Anda di halaman 1dari 27

TUGAS RESUME BASIC HYDRAULIC

Nama :

M. Ichwan Marsal

NIM :

912018009

Kelas :

2 TM 3
I. DASAR- DASAR HIDROLIK

1. Dasar-Dasar Hidrolik
Sistem hidrolik mempunyai peran sangat penting dalam operasi alat berat. Prinsip-

prinsip dasar hidrolik digunakan ketika merancang dan mengoperasikan sistem hidrolik untuk

implement atau attachment, sistem steering, sistem brake, dan sistem power train. Bahkan

dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peralatan yang memanfaatkan prinsip-prinsip

dasar hidrolik, misalnya: dongkrak dll.b

Prinsip-prinsip hidrolik berlaku ketika menggunakan cairan yang bertekanan sebagai

media untuk melakukan kerja. Untuk itu ada beberapa hukum yang harus dipahami dan akan

dijelaskan pada pembahasan berikut.

2. Komponen-Komponen Hydraulic
Tangki Hidrolik
Komponen Oil Tank
Fungsi utama dari hydraulic oil tank adalah untuk menyimpan oli. Akan tetapi oil tank
juga mempunyai beberapa fungsi lain. Oil tank harus bisa menyerap panas dan memisahkan
udara dari oli.

Gb. 2.1Tangki Hidrolik

Oil tank harus cukup kuat, punya kapasitas yang cukup dan bisa memisahkan kotoran-
kotoran. Hydraulic oil tank biasanya tertutup, tetapi tidak selalu.
Komponen oil tank seperti terlihat pada gambar di atas:
 Fill Cap, menjaga kotoran masuk lewat lubang yang dipakai untuk mengisi dan
menambahkan oli ke dalam tangki serta menjaga/menutup pressurizes tank.
 Sight glass, digunakan untuk meng-check level/permukaan dari oli. Level oli
seharusnya di-check saat oli masih dalam keadaan dingin. Level oli akan benar bila
permukaanya di tengah-tengah sight glass.
 Supply dan Return Lines, Supply lines (hose menuju pompa) memungkinkan oli
mengalir dari tangki ke sistem. Return lines (saluran kembali) memungkinkan oli
mengalir dari sistem ke tangki.
 Drain, terletak di bagian bawah tangki. Drain (saluran pembuangan) digunakan
untuk membuang oli lama dari tangki. Saluran drain juga memungkinkan air dan
endapan lain dalam oli dibuang.

Jenis Hydraulic Tank


Dua macam hydraulic tank adalah Pressurized dan Vented (Non-Pressurized).

Gb. 2.2 Pressurized Tank

A. Pressurized Tank, pressurized tank itu tertutup sama sekali. Atmospheric pressure
(tekanan udara luar) tidak akan mempengaruhi pressure yang ada di dalam tangki.
Sebagaimana oli mengalir melalui sebuah system, oli akan menyerap panas dan
mengembang. Oli yang mengembang ini akan menekan udara yang ada di dalam tangki.
Udara yang tertekan ini akan mendorong oli keluar dari tangki dan menuju ke sistem.
Vaccum relief valve mempunyai dua fungsi. Mencegah ke-vaccum-an dan juga untuk
membatasi maksimum pressure di dalam tangki. Vaccum relief valve akan mencegah ke-
vaccum-an dengan cara membuka dan membiarkan uadara masuk ke dalam tangki
bilamana tank pressure drop sampai 3,45 kPa (.5 psi).
Pada saat pressure di dalam tangki mencapai vaccum relief valve pressure setting, maka
valve akan membuka dan mengeluarkan udara yang terjebak ke luar (atmosphere).
Vaccum relief valve pressure setting bisa bervariasi antara 70 kPa (10 psi) sampai 207
kPa (30 psi).

Komponen tangki yang lain adalah:


 Filler Screen, mencegah kotoran yang besar masuk ke tangki pada saat tutup tangki
dilepas.
 Filler Tube, memungkinkan tangki diisi pada level yang benar tetapi tidak overfilled.
 Baffles, mencegah return oil mengalir langsung ke bagian tangki outlet, memberikan
kesempatan kepada bubble (gelembung-gelembung udara) yang ada di return oil untuk
naik ke atas. Juga mencegah oli ter-aduk yang mana akan membantu menurunkan oli
dari pembentukkan buih.
 Ecology Drain, digunakan untuk mencegah oli tercecer pada saat membuang air dan
endapan-endapan dari tangki.
 Return Screen, mencegah partikel yang lebih besar masuk ke tangki, tetapi tidak bisa
menyaring partikel yang halus.
B. Vented Tank

Gb. 2.3 Vented Tank

Gambar 2.3 menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank. Tangki ini berbeda
dengan pressurized tank, dimana pada vented tank mempunyai breather (lubang
pernapasan). Breather memungkinkan udara keluar masuk dengan bebas. Atmospheric
pressure di atas oli menekan oli keluar dari tangki menuju ke sistem. Breather mempunyai
screen yang mencegah kotoran masuk ke dalam tangki.
II. HYDRAUIC CIRCUIT

Simple Hydraulic Circuit

Rangkaian hydrolik sederhana hanya memiliki satu control valve dan satu cylinder.

Pada heavy duty machine membutuhkan bermacam-macam komponen yang dirangkai secara
seri maupun secara parallel.

Rangkaian Seri dan Parallel

1. Ketika komponen-2 dihubungkan secara seri, maka fluida mengalir dari komponen
satu ke yang lain hanya satu jalur.

2. Ketika komponen dihubungkan secara paralel, maka fluida akan mengalir pada setiap
komponen secara bersamaan. Fluida dapat mengalir melalui beberapa jalur
Rangkaian Seri

Dalam rangkaian Seri, fluida mengalir dari satu komponen ke komponen tambahan lainnya
sebelum kembali ke tanki.

Rangkaian Parallel

Dalam rangkaian Parallel, setiap komponen memiliki akses yang sama untuk mendapatkan
aliran fluida dari pompa.
III. ZAT TAMBAHAN DAN KEPERLUAN
PADA HIDROLIK

1.) Viskositas. Dalam hal ini berarti kekentalan oli pada hidrolik, biasa diatur dalam
SAE atau Society Of Automotive Engineers yang sudah mengatur dan
memperhitungkan standar kekentalan untuk semua jenis oli.
Pada Oli Hidrolik mempunyai kekentalan dan klasifikasi sebagaimana oli mesin
hanya saja tidak dinyatakan dalam angka SAE atau kode API Service. Oli
Hidrolik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a) Tidak bisa dimampatkan
b) Mudah mengalir
c) Mempunyai sifat fisika dan kimia yang stabil
d) Mempunyai sifat melumasi
e) Menjaga terjadinya karat
f) Mudah menyesuaikan dengan tempat
g) Harus dapat memisahkan dengan kotoran

2.) Zat additive, adalah zat kimiawi yang ditambahkan pada oli untuk meningkatkan
kinerja dan performa pada oli. Dalam hal ini kita membahas oli hidrolik.
Dengan adanya penambahan zat pada oli, akan berfungsi maksimal untuk
mengurangi gesekan antar komponen dalam pompa dan juga keausan.
Oli juga berfungsi untuk mendinginkan atau melepas panas yang timbul akibat
gesekan selama proses sirkulasi. Berikut ini adalah zat additive yang harus
ditambahkan pada oli:

1.) Anti oksidan = pencegah oksidasi


2.) Detergent = menjaga permukaan logam agar bebas dari kotoran.
3.) Dispersant = membawa kotoran agar merata di dalam pelumas.
4.) Anti korosi = pencegah terjadinya karat pada logam.
5.) Anti wear = mencegah gesekan dan keausan.
6.) Friction modifier = meningkatkan tingkat kelicinan film pelumas.
7.) Pour point depressant = menjadikan pelumas tetap mengalir pada suhu
rendah.
8.) Anti foam = pencegah terbentuknya busa pada pelumas.
9.) Viscosity improver = menjaga viskositas oli pada suhu rendah atau tinggi
IV. CARA KERJA FLUIDA

Hydraulic system memperoleh energi dari luar, biasanya dari putaran engine
untuk memutar pompa hydraulic. Setelah fluida mengalir, maka fluida diatur oleh
control valve. Control Valve mengatur transfer hydraulic energy ke dalam system
dengan cara mengontrol banyaknya dan arah aliran hidrolik. Aliran hidrolik tadi
menuju ke actuator, lalu actuator merubah energi hidrolik menjadi energi gerak baik
gerakan lurus maupun putar.

Cara menghitung performa dan kekuatan system hidrolik :

Displacement = Luas penampang piston (1) x langkah piston (2)

Cycle time = Displacement / flow rate

Cycle Time untuk engine biasanya tertulis pada shop manual.


Jika nilainya berbeda dengan hasil pengukuran, maka flow rate yang masuk ke dalam
cylinder tidak sesuai dengan seharusnya. Hal ini mengartikan adanya masalah pada
hidrolik system

V. SAFETY PROCEDURE

1.) Mematikan unit engine yang akan di drain olinya


2.) Pastikan tidak ada yang tersisa saat drain oli
3.) Memberi Danger Tag
4.) Kosongkan tekanan di dalam hidrolik system
5.) Memakai alat pelindung diri
VI. KOMPONEN DAN PENGOPERASIAN
Dua macam hydraulic tank adalah Pressurized dan Vented (Non-Pressurized).

Gb. 2.2 Pressurized Tank

A. Pressurized Tank, pressurized tank itu tertutup sama sekali. Atmospheric pressure
(tekanan udara luar) tidak akan mempengaruhi pressure yang ada di dalam tangki.
Sebagaimana oli mengalir melalui sebuah system, oli akan menyerap panas dan
mengembang. Oli yang mengembang ini akan menekan udara yang ada di dalam tangki.
Udara yang tertekan ini akan mendorong oli keluar dari tangki dan menuju ke sistem.
Vaccum relief valve mempunyai dua fungsi. Mencegah ke-vaccum-an dan juga untuk
membatasi maksimum pressure di dalam tangki. Vaccum relief valve akan mencegah ke-
vaccum-an dengan cara membuka dan membiarkan uadara masuk ke dalam tangki
bilamana tank pressure drop sampai 3,45 kPa (.5 psi).
Pada saat pressure di dalam tangki mencapai vaccum relief valve pressure setting, maka
valve akan membuka dan mengeluarkan udara yang terjebak ke luar (atmosphere).
Vaccum relief valve pressure setting bisa bervariasi antara 70 kPa (10 psi) sampai 207
kPa (30 psi).

Komponen tangki yang lain adalah:


 Filler Screen, mencegah kotoran yang besar masuk ke tangki pada saat tutup tangki
dilepas.
 Filler Tube, memungkinkan tangki diisi pada level yang benar tetapi tidak overfilled.
 Baffles, mencegah return oil mengalir langsung ke bagian tangki outlet, memberikan
kesempatan kepada bubble (gelembung-gelembung udara) yang ada di return oil untuk
naik ke atas. Juga mencegah oli ter-aduk yang mana akan membantu menurunkan oli
dari pembentukkan buih.
 Ecology Drain, digunakan untuk mencegah oli tercecer pada saat membuang air dan
endapan-endapan dari tangki.
 Return Screen, mencegah partikel yang lebih besar masuk ke tangki, tetapi tidak bisa
menyaring partikel yang halus.
B. Vented Tank

Gb. 2.3 Vented Tank

Gambar 2.3 menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank. Tangki ini berbeda
dengan pressurized tank, dimana pada vented tank mempunyai breather (lubang
pernapasan). Breather memungkinkan udara keluar masuk dengan bebas. Atmospheric
pressure di atas oli menekan oli keluar dari tangki menuju ke sistem. Breather mempunyai
screen yang mencegah kotoran masuk ke dalam tangki.
C. Akumulator
Berfungsi untuk :

a. Mengimbangi aliran minyak yang berubah-ubah.


b. Menjaga agar tekanan tetap konstan.
c. Meredam kejutan
d. Menyenyiapkan tekanan emergency dan aliran minyak.

Akumulator terdiri dari 3 type:


a. Gas charged : Gas-Charged Accumulators terdiri dari cylinder, piston atau
bladder dan Charging valve. Pada saat tekanan minyak naik, minyak
masuk ke dalam cylinder mendorong piston menekan gas. Pada saat
tekanan minyak turun, gas menekan piston mendorong minyak kembali
kedalam system. Type ini powerfull dan acurate /responsif sehingga saat
ini yang paling banyak digunakan.

Gas charged
b. Weighted : Accumolator ini terdiri dari cylinder, piston, packing (seal),
dan pemberat. Pada saat tekanan minyak naik, minyak masuk ke dalam
cylinder mengangkat pemberat, dan pada saat tekanan turun, pemberat
akan menekan piston mendorong minyak kembali kedalam system.
Dengan demikian accumulator selalu memberikan tekanan minyak yang
konstan.

Type weight

c. Spring : Spring Accumulators terdiri dari Spring, cylinder, piston, dan


packing (seal). Pada saat tekanan minyak naik, minyak masuk ke dalam
cylinder menekan spring, dan pada saat tekanan turun, spring menekan
piston mendorong minyak kembali kedalam system. Dengan demikian
accumulator selalu memberikan tekanan minyak yang konstan.

Type spring
VII. PENGONTROL FLUIDA HIDROLIK

1.) Filter oli hidrolik : berfungsi mempertahankan kondisi oli agar tetap bersih
dengan cara menyaring kotoran yang larut bersama fluida yang dapat merusak
komponen.
Tipe filter ada 2 yaitu :
a. Depth : Depth Filter menjebak kontaminan berdasarkan perbedaan ukuran dan
level pada ement filter
b. Surface : surface filter menjebak kontaminan melalui permukaan filter
element.
Filter oli digolongkan dalam:

a. Caertridge Filter – Element filter dipasang pada housing.


b. Canister Filter – Satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara element dan
housing.
c. Screen – serat metal yang mampu menjebak partikel besar sebelum masuk
kedalam system
Lokasi filter oli :

a. Pressurized Filter berfungsi melindungi Valve dan Actuator dari partikel


kotoran yang halus, bisa digunakan surface atau Depth Type Cartridge Filter.
b. Suction Filter berfungsi melindungi Pompa dan komponen hidrolik lainya dari
partikel kotoran yang kasar. Penurunan tekanan yang terjadi pada filter harus
rendah untuk menghindari terjadinya cavitation pada pompa. Suction Filter
bisanya menggunakan surface Filter.
c. Case Drain Filter berfungsi menyaring kotoran yang disebabkan oleh keausan
atau kerusakan komponen pompa atau motor. Filter ini memiliki volume dan
tekanan yang rendah. Dapat menggunakan Cartridge atau Canister Filter
d. Return Filter berfungsi menyaring kotoran yang mengalir didalam system agar
tidak masuk kedalam tanki. Filter yang digunakan biasanya Surface type.
2.) Cooler
Oil Cooler berfungsi mempertahankan suhu oli agar tetap stabil pada suhu kerja.
Oil Cooler adalah alat untuk memindahkan panas seperti pada radiator
memindahkan panas air pendingin ke udara. Ada 2 type oil cooler yaitu :
a. Air to Oil : Cara kerja Air to Oil cooler adalah ketika oli mengalir didalam
pipa yang dipasangi sirip-2, kemudian udara dihembuskan melewati sirip-2,
maka udara yang mengalir akan mendinginkan oli.
b. Water to Oil : Cara kerja Water to Oil cooler adalah ketika oli mengalir
didalam pipa, kemudian air dialirkan melewati celah-celah pipa, maka air yang
mengalir akan mendinginkan oli.
VIII. POMPA DAN MOTOR HIDROLIK
A. Pump berfungsi merubah energi mekanik menjadi energy hydraulic dengan
menghasilkan aliran fluida ke dalam system. Jika tekanan kerja yang dibutuhkan
tinggi, maka pompa harus kuat. Type dari pompa hidrolik:
a. Positive Displacement
- Fixed Displacement
- Variable Displacement
- Pressure compensated
- Bi directional
Positive displacement pump selalu menghasilkan aliran ketika beroperasi.
Beberapa cara agar pompa menghasilkan tekanan yang seimbang:
a. Pompa dilengkapi dengan control valve
b. Memiliki aliran output bervariasi untuk menjaga tekanan
c. Pompa menjaga aliran tertentu

B. GEAR PUMP
Gear Pump adalah fixed displacement pump. Type ini design nya sederhana dan
besar/kuat sehingga cocok digunakan untuk aplikasi yang bervariasi . cara kerja
gear pump adalah:
Ketika roda gigi diputar, maka oli akan mengalir melalui celah-celah antara roda
gigi dan housing. Semakin cepat putarannya, maka volume fluida yang
dipindahkan semakin banyak.

Gear pump

C. VANE PUMP
Vane pump adalah alat untuk membangkitkan tekanan hidrolis dengan tenaga
penggerak berupa motor listrik atau mesin.
mengatur sudut kemiringan pada swosh plate ( variable piston pump ).

Untuk type fixed pompa diset agar piston dan barrel assembly membentuk sudut
yang tetap terhadap drive shaft. Pompa ini dirancang drive shaft terhubung dengan
swash plate sehingga ketika cylinder barrel berputar, maka piston bergerak keluar
masuk.

Fixed piston pump


D. HYDRAULIC MOTOR
Motor adalah perubahan tenaga dari energi hidrolik menjadi energi mekanik
(putaran). Biasanya motor hidrolik untuk kendaraan yang menggunakan track,
namun saatini banyak kendaraan type wheel yang memakai motor hidrolik agar
tidak perlu lagi komponen lainnya seperti diferensial, propeller dan sebagainya.

Kerusakan kerusakan yang ada di dalam sistem pompa :


a. Kavitasi
b. Aeration
c. Terkontaminasi debu atau kotoran luar
d. Panas dan tekanan yang berlebihan
e. Usia pemakaian

Bagian bagian vane pump terdiri dari : pump reservoir, pump body, idle up
mechanism, dan flow control valve. Control valve akan diatur oleh main shaft
yang bergerak karena adanya steering wheel. Ada 3 jenis control valve yaitu:
- Rotary valve type
- Flapper calce type
- Spool valve ( untuk rack and pinion )

Vane pump

E. PISTON PUMP
Piston pump ada yang variable ( bisa diatur ) dan ada yang fixed ( tetap ).
Fungsinya sama yaitu untuk memompa cairan hidrolik untuk menggerakkan
komponen lainnya. Pompa jenis ini lebih serbaguna, biasanya memakai
menggunakan load sensing pressure compensated hydraulic system.
IX. LINE & CONNECTOR

Saluran-saluran (lines) berfungsi untuk menyalurkan oli ke berbagai komponen. Lines bisa
disamakan dengan kabel pada rangkain listrik. Lines terdiri dari dua jenis yaitu tube yang
terbuat dari besi dan hose yang terbuat dari karet yang diperkuat.

Tube
digunakan pada tempat-tempat statis atau tidak bergerak. Tubes pada dasarnya lebih kuat dari
hode karena terbuat dari besi. Namun tubes tidak fleksibel. Hose digunakan pada bagian-
bagian yang bergerak. Hose lebih fleksible dan mudah perawatannya karena inilah hose lebih
banyak digunakan

Hose digunakan dari aplikasi tekanan rendah, menengah dan tinggi. Gambar diatas adalah
konstruksi hose untuk aplikasi tekanan tinggi yang biasa dijumpai pada alat berat. Kontruksi
ini terdiri dari bagian dalam (inner tube) terbuat dari karet elastic dan cover atau pembungkus
yang terbuat dari rajutan benang keras. Diantara inner tube dan cover terdapat lapisan-lapisan
penguat (reinforced) yang terdiri dari beberapa lapis kain kawat dan cushion yaitu lapisan
plastic untuk peredaman. Jumlah lapisan reinforced ini bergantung pada besar tekanan yang
akan digunakan. Semakin tinggi tekanan maka semakin tebal lapisan ini.

Hose dan couling dibuat dengan standar tertentu berdasarkan negara produsennya. Ada tiga
standar yang banyak digunakan yaitu standar Amerika (SAE), standar jerman atau eropa
(DIN) dan standar jepang (JIS). Pada saat perawatan dan perbaikkan hose dan coupling, harus
diperhatikan standar mana yang digunakan. Standar ini memiliki ukuran-ukuran yang
berbeda. Terdapat tanda spesifikasi pada hose. Pola tanda ini bergantung pada merek
pembuat hose.

Untuk teknisi alat berat, spesifikasi yang penting adalah maximum working pressure dan
inside diameter atau diameter bagian dalam. Spesifikasi diameter dalam ini ditunjukkan
dengan satuan dash.
Dash adalah panjang diameter bagian dalam hose yang dinyatakan dalam kelipatan 1/16
inchi. Misalnya dash 12 berarti diameternya 12/16 inchi. Selain dash ada juga yang
menyatakan ukuran ini dalam satuan millimeter.

Maximum working pressure adalah tekanan kerja maksimum yang dapat ditahan oleh hose
tanpa terjadi kerusakan. Apabila tekanan ini terlampaui maka ada kemungkinan lama
kelamaan hose akan rusak dan terjadi kebocoran. Selain itu ada spesifikasi peak pressure
(tekanan kejut). Tekanan kejut terjadi pada saat terjadi perubahan tekanan yang tiba-tiba. Bisa
dilihat pada saat misalnya suatu tuas control digerakkan. Tekanan ini sangat tinggi namun
terjadi pada selang waktu yang singkat. Hose harus mampu menahan tekanan ini.
Susunan komponen-komponen hidrolik digambarkan dalam diagram skematik hidrolik. Pada
beberapa puluh tahun yang lalu, diagram skematik ini berisi gambar-gambar komponen yang
dihubungkan dengan garis-garis. Gambar-gambar ini terlihat rumit dan sulit dipahami dan
bergantung pada produsen pembuat system hidrolik tersebut. Supaya lebih mudah dipahami,
lembaga standar international mengeluarkan standar ISO. Standar ini menetapkan symbol-
simbol standar untuk komponen-komponen hidrolik. Selain itu standar ISO juga
menyeragamkan symbol-simbol yang beraneka ragam.

Dalam standar ISO saluran-saluran digambarkan sebagai garis-garis. Diagram ISO hanya
menunjukkan fungsi dari komponen-komponen. Diagram ISO tidak menunjukkan bagaimana
konstruksi bagian dalam. Untuk membedakan fungsi saluran-saluran, ada beberapa symbol
untuk lines. Garis penuh menunjukkan saluran ini adalah saluran utama (main) misalnya
saluran dari pompa ke directional control valve dan dari control valve ke actuator. Garis
putus-putus dan tipis menunjukkan bahwa saluran ini adalah saluran untuk control atau pilot.
Garis putus-putus dan tebal menunjukkan saluran buang ke tanki. Adapaun garis titik, garis
titik bukan menunjukkan saluran, namun menunjukkan bahwa symbol-simbol yang
dikelilingi garis ini berada dalam satu tempat.

 Fitting (Coupling)
Fitting adalah komponen yang
berfungsi untuk menyambung saluran-saluran dan antara saluran dengan komponen lain.
Fitting atau coupling sangat banyak macamnya.

Pada ISO symbol, coupling digambarkan sebagai titik. Dalam menggambar ISO symbol
untuk coupling harap berhati-hati untuk menggambarkan titik sebagai sambungan. Untuk
garis-garis yang bertumpang tindih tapi seperti pada A, untuk membedakan sambungan
dengan tidak, digambarkan dengan kurva setengah lingkaran. Ada juga yang
menggambarkannya dengan saling bersilang saja seperti pada B. Harap berhati-hati karena
bisa membingungkan seperti pada D yang akan menimbulkan salah pengertian.
X. VALVE ( KATUP )
Fungsi dari valve adalah untuk mengaktifkan cylinder atau motor dan untuk
mengontrol aliran serta tekanan minyak sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
system.

Macam-macam type dari valve :


1. Directional Control Valve
Directional control valve digunakan untuk mengarahkan aliran fluida dalam suatu
circuit hydraulic untuk mengontrol gerakan actuator dan componen hydraulic
lainnya sesuai dengan yang diinginkan operator.

2. Flow control Valve,


Flow Control Valve biasanya digunakan untuk mengatur
kecepatan Actuator atau membagi aliran ke dua circuit atau
lebih. Flow Control Valve berupa katup sederhana yang
pembukaannya diatur sesuai dengan tekanan pada spring loaded
valve. Flow Control Valve menyiapkan aliran maksimum pada satu circuit,
sebelum mem bypass kelebihan minyak ke circuit lain atau kembali ke tanki. Flow
Control Valve terdiri dari :

- Orifice,
Orifice dirancang untuk mengalirkan minyak pada jumlah tertentu, untuk
menghasilkan perbedaan tekanan sesuai dengan yang diinginkan. Jika minyak
mengalir melalui orifice, maka terjadi perbedaan tekanan antara hulu dan hilir.
Tekanan tinggi pada sisi hulu menekan dam valve, dan tekanan rendah pada sisi
hilir ditambah dengan tekanan spring mempertahankan dam valve pada posisi
tertutup.
Jika aliran minyak yang melalui Orifice meningkat, maka perbedaan tekanan
antara sisi hulu dan hilir meningkat, mengakibatkan tekanan sisi hulu mampu
mendorong dam valve membuka saluran. Aliran minyak di bypass ke circuit lain
atau dikembalikan ke tanki. Hal ini untuk mempertahankan aliran dan tekanan
pada circuit utama. Bila sisi hilir di block, maka tekanan hulu dan hulir sama,
akibatnya dam valve tertutup karena terdorong oleh tekanan spring.
- Dam Valve,
- Spring ringan

3. Pressure Control Valve


Pressure Relief Valve digunakan untuk membatsi tekanan
maksimum pada circuit untuk mencegah terjadinya kerusakan
komponen hydraulic akibat tekanan yang terlalu tinggi.
Jika tekanan pada system melebihi batas yang diijinkan, maka
Relief valve terbuka, untuk mengalirkan minyak kembali menuju tanki. Type dari
pressure valve :
[1] Pilot-Operated Relief Valve;
Pilot-operated relief valve banyak digunakan pada system
hydraulic yang memiliki tekanan kerja tinggi, dan menjaga
keseragaman tekanan pada system yang aliran kerjanya
berbeda. Pada saat tekanan dalam system lebih rendah dari
tekanan spring pilot valve, maka posisi pilot valve tertutup.
Bila tekanan pada system meningkat melebihi tekanan spring pada pilot valve,
maka pilot valve terbuka membuang minyak yang berada pada ruang
unloading, akibatnya tekanan pada ruang unloading turun.
Akibat tekanan pada ruang unloading turun, maka unloading valve terdorong
keatas dan membuka saluran pressure line menuju return line, untuk
menurunkan tekanan kerja pada system.

[2] Piston-Operated relief Valve;


Piston-operated relief valve mampu mengontrol tekanan
secara presisi pada jangkauan range tekanan yang tinggi
didalam circuit dan system. Pada kondisi normal, tekanan
spring mempertahankan valve duduk pada posisinya menutup
saluran return. Bila tekanan dalam system naik sehingga mampu menodorong
piston, maka valve akan terdorong sehingga membuka lubang saluran ke
return, dengan demikian minyak dalam system dibuang ke return melalui
lubang-2 sempit, sehingga tekanan dalam system akan turun secara perlahan.

[3] Modulating Relief Valve


Modulating relief valve digunakan untuk meningkatkan
tekanan secara gradual, biasanya digunakan pada transmisi
agar penekanan clutch dapat berlangsung secara lembut.
Cara kerja :
Spring antara load piston dan modulating relief valve memanjang secara
penuh.
Pompa mensupply minyak ke dalam slug chamber, menggerakan modulating
relief valve ke kanan, membuka saluran untuk mengalirkan sebagian minyak
ke converter circuit. Minyak juga mengalir melalui orifice check valve menuju
ruang pada sisi kanan load chamber, sehingga tekanannya naik dan mampu
mendorong load piston ke kiri menutup minyak dari modulating relief valve
menuju converter circuit.
Tekanan minyak pada modulating relief valve kembali meningkat, dan mampu
mendorong modulating relief valve ke kanan lagi. Check valve berfungsi
untuk mempercepat pengosongan minyak pada sisi kanan piston saat tenakan
minyak pada load piston drop.
Demikian modulating cycle akan dimulai kembali setelah spring kembali
mengembang penuh.
4. Selector valve
Selector valve digunakan untuk mengontrol gerakan actuator didalam system
hydraulic dengan mengontrol arah dan banyaknya aliran fluida.
Hampir semua selector valve memiliki spool yang berada didalam lubang cylinder
dan bisa digerakan maju / mundur.
5. Check valve
Check Valve dapat diklasifikasikan sebagai directional atau
flow control valve. Fungsi utamanya adalah mengalirkan
minyak hanya satu arah. Design yang paling umum adalah
berupa piston, atau bola dan spring. Check valve sering
dikombinasikan dengan jenis valve yang lain.
6. Make up valve
Make-up valve adalah salah satu jenis check valve yang dapat
mengalirkan minyak langsung ke actuator ketika return pressure
lebih besar dari inlet pressure pada actuator. Hal ini untuk
mencegah kerusakan pada Cylinders ketika menjatuhkan Blade
atau Backet melebihi kecepatan supply minyak dari pompa.
Make-up valve terdiri dari check valve dengan spring ringan. Ketika pressure drop
2 psi., lebih rendah dari return line pressure, maka valve terbuka dan mengalirkan
minyak ke line

7. Quick drop valve


Quick drop valve merupakan jenis make-up valve yang lebih
komplek, biasanya digunakan pada track type traktor type
sedang dan besar.

8. Pressure reducing valve


Tekanan spring merupakan tekanan down stream dan dalam
keadaan normal, katup selelu terbuka. Ketika tekanan down
stream meningkat, maka tekanan pada sisi kanan piston juga
meningkat sehingga piston mampu mendorong spool
(melawan tekanan pegas) untuk menutup saluran. Ketika tenakan down stream
telah tercapai, saluran minyak tertutup, dengan dimikian tekanan pada down
strem terjaga sesuai dengan tekanan pegas.

9. Pressure differential valve


Pressure differential valve menyiapkan perbedaan urutan
supply minyak pada kedua circuit atau untuk menjaga agar
tekanan yang berbeda diantara dua circuit tetap konstan.
Tekanan pegas mendorong Spool untuk menutup saluran
menuju secondary circuit, Bila tekanan pada primary circuit
naik melebihi tekanan pegas, maka spool tertekan dan membuka saluran menuju
secondary circuit. Bila tekanan pada secondary circuit naik Spool kembali
menutup saluran secondary circuit. Tekanan primary circuit akan sama dengan
tekanan secondary circuit ditambah tekanan pegas. Dengan demikian tekanan
secondary circuit lebih rendah dari tekanan primary circuit.
XI. SILINDER HIDROLIK

Fungsi utama hydraulic cylinder adalah untuk menggerakan implemen seperti


Blade, Backet dll. Hydraulic Cylinder merupakan Linier Actuator yang merubah
energy hydraulic menjadi energy mekanik.
Bagian bagian silinder hidrolik:

1) Rod : Rod dihubungkan dengan piston untuk mengangkat beban dari


implement. Biasanya terbuat dari baja keras yang dilapisi dengan chrome
supaya tahan gores dan tahan terhadap pitting.
2) Cylinder tube adalah selongsong yang dibuat dari baja tuang atau baja press,
atau pipa yang ujung-ujungnya dilas. Permukaan bagian dalam cylinder
dikerjakan sangat mulus dan presisi.
3) Cap Eye memungkinkan cylinder dapat dihubungkan dengan machine atau
implement
4) Rod Eye memungkinkan cylinder dapat dihubungkan dengan machine atau
implement
5) Cylinder head sebagai penutup cylinder dan memungkinkan dapat dibuka dan
ditutup agar rod dapat dikeluarkan dari dalam cylinder. Cylinder head diikat
dengan cylinder menggunakan ulir atau baut.
Threaded Crown Cylinder head memiliki ulir dalam yang dipasangkan dengan
ulir pada bagian luar cylinder.
Threaded Gland Cylinder head memiliki ulir luar yang dipasangkan dengan
ulir bagian dalam cylinder.
6) Component ini memungkinkan cylinder dapat dihubungkan dengan pipa untuk
menyalurkan minyak hydraulic menuju atau keluar dari cylinder.
7) Piston berupa piringan baja yang terpasang pada ujung rod. Tekanan minyak
hydraulic akan menekan bagian sisi-sisi piston untuk menggerakan rod.
8) Piston Nut untuk mengikat piston pada rod

Letak seal pada silinder hidrolik:

I. Rod Wiper Seal berfungsi untuk menjaga agar debu dari luar tidak
masuk kedalam Cylinder
II. Rod Buffer Seal merupakan rod seal lapis kedua yang berfungsi untuk
mencegah agar tekanan yang berlebihan dari dalam cylinder tidak
mencapai rod wiper seal.
III. Piston Seal berfungsi sebagai perapat antara piston dengan cylinder
tube, guna memperkecil kebocoran minyak antara ruang sisi rod
cylinder dan sisi head cylinder.
IV. Piston Wear Ring berfungsi agar piston didalam cylinder benar-2
center terhadap tube. Hal ini untuk menghindari agar piston tidak
menggores dinding tube
V. Rod Seal berfungsi sebagai seal utama dari rod seal untuk mencegah
kebocoran oli dari dalam cylinder.
VI. Rod wear Ring adalah selongsong yang berfungsi agar rod berada pada
posisi center terhadap head untuk mencagah agar rod tidak tergores
oleh head.

Type type seal:

1. Static seal, berfungsi sebagai perapat antara dua komponen yang tidak bergerak.

2. Over size seal digunakan untuk cylinder yang telah mengalami over size. Biasanya
over size head seals, piston seals, dan Piston Wear Ring dengan ukuran antara (0.030”
– 0.060”).
Komponen pelindung silinder :

1) Piston by pass valve


. Pada saat memanjang maupun memendek, valve tertutup, Pada
saat piston mendekati ujung, spool valve menyentuh bagian
ujung cylinder sehingga valve terbuka dan mengalirkan minyak
menuju tanki Valve jenis ini dapat ditemui pada track type
tractors type sedang dan besar. Hal ini untuk mencegah
terjadinya kerusakan struktur pada cylinder, terutama pada saat operator memiringkan
blade secara maksimal

Tipe tipe silinder hidrolik

A. Single acting silinder


Single Acting Cylinder merubah tenaga hydraulic menjadi
gerakan memanjang (hanya satu arah). Minyak hydraulic
masuk melalui lubang tunggal untuk memanjangkan cylinder,
kemudian cylinder kembali memendek akibat adanya beban.
B. Double acting silinder
Double Acting Cylinder merubah tenaga hydraulic menjadi
dua gerakan memanjang dan memendek. Tekanan hydraulic
mendorong piston sehingga cylinder memanjang. Agar
Cylinder memendek, maka tekanan hydraulic dialirkan pada arah/sisi sebaliknya.

C. Single acting telescopic


Single Acting Telescoping Cylinder memiliki outer dan inner
rod. Outer rod akan memanjang secara penuh terlebih dahulu,
kemudian disusul inner rod memanjang secara penuh.
Gravitasi beban yang akan mendorong rod memendek

D. Double rod silinder


Double Rodded Cylinder memiliki piston dan rod pada kedua
sisinya. Cylinder ini memberikan dorongan yang sama efektif
pada kedua sisinya, baik pada saat memanjang maupun
memendek.

Anda mungkin juga menyukai