Anda di halaman 1dari 58

A-5050

Pelajaran 2 : Komponen-komponen Hydraulic

TANGKI HIDRAULIC A-5056

Komponen Oil Tank


Fungsi utama dari hydraulic oil tank adalah untuk menyimpan oli. Akan tetapi oil tank
juga mempunyai beberapa fungsi lain. Oil tank harus bisa menyerap panas dan
memisahkan udara dari oli.

Gb. 2.1Tangki Hidraulic

Oil tank harus cukup kuat, punya kapasitas yang cukup dan bisa memisahkan kotoran-
kotoran. Hydraulic oil tank biasanya tertutup, tetapi tidak selalu.
Komponen oil tank seperti terlihat pada gambar di atas:
• Fill Cap, menjaga kotoran masuk lewat lubang yang dipakai untuk mengisi dan
menambahkan oli ke dalam tangki serta menjaga/menutup pressurizes tank.
• Sight glass, digunakan untuk meng-check level/permukaan dari oli. Level oli
seharusnya di-check saat oli masih dalam keadaan dingin. Level oli akan benar bila
permukaanya di tengah-tengah sight glass.
• Supply dan Return Lines, Supply lines (hose menuju pompa) memungkinkan oli
mengalir dari tangki ke sistem. Return lines (saluran kembali) memungkinkan oli
mengalir dari sistem ke tangki.

11
A-5050

• Drain, terletak di bagian bawah tangki. Drain (saluran pembuangan) digunakan


untuk membuang oli lama dari tangki. Saluran drain juga memungkinkan air dan
endapan lain dalam oli dibuang.

JENIS HYDRAULIC TANK A-5056

Dua macam hydraulic tank adalah Pressurized dan Vented (Non-Pressurized).


A. Pressurized Tank

Gb. 2.2 Pressurized Tank

Pressurized tank itu tertutup sama sekali. Atmospheric pressure (tekanan udara luar)
tidak akan mempengaruhi pressure yang ada di dalam tangki. Sebagaimana oli
mengalir melalui sebuah system, oli akan menyerap panas dan mengembang. Oli yang
mengembang ini akan menekan udara yang ada di dalam tangki. Udara yang tertekan
ini akan mendorong oli keluar dari tangki dan menuju ke sistem.

Vaccum relief valve mempunyai dua fungsi. Mencegah ke-vaccum-an dan juga untuk
membatasi maksimum pressure di dalam tangki. Vaccum relief valve akan mencegah
ke-vaccum-an dengan cara membuka dan membiarkan uadara masuk ke dalam tangki
bilamana tank pressure drop sampai 3,45 kPa (.5 psi).
Pada saat pressure di dalam tangki mencapai vaccum relief valve pressure setting,
maka valve akan membuka dan mengeluarkan udara yang terjebak ke luar
(atmosphere). Vaccum relief valve pressure setting bisa bervariasi antara 70 kPa (10
psi) sampai 207 kPa (30 psi).

11
A-5050

Komponen tangki yang lain adalah :


• Filler Screen, mencegah kotoran yang besar masuk ke tangki pada saat tutup
tangki dilepas.
• Filler Tube, memungkinkan tangki diisi pada level yang benar tetapi tidak
overfilled.
• Baffles, mencegah return oil mengalir langsung ke bagian tangki outlet,
memberikan kesempatan kepada bubble (gelembung-gelembung udara) yang ada
di return oil untuk naik ke atas. Juga mencegah oli ter-aduk yang mana akan
membantu menurunkan oli dari pembentukkan buih.
• Ecology Drain, digunakan untuk mencegah oli tercecer pada saat membuang air
dan endapan-endapan dari tangki.
• Return Screen, mencegah partikel yang lebih besar masuk ke tangki, tetapi tidak
bisa menyaring partikel yang halus.

B. Vented Tank

Gb. 2.3 Vented Tank

Gambar 2.3 menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank. Tangki ini berbeda
dengan pressurized tank, dimana pada vented tank mempunyai breather (lubang
pernapasan). Breather memungkinkan udara keluar masuk dengan bebas. Atmospheric
pressure di atas oli menekan oli keluar dari tangki menuju ke sistem. Breather
mempunyai screen yang mencegah kotoran masuk ke dalam tangki.

11
A-5050

ISO SIMBOL
Gambar 2.4 memperlihatkan ISO simbol untuk vented dan pressurized hydraulic tank.

Gb. 2.4 Vented Tank

Vented hydraulic tank simbol hanya berbentuk kotak/segi empat dengan bagian
atasnya terbuka. Sementara pressurized tank simbol digambarkan dengan kotak/segi
empat yang tertutup. Gambar tangki terlihat digambarkan dengan hydraulic lines
untuk mempermudah pengertian).

FUNGSI DARI HYDRAULIC FLUID (OIL) A-5095

Fluid (Zat cair) adalah Non-Compressible. Oleh sebab itu fluid dapat men-transmit
power saat itu juga dalam sebuah sistem hidrolik. Sebagai contoh, minyak tanah ter-
compress sekitar 1% untuk setiap 2000 psi. Oleh sebab itu minyak tanah dapat
mempertahankan volumenya secara tetap di bawah tekanan tinggi. Minyak tanah
adalah zat cair pokok yang digunakan dalam pengembangan kebanyakan hidrolik oil.

Fungsi utama dari hydraulic fluid (oil) adalah :


• Transmitting power • Lubricating
• Sealing • Cooling
• Cleaning

11
A-5050

Gb. 2.5 Non-Compressible Fluid

A. Transmitting power (Meneruskan Tenaga)


Karena hydraulic fluid tidak dapat dikompres, sekali hidrolik sistem ter-isi dengan
fluida, seketika itu juga meneruskan power dari satu area ke area yang lain. Akan
tetapi bukan berarti semua fluida mempunyai efisiensi yang sama dalam
meneruskan power, sebab masing-masing fluida mempunyai sifat khusus sendiri-
sendiri. Pemilihan hydraulic fluid yang benar tergantung dari pemakaian dan
kondisi operasi.

B. Lubricating (Melumasi)
Hydraulic fluid (oil) harus bisa melumasi komponen-komponen yang bergerak
dalam sebuah hidrolik sistem. Komponen-komponen yang berputar atau meluncur
harus bisa berfungsi dengan baik tanpa harus bersentuhan dengan komponen yang
lain. Hydraulic oil harus bisa mempertahankan oil film di antara dua permukaan
untuk mencegah gesekan, panas dan keausan.

C. Sealing (Menutupi)
Banyak komponen-komponen hidrolik di-design dengan menggunakan hydraulic
oil dari pada mekanikal seal dalam komponen. Viskositas (kekentalan) dari oil
akan membantu menentukan kemampuannya untuk melapisi.

11
A-5050

D. Cooling
Hidrolik sistem menghasilkan panas bila sedang mengubah mekanikal energi ke
hidrolik energi atau sebaliknya.
Pada saat oil bergerak melalui sistem, panas akan merambat dari komponen-
komponen yang lebih hangat ke cooler. Oil akan memberikan panas tersebut ke
reservoir atau cooler yang telah di-design untuk menjaga oil temperature tidak
melebihi batas.

E. Cleaning
Fungsi lain dari oil adalah membersihkan. Meskipun pada hidrolik tank sudah ada
screen, bukan tidak mungkin kotoran debu akan masuk ke dalam sistem. Kotoran-
kotoran ini akan dibawa oleh oil menuju ke tangki yang kemudian akan ditangkap
oleh filter yang ada di dalam tangki.

Di samping fungsi-fungsi tersebut di atas oil juga bisa mencegah karat dan korosi pada
komponen-komponen metal, mencegah oil membentuk buih dan oksidasi,
memisahkan udara, air serta kotoran yang lain dan juga menjaga oil dari perubahan
temperature yang besar.

VISCOSITY (KEKENTALAN) A-5095

Viskositas adalah hambatan terhadap oil untuk mengalir pada temperature tertentu.
Jika zat cair mengalir dengan mudah, maka berarti mempunyai viscosity yang rendah.
Zat cair yang tidak mudah mengalir, berarti mempunyai viscosity yang tinggi.
Viskositas zat cair dipengaruhi oleh temperature. Bilamana zat cair menjadi lebih
panas, maka viskositasnya akan menjadi lebih rendah. Begitu juga bilamana zat cair-
nya menjadi lebih dingin, maka viskositasnya akan naik.
Contoh yang sangat mudah adalah minyak sayur dimana viskositas akan berubah bila
temperature-nya berubah. Bila minyak sayur ada dalam kondisi dingin, maka dia akan
terasa kental dan lambat untuk dituangkan. Setelah dipanaskan, maka minyak tersebut
akan menjadi lebih encer dan mudah dengan cepat dituangkan.

11
A-5050

VISCOSITY INDEX A-5095

Viscosity Index (VI) adalah ukuran kekentalan zat cair seiring dengan berubahnya
temperature. Jika zat cair relative tetap di berbagai temperature, maka dikatakan zat
cair tersebut mempunyai Viskosity Index (VI) yang tinggi. Jika zat cair menjadi lebih
kental pada temperature rendah dan sangat encer pada temperature tinggi, maka zat
cair tersebut mempunyai Viscosity Index yang rendah. Pada kebanyakan hydraulic
system, fluida dengan Viscosity Index yang tinggi diperlukan daripada fluida dengan
Viscosity Index yang rendah.

PETROLEUM OIL A-5095

Semua petroleum oil akan menjadi lebih encer seiring dengan kenaikan temperature.
Sebaliknya, jika temperature turun akan menjadi lebih kental. Jika viskositas terlalu
rendah, maka akan ada banyak kebocoran melalui seal dan lewat sambungan-
sambungan. Jika viskositas terlalu tinggi maka kemungkinan operasinya menjadi lebih
berat sehingga memerlukan extra power untuk mendorongnya melalui system.
Viskositas dari petroleum oil dinyatakan dengan SAE (Society of Automotive
Engineers) numbers: 5W, 10W, 20W, 30W, 40W, dan lain-lain. Semakin kecil
angkanya, dapat mengalir dengan baik pada temperature rendah. Semakin besar
angkanya, semakin kental dan diperuntukkan buat temperature tinggi.

FLUIDA TAHAN API A-5095

Ada tiga macam fluida tahan api : Water-glycol, water oil emulsion dan synthetic.
• Water-glycol fluid, berisi 35% sampai 50% air (water inhibit burning), glycol
(synthetic chemical hampir menyerupai antifreeze) dan water thickener. Additive
ditambahkan ke dalam fluida untuk memperbaiki lubrikasi dan untuk mencegah
karat, korosi dan berbuih. Water-glycol fluid lebih berat dibanding dengan oil dan
bisa menyebabkan pump cavitation pada kecepatan tinggi. Fluida ini bisa bereaksi
dengan metal tertentu dan seal dan tidak bisa digunakan/dicampur dengan
beberapa tipe cat.

• Water oil emulsion, paling mahal dari semua fluida tahan api. Jumlah yang sama
dari air (40%) juga dipakai sebagaimana pada water-glycol untuk mencegah

11
A-5050

pembakaran. Water-oil digunakan dalam hidrolik oil system pada umumnya.


Additive bisa ditambahkan untuk mencegah karat dan buih.
• Synthetic oil, dibuat dengan proses reaksi kimia dengan komposisi khusus untuk
menghasilkan senyawa yang terencana dan mempunyai sifat-sifat yang bisa
diprediksi. Synthetic oil secara spesifik diramu untuk dipakai pada temperature
tinggi dan juga temperature rendah.

Kondisi-kondisi tertentu mungkin memerlukan synthetic fluid tersebut untuk


mendapatkan spesifikasi yang diperlukan. Fire resistic sinthetic fluid tidak mudah
terbakar dibanding dengan oil dan lebih cocok digunakan di area dengan pressure dan
temperature tinggi.
Beberapa kali fire resistant fluid bereaksi dengan polyurethane seal, untuk itu harus
menggunakan seal yang khusus.

OIL LIFE A-5095

Hidrolik oil tidak pernah aus. Digunakannya filter untuk menyaring partikel-partikel
dan bahan kimia akan sangat berguna bagi umur dari oil. Akan tetapi, pada akhirnya
oil akan menjadi terkontaminasi, dan itu harus diganti. Pada machine-machine
konstruksi, oil diganti secara teratur pada interval waktu yang ditentukan.
Kontaminasi di dalam oil juga bisa digunakan sebagai indikator dari keausan yang
tinggi dan masalah-masalah lain yang akan muncul. Salah satu program yang
menggunakan oil yang sudah terkontaminasi sebagai sumber informasinya adalah
Caterpillar Schedule Oil Sampling Program (S•O•S)

11
A-5050

HYDRAULIC PUMP A-5073

Gb. 2.6 Hydraulic Pump

Hydraulic Pump mentransfer mechanical energy ke hydraulic energy. Ini adalah suatu
alat yang mengambil energy dari satu sumber (engine, electric motor, dll) dan
mentransfer energy tersebut menjadi bentuk hydraulic. Pompa mengisap oil dari
tangki dan mendorongnya ke dalam sebuah hydraulic system yang disebut sebagai
‘Flow’. Semua pompa menghasilkan oil flow dengan cara yang sama. Proses vacuum
akan terjadi pada pump inlet. Atmospheric pressure yang lebih tinggi akan mendorong
oil melalui inlet passage dan masuk ke dalam pump inlet chamber. Gear-gear yang
ada di dalam pompa akan membawa oil ke pump outlet chamber. Volume dari
chamber akan mengecil saat chamber tersebut mendekati outlet. Hal ini akan
memperkecil ukuran chamber dan mendorong oil keluar melalui outlet passage.
Pompa hanya menghasilkan flow (gallon per menit, liter per menit, cubic centimeter
per revolution, dll) yang akan digunakan di hydraulic system. Pompa tidak
menghasilkan atau menyebabkan “pressure”. Pressure disebabkan oleh hambatan
terhadap aliran. Hambatan dapat disebabkan oleh flow melalui hose, orifice, fitting,
cylinder, motor atau apapun yang ada di dalam system yang menghalangi flow
menuju ke tangki. Ada dua pompa: Positive dan Non-Positive displacement pump.

11
A-5050

Gb. 2.7 Hydraulic Motor A-5061

Hydraulic motor mentransfer hydraulic energy menjadi mechanical energy. Hydraulic


motor menggunakan oil flow yang sedang di tekan ke dalam hydraulic system oleh
pompa dan mentransfernya menjadi rotary motion untuk menggerakkan peralatan
yang lain seperti final drive, diffrential, transmission, wheel, fan, pompa yang lain dan
lain-lain.

POSITIVE DISPLACEMENT PUMP


Ada 3 (tiga) type dari Positive displacement pump :
• Gear
• Vane
• Piston

Positive displacement pump mempunyai clearance diantara komponen-komponen-nya


lebih kecil. Ini akan mengurangi kebocoran dan menghasilkan efficiency yang lebih
baik saat digunakan pada high pressure hydraulic system. Output flow pada positive
displacement pump pada dasarnya sama untuk setiap putaran pompa. Positive
displacement pump dikelompokkan menjadi dua berdasarkan kontrol output dan
konstruksi pompa.

11
A-5050

1 2 3 4 8

5
6

11
9 10

Gb. 2.8 Komponen Positive Displacement Pump

Komponen Positive Displacement Pump adalah: (1) Seal Retainer, (2) Seal, (3) Back
Up Seal, (4) Isolation Plates, (5) Spacer, (6) Drive Gear, (7) Idle Gear, (8) Housing,
(9) Mounting, (10) Flange Seal, (11) Balance Plates.

GEAR PUMP A-5073

Pompa gear terdiri dari beberapa komponen seperti gambar di atas. Bearing dipasang
pada housing dan flange mounting-nya di sisi gear-gear-nya untuk mendukung gear
shaft selama berputar.
Gear pump termasuk positive displacement pump. Gear pump menghasilkan jumlah
oil yang sama pada setiap putaran dari input shaft. Pump output dikontrol dengan
merubah kecepatan dari putaran. Pressure operasi maksimum dari gear pump dibatasi
sampai 4000 psi. Pembatasan pressure ini dilakukan karena adanya
ketidakseimbangan hydraulic yang menjadi sifat dan ada pada gear pump design.
Ketidakseimbangan hydraulic akan menghasilkan beban pada satu sisi pada shaft yang
dilawan oleh bearing dan roda gigi yang bersentuhan dengan housing. Gear pump
menghasilkan volumetric efisiensi di atas 90% pada saat pressure tetap berada pada
range operasi yang diijinkan.

11
A-5050

A. Gear Pump Flow A-5073

Output flow dari sebuah pompa gear ditentukan oleh kedalaman gigi dan lebar
gigi. Banyak dari produsen gear pump men-standard-kan pada kedalaman gigi dan
profil yang ditentukan oleh jarak garis tengah antara gear shaft (1.6”, 2.0”, 2.5”,
3.0”). Dengan standard yang mengacu pada kedalaman gigi dan profil, perbedaan
flow dari pompa praktis ditentukan oleh lebar gigi.

Gb. 2.9 Gear Pump Flow

Pada saat pompa berputar, oli dibawa diantara roda gigi dan housing dari sisi inlet
menuju ke sisi outlet dari pompa. Arah perputaran drive gear shaft ditentukan oleh
lokasi dari inlet dan outlet port. Pada kebanyakan gear pump, diameter inlet port
lebih besar dari pada outlet port. Pada bidirectional pump dan bidirectional motor,
ukuran inlet dan outlet port akan sama.

B. Gear Pump Force A-5073

Outlet flow dari sebuah gear pump dihasilkan dengan mendorong oil keluar dari
roda gigi pada saat bertemu di sisi outlet. Hambatan pada oil flow akan
menghasilkan pressure pada sisi outlet. Ketidakseimbangan dari gear pump lebih
disebabkan karena pressure yang ada di outlet port lebih tinggi dari inlet port.
Pressure yang lebih tinggi pada outlet port ini akan mendorong gear ke arah sisi
inlet port.

11
A-5050

Dengan demikian maka shaft bearing akan menerima sebagian besar beban untuk
mencegah keausan yang berlebihan antara puncak roda gigi dan housing-nya. Pada
pressure yang lebih tinggi, gear shaft akan sedikit miring ke arah roda gigi. Hal ini
akan memungkinkan kontak antara shaft dan bearing yang akan mengakibatkan
shaft menjadi sedikit bengkok bila terjadi pressure yang tidak balance. Oli yang
bertekanan juga diarahkan diantara sealed area dari pressure balance plate dan
housing-nya. Ukuran dari sealed area diantara pressure balance plate dan housing-
nya adalah apa yang membatasi jumlah force yang menekan plate terhadap ujung
daripada gear.

Gb. 2.10 Gear Pump

C. Pressure Balance Plate A-5073

Ada dua tipe pressure balance plate yang digunakan di gear pump. Tipe ini
menggunakan isolation plate, back up untuk seal, seal mirip seperti angka 3 dan
sebuah retainer. Tipe kedua mempunyai sebuah groove (alur) seperti angka 3 pada
permukaanya dan lebih tebal dari tipe pertama.

11
A-5050

Gb. 2.11 Pressure Balance Plate

D. Gear Pump with Pocket A-5073

Gb. 2.12 Gear Pump with Pocket

Gear pump dengan housing yang di-machining dengan ‘pocket’ untuk roda gigi-
nya mempunyai radius dari pocket wall menuju dasar pocket-nya. Isolation plate
atau pressure balance plate yang digunakan di pocket harus mempunyai chamfer
supaya masuk dengan pas ke pocket-nya. Menggunakan isolation plate, seal
retainer atau pressure balance plate dengan ujung yang tajam di dalam housing
pocket akan menekan pressure balance plate ujung-ujung roda giginya dan akan
menyebabkan kerusakan.

11
A-5050

VANE PUMPS A-5055

Vane pumps termasuk Positive displacement pumps. Pump output-nya bisa fixed dan
juga bisa variable. Keduanya menggunakan komponen yang umum. Masing-masing
pump mempunyai housing (1), Cartridge (2), mounting plate (3), mounting plate seal
(4), cartridge seal (5), cartridge back-up rings (6), snap ring (7), serta input shaft dan
bearing (8). Cartridge terdiri dari support plate (9), ring (10), flex plate (11), slotted
rotor (12), dan vane (13).

10
9

2 8 3 11

1 13
6
5 7
4 12

Gb. 2.13 Komponen Vane Pumps

Slotted rotor diputar oleh input shaft. Vane bergerak masuk dan keluar pada slot yang
ada di dalam rotor dan menge-seal pada ujung luarnya terhadap cam ring. Ring yang
ada di dalam fixed pump displacement berbentuk elips, sedangkan ring yang ada di
dalam variable pump displacement berbentuk lingkaran/bundar. Flex plate menutup
sisi dari rotor dan ujung-ujung vane-nya. Dalam beberapa design pressure rendah,
support plates dan housing menge-seal sisi dari rotating rotor dan ujung-ujung vane.
Support plate digunakan untuk mengarahkan ke passage-passage yang ada di dalm
housing. Housing juga berfungsi sebagai support untuk komponen-komponen yang
lain dari vane pump, mengarahkan flow masuk dan keluar vane pump.

11
A-5050

A. Vanes A-5055

Gb. 2.14 Vanes

Vane pertama sekali ditahan terhadap cam ring dengan centrifugal force yang
dihasilkan oleh putaran rotor. Bilamana flow-nya naik, pressure yang dihasilkan
dari hambatan terhadap flow itu sendiri diarahkan menuju passage di dalam rotor
di bawah vane (1). Ini terlihat pada gambar sebelah kiri. Oli yang bertekanan yang
ada di bawah vane ini akan berusaha menjaga vane supaya tetap bersentuhan
dengan cam ring (sealing proccess). Untuk mencegah vane supaya tidak terlalu
keras menekan cam ring, vane-nya dichamfer di bagian belakang untuk
mendapatkan balancing pressure melewati ujung bagian luar (arah panah).

B. Flex Plates A-5055

Gb. 2.15 Flex Plates

11
A-5050

Oli yang sama juga diarahkan di antara flex plate dan support plate untuk
menutup/menge-seal sisi dari rotor dan ujung dari vane. Ukuran dari seal area di
antara flex plate dan support plate adalah apa yang mengontrol force yang
menekan flex plate terhadap sisi dari rotor dan ujung dari vane. Seal dengan
bentuk yang lonjong harus dipasang di support plate dengan salah satu sisi bundar
ke dalam pocket dan sisi plastik yang rata terhadap flex plate.

C. Vane Pump Operation A-5055

Gb. 2.16 Komponen Vane Pump

Pada saat rotor berputar di dalam cam ring-nya, vane keluar masuk di dalam rotor
slot untuk menjaga sealing terhadap ring-nya. Pada saat vane bergerak keluar dari
slotted rotor, terjadi perubahan volume diantara vane-nya. Semakin besar jarak
antara ring dan rotor, semakin besar pula volume yang ditimbulkan. Volume yang
membesar akan menimbulkan sedikit ke-vaccum-an yang memungkinkan inlet oil
ditekan menuju ke ruang di antara vane oleh tekanan atmosphere atau tank
pressure. Bilamana rotor terus berputar, maka jarak antara ring dan rotor juga
akan semakin kecil. Hal ini mengakibatkan volume yang ada juga akan semakin
mengecil. Hal ini memungkinkan oil ditekan keluar dari segment rotor menuju ke
outlet passage dari pompa.

11
A-5050

D. Balanced Vane Pump A-5055

Gb. 2.17 Balanced Vane Pump

Balanced vane pump mempunyai cam ring berbentuk elips. Bentuk seperti ini
memungkinkan jarak antara rotor dan cam ring membesar dan mengecil pada
setiap satu kali putaran. Dua inlet dan dua outlet masing-masing berhadap-hadapan
sehingga bisa menyeimbangkan gaya yang timbul terhadap rotor. Design seperti
ini tidak memerlukan bearing-bearing dan housing yang besar untuk men-support
komponen-komponen yang berputar. Operating pressure maksimum untuk vane
pump berkisar antara 4000 psi. Vane pump yang dipakai pada hydraulic system
mempunyai operating pressure sekitar 3300 psi atau kurang.

E. Variable Vane Pump A-5055

Gb. 2.18 Variable Vane Pump

11
A-5050

Variable output vane pump dikontrol dengan menggeser ring maju dan mundur
sesuai dengan pusat rotor-nya. Variable output vane pump jarang penggunaanya.
Jika ada kebanyakan dipakai aplikasi mobile hydraulic.

PISTON PUMPS A-5070

Terlihat pada gambar di bawah, adalah piston pumps dimana mempunyai komponen-
komponen seperti: head (1), housing (2), shaft (3), piston (4), port plate (5), barrel (6)
dan swashplate (7).

2 3
1

6
5

Gb. 2.19 Komponen Piston Pump

Dua design piston pump yang dikenal adalah :


• Axial Piston Pump
• Radial Piston Pump

11
A-5050

Gb. 2.20 Axial Piston Pump

Kedua pompa ini merupakan Positive displacement pump, dan mempunyai efisiensi
yang tinggi. Output dari kedua pompa ini bisa fixed (tetap) dan juga bisa variable
(berubah-ubah).

A. Straight Housing Axial Piston Pump A-5070

Gambar di atas memperlihatkan masing-masing Positive Displacement Fixed


Output Axial Piston Pump dan Positive Displacement Variable Output Axial
Piston Pump. Dalam pandangan umum, kedua pompa tersebut sering dibicarakan
orang dengan sebutan Fixed Displacement Pump dan Variable Displacement
Pump.
Pada fixed displacement Axial Piston Pump, piston bergerak lurus maju dan
mundur parallel dengan shaft-nya.
Pada variable displacement Axial Piston Pump atau motor, swashplate atau barrel
dan port plate-nya juga bergerak maju dan mundur merubah sudutnya sendiri
terhadap shaft-nya. Perubahan sudut ini membuat pump flow bervariasi antara
minimum dan maksimum setting meskipun shaft speed-nya konstan.

11
A-5050

Pada pompa yang lain, saat piston bergerak mundur, oil mengalir melalui intake
menuju ke piston. Pada saat pompa berputar, piston akan bergerak maju, oil
kemudian didorong cellar menuju ke system. Kebanyakan piston pump yang
digunakan pada mobile equiptment adalah Axial Piston Pump.

Gb. 2.21 Angled Housing Axial Piston Pump (Bent Axis)

Fixed displacement Axial Piston Pump and motor dapat dibuat dengan housing
yang lurus/axial (Gb. 2.20) dan housing yang bengkok/bent axis (Gb. 2.21).
Piston pump dengan housing yang lurus (seperti yang terlihat pada gambar 2.20
kiri), piston ditahan oleh fixed swashplate. Sudut dari swashplate akan
menentukan jarak piston bergerak keluar masuk pada barrel chamber. Semakin
besar sudut dari swashplate semakin besar pula jarak pergerakan piston dengan
demikian pump output per revolution juga akan lebih besar.
Pada bent axis piston pump (Gb. 2.20 kanan), piston tersambung ke input shaft
dengan linkage atau ujung spherical piston yang pas masuk ke dalam socket-nya
pada plate. Plate-nya sendiri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari shaft.
Sudut housing terhadap poros pusatnya akan menentukan jarak piston bergerak
keluar masuk pada barrel chamber. Semakin besar sudut daripada housing, akan
semakin besar pula pump output yang dikeluarkan per revolution. Output flow dari
fixed displacement piston pump tergantung kecepatan engine. Output flow hanya
bisa dirubah dengan merubah speed dari input shaft-nya.

11
A-5050

Pada housing lurus fixed displacement piston motor, swashplate angle akan
menentukan speed dari output shaft-nya. Pada bent axis fixed displacement piston
motor, sudut daripada housing terhadap pusat poros menentukan speed dari output
shaft motor. Piston pump yang lebih kecil bekerja pada pressure 10.000 psi. Piston
pumps yang digunakan pada hydraulic system bekerja pada pressure di bawah
7000 psi.

B. Radial Piston Pump A-5070

Gb. 2.22 Radial Piston Pump

Pada Radial Piston Pump (Gb. 2.22), piston bergerak maju dan mundur
membentuk sudut 90-derajat terhadap shaft-nya. Pada saat cam follower berputar
turun pada cam ring, piston akan bergerak mundur. Atmospheric pressure atau
charge pump mendorong oil melalui inlet valve port dan menggerakkan
pergerakkan piston. Pada saat cam follower berputar naik pada cam ring, piston
akan bergerak maju. Oil kemudian ditekan keluar dari cylinder melalui outlet port.

11
A-5050

INTERNAL GEAR PUMP A-5073

Internal gear pump (Gb. 2.23) mempunyai pinion gear kecil pada bagian dalam (drive
gear) yang akan menggerakkan ring gear besar (outer gear). Ring gear-nya sendiri
mempunyai ‘pitch’ yang sedikit lebih besar dari pada pinion gear.
Ada satu komponen yang diam yang menyerupai sabit (crescent) yang terletak di
bawah pinion gear di antara pinion gear dan ring gear. Inlet dan outlet port terletak
juga terletak pada ujung crescent ini.

Gb. 2.23 Internal Gear Pump

Pada saat pompa berputar, gigi dari pinion dan ring gear tidak bertemu saat berada
pada sisi inlet port. Maka ruang yang kosong di antara gigi akan menjadi lebih besar,
ruangan ini kemudian diisi oleh inlet oil. Oil dibawa di antara roda gigi pinion gear
dan crescent, roda gigi ring gear dan crescent menuju ke outlet port. Pada saat roda
gigi melewati outlet port, ruang kosong di antara gigi akan mengecil dan roda gigi
akan kembali bersentuhan. Kejadian ini akan menekan oil keluar dari antara roda gigi
dan menuju keluar.
Internal gear pump biasa digunakan sebagai charging pump pada piston pump yang
besar.

11
A-5050

CONJUGATE CURVE PUMP A-508P

Gb. 2.24 Conjugate Curve Pump

Conjugate curve pump (Gambar di atas), yang juga biasa disebut dengan GEROTOR
pump. Inner dan outer komponen berputar bersama-sama dengan housing.
Pemompaan dihasilkan dengan cara lobe dari komponen inner dan outer masing-
masing melakukan kontak/bersentuhan selama berputar. Pada saat komponen inner
dan outer berputar, komponen inner akan berputar berkeliling di dalam komponen
bagian luar. Inlet dan outlet port terletak di ujung cover dari housing. Oil masuk
melalui inlet dan dibawa menuju outlet dan dikeluarkan saat lobe-nya bertautan.
Modified dari gerotor pump dipakai di banyak steering system hand metering unit
(HMU). Saat digunakan di HMU, outer gear-nya akan tetap diam sementara inner
gear-nya berputar.

AXIAL PROPELLER PUMP A-507A

Axial propeller pump berbentuk seperti kipas angin listrik, diikat pada pipa yang lurus
dan mempunyai propeller blade (sudu-sudu). Oil dihisap dengan cara
menggerakkan/memutar sudu-sudu.

11
A-5050

Gb. 2.25 Axial Propeller Pump

NON-POSITIVE DISPLACEMENT PUMP A-507N

Non-positive displacement pump mempunyai clearance yang lebih besar antara


komponen yang diam dan komponen yang bergerak dibandingkan dengan positive
displacement pump. Extra clearance ini memungkinkan oil ditekan kembali di antara
komponen-komponen-nya bila outlet pressure (resistant to flow-nya) meningkat. Non-
positive displacement pump mempunyai efisiensi yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan positive displacement pump karena output flow dari pompa akan turun secara
drastis bila outlet pressure naik. Non-positive displacement pump adalah juga
centrifugal impeller pump. Pompa semacam ini biasa digunakan pada aplikasi dengan
pressure rendah seperti water pump.

CENTRIFUGAL IMPELLER PUMP A-507C

Centrifugal impeller pump terdiri dari dua komponen dasar yaitu: impeller (2) yang
diikat pada input shaft (4) dan housing (3). Impeller mempunyai sebuah cakram
dengan sudu-sudu yang melengkung (1) yang dicetak pada sisi input-nya.

11
A-5050

Gb. 2.26 Centrifugal Impeller Pump

Oil memasuki bagian tengah dari housing (5) di dekat input shaft dan mengalir ke
impeller. Sudu-sudu impeller yang melengkung akan mendorong oil keluar terhadap
housing. Housing-nya sendiri dibentuk sedemikian rupa untuk mengarahkan oil
menuju ke outlet port.

VALVE A-5051

Pada sistem hidrolik, valve berfungsi untuk :


• Mengatur pressure
• Mengatur flow
• Mengatur arah

PRESSURE CONTROL VALVE A-5051

Pressure control valve digunakan untuk mengontrol pressure di dalam sebuah circuit
atau system. Fungsi valve akan tetap sama meskipun design-nya dirubah. Contoh dari
pressure control valve termasuk di dalamnya adalah: relief valve, sequence valve,
pressure reducing valve, pressure differential valve, dan unloading valve.

11
A-5050

Gb. 2.27 Simple Pressure Relief valve pada Cracking Pressure

RELIEF VALVE A-5117

Hydraulic system di design untuk bisa beroperasi pada tingkat pressure tertentu.
Melebihi level yang sudah ditentukan dapat merusak system komponen disamping
juga sangat berbahaya bagi personnel. Relief valve menjaga pressure pada batasan
yang sudah ditentukan dengan membuka dan mengalirkan kelebihan oil ke circuit
yang lain atau dialirkan kembali ke tangki.

A. Simple Relief Valve


Gambar di atas memperlihatkan simple relief valve pada ‘cracking pressure’
position. Simple relief valve (juga disebut direct acting relief valve) akan tetap
dalam kondisi tertutup karena adanya kekuatan spring. Spring tension di-set pada
‘relief pressure’ setting. Akan tetapi bukan berarti valve akan membuka pertama
sekali pada relief pressure setting.
Apabila kondisinya berkembang, yang menyebabkan hambatan terhadap oil untuk
mengalir, maka kelebihan oil flow akan menyebabkan pressure naik. Kenaikkan
pressure ini akan dirasakan oleh relief valve. Pada saat gaya dari pressure bisa
mengatasi relief valve spring, valve tersebut akan melawan spring dan mulai
membuka. Pressure yang diperlukan untuk memulai membuka valve disebut
dengan “cracking pressure”. Valve akan membuka secukupnya saja untuk
membiarkan oil mengalir melalui valve.

11
A-5050

• Relief Pressure Setting


Seiring dengan naiknya hambatan pada oil untuk mengalir, naik pula volume dari
oil karena terlalu banyak. Hal ini akan menaikkan pula circuit pressure. Dengan
naiknya pressure yang ada dalam circuit, akan mengatasi tension spring dan relief
valve akan membuka lebih jauh lagi.
Proses ini akan terjadi berulang-ulang sampai full pump flow dialirkan melalui
relief valve. Inilah yang disebut dengan ‘relief pressure setting’.
Simple relief valve biasa digunakan pada circuit yang mempunyai volume full
pump flow-nya rendah, atau digunakan pada circuit yang memerlukan respon yang
cepat. Ini membuat simple relief valve ideal dipakai untuk membebaskan pressure
yang tiba-tiba atau berfungsi sebagai safety valve.

B. Pilot Operated Relief Valve A-5072

Pilot operated Relief valve bisa mengatasi pressure yang tinggi pada system
dengan tekanan spring yang relatif lebih kecil. Pilot operated Relief valve terdiri
dari : unloading valve, unloading valve spring, pilot valve dan pilot valve spring.

C. Pilot operated Relief valve, CLOSE Position A-5072

Pilot operated relief valve sering dipakai pada system yang memerlukan volume
oil yang banyak dan perbedaan yang kecil antara cracking pressure dan full flow
pressure.
Pada pilot operated relief valve, pilot valve (simple relief valve) dipakai untuk
mengontrol unloading valve (main valve).
Pilot valve mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak bisa mengatasi volume
oil flow yang besar. Oleh sebab itu menjadi lebih presisi. Perbedaan antara pilot
valve cracking pressure dan maksimum pressure dijaga pada tingkat yang
minimum. Spring pada pilot valve berukuran lebih kecil dan memungkinkan
pengontrolan pressure.

11
A-5050

Gb. 2.28 Pilot Operated Relief Valve, CLOSE Position

Unloading valve mempunyai ukuran yang cukup besar untuk mengatasi sebagian
besar oil flow pada maksimum relief pressure yang sudah ditentukan. Unloading
valve menggunakan oil pressure untuk menjaga valve-nya tetap tertutup. Oleh
sebab itu kita tidak perlu menggunakan unloading valve spring yang begitu kuat
dan keras. Hal ini memungkinkan unloading valve mempunyai opening pressure
yang lebih presisi.
Oil mengalir menuju relief valve housing melalui unloading valve orifice, dan
mengisi ruangan pada unloading valve spring. Oil yang berada pada ruangan
unloading valve beraksi pada area pilot valve. Ini memungkinkan pilot valve
dengan spring yang kecil mengontrol pressure yang besar. Pada saat oil pressure
dalam system meningkat, oil dengan pressure yang sama juga berada pada ruangan
unloading valve spring. Oleh sebab itu oil pressure yang berada pada kedua sisi
unloading valve akan sama. Gaya gabungan antara oil pressure dengan unloading
valve spring akan menjadi lebih besar dari oil pressure yang berada pada bagian
bawah dari unloading valve. Dengan demikian gaya gabungan antara spring
dengan oil pressure pada bagian atas unloading valve akan membuat valve
menutup.

11
A-5050

D. Pilot Operated Relief Valve, OPEN Posistion A-5072

Gb. 2.29 Pilot Operated Relief Valve, OPEN Position

Pada saat system oil pressure mencapai relief valve spring setting (gb. 2.29), maka
pilot valve membuka. Dengan membukanya pilot valve, oil yang berada pada
ruangan unloading valve spring akan di-drain ke tangki. Bukaan dari pilot valve
lebih besar dari orifice yang ada pada unloading valve. Dengan demikian oil yang
keluar ke tangki lewat pilot valve akan lebih cepat dibanding yang masuk dari
orifice unloading valve. Hal ini membuat oil pressure pada unloading valve spring
drop dan memungkinkan oil pressure yang besar di bagian bawah unloading valve
berusaha mendorong valve ke atas. Oli yang berlebihan di drain ke tangki melalui
throttling hole yang ada pada unloading valve. Lubang “throttling hole”
memungkinkan unloading valve membuang oil sesuai keperluan untuk menjaga
relief pressure yang diperlukan.

11
A-5050

Gb. 2.30 Relief valve ISO Symbol, CLOSED

Gambar di atas memperlihatkan Relief valve ISO symbol, memperlihatkan satu


kotak dengan valve tunggal pada posisi menutup/CLOSED. System pressure
dirasakan melalui pilot line pada bagian atas kotak dan mendorong valve (tanda
panah) terhadap spring. Pada kondisi normal operasi, pump flow di-blocked oleh
valve (normally closed).

Gb. 2.31 Relief valve ISO Symbol, OPEN

Relief valve symbol terlihat pada gambar 2.31, memperlihatkan satu kotak dengan
valve tunggal pada posisi OPEN. Saat gaya dari system pressure mengatasi gaya
spring, symbol panah akan bergerak ke bawah (valve membuka) dan
menghubungkan saluran oli dari pompa ke tangki. Oli kemudian mengalir menuju
ke tangki.

11
A-5050

Gb. 2.32 Variable Relief Valve ISO Symbol

Gambar 2.32 menunjukkan symbol dari ISO schematic untuk variable relief valve.
Variable relief valve merupakan single envelope valve dengan tanda panah pada
spring. Tanda panah tersebut menunjukkan bahwa spring tension-nya bisa di-
adjust.

SEQUENCE VALVE A-3137,3180

Sequence valve, basic-nya adalah series pilot relief valve dengan circuit tambahan.
Sequence valve dipakai saat dua circuit disuplai oleh satu pompa dan ada circuit yang
diprioritaskan.

Gb. 2.33 Sequence Valve, CLOSE Position

11
A-5050

• Sequence Valve, Close Position


Close position, sequence valve mem-block pump oil flow ke circuit 2 sampai
circuit 1 penuh. Pada saat pump oil mengisi circuit 1 dan sequence valve, maka oil
pressure akan mulai naik. Peningkatan pressure ini dirasakan lewat circuit pada
bagian bawah unloading valve dan juga pada ruangan unloading valve spring.

Gb. 2.33 Sequence Valve, OPEN Position

Gambar 2.33 merupakan gambar Sequence Valve, OPEN Position. Pada saat
pressure pada ruangan unloading valve spring melebihi setting dari pilot valve
spring, maka pilot valve-nya akan membuka. Dengan terbukanya pilot valve, maka
oil dalam ruangan unloading valve spring akan dibuang ke tangki. Hal ini
membuat oil pressure dalam ruangan unloading valve spring drop. Gaya dari
system pressure yang lebih tinggi akan mendorong unloading valve terhadap
spring yang memungkinkan oli dialirkan ke circuit 2. Sequence valve akan tetap
terbuka sampai pompa dimatikan, atau pressure di circuit 1 drop lebih rendah dari
setting spring pada sequence valve.

11
A-5050

Gb. 2.34 Sequence Valve ISO Symbol

Cara kerja sequence valve sama dengan relief valve. Pada relief valve ruangan
spring spring biasanya dihubungkan dengan drain. Pada sequence valve, outlet
passage terhubung dengan circuit ke dua. Karena circuit ke-dua selalu bertekanan
selama sequence valve membuka, ruangan pilot valve spring harus dihubungkan
dengan drain/tangki.

PRESSURE REDUCING VALVE A-5467

Gb. 2.35 Pressure Reducing Valve, Normally Open

11
A-5050

Pressure reducing valve menghasilkan system pressure yang berlainan yang di-supply
oleh pompa yang sama. Maksimum pressure yang ada di system dijaga oleh sebuah
relief valve. Pressure reducing valve sendiri mengontrol oil pressure yang ada pada
controlled oil circuit (lihat gambar). Pressure reducing valve adalah Normally Open
Valve.

• Sistem Operasi
Pump Start-up
Gambar 2.35 memperlihatkan Pressure Reducing Valve pada posisi Normally
Open. Pada kondisi pump start-up, kekuatan spring akan menahan valve spool dan
piston ke kanan. Supply oil mengalir lewat pressure reducing valve spool menuju
ke controlled oil circuit (sisi downstream dari valve). Supply oil yang menuju ke
controlled oil circuit juga mengalir melalui passage ke piston chamber di sisi
sebelah kanan dari valve spool. Semua perubahan pressure yang ada pada
controlled oil circuit akan dirasakan juga di piston chamber. Pada kondisi pump
start-up, supply oil dan controlled oil mempunyai pressure yang sama.

Normal Operating Condition


Gambar berikut menunjukkan pressure reducing valve pada kondisi operasi
normal.

Gb. 2.36 Pressure Reducing Valve, Normal Operation

11
A-5050

Pada saat oil pressure di controlled oil pressure meningkat, maka oil pressure di
piston chamber juga naik. Kenaikkan pressure pada piston chamber akan
membuat piston bergerak ke kiri menekan valve dan spring force. Pada saat valve
spool bergerak ke kiri, maka valve spool akan menghambat supply oil yang lewat
valve dan akan menurunkan controlled oil pressure.
Pergerakkan dari valve spool menghasilkan variable orifice antara supply oil dan
controlled oil circuit. Variable orifice memungkinkan oil flow banyak dan sedikit
sesuai dengan yang diperlukan guna mengontrol pressure pada controlled oil
circuit.
Oil dalam spring chamber harus di drain ke tank. Peningkatan pressure dalam
spring chamber akan meningkatkan pula setting dari valve.

• Pressure Reducing Valve ISO Symbol A-5467

Gambar 2.37 menunjukkan ISO symbol dari pressure reducing valve. ISO symbol
menggunakan single envelope untuk mewakili posisi dasar dari pressure reducing
valve.

Gb. 2.37 Pressure Reducing Valve ISO Symbol

Pump oil flow mengalir melalui NORMALLY OPEN valve melalui controled oil
circuit. Controlled oil circuit pressure dirasakan lewat pilot line dan
menggerakkan valve (panah) terhadap spring.

11
A-5050

Pada saat controlled pressure bisa mengatasi spring force, valve (panah) akan
bergerak ke bawah dan menghambat oil flow mengalir menuju ke controlled oil
circuit. Upstream pressure bisa jadi terus meningkat. Akan tetapi downstream
pressure tidak akan naik melebihi pressure reducing valve setting.
Pada saat pressure controlled oil circuit turun, spring force akan menggerakkan
panah ke atas ke posisi membuka. Valve akan selalu mengatur oil flow untuk
menjaga controlled oil circuit.

PRESSURE DIFFERENTIAL VALVE A-3273

Gb. 2.38 Pressure Differential Valve

Pada gambar 2.38 dan 2.39, spring menggunakan gaya 50 Psi. Supply oil pressure
harus melebihi 50 psi untuk mengatasi spring force dan menggerakkan valve spool.

• Sistem Operasi
Pump Start-up
Pressure differential valve berfungsi menjaga perbedaan pressure yang tetap
antara dua circuit. Pada saat pump start-up dan bilamana pressure di primary
circuit kurang dari 50 psi, spring force akan menjaga valve spool ke kanan. Oil
flow yang ke secondary circuit akan di-blocked. Perubahan pressure pada primary
circuit akan dirasakan oleh valve spool.
11
A-5050

Gb. 2.39 Pressure Differential Valve, Normal Operating

Normal Operating Condition


Pada saat primary circuit sudah terisi, maka pressure mulai naik. Saat primary
circuit pressure naik lebih dari 50 psi, primary pressure bisa mengatasi differential
spring force sebesar 50 psi sehingga bisa menggerakkan differential valve ke kiri.
Supply oil kemudian mengalir ke secondary circuit. Supply oil juga mengalir
melalui passage ke differential valve spring chamber.
Saat secondary circuit sudah terisi, maka pressure mulai naik. Pressure ini juga
akan dirasakan di dalam differential valve spring chamber. Kombinasi antara
pressure oil dan spring force akan berusaha menggerakkan spool ke kanan dan
berusaha untuk menutup aliran oli ke secondary circuit. Akan tetapi kenaikan
pressure pada primary circuit berusaha memuat valve tetap terbuka. Pressure akan
naik di kedua sisi primary dan secondary circuit sampai relief valve open dan
membuang oli ke tangki.
Pressure differential valve akan menentukan posisi yang menjaga perbedaan
pressure sebesar 50 psi antara primary dan secondary circuit pada pressure di atas
50 psi.

11
A-5050

• Pressure Differential Valve ISO Symbol

Gb. 2.40 Simbol ISO untuk Pressure Differential Valve

Pressure differential valve ISO symbol (Gb. 2.40) adalah kombinasi antara symbol
pressure relief valve dengan pressure reducing valve.
Pressure dari inlet dirasakan oleh valve dan melawan spring force sebagaimana
terjadi pada pressure relief valve. Outlet pressure dirasakan oleh valve dan bekerja
bersama spring force. Perbedaan inlet dan outlet pressure selalu sama dengan gaya
spring pada valve spool tanpa memperdulikan perbedaan pressure pada inlet port.
Sebagai contoh, gaya sebesar 50 psi akan menghasilkan pressure differential
antara inlet dan outlet pressure sebesar 50 psi juga. Spring bisa diubah-ubah
sesuai kebutuhan untuk mendapatkan pressure differential.

DIRECTIONAL CONTROL VALVE A-5412

Directional control valve digunakan untuk mengarahkan ke circuit yang lain dalam
hydraulic system. Kapasitas maksimum dari flow dan pressure drop melalui valve
merupakan pertimbangan-pertimbangan utama. Directional control valve bisa
dioperasikan secara manual, hydraulic, pneumatic dan electronic control. Faktor-
faktor ini kebanyakan ditentukan selama initial system design. Directional control
valve digunakan untuk mengarahkan oli ke actuator dalam hydraulic system.

11
A-5050

Gb. 2.41 Spool Valve

Valve body-nya sendiri di-bor, di honing dan kadang-kadang dilakukan heat treatment.
Inlet dan outlet port di-bor dan di bikin ulir. Valve spool-nya di machining dan dibuat
dari baja tingkat tinggi, digosok dan dilakukan heat treatment. Ada valve spool yang
dilapisi dengan chrome. Pada saat disassemble, hanya valve sajalah yang merupakan
komponen yang bergerak.

SPOOL VALVE A-5412

Valve spool, Gb. 2.41 terdiri dari land dan groove. Spool land mem-blocked oil flow
melalui valve body. Posisi dari spool bila tidak diaktifkan disebut “normal position”.
Pada saat sebuah “open center” valve berada pada normal position, supply oil mengalir
melalui valve dan kembali ke tank. Pada saat sebuah “close center” valve berada pada
normal position, supply oil di-blocked oleh valve spool.

11
A-5050

• Open Center Directional Control Valve in HOLD Position


Gambar berikut memperlihatkan gambar potongan untuk sebuah open center
directional control valve pada posisi HOLD.

Gb.2.42 Open Center Directional Control Valve in HOLD Position

Pada posisi HOLD, pump oil mengalir menuju valve body, di sekitar valve spool
dan kemudian kembali ke tangki. Pump oil juga mengalir menuju load check
valve. Saluran di belakang load check diisi dengan blocked oil. Blocked oil dan
load check valve spring menjaga load check valve tetap tertutup. Valve spool juga
mem-blocked oil yang berada di saluran untuk mengalir menuju ke rod end dan
head end dari cylinder.

• Open Center Directional Control Valve in RAISE Position


Gambar 2.42 memperlihatkan valve spool pada posisi sekejap bergerak ke posisi
RAISE. Pada saat valve spool digerakkan ke posisi RAISE, valve spool mem-
blocked oil ke tangki. Akan tetapi, pump oil flow mengalir ke load check valve.
Valve spool juga menghubungkan antara oil yang berada di cylinder head end di
belakang load check valve dan cylinder rod bersama-sama menuju ke tangki. Load
check valve mencegah oil yang berada di cylinder head end mengalir ke pump oil
passage. Pump oil flow yang di blocked menyebabkan pump oil pressure naik.

11
A-5050

Gb. 2.42 Open Center Directional Control Valve in RAISE Position

Gambar 2.43, kenaikan pressure pada pump oil mengatasi pressure di belakang
load check valve (membuat load check valve tidak duduk). Pump oil mengalir
melewati load check valve dan valve spool menuju ke cylinder head end.Oil di
dalam cylinder rod end mengalir melewati valve spool menuju ke tank.

Gb. 2.43 Open Center Directional Control Valve, RAISE Position

11
A-5050

• Directional Control Valve ISO Symbol

Gb. 2.44 Basic Envelope

BASIC ENVELOPE A-5099

Symbol dasar valve ISO seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri dari satu atau lebih
basic envelope. Jumlah envelope yang digunakan mewakili jumlah posisi dimana
valve tersebut bisa digerakkan.

Gb. 2.45 Valve Port

VALVE PORT A-5099

Terlihat pada gambar di atas adalah valve port yang tersambung pada working lines.
Valve dengan dengan dua port biasa disebut sebagai two-way valve. Valve bisa punya
beberapa posisi dan port sesuai kebutuhan. Akan tetapi kebanyakan valve position
berada pada range satu sampai tiga, untuk valve port berada pada range dua sampai
enam.

11
A-5050

FLOW PATH A-5099

Pada gambar 2.46 berikut, garis dan panah yang berada di dalam sebuah envelope,
pada dasarnya dipakai untuk mewakili flow path dan arah di antara port.

Gb. 2.46 Flow Path

THREE POSITION VALVE A-5099

Gb. 2.47 Three Position Valve

Gambar 2.47 memperlihatkan tiga ISO symbol dari three position valve. Pada three
position valve, kotak yang tengah adalah posisi NEUTRAL atau HOLD position. Pada
saat valve tidak sedang melakukan kerja, maka valve yang dipakai adalah valve yang

11
A-5050

tengah atau berada pada HOLD position. Tergantung design dari spool, posisi tengah
melayani beberapa tujuan. ISO symbol yang di atas mewakili closed center valve.

Pada saat berada di HOLD position, close center spool block semua oil flow. ISO
symbol yang di tengah mewakili tandem center valve. Saat berada pada posisi HOLD,
tandem center valve mem-block oil flow pada titik A dan B, dengan demikian
menghubungkan pompa dengan tangki.
ISO symbol yang di bawah mewakili open center valve. Saat berada pada posisi
HOLD, open center valve akan menghubungkan semua port ke tank.

THREE POSITION, SIX WAY, OPEN CENTER, MANUAL


CONTROLLED VALVE A-5099

Gambar 2.48 kiri memperlihatkan three position, open center, manual controlled valve
pada HOLD position. Pump oil mengalir di sekitar valve spool ke tangki. Oil yang
berada dalam cylinder di block di control valve spool.

Gb. 2.48 HOLD Position

11
A-5050

THREE POSITION, SIX WAY, CLOSE CENTER, PILOT


CONTROLLED VALVE A-5099

Gambar 2.48 kanan, memperlihatkan three position, six way, close center, pilot
controlled valve. Saat di posisi HOLD, semua oil flow di blocked pada control valve
spool.

DIRECTIONAL CONTROL VALVE ACTUATOR A-5099

Gambar 2.49, memperlihatkan ISO symbol untuk beberapa directional control valve
actuator.

Gb. 2.49 Directional Control Valve Actuator

ROTARY VALVE A-5051

Rotary valve seperti terlihat pada gambar 2.50 bawah, terdiri dari round plug dengan
passage atau channel. Channel yang ada di plug terhubung dengan port pada valve
body. Daripada shifting ke kanan atau ke kiri, valve-nya berputar.
Pada diagram yang kiri, valve terhubung dengan pump ke cylinder rod end. Oil di
head end mengalir ke tank. Pada saat valve berputar 90˚, pump terhubung ke head end
dan oil di rod end mengalir ke tank.

11
A-5050

Gb. 2.50 Rotary Valve

Rotary valve yang terlihat di atas adalah four-way valve. Akan tetapi rotary valve juga
bisa two-way atau three-way. Rotary valve digunakan di low pressure operation.

CHECK VALVE A-5067

Fungsi dari check valve adalah mengalirkan oil ke satu arah, tetapi mem-block aliran
oil dari arah berlawanan. Check valve kadang-kadang juga disebut “one way” check
valve.
Kebanyakan check valve terdiri dari spring dan valve seat yang berbentuk tirus
sebagaimana terlihat pada gambar 60 di atas. Akan tetapi bola yang bulat juga dipakai
disamping valve seat yang tirus. Dalam beberapa circuit, check valve bisa
mengambang dengan bebas (tidak mempunyai spring).
Lihat valve di sebelah kiri (Gb. 2.51). Saat pump oil pressure bisa mengatasi pressure
di belakang check valve ditambah spring force, check valve akan membuka dan
membiarkan oil mengalir ke implement system.
Lihat valve di sebelah kanan (gb. 2.51). Saat pump oil pressure kurang dari oil
pressure di implement, check valve akan menutup dan mencegah implement oil
mengalir kembali melalui valve.

11
A-5050

Gb. 2.51 Check Valve

PILOT OPERATED CHECK VALVE A-506P

Pilot operated check valve berbeda dengan simple check valve, dimana pilot operated
check valve memungkinkan oli mengalir melalui valve pada arah yang berlawanan.
• Forward Flow
Gambar 2.52 bagian atas memperlihatkan kepada kita sebuah pilot operated check
valve. Pilot operated check valve terdiri dari sebuah check valve, pilot valve dan
rod. Pilot operated check valve membiarkan oli mengalir dengan bebas dari
control valve ke cylinder

• Flow Blocked
Saat oil flow dari control valve berhenti, maka check valve akan duduk
sebagaimana terlihat pada Gb. 2.52 bawah bagian kanan. Oil dari cylinder menuju
control valve di-blocked pada check valve.
Pilot operated check valve kebanyakan sering digunakan di system operasi dimana
terdapat ‘drift’ problem. Pilot operated check valve menahan drift pada toleransi
yang sangat kecil.

11
A-5050

Gb.2.52 Pilot Operated Check Valve Forward Flow dan Flow Blocked

Gb. 2.53 Pilot Operated Check Valve Reverse Flow

11
A-5050

• Reverse Flow
Gambar 2.53 di atas memperlihatkan oil flow dari cylinder ke control valve.
Pada saat flow diperlukan, pilot oil dikirim ke pilot valve oil chamber. Pilot oil
pressure menggerakkan pilot valve dan rod ke kanan dan membuka check valve.
Cylinder oil mengalir melalui check valve menuju ke control valve dan kemudian
ke tangki.
Perbandingan pressure antara load pressure dan pilot pressure dirancang sesuai
dengan valve-nya. Perbandingan pressure-nya 3 : 1. Pressure yang diperlukan
untuk membuka check valve sama dengan 1/3 dari load pressure. Load pressure
sebesar 600 psi memerlukan pilot pressure sebesar 200 psi untuk bisa membuka
check valve.

• Check Valve ISO Symbol


Pada gambar 2.54, A dan B menampilkan simple check valve pada OPEN dan
CLOSE position.
Symbol C melambangkan shuttle valve. Shuttle valve atau resolver valve
memungkinkan dua circuit yang terpisah untuk men-supply oil ke circuit yang ke-
tiga dengan tetap menjaga dua circuit yang terpisah terisolasi dari yang lain.
Symbol D melambangkan pilot operated check valve.

Gb. 2.54 Check Valve ISO Symbol

11
A-5050

MAKE-UP VALVE A-5080

Make-up valve seperti gambar 2.55, terlihat mirip check valve. Make-up valve
biasanya ditaruh di circuit antara implement dan tangki. Pada saat operasi normal,
pump atau cylinder oil akan mengisi ruangan di belakang make-up valve. Pressure di
dalam cylinder akan menjaga valve tetap CLOSED. Pada cylinder pressure sekitar 2-
psi lebih rendah dari tank pressure, make-up valve akan OPEN. Oil dari tangki akan
mem-by pass pump dan mengalir secara langsung melalui make-up valve menuju ke
cylinder.

Gb. 2.55 Make-up Valve

Make-up valve dipakai untuk mencegah cavitation. Sebagai contoh, pada saat loader
bucket berada pada posisi RAISED, dan operator menggerakkan control ke posisi
FULLY LOWER, maka gaya gravitasi bumi pada bucket ditransmit melalui cylinder
piston ke return oil. Kenaikan pressure pada return oil akan menaikkan flow dari
cylinder. Pada saat cylinder pressure memindahkan return oil lebih cepat dari pada
pompa yang dapat mengirimkan oil untuk memindahkan piston, maka akan terjadi
kevaccuman di cylinder dan saluran-salurannya. Kevaccuman dapat menyebabkan
cavitation pada cylinder dan saluran-salurannya. Pada saat pressure di dalam cylinder
dan salurannya turun sampai 2-psi kurang dari tank pressure, maka make-up valve
akan membuka dan memungkinkan tank oil mengalir melalui make-up valve menuju
ke saluran dan ke cylinder. Langkah ini akan mencegah cavitation di dalam cylinder
dan saluran-salurannya.

11
A-5050

SOLENOID ACTUATED CONTROL VALVE A-5571

• Solenoid Actuator
Pada sebuah solenoid actuator, medan electromagnet akan menggerakkan
armature yang mana akan dipakai untuk menggerakkan push pin. Push pin akan
menggerakkan valve spool.

Gb. 2.56 Solenoid Actuator

Ada dua solenoid actuator yang populer yaitu ‘air gap’ dan ‘wet armature’.
A. Air Gap Solenoid
Sebuah air gap solenoid diperlihatkan pada gambat 2.56 di atas. Saat coil
mendapatkan arus, akan timbul medan electromagnet. Seperti halnya medan
magnet akan ditimbulkan bilamana arus listrik mengalir melalui sebuah kawat.
Bila kawatnya lurus, maka medan magnet-nya akan relatif kecil. Bilamana
kawatnya dililit menjadi sebuah coil, maka medan electro-magnetic akan
menjadi lebih kuat. Medan magnet tersebut akan membentuk garis-garis
lingkar di sekeliling coil. Semakin besar jumlah lilitan, medan magnet semakin
kuat.
Saat aliran arus listrik melalui coil tetap, medan electro-magnet akan menjadi
sangat kuat seperti yang terjadi pada magnet permanen. Medan electro-magnet
akan menarik armature. Armature akan menggerakkan push pin dan push pin
akan menggerakkan valve spool di dalam control valve.

11
A-5050

Air gap solenoid dilindungi oleh sebuah cover. Air gap solenoid juga
mempunyai fasilitas ‘manual override’. Manual override memungkinkan valve
diaktifkan secara manual bilamana solenoid-nya rusak. Sebuah metal pin kecil
ditaruh di cover. Posisi dari pin sejajar dengan armature. Pada saat pin ditekan
kedalam cover, maka pin secara mechanical akan menggerakkan armature.
Kemudian armature akan menggerakkan push pin yang man akan
menggerakkan spool.

B. Wet Armature Solenoid


Wet armature solenoid (gb. 2.57) merupakan komponen yang relatif baru
dalam hydraulic system. Wet armature solenoid terdiri dari frame yang
berbentuk persegi panjang, coil, tube, armature, push pin dan manual override.
Coil dan frame persegi panjang dibungkus dalam sebuah plastik. Tube-nya
masuk pas ke dalam sebuah lubang yang melalui pusat coil dan dua sisi frame-
nya. Armature-nya sendiri diletakkan di dalam tube dan terendam oleh
hydraulic fluid dari directional valve. Hydraulic fluid merupakan konduktor
yang lebih baik dari medan electro-magnet dibandingkan dengan udara. Oleh
karena itu wet armature solenoid mempunyai force yang lebih besar
dibandingkan dengan air gap solenoid.
Pada coil diberikan arus listrik, akan timbul medan electro-magnet. Medan
electro-magnet akan menggerakkan armature. Armature akan menggerakkan
push pin dan push pin akan menggerakkan valve spool di dalam control valve.
Pada sebuah wet armature solenoid, manual override terletak pada ujung tube
yang juga merupakan housing dari armature dan push pin. Manual override
digunakan untuk mengecheck pergerakkan dari directional valve spool.

11
A-5050

Gb. 2.57 Wet Armature Solenoid

Apabila terjadi kerusakan solenoid karena spool-nya jammed, maka


pergerakkan spool dapat dicheck dengan mendorong masuk manual override.
Manual override juga bisa digunakan untuk memutar actuator tanpa meng-
energize keseluruhan electrical control system.

• Solenoid Controlled, Spring Offset, Pilot Operated, Two Position, 4-way


Directional Control Valve
Gambar berikut (2.58) memperlihatkan Solenoid Controlled, Spring Offset, Pilot
Operated, Two-Position, 4-way Directional Control Valve.
Solenoid controlled, spring offset, pilot operated, two position, directional control
valve tidak selamanya dipasang dengan dua solenoid.
Solenoid digunakan untuk menggerakkan pilot valve spool. Valve spool kembali ke
posisinya semula dengan sebuah spring. Saat system-nya di design untuk oil flow
yang lebih besar, maka dengan sendiri akan dipakai valve dengan ukuran yang
lebih besar. Gaya utama diperlukan untuk menggerakkan valve spool yang besar.
Solenoid diperlukan untuk menimbulkan jumlah gaya yang juga besar.

11
A-5050

Pada tipe valve seperti ini, sebuah solenoid controlled pilot valve yang relatif lebih
kecil di taruh di atas main valve spool yang lebih besar. Saat shifting diperlukan,
oil yang bertekanan akan mengalir dari small solenoid controlled pilot valve ke sisi
yang lain dari valve spool yang lebih besar.

Gb. 2.58 Solenoid Controlled, Spring Offset, Pilot Operated, Two Position, 4-way
Directional Control Valve

• Solenoid Controlled, Pilot Operated, Three Position, 4-way Directional Control


Valve
Gambar 2.59 memperlihatkan Solenoid Controlled, Pilot Operated, Three
Position, 4-way Directional Control Valve. Pilot valve dicontrol oleh dua solenoid
valve. Pilot valve juga mempunyai sebuah spring yang terletak pada masing-
masing ujung dari valve spool. Bilamana tak satupun solenoid yang energize, maka
valve spool spring menahan valve spool pada posisi CENTER. Saat pilot valve
berada pada posisi CENTER, pilot oil flow yang menuju ke control valve yang
lebih besar di blocked. Spring yang berada pada ke-tiga posisi directional control
valve akan mengembalikan posisi control spool ke posisi center.

11
A-5050

Gb. 2.59 Solenoid Controlled, Pilot Operated, Three Positions, 4-way Directional
Control Valve

Centering spring kebanyakan diartikan untuk men-center posisi directional valve


spool. Control valve mempunyai spring yang terletak pada ujung masing-masing
spool. Pada saat pilot pressure dialirkan ke salah satu ujung dari pada valve spool,
maka valve spool akan bergerak dan menekan spring pada ujung yang lainya. Pada
saat pilot pressure di-drain, spring akan mengembalikan spool ke posisi center.

• Solenoid Failure
Kebanyakan kerusakan dari solenoid actuator saat valve stuck. Valve spool yang
stuck akan mencegah armature menutup secara benar. Kebanyakan valve ‘stuck’
disebabkan oleh contamination. Kotoran seperti endapan lumpur, bram, dan
partikel yang lain akan tersangkut antara spool dan bore yang menyebabkan spool-
nya macet. Juga, partikel oil yang ter-oksidasi bisa menimbulkan bahan yang
melengket yang dapat menyumbat clearance antara spool dan dinding bore
sehingga menyebabkan macet terhadap bore-nya. Lumpur, bram, dan partikel yang
lain bisa dicegah dengan menggunakan filter. Penggunaan oil yang benar dan
penggantian filter yang teratur dapat membantu mengurangi problem.

11
A-5050

Pada saat valve stuck dan solenoid di-energize, solenoid coil menerima aliran arus
listrik yang konstan yang akan menghasilkan panas yang berlebihan. Solenoid
tidak di-design untuk meniadakan panas yang berlebihan, akibatnya coil-nya bisa
terbakar. Problem overheating sering terjadi pada saat temperature udara luar yang
cukup tinggi atau terjadi system low voltage.
Solenoid rusak karena temperature udara luar yang cukup tinggi bisa di control
dengan meningkatkan aliran udara melalui solenoid. Temperature dari oli
hydraulic dapat diturunkan supaya lebih banyak panas yang diserap dari solenoid
melalui hydraulic system.
Kadang-kadang, design valve yang berbeda bisa dipasang pada saat beroperasi di
cuaca yang sangat panas. Harus dibuat pengaturan yang cukup bagus untuk
membuat sistem beroperasi pada temperature yang lebih rendah.
Pada saat voltage ke coil terlalu rendah, medan electromagnet tidak cukup kuat
untuk menarik armature. Cuma, pada saat spool-nya stuck, arus listrik akan terus
mengalir melalui coil. Aliran arus listrik yang konstan ini bisa menimbulkan panas
yang berlebihan.
Faktor lain juga mempengaruhi operasi dan umur dari solenoid actuator. Solenoid
actuator bisa rusak bilamana terjadi perputaran arus listrik yang berlebihan, seperti
short circuit frekwensi dan voltage yang salah.

• Spring Offset, Solenoid Controlled, Two positions, 4-way Valve


ISO symbol pada gambar 2.60 bagian atas, memperlihatkan spring offset
directional control valve yang terlihat pada normal position. Pump oil mengalir ke
A dan oli di B mengalir ke tangki.
Pada saat solenoid di energize, solenoid akan menggerakkan valve terhadap
spring. Pump oil kemudian mengalir ke B dan oil di A mengalir ke tangki.

11
A-5050

Gb. 2.60 ISO Symbol

• Solenoid Controlled Pilot Operated, Spring Centered, Three Position, 4-way,


Closed-Centerd valve.
Di ISO symbol gambar 2.60 bagian bawah, solenoid controlled pilot operated,
spring centered, three position, 4-way, closed centerd valve terlihat pada posisi
normal. 4-port semuanya di blocked di valve. Bila solenoid di sebelah kanan di-
energize, pump oil mengalir ke A dan oil di B mengalir ke tangki.

11

Anda mungkin juga menyukai