DESKRIPSI SINGKAT
KRITERIA PENILAIAN
PENDAHULUAN
Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini
pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Ia mendapatkan paten (RP 67207) berjudul
'Arbeitsverfahren und fr Ausfhrungsart Verbrennungsmaschinen'. Pada waktu itu mesin
tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan
bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi.
Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba
mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang
akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch
dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.
1.1. Prinsip Kerja Mesin Diesel
1. Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor
pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan
turbin gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression
ignition engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu
kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak motor bensin disebut motor
penyalaan busi (spark ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan
oleh percikan bunga api listrik dari busi.
2. Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada motor
diesel tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran bahan bakar
dan udara melelui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh
nyala listrik dari busi. Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan
ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara tersebut
dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat
sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke
dalam ruang bakar. Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup
tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya
sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar
sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira
600C.
3. Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti halnya
pada motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan
bakar yang berupapompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta
perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat
dapat terbakar sendiri (self ignition).
1.2. Perbedaan Utama Mesin Diesel Dan Mesin Bensin
Motor diesel dan motor bensin mempunyai beberapa perbedaan utama, bila
ditinjau dari beberapa item di bawah ini, yaitu (lihat Tabel 1)
d. Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap
tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar.
berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi
menyebabkan efisiensi panas turun.
Bila gaya P merata pada kepala torak maka dapat dihitung daya yang dihasilkan oleh
suatu jenis motor bakar dalam tersebut.
Ditentukan terlebih dahulu luas permukaan torak yaitu A dengan langkah torak sepanjang
L maka usaha yang diperoleh adalah :
Usaha = Gaya x Luas penampang silinder x panjang langkah torak
= Px Ax L
Usaha untuk satu kali putaranh :
= Px Ax Lx a
Bila dalam satu menit motor berputar N kali, maka dalam satu menit akan
diperoleh langkah kerja sebesar = N x a
Sehingga akan diperoleh daya sebesar :
Daya = Usaha / menit
Daya = P x A x L x N x a atau = (P x A x L x N x a ) / 60
= (P x A x L x N x a) / (60 x 75) HP atau PS
Bila dalam satu motor terdapat Z banyaknya silinder
Maka Daya total = (P x A x L x N x Z x a) / (60 x 75) HP
Dengan a = 1 untuk 2 tak dan a = untuk 4 tak
Daya total inilah yang sering disebut sebagai daya indiator (Pi) atau IHP.
2.2. Efisiensi motor
Penentuan kerugian daya yang menyebabkan penurunan daya indikator (Pi) antara
lain disebabkan adanya beberapa faktor sebagai berikut
7.2.1. Efisiensi mekanik
Yaitu kerugian daya akibat daya tersebut digunakan untuk mengatasi gerakan mekanik
yaitu: torak, silinder, poros bantalan, dan asesoris lain seperti sistem katup, pelumas,
pendingin, bahan bakar, sistem start, generator set dan lain lain.
Efisiensi mekanik (m) bisa dikatakan sebagai perbandingan antara tenaga bersih yang
diperoleh dengan tenaga yang sesungguhnya dihasilkan didalam silinder dari hasil
pembakaran.
m = Pb / Pi
Pb = Pi Ploss
Bengkel Reparasi Mesin
Dimana Ploss = tenaga yang hilang karena kerugian mekanik. Sehingga diperoleh bahwa
m = (Pi Ploss) / Pi untuk motor diesel m = 0,78 0,86
2.3.
Efisiensi Thermis
Yaitu kerugian daya akibat panas yang timbul baik dari proses pembakaran msupun
proses gesekan bagian bagian motor yang bergerak. Ada dua macam efisiensi thermis
yaitu
a. Indicator thermal efisiensi (it) adalah efisiensi thermis yang ditinjau dari dalam
silinder.
P
Indicator presure
it = (1 HP. h) / ( G x K x E)
Dimana :
1 HP.h = Horse Power jam
G = Spesifik fuel oil comsumption (sfoc) ( kg / 1 HP.h)
E = Satu satuan panas (kcl / kg) = 426,8
K = Nilai kalor bahan bakar ( kcal / kg)
1 HP = 75 kg /m dt
1 HP.h = 75 x 3600 kg/m = 270000kg / m
it = (632,6) / ( G x K )
b. Brake thermal efisiensi (ib) dihitung dengan melhat seberapa besarnya kerugian
(losis) karena bagian bagian bergerak itu bergesekan dan akan timbul panas, dalam
hal ini yang berperan besar dalam memperkecil efisiensi ini adalah sistem pelumasan.
III.
maka suplai listrik charger didapat dari PLN, ketika diesel bekerja maka suplai listrik di
dapat dari generator. Pengaman tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan apabila
baterai sudah mencapai tengangan standar 12-24V maka secara otomatis hubungan
baterai charger dan baterai akan diputus oleh pengaman tegangan.
c. Start Kompresi (Udara)
Sistem ini biasanya digunakan oleh mesin diesel yang dayanya besar, menggunakan
motor dengan udara tekanan tinggi untuk start mesin diesel, cara kerjanya dengan
menyimpan udara di dalam suatu botol udara kemudian udara tersebut di kompresi
menjadi udara panas pada proses langkah isap dan kompresi. Bahan bakar dimasukkna
ke dalam fuel injection pumpkemudian keinjektor masing masing silinder. Akibatnya
terjadi pembakaran, pada saat tekanan turun pada batas minimum yang dibutuhkan maka
kompresor secara otomatis akan mulai menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga
mencukupi untuk menyalakan mesin diesel.
IV. PERALATAN UJI
1. Peralatan untuk Menguji Getaran Mesin
Alat Uji Getaran adalah perangkat alat yang dipakai untuk mengukur
gerakan bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari
adanya gaya dalam (gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar
(gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin).
Alat Uji getaran merupakan salah satu produk untuk mengukur suatu nilai
getar, dimana getaran yang terjadi akan di eksekusi dalam bentuk data di alat
tersebut sehingga di ketahui jumlah data yang di capai sampai objek yang di uji
mencapai batas pengujian yang akan dijadikan standarisasi.
Alat Uji getaran ini terbagi menjadi dua jenis yaitu : Sensor Getaran,
Secara konsep, sensor getaran memiliki fungsi untuk mengubah besar signal
getaran fisik menjadi signal getaran analog yang terukur dalam besaran listrik dan
pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Dinamic Signal Analizer (DSA),
adalah getaran mesin dalam kombinasi kompleks dari signal yang berasal dari
berbagai sumber getaran yang berada didalam mesin.
Bengkel Reparasi Mesin
10
11
12
Gambar 9. Poros sambungan poros antara mesin satu dengan yang lainnya
13
14
Gambar 13. Posisi sensor dan indikator pada saat alignment poros
Bengkel Reparasi Mesin
15
Mesin Komatsu
Data Mesin :
Merk
: Komatshu
Type
: 6D 125 2
Bore
: 125 mm
Stroke
: 150 mm
Total Deplasment
: 11.004 cc
Daya
No
Jenis Pengukuran
RPM
.. .. .
Velocity ()
1
Getaran
Deplasment ()
Acelerastion ()
CO
(ppm)
NO
(ppm)
NOx
(ppm)
SOx
(ppm)
Tekanan Kompresi
16
b. Mesin Mitsubhisi
Merk
: Mitshubisi
Type
: 4D 32 / 4 tak
Daya
: 110 HP
Bore
: 104 mm
Stroke
: 118 mm
Total Deplasement
: 4.009 cc
No
Jenis Pengukuran
RPM
.. .. .
Velocity ()
1
Getaran
Deplasment ()
Acelerastion ()
Tekanan Kompresi
Shaft Alignment
CO
(ppm)
NO
(ppm)
NOx
(ppm)
SOx
(ppm)
Z : Jumlah Silinder
17
18
: 1 set
: 1 set
: 1 set
: 1 set
: 1 set
7. Kompresor
: 1 set
8. Kunci pas
: 1 set
9. Kunci ring
: 1 set
: 1 set
: 20 lt
: 10 kg
: 2 buah
: 4 buah
: 4 Jerigen
: 04
2. Judul LO
: Pengujian Mesin
3. Kriteria Penilaian :
-
19
4. Lembar Pernyataan harus diisi dan didalamnya ada daftar pertanyaan yang
akan diujikan pada saat uji kompetensi.
5. Metode Penilaian :
-
Tertulis
Daftar Pustaka
1. Arismunandar, W. Motor Diesel PutaranTinggi, Bandung: Pardnya Paramita,
1975.
2. Bosch. Diesel Fuel Injection, Germany:Robert Bosch Gmbh, 1994
3. Heywood, J B. Internal Combustion EngineFundamental, Singapore: Mcgraw
Hill, 1989.
4. Mathur ML. Sharma RP. A Course In Internal Combustion Engine, Dhanpat Rai
& Sons 1682, Nai Sarak, Delhi -110006, 1980.
5. Maleev, V L. Internal Combustion Engine,Singapore: Mcgraw Hill, 1985.
6. Obert, E F. Internal Combustion Engine and Air Polution, New York: Harper &
RowPublisher,1973.
7. Sculz and Evridge, Diesel Mechanics, Third Edition, McGraw-Hill Book
Company, New York, 1989
8. Benkovsky, Technology of Ship Repairing, Mir Publisher, Moscow
9. Paterson William B, Red Book of Marine Engineering Questions and Answers
Steam & Motor, Volume II, Fourth Edition, Cornell Maritime Press, Maryland,
1990
10. Illies Kurt, Handbuch der Schiffsbetriebstechnik, Teil 2, 2 Auflage, Friedr.Vieweg
Sohn, Braunschweig, 1984
Bengkel Reparasi Mesin
20
21