan oleh mesin diesel yang dayanya besar, menggunakan
motor dengan udara tekanan tinggi untuk start mesin diesel, cara kerjanya dengan
menyimpan udara di dalam suatu botol udara kemudian udara tersebut di kompresi
menjadi udara panas pada proses langkah isap dan kompresi. Bahan bakar dimasukkna
ke dalam fuel injection pumpkemudian keinjektor masing masing silinder. Akibatnya
terjadi pembakaran, pada saat tekanan turun pada batas minimum yang dibutuhkan maka
kompresor secara otomatis akan mulai menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga
mencukupi untuk menyalakan mesin diesel.
IV. PERALATAN UJI
1. Peralatan untuk Menguji Getaran Mesin
Alat Uji Getaran adalah perangkat alat yang dipakai untuk mengukur
gerakan bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari
adanya gaya dalam (gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar
(gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin).
Alat Uji getaran merupakan salah satu produk untuk mengukur suatu nilai
getar, dimana getaran yang terjadi akan di eksekusi dalam bentuk data di alat
tersebut sehingga di ketahui jumlah data yang di capai sampai objek yang di uji
mencapai batas pengujian yang akan dijadikan standarisasi.
Alat Uji getaran ini terbagi menjadi dua jenis yaitu : Sensor Getaran,
Secara konsep, sensor getaran memiliki fungsi untuk mengubah besar signal
getaran fisik menjadi signal getaran analog yang terukur dalam besaran listrik dan
pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Dinamic Signal Analizer (DSA),
adalah getaran mesin dalam kombinasi kompleks dari signal yang berasal dari
berbagai sumber getaran yang berada didalam mesin.
Bengkel Reparasi Mesin

Gambar 4. alat uji getaran & cara pengujian pada motor


2. Peralatan untun Menguji Emisi Gas Buang
Gas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor adalah salah satu polutan
bagi lingkungan. Jika khawatir gas yang kebocoran dari kendaraan, lebih baik
bagi menggunakan analyzer Gas buang. Fungsi utama dari alat ini adalah untuk
memeriksa emisi yang dihasilkan oleh kendaraan dan berada dalam peraturan.
Analyzer gas buang akan mengukur jenis gas menyajikan dalam sampel. Ini
memberikan kemudahan sistem membaca untuk operator. Hal ini sangat berguna
untuk menemukan kebocoran dalam sistem pembuangan kendaraan dan
mengukur emisi. Alat ini dapat menemukan berbagai gas seperti karbon
monoksida dan lain lain
Fungsi : untuk memonitoring emisi pada gas buang (sumber tidak bergerak)
O2 Sensor : 0 to 25 %
CO Sensor : 0 to 8,000 ppm
NO/Nox Sensor : 0 to 4,000 ppm
CO2-Calculation : 0 to 99.9%
Flue Gas & Air Temperature Measurement
Draft & Differential Pressure Measurement
Efficiency, Losses & Excess Air

Bengkel Reparasi Mesin

10

Gambar 5. Portable gas analyzer


3. Peralatan Pengukur Tekanan Ruang Bakar
Untuk mengetahui silinder mana yang bermasalah bisa digunakan alat
yang disebut Compression Tester. Dengan alat ini, kita bisa melihat silinder mana
yang mempunyai nilai tekanan yang rendah dibanding yang lain. Tentunya tidak
bisa mendapatkan nilai yang benar-benar sama untuk tiap silinder, namun
umumnya toleransi yang masih dianggap normal adalah maksimal selisih 0.5BAR
(7.2PSI), lebih dari itu dapat dikatakan ada masalah dengan silinder tersebut. Jika
membeli Compression Tester, lebih baik yang menggunakan selang dengan ujung
ulir seperti ulir busi. Biasanya disertakan beberapa ukuran glu plag (busi pijar)
pada motor diesel. Dan biasanya pada Compression Tester, ada kemampuan hold
untuk menahan tekanan kompresi yang sedang diukur, dan dapat di nol kan
kembali dengan menekan tombol Reset.

Bengkel Reparasi Mesin

11

Gambar 6. Compression Tester

Gambar 7. Sistem kerja compression tester


4. Peralatan pengukur Shaft Alignment
Cara meng-alignment salah satu poros yang tidak dapat diputar.
a. Cara manual :
Jika ada masalah salah satu poros mesin yang akan di alignment tidak dapat
diputar. Cara untuk mendapatkan hasil dengan kesalahan sekecil mungkin, yaitu
kopling harus di split atau dalam bahasa tehnik uncouple. Poros yang dapat di
putar dipasang dial indicator, kemudian kita menggunakan cara rim & face.
Cara lain yang umum dan akurat yalah reverse indicator , sebetulnya cara ini
kedua poros harus di putar bersamaan dalam membaca dial. Cara membaca dan
perhitungannya lihat bab prosedur rim & face. Tetapi harus dengan run-out kecil,
Bengkel Reparasi Mesin

12

dan diperhatikan bahwa permukaan kopling yang

tidak diputar harus di

bersihkan/dihaluskan untuk memperkecil kesalahan penunjukan dial indicator.

Gambar 8. shaft alignment dengan dial indicator


b. Cara dengan laser alignment rotalign ultra
Di industri kebanyakan mesin produksi, yang secara umum tidak dapat
menggerak diri sendiri, digerak oleh mesin lain yang berputar (maka dalam
bahasa inggris juga disebut dengan "rotating machinery"). Misalnya oleh electric
motor atau sebagainya. Untuk dapat memutarkan sesuatu mesin, maka mesin tsb
perlu memiliki shaft/poros, dan supaya mesin produksi, yang tidak memiliki
penggerak sendiri, dapat diputarkan oleh mesin lain, maka shaft/poros dari satu
mesin ke yang lain harus dihubungkan denga kopling atau sejenisnya. Sekarang
apa yang terjadi jika garis putar dari shaft/poros mesin no. 1 tidak menyatu
dengan garis putarnya shaft/poros mesin no. 2. Itu yang namanya Misalignment
mesin.
Jadi garis putar dari shaft/poros mesin yang digerak (mesin produksi),
yang dihubungkan (biasanya oleh kopling) dengan shaft/poros mesin yang adalah
penggerak (misalnya motor) harus menyatu menjadi 1 garis yang lurus (lihat juga
gambar di bawah ini)

Gambar 9. Poros sambungan poros antara mesin satu dengan yang lainnya

Bengkel Reparasi Mesin

13

Gambar 10. Indikator Proses Alignment Poros

Gambar 11. Ketidaklurusan pemasangan poros

Bengkel Reparasi Mesin

14

Gambar 12. Posisi peletakan sensor pada saat alignment poros

Gambar 13. Posisi sensor dan indikator pada saat alignment poros
Bengkel Reparasi Mesin

15

V. MELAKUKAN PENGUJIAN MESIN DIESEL


a.

Mesin Komatsu
Data Mesin :
Merk

: Komatshu

Type

: 6D 125 2

Bore

: 125 mm

Stroke

: 150 mm

Total Deplasment

: 11.004 cc

Daya

:95,6 kW / 130 HP / 1900 rpm

No

Jenis Pengukuran

RPM
.. .. .

Velocity ()
1

Getaran

Deplasment ()
Acelerastion ()

Emisi Gas Buang

CO

(ppm)

NO

(ppm)

NOx

(ppm)

SOx

(ppm)

Tekanan Kompresi

Bengkel Reparasi Mesin

16

b. Mesin Mitsubhisi
Merk

: Mitshubisi

Type

: 4D 32 / 4 tak

Daya

: 110 HP

Bore

: 104 mm

Stroke

: 118 mm

Total Deplasement

: 4.009 cc

No

Jenis Pengukuran

RPM
.. .. .

Velocity ()
1

Getaran

Deplasment ()
Acelerastion ()

Emisi Gas Buang

Tekanan Kompresi

Shaft Alignment

CO

(ppm)

NO

(ppm)

NOx

(ppm)

SOx

(ppm)

VI. PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN


6.1. Perhitungan daya pada masing mesin diesel
Menghitung IHP dari data yang diperoleh dengan data mesin dengan kondisi rpm
berbeda beda.
Daya (IHP) = (P x A x L x N x Z x a) / (60 x 75) HP
Dimana :
P : Tekanan silinder (bar)

N : Putaran Mesin (rpm)

A : Luas Permukaan silinder (m2)

Z : Jumlah Silinder

L : Panjang Langkah Torak (m)

a : Jenis diesel 2 tak atau 4 tak

Dengan a = 1 untuk 2 tak dan a = untuk 4 tak


Bengkel Reparasi Mesin

17

6.2. Mesin Komatsu


1

6.3. Mesin Mitsubhisi


1

Bengkel Reparasi Mesin

18

VII. PERALATAN DAN BAHAN HABIS


VII.1. Peralatan
1. Diesel Engine dan sistem propulsi

: 1 set

2. Alat penguji getaran (sensor getaran)

: 1 set

3. Alat penguji gas buang (portable exhaus gas analizer)

: 1 set

4. Alat penguji tekanan ruang bakar (compression tester)

: 1 set

5. Alat penguji kelurusan sambungan poros (aligment test) : 1 set


6. Baterai charger

: 1 set

7. Kompresor

: 1 set

8. Kunci pas

: 1 set

9. Kunci ring

: 1 set

10. Obeng negatif dan Positif

: 1 set

VII.2. Bahan habis


1. Bahan bakar solar

: 20 lt

2. Lap (majun) untuk membersihkan

: 10 kg

3. Baterai (accu) 80 AH/ semester

: 2 buah

4. Kabel sistem kelistrikan start merah (+) dan beru (-)

: 4 buah

5. Oli mesin diesel SAE 40 @ 4 lt

: 4 Jerigen

VIII. KOMPETENSI AKHIR


Setelah menyelesaikan

jobsheet ini, maka mahasiswa diharapkan dapat

melaksanakan uji kompetensi penunjang untuk Unit LO.04. Pengujian Mesin,


sesuai dengan Kualifikasi Diesel Power Plant Operasi dan Pemeliharaan NC III
yang dikeluarkan oleh Technical Education Skills Development Authority
(TESDA) Republic Of The Philippines, ISO 9001 : 2008 Certified, dengan :
1. Nomor LO

: 04

2. Judul LO

: Pengujian Mesin

3. Kriteria Penilaian :
-

Sebelum kegiatan dilakukan harus sesuai dengan ketentuan / prosedur


yang ditentukan.
Bengkel Reparasi Mesin

19

Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda


beda.

Hasil pengujian fungsi kerja mesin sebelum dan selama pengujian


dibandingkan dengan buku petunjuknya.

Hasil pengujian disusun dalam laporan sesuai dengan formulir yang


telah ditentukan.

4. Lembar Pernyataan harus diisi dan didalamnya ada daftar pertanyaan yang
akan diujikan pada saat uji kompetensi.
5. Metode Penilaian :
-

Tertulis

Demonstrasi dengan pertanyaan lesan.

Daftar Pustaka
1. Arismunandar, W. Motor Diesel PutaranTinggi, Bandung: Pardnya Paramita,
1975.
2. Bosch. Diesel Fuel Injection, Germany:Robert Bosch Gmbh, 1994
3. Heywood, J B. Internal Combustion EngineFundamental, Singapore: Mcgraw
Hill, 1989.
4. Mathur ML. Sharma RP. A Course In Internal Combustion Engine, Dhanpat Rai
& Sons 1682, Nai Sarak, Delhi -110006, 1980.
5. Maleev, V L. Internal Combustion Engine,Singapore: Mcgraw Hill, 1985.
6. Obert, E F. Internal Combustion Engine and Air Polution, New York: Harper &
RowPublisher,1973.
7. Sculz and Evridge, Diesel Mechanics, Third Edition, McGraw-Hill Book
Company, New York, 1989
8. Benkovsky, Technology of Ship Repairing, Mir Publisher, Moscow
9. Paterson William B, Red Book of Marine Engineering Questions and Answers
Steam & Motor, Volume II, Fourth Edition, Cornell Maritime Press, Maryland,
1990
10. Illies Kurt, Handbuch der Schiffsbetriebstechnik, Teil 2, 2 Auflage, Friedr.Vieweg
Sohn, Braunschweig, 1984
Bengkel Reparasi Mesin

20

Bengkel Reparasi Mesin

21

Anda mungkin juga menyukai