Anda di halaman 1dari 94

D.

DASAR HYDRAULIC
1. DASAR HYDRAULIC
Fungsi dasar mesin diesel
Sama seperti mesin bensin konvensional, motor diesel mesin pembakaran
internal yang mengubah bahan bakar untuk energi mekanik yang dapat
bergerak piston naik dan turun di dalam mesin. Piston yang terhubung ke
poros mesin yang mengubah gerakan linear piston menjadi sebuah rotasi
yang mendorong kendaraan roda. Kedua jenis mesin memerlukan sedikit
ledakan (pembakaran) dari campuran bahan bakar dan di luar oksigen untuk
melepaskan energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan mobil ke depan.
Fungsi Hidrolik
Sistem hidrolik adalah suatu system pemindah tenaga dengan menggunakan zat cair
atau fluida sebagai perantara. Sistem hydraulic ini mempunyai banyak keunggulan
dibanding jika menggunakan sistem mekanikal.
Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:
o Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar
o Pencegahan overload tidak sulit
o Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat.
o Pergantian kecepatan lebih mudah
o Getaran yang timbul relatif lebih kecil
o Daya tahan lebih lama.

Namun system hydraulic ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:


o Peka terhadap kebocoran
o Peka terhadap perubahan temperatur
o Kadang kecepatan kerja berubah
o Kerja system saluran tidak sederhana.
Hidrolik terbagi dalam 2 bagian :
Hidrodinamika : yaitu Ilmu yang mempelajar tentang zat cair yang bergerak
Hidrostatik : yaitu Ilmu yang mempelajari tentang zat cair yang bertekanan
Pada hidrostatik adalah kebalikan dari Hidrodinamika yaitu zat cair yang digunakan
sebagai media tenaga, zat cair berpindah menghasilkan gerakan dan zat cair berada
dalam tabung tertutup

Tekanan dan Gaya


Untuk menimbulkan tekanan maka fluida harus dikompress. Jumlah fluida yang
dikompress dan nilai tekanan tergantung dari gaya yang digunakan untuk mengalirkan
fluida dan gaya gaya yang menghambat (resisting) aliran fluida.
Pompa hydraulic menyebabkan gerakan aliran fluida dan resisting yang diakibatkan
oleh sikuit hydraulic.
Hal hal yang menyebabkan aliran fluida terhambat adalah:
a. Beban piston silinder, semakin besar beban semakin besar tekanan yang dibutuhkan.
b. Jika ada back pressure, maka aliran akan terhambat.
c. Sirkuit hydraulic yang ada, hose, valve, fitting, filter dan orifice akan menyebabkan gesekan dan
fluida
sulit untuk mengalir.
Catatan: Gesekan aliran akan semakin besar jika:
- Bertambah panjangnya pipa atau hose
- Kecepatan oli
- Berkurang dengan besarnya diameter saluran.
- Berkurang karena temperatur oli
Tekanan dan Gaya
• Apabila suatu zat cair mendapat tekanan maka zat cair itu akan selalu mengalir melalui jalan yang
termudah
• Karena sifat zat cair tersebut diatas adalah merupakan suatu kelemahan karena akan dapat merusak
sistem, misalnya :
1. Kebocoran pada fitting-fitting yang kendor
2. Kebocoran pada seal-seal yang rusak
FLUIDA HIDROLIK
Pada system hydraulic, fluida yang umum digunakan adalah oli.

Oli yang umum digunakan adalah:


1. Oli mesin ( Engine oil)
2. Oli hydraulic (hidrolik oil)
Oli Mesin (Engine Oil)
Kekentalan (viscosity)
Kekentalan oli mesin dinyatakan dalam SAE (Society of Automotive Engineering) dimana makin besar
angkanya berarti oli mesin tersebut semakin kental. Contoh SAE 10, SAE 20, SAE 30.
Klasifikasi Oli mesin dinyatakan dalam API (American Petrolium Institute), dimana makin tinggi huruf
akhir maka klasifikasi oli makin baik.
Contoh:
Untuk Diesel engine CA, CB, CC, CD
Untuk gasoline engine: SA, SB, SC, SD, SE, SF
Oli Hydraulic
Pada oli hydraulic mempunyai kekentalan dan klasifikasi sebagaimana oli mesin, hanya tidak dinyatakan
dalam SAE maupun kode API service.
Sifat oli pada system hidrolik:
a. Bersifat tidak dapat dimampatkan (uncrompressible).
b. Bersifat mudah mengalir (fluidity).
c. Harus stabil sifat fisika dan kimianya.
d. Mempunyai sifat melumasi.
e. Mencegah terjadinya karat.
f. Bersifat mudah menyesuaikan dengan tempat.
g. Dapat memisahkan kotoran kotoran.

Fungsi fungsi fluida hidrolik:


Transmisi daya Menurut prinsip Pascal, daya hidrolik merupakan hasil kali antara transmisi (tekanan)
gaya dengan debit aliran yaitu PQ/60 KW
Pelumasan Mencegah keausan dan gesekan pada komponen
Menutup Kekentalan oli akan membantu menutup celah antar komponen.
Mendinginkan Mencegah timbulnya panas, panas yang berlebihan akibat keausan, kehilangan tekanan,
kebocoran internal.

Kerusakan Pada Oli.


Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena kerusakan oli hidrolik bisa mengakibatkan
kerja yang tidak maksimal dari unit. Berikut adalah beberapa penyebab kerusakan oli:
o Kontaminasi (contamination)
Yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau kesalahan dari luar luar oli tersebut.
o Deteriorasi (deterioration)
Yaitu kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari oli itu sendiri
2. KOMPONEN-KOMPONEN DASAR HYDRAULIC
Apa yang dimaksud dengan system hydraulic dan pelumas yang digunakan pada system
hydraulic.

Untuk membahas "KOMPONEN-KOMPONEN DASAR PADA HYDRAULIC SYSTEM"

Komponen hidrolik dalam system pemindah tenaga dengan system hidrolik sangat
penting untuk diketahui, fungsi dan cara kerjanya.

Pembacaan symbol symbol hidrolik sangatlah sederhana namun sangat lengkap dan
mewakili sesuai dengan kerja komponen yang sebenarnya. Sebagai contoh pada
symbol pompa, maka symbol digambar sama persis dengan cara kerja pompa yang
sebenarnya
a. Hidrolik Tangki / Hydraulic Reservoir g. Pressure Relief Valve

b. Pompa h. Directional Controll Valve.

c. Motor j. Flow Control Mechanis

d. Saluran Hose, Pipa j. Flow Control Mechanis

e. Silinder hidrolik k. Filter

f. Pressure Control Valve l. Akumulator


Komponen dan Simbol

a. Hidrolik Tangki / Hydraulic Reservoir


Tangki hydraulic sebagai wadah oli untuk digunakan pada sistem hidrolik.
Oli panas yang dikembalikan dari sistem/actuator didinginkan dengan cara menyebarkan
panasnya. Dan menggunakan oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian kembali ke dalam tangki
Gelembung-gelembung udara dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli.
Untuk mempertahankan kondisi oli baik selama mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang
bertujuan agar kotoran jangan masuk kembali tangki
Hidrolik tangki diklasifikasikan sebagai Vented Type reservoir atau pressure reservoir, dengan
adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu dari udara akan berkurang dan oli akan didesak
masuk kedalam pompa.

Hydraulic Fluid Reservoir


b. Pompa
Pompa hydraulic berfungsi seperti jantung dalam tubuh manusia adalah sebagai pemompa darah
Pompa hidrolik merupakan komponen dari sistem hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa
hidrolik sebagai sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolik.
Klasifikasi pompa
Non Positive Displacement pump : mempunyai penyekat antara lubang masuk/inlet port dan lubang
keluar/out port, sehingga cairan dapat mengalir di dalam pompa apabila ada tekanan.
Contoh : Pompa air termasuk disebut juga tipe non positive diplasement.
Positive diplacement pump : Memiliki lubang masuk/inlet port dan lubang keluar/outlet port yang di sekat
di dalam pompa. Sehingga pompa jenis ini dapat bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi dan harus
di proteksi terhadap tekanan yang berlebihan dengan menggunakan pressure relief valve.
Contoh : Pompa hidrolik alat-alat berat
Fixed displacement pump : mempunyai sebuah ruang pompa dengan volume tetap (fixed volume
pumping chamber) Out putnya hanya bisa diubah dengan cara merubah kecepatan kerja (drive speed )
Variable displacement pump : mempunyai ruang pompa dengan volume bervariasi, outputnya dapat
diubah dengan cara merubah displacement atau drive speed, fixed displacement pump maupun
variable pump dipakai pada alat-alat pemindah tanah

Hydraulic oil pump


c. Motor
Simbol untuk Fixed displacement motor adalah sebuah lingkaran dengan sebuah
segitiga di dalamnya.
Simbol pompa mempunyai segitiga yang menunjukkan arah aliran., dan simbol motor
memiliki segitiga yang mengarah ke dalam
Simbol untuk Single elemen pump / motor yang juga termasuk reversible memiliki dua
segitiga di dalam lingkaran, masing-masing menunjukkan arah aliran.
Sebuah variable displacement pump/motor diperlihatkan sebagai simbol dasar dengan
tanda anak panah yang digambarkan menyilang .

Variable Displacement Motor


Fixed Displacement Motor
d. Saluran Hose, Pipa
Ada tiga macam garis besar yang dipergunakan dalam penggambaran symbol grafik untuk
melambangkan pipa, selang dan saluran dalam sehubungan dengan komponen-komponen hidrolik
Splid line digunkan melambangkan pipa kerja hidrolik. Pipa kerja ini menyalurkan aliran utama oli dalam
suatu sistem hidrolik.
Dashed line digunakan untuk mlambangkan pipa control hidrolik. Pipa control ini menyalurkan sejumlah
kecil oli yang dipergunakan sebagai aliran bantuan untuk menggerakkan atau mengendalikan komponen
hidrolik.
Suatu ilustrasi simbol grafik terdiri dari line kerja, Line control dan line buang yang saling berpotongan.
Perpotongan di gambarkan dengan sebuah setengah lingkaran pada titik perpotongan antara satu garis
dengan garis line, atau digambarkan sebagai dua garis yang saling bepotongan.
Hubungan antara dua garis tidak dapat diduga kecuali jika diperhatikan dengan sebuah titik penghubung.
Titik penghubung di gunakan untuk memperlihatkan suatu ilustrasi dimana garis-garis berhubungan.
Jika sambungan terjadi pada bentuk T , titik penghubung dapat diabaikan karena hubungan garis antara
kedua garis tersebut terlihat jelas.
Bila diperlihatkan suatu arah aliran tertentu, tanda kepala panah bisa ditambahkan pada garis di dalam
gambar yang menunjukkan arah aliran oli
e. Silinder hidrolik
Silider hidrolik merubah tenaga zat cair menjadi tenaga mekanik. Fluida yang tertekan , menekan sisi
piston silinder untuk menggerakan beberapa gerakan mekanis.
Singgle acting cylinder hanya mempunyai satu port, sehingga fluida bertekanan hanya masuk melalui
satu saluran, dan menekan ke satu arah. Silinder ini untuk gerakan membalik dengan cara membuka
valve atau karena gaya gravitasi atau juga kekuatan spring.
Double acting cylinder mempunyai port pada tiap bagian sehingga fluida bertekanan bias masuk melalui
kedua bagian sehingga bias melakukan dua gerakan piston.
Kecepatan gerakan silinder tergantung pada fluid flow rate ( gallon / minute) dan juga volume piston.
Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan oleh silinder hidrolik untuk melakukan gerakan memanjang
penuh. Cycle time adalah hal yang sangat penting dalam mendiagnosa problem hidrolik.
Volume = Area x Stroke
CYCLE TIME = (Volume/Flow Rate) x 60
Bagaimana ekskavator hidrolik menangani berbagai macam tugasBulldozer,
salah satu jenis peralatan konstruksi yang paling terkenal dan biasa disebut sebagai 'mesin perata
tanah', dulunya adalah mesin konstruksi utama yang digunakan di lokasi konstruksi. Namun, perataan
tanah hanyalah salah satu elemen dari beragam jenis pekerjaan yang dilakukan di lokasi konstruksi
saat ini, termasuk penggalian, pemuatan pasir dan kerikil ke dalam truk pembuangan, dan mengangkat
material konstruksi yang berat. Ekskavator hidrolik menjadi lebih nyaman karena mereka dapat
melakukan semua tugas ini sendiri.Bagian depan mesin paling menonjol. Bagian bawah disebut 'Boom',
bagian tengah disebut 'Lengan', dan bagian ujung, yang digunakan untuk pekerjaan penggalian, disebut
'Bucket'. Bucket ini dapat diganti dengan attachment lain untuk melakukan berbagai macam tugas,
mulai dari teknik sipil hingga pekerjaan pembongkaran bangunan
Silinder hidrolik dapat mengubah sejumlah kecil tenaga menjadi tenaga yang besar

Ekskavator hidrolik dapat menghasilkan energi yang sangat besar jauh melebihi kapasitas manusia
karena cara kerja 'tekanan oli'. Pikirkan barang-barang yang sudah dikenal seperti jarum suntik atau pistol
air. Jika Anda memblokir ujung jarum suntik atau nosel pistol air, Anda tidak dapat mendorong piston ke
bawah, betapapun kerasnya Anda mencoba. Ini karena volume air yang terkandung di dalamnya tetap
tidak berubah bahkan ketika tekanan diberikan. Sistem tekanan hidrolik memanfaatkan prinsip ini.Struktur
dasar sistem hidrolik sangat sederhana, dengan oli yang disuplai dari pompa mengalir masuk dan keluar
dari dua bukaan, 'Sisi Bawah' dan 'Sisi Batang'. Apakah oli mengalir ke Sisi Bawah atau Sisi Batang
menentukan apakah piston memproyeksikan atau memendek.
Dengan ekskavator hidrolik kelas 20 ton ZAXIS-3 dari Hitachi Construction Machinery, silinder hidrolik
terkena tekanan hingga 350kgf/cm2. Untuk memberi Anda gambaran yang lebih baik, tekanan air rumah
tangga kira-kira 1kgf/cm2, yang berarti bahwa silinder hidrolik mesin terpapar tekanan 350 kali tingkat air
keran rumah tangga. Oleh karena itu, tenaga yang dimanfaatkan disebut sebagai 'kekuatan penggalian'.
Anehnya, bagian ember yang digunakan untuk pekerjaan penggalian dapat mengangkat benda hingga
kira-kira. 15 ton.
Kita tentu tidak asing lagi dengan alat berat di atas. Berbagai macam pekerjaan berat menggunakan alat
ini. Alat ini didesain untuk menaklukkan beban berat yang diangkat, atau untuk keperluan menggali.
Sistem yang digunakan sebagai penggerak “garpu” adalah sistem hidrolik. Sistem hidrolik adalah sebuah
sistem yang menggunakan tenaga fluida liquid untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang sederhana.
Sistem hidrolik merupakan aplikasi dari penggunaan Hukum Pascal.
Mesin hidrolik, mensupply fluida hidrolik bertekanan ke suatu motor hidrolik atau silinder hidrolik untuk
melakukan kerja tertentu. Motor hidrolik menghasilkan gerakan berputar yang dapat digunakan untuk
memutar beban berat seperti katrol, rantai, dan lain sebagainya. Silinder hidrolik menghasilkan gerakan
maju mundur yang banyak diaplikasikan pada alat-alat berat, gerbang air (pada bendungan misalnya),
atau juga untuk katub (valve) yang berukuran besar. Fluida hidrolik dikontrol alirannya oleh control valve
dan dialirkan melalui selang atau tubing-tubing hidrolik.
Prinsip Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik secara sederhana dapat dijelaskan


melalui gambar di atas.

Gambar pertama menunjukkan bahwa dengan


menggunakan sistem hidrolik, diperlukan gaya (F) yang
lebih kecil untuk dapat mengangkat gaya yang lebih
besar.
F2 = F1 • (A2/A1)

Sedangkan gambar kedua menjelaskan prinsip


penggunaan motor hidrolik pada sebuah katrol. Dan
dibutuhkan torsi yang lebih kecil untuk dapat memutar
katrol dengan beban yang lebih besar (torsi besar).

Tmotor = Tmotor • (Vmotor/Vpompa)

Sirkuit Hidrolik
Sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik,
saluran pipa, katub pengatur (control valve), tangki
fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan (silinder
atau motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.
Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Silinder Hidrolik

Gambar di atas menjelaskan sebuah sistem hidrolik


yang bekerja untuk menggerakkan silinder hidrolik.

Fluida kerja yang terkumpul didalam tangki dipompa


oleh pompa hidrolik sehingga memiliki tekanan spesifik
tertentu.

Fluida mengalir menuju katub solenoid, katub inilah


yang mengatur pergerakan silinder hidrolik. Apabila
menginginkan posisi silinder memanjang (advance)
maka katub solenoid akan menuju ke kiri, sehingga
fluida dapat mendorong piston ke arah maju.

Apabila katub solenoid diarahkan ke kanan, maka


silinder hidrolik akan mundur (retract).

Pada saat terjadi pergerakan di silinder, maka ada


sebagian fluida hidrolik yang terbuang.

Fluida ini kembali ke tangki melalui jalur pipa khusus.


Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Motor Hidrolik

Sistem di atas tidak jauh berbeda dengan sistem


hidrolik yang beraktuator silinder.

Hanya saja di sini aktuatornya berupa motor hidrolik


untuk digunakan tenaga putar nya (torsi).

Katub solenoid mengatur arah putaran dari motor


hidrolik.

Berbeda dengan motor listrik yang lebih rumit apabila


dibutuhkan untuk dapat berputar di dua arah, motor
hidrolik lebih mudah pengaplikasiannya jika dibutuhkan
untuk dapat berputar di dua arah.
f. Pressure Control Valve
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan sebuah valve yang membuka dan menutup pada waktu
yang berbeda berdasar aliran fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Tanda
panah menunjukan arah aliran oli. Pressure control valve bisanya tipe pilot, yaitu bekerja secara otomatis
oleh tekanan hidrolik, bukan oleh manuasia. Pilot oil ditahan oleh spring yang biasanya bias di adjust.
Semakin besar tegangan spring, maka semakin besar pula tekanan fluida yang dibutuhkan untuk
menggerakan valve.

g. Pressure Relief Valve


Presure Relief Valve membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik dengan membatasi tekanan
maksimum pada komponen-komponen dalam sirkuit dan di luar sirkuit dari tekanan yang berlebihan dan
kerusakan komponen.
Saat Presure relief valve terbuka, Oli bertekanan tinggi dikembalikan ke reservoir pada tekanan rendah.
Presure Relief valve biasanya terletak di dalam directional control valve.
Ada dua macam relief valve yang digunakan yaitu :
Direct Acting Relief Valve yang menggunakan sebuah pegas kuat untuk menahan aliran dan membuka
pada saat tekanan hidrlik lebih besar daripada tekanan pegas
Pilot Operated relief valve yang menggunakan tekanan pegas dan tekanan oli untuk menjalankan relief
valve dan merupakan jenis yang lebih umum dipakai
h. Directional Controll Valve.
Aliran fluida hidrolik dapat dikontrol dengan menggunakan valve yang hanya memberikan satu arah
aliran. Valve ini sering dinamakan dengan check valve yang umumnya menggunakan system bola.
Simbol directional control valve ada yang berupa gabungan beberapa symbol. Valve ini terdiri dari
bagian yang menjadi satu blok atau juga yang dengan blok yang terpisah. Garis putus putus
menunjukan pilot pressure. Saluran pilot pressure ini akan menyambung atau memutuskan valve
tergantung dari jenis valve ini normaly close atau normally open.
Spring berfungsi untuk mengkondisikan valve dalam posisi normal. Jika tekanan sudah build up pada
sisi flow side valve, saluran pilot akan akan menekan dan valve akan terbuka. Ketika pressure sudah
turun kembali maka spring akan mengembalikan ke posisi semula dibantu pilot line pasa sisi satunya
sehingga aliran akan terputus. Valve ini juga umum digunakan sebagai flow divider atau sebagai flow
control valve.

i. Flow Control Valve


Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik atau motor
hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
Flow control valve ada beragam macam, tergantung dari berapa posisi, sebagai contoh:
Flow control valve dua posisi biasanya digunakan untuk mengatur aliran ke actuator pada system
hidrolik sederhana.
Simbol symbol flow control valve dibawah ini menunjukan beberapa jenis cara pengoperasiannya,
ada yang menggunakan handle, pedal, solenoid dan lain sebagainya.
j. Flow Control Mechanis
Ada kalanya system hidrolik membutuhkan penurunan laju aliran atau menurunkan tekana oli pada
beberapa titik dalam sistem. Hal ini bias dilakukan dengan memasang restrictor. Restrictor digambarkan
seperti pengecilan dalam system, dapat berupa fixed dan juga variable, bahakan bias dikontrol dengan
system lain.

k. Filter
Pengkodisian oli bisa dilakukan dengan berbagai cara, biasanya berupa filter, pemanas dan pendingin.
Ada 2 jenis saringan yang umum dipakai yaitu :
Strainer
Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus.
Saringan ini hanya memisahkan partikel-partikel kasar yang ada didalam oli.
Saringan ini biasanya di pasang di dalam reservoir tank pada saluran masuk ke pompa.

Filter :
Terbuat dari kertas khusus.
Saringan ini memisahkan partikel-partikel halus yang ada di dalam oli
Saringan ini biasanya terdapat pada saluran balik ke reservoir tank

Hydraulic oil filter


Tugas Hidrolik Oil filter
Menapis kotoran, partikel logam dsb.
Kotoran dapat menyebabkan cepat terjadinya keausan Oil Pump, Hydrlic Cylinder dan Valve.
Saringan filter yang halus akan menjadi buntu secara berangsur-angsur sejalan dengan jam operasi
mesin, maka elemennya perlu diganti secara berkala.
Dilengkapi dengan by pass valve sehingga bila filter buntu, oli dapat lolos dari filter dan kembali ke
tangki. Hal ini dapat mencegah terjadinya tekanan yang berlebihan dan kerusakan pada sistem
tersebut.

l. Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai peredam kejut dalam system. Biasanya akumulator terpasang paralel
dengan pompa dan komponen lainnya. Akumulator menyediakan sedikit aliran dalam kondisi darurat
pada sistem steering dan juga rem, menjaga tekanan konstan dengan kata lain sebagai pressure
damper. Umumnya pada sistem hidrolik modern digunakan akumulator dengan tipe gas.
3. TROUBLE SHOTING HYDRAULIC 7 Step
Probably the field trouble encountered most often is cavitation of the hydraulic pump inlet caused by
restriction due to a dirt build-up on the suction strainer. This can happen on a new as well as an older
system. It produces the symptoms described above: increased pump noise, loss of high pressure
and/or speed. If the strainer is not located in the pump suction line it will be found immersed below the
oil level in the reservoir (point A). Some operators of hydraulic equipment never give the equipment any
attention or maintenance until it fails. Under these conditions, sooner or later, the suction strainer will
probably become sufficiently restricted to cause a breakdown of the whole system and damage to the
pump.

The suction strainer should be removed for inspection and should be cleaned before re-installation.
Wire mesh strainers can best be cleaned with an air hose, blowing from inside out. They can also be
washed in a solvent which is compatible with the reservoir fluid. Kerosene may be used for strainers
operating in petroleum base hydraulic oil. Do not use gasoline or other explosive or flammable
solvents. The strainer should be cleaned even though it may not appear to be dirty. Some clogging
materials cannot be seen except by close inspection. If there are holes in the mesh or if there is
mechanical damage, the strainer should be replaced. When reinstalling the strainer, inspect all joints
for possible air leaks, particularly at union joints (points B, E, G, H, J, and K). There must be no air
leaks in the suction line. Check the reservoir oil level to be sure it covers the top of the strainer by at
least 3" at minimum oil level, with all cylinders extended. If it does not cover to this depth there is the
danger of a vortex forming which may allow air to enter the system when the pump is running.
If cleaning the pump suction strainer does not correct the trouble, isolate the pump and relief valve from
the rest of the circuit by disconnecting at point E so that only the pump, relief valve, and pressure gauge
remain in the pump circuit. Cap or plug both ends of the plumbing which was disconnected. The pump is
now deadheaded into the relief valve.
Start the pump and watch for pressure build-up on the gauge while tightening the adjustment on the relief
valve. If full pressure can be developed, obviously the pump and relief valve are operating correctly, and
the trouble is to be found further down the line. If full pressure cannot be developed in this test, continue
with Step 3.
If high pressure cannot be obtained in Step 2 by running the pump against the relief valve, further
testing must be conducted to see whether the fault lies in the pump or in the relief valve. Proceed as
follows:
If possible, disconnect the reservoir return line from the relief valve at point H. Attach a short length of
hose to the relief valve outlet. Hold the open end of this hose over the reservoir filler opening so the
rate of oil flow can be observed. Start the pump and run the relief valve adjustment up and down while
observing the flow through the hose. If the pump is bad, there will probably be a full stream of oil when
the relief adjustment is backed off, but this flow will diminish or stop as the adjustment is increased.
If a flowmeter is available, the flow can be measured and compared with the pump catalog rating. If a
flowmeter is not available, the rate of flow on small pumps can be measured by discharging the hose
into a bucket while timing with a watch. For example, if a volume of 10 gallons is collected in 15
seconds, the pumping rate is 40 GPM.
If the gauge pressure does not rise above a low value, say 100 PSI, and if the volume of flow does not
substantially decrease as the relief valve adjustment is tightened, the relief valve is probably at fault
and should be cleaned or replaced as instructed in Step 5. If the oil substantially decreases as the
relief valve adjustment is tightened, and if only a low or moderate pressure can be developed, this
indicates trouble in the pump. Proceed to Step 4.
If a full stream of oil is not obtained in Step 3, or if the stream diminishes as the relief valve adjustment is
tightened, the pump is probably at fault. Assuming that the suction strainer has already been cleaned and
the inlet plumbing has been examined for air leaks, as in Step 1, the oil is slipping across the pumping
elements inside the pump. This can mean a worn-out pump, or too high an oil temperature. High slippage
in the pump will cause the pump to run considerably hotter than the oil reservoir temperature. In normal
operation, with a good pump, the pump case will probably run about 20°F above the reservoir
temperature. If greater than this, excess slippage, caused by wear, may be the cause.
Check also for slipping belts, sheared shaft pin or key, broken shaft, broken coupling, or loosened set
screw.
If the test in Step 3 has indicated the trouble to be in the relief valve (Point D) the quickest remedy is to
replace the valve with one known to be good. The faulty valve may later be disassembled for inspection
and cleaning. Pilot-operated relief valves have small orifices which may be blocked with accumulations
of dirt. Blow out all passages with an air hose and run a small wire through orifices.
Check also for free movement of the spool. In a relief valve with pipe thread connections in the body, the
spool may bind if pipe fittings are over-tightened. If possible, test the spool for bind before unscrewing
threaded connections from the body, or screw in fittings tightly during inspection of the valve.
If the pump will deliver full pressure when operating across the relief valve in Step 2, both pump and
relief valve can be considered good, and the trouble is further downstream. The cylinder should be
tested first for worn-out or defective packings by the method described in the section
Cylinder and Valve Testing.
On an air system, if air is detected escaping from
a 4-way valve exhaust while the cylinder is
stopped, this air is either blowing by worn-out
piston seals, or is leaking across the spool in the
4-way valve. These two leakage paths are shown
in the figure to the right. Most cylinders and valves
have soft seals and should be leak-tight. However,
those air valves having a metal-to-metal seal
between spool and body may be expected to have
a small amount of leakage.
If leakage is noted, it is more likely to be coming
through the cylinder than across the valve spool,
and the cylinder should be tested first.
Cylinder Testing
Run the piston to one end of its stroke and leave it stalled in this position under pressure. Crack the
fitting on the same end of the cylinder to check for fluid leakage. After checking, tighten the fitting and
run the piston to the opposite end of the barrel and repeat the test. Occasionally a cylinder will leak at
one point in its stroke due to a scratch or dent in the barrel. Check suspected positions in mid-stroke by
installing a positive stop at the suspected position and run the piston rod against it for testing. Once in a
great while a piston seal make le ak intermittently. This is usually caused by a soft packing or O-ring
moving slightly or rolling into different positions on the piston, and is more likely to happen on cylinders
of large bore.
When making this test on hydraulic cylinders, the line should be completely removed from a cylinder
port during the test. The open line from the valve should be plugged or capped since a slight back
pressure in the tank return line would spill oil from the line if not plugged. Pistons with metal ring seals
can be expected to have a small amount of leakage across the rings, and even "leak-tight" soft seals
may have a small bypass during new seal break-in or after the seals are well worn.
4-Way Valve Testing
For testing 4-way valves, either air or hydraulic, it is necessary to obtain access to the exhaust or tank
return ports so that the amount of leakage can be observed. To make the test, disconnect both cylinder
lines and plug these ports on the valve. Start up the system and shift the valve to one working position.
Any flow out the exhaust or tank return line while the valve is under pressure is the amount of leakage.
Repeat the test in all other working conditions of the valve.
If the cylinder has been tested (Step 6) and found to have reasonably tight piston seals, the 4-way
valve should be checked next. Although it does not often happen, an excessively worn valve spool can
slip enough oil to prevent build-up of maximum pressure. Symptoms of this condition are a loss of
cylinder speed together with difficulty in building up to full pressure even with the relief valve adjusted
to a high setting. This condition would be more likely to occur with high pressure pumps of low volume
output, and would develop gradually over a long period of time. Four-way valves may be tested by the
method described in the section Cylinder & Valve Testing.
4. Penggerak mula / Motor bakar

1. Pendahuluan 4. Sistem pada motor bakar


2. Motor bakar a. Sistem pelumasan
a. Pembakaran luar b. Sistem pendinginan
b. Pembakaran dalam c. Sistem pemasukan bahan bakar.
c. Perbandingan kompresi d. Sistem udara dan pengeluaran gas buang
d. Prinsip kerja motor bakar e. Sistem pengapian pada motor bakar.
3. Mengenal komponen dan f. Starting dan charging sistem.
fungsi komponen mesin
a. Piston
b. Connecting road.
c. Crankshaft
d. Katup
e. Cam shaft
f. Rocker arm
g. Pegas katup
h. Fly Well
i. Dampar / balancer
j. Engine blok.
Pendahuluan .
Produktifitas yang tinggi dari suatu mesin hanya akan dicapai dengan
aplilasi yang tepat , pengoperasian yang benar dan efesiensi serta
perawatan yang benar dan tepat waktu.

Penggerak mula ialah :


Suatu pesawat yang mengubah suatu energi menjadi tenaga kerja mekanik
dan di gunakan untuk menggerakan pesawat atu mesin atara lain :
* Motor pembakaran luar
* Motor pembakaran dalam.
* Turbin air
* Kincir angin

Motor bakar : suatu alat penghasil tenaga melalui proses


pembakaran bahan bakar.
Motorbakar
Motor bakar

Motor
Motorbakar
bakarpembakaran
pembakaranluar
luar Motorpembakaran
Motor pembakarandalam
dalam
(external
(externalCombustion
CombustionEngine)
Engine) (InternalCombustion
(Internal CombustionEngine)
Engine)

Keteluap
Ketel uap  MotorKaburator
Motor Kaburator

Turbinuap
Turbin
 uap **Gas
Gasengine
engine
**Kerosene
Kerosene
**Gasoline
Gasolineengine
engine
MotorDiesel
Motor
 Diesel((Diesel
Diesel Engine)
Engine)
Motorturbin
Motor
 turbingas
gas(Gas
(GasTurbin
TurbinGas)
Gas)
Internal-combustion engine
(mesin pembakaran dalam)

Semua mesin yang diberikan tenaga dengan


membakar minyak di dalam ruang bakar
(contohnya : mesin mobil). Internal-combustion
engines biasanya membakar bahan bakar dan
oleh karena itu merupakan sumber utama dari
polusi udara.
Rudolf Diesel (18 Maret 1858 -
30 September 1913) adalah seorang
penemu Jerman, terkenal akan
penemuannya, mesin diesel, Dia lahir
di Paris dan meninggal secara misterius
di kapal fery dalam perjalanannya ke
Inggris.
Diesel mengembangkan ide sebuah
mesin pemicu kompresi pada dekade
terakhir abad ke-19 dan menerima hak
paten untuk alat tersebut pada
23 Februari 1893. Dia membangun
prototipe yang berfungsi pada awal
1897 ketika bekerja di pabrik MAN di
Augsburg.
Mesin Diesel ini pun dinamakan untuk
menghormati jasanya. Aslinya, ia
bernama "mesin minyak".
Pembersih udara
Ban tali kipas Pengukur keadaan oli

Saringan
bahan bakar

Saringan oli

Pompa injeksi bahan bakar


Puli engkol Lubang oli

Mesin diesel
Perbedaan Mesin diesel dan mesin bensin
Mesin diesel Mesin bensin
Bahan bakar
Sistim penyalaan Tekanan udara listrik
Berat mesin per tenaga Berat ringan
kuda
harga per tenaga kuda Tinggi rendah
Efisiensi panas Tinggi (30-40%) Rendah (22-28%)
Biaya operasi Rendah Tinggi
Bunyi dan getaran Tinggi rendah
Kemampuan start pada Agak sukar Baik sekali
musim dingin
2 tak 4 tak
Proseskerja
Proses kerjamotor
motor
bakarempat
bakar empatlangkah
langkah

Langkahpemasukan
Langkah pemasukan

Langkahkompresi
Langkah kompresi

Langkahusaha/langkah
Langkah usaha/langkahtenaga
tenaga

TMA
Langkahpembuangan
Langkah pembuangan
Stroke

TMB

Titik mati bawah Titik mati atas


Pipa semprot injeksi
Katup Isap Katup buang

Pembuangan
Pemasukan

Batang penghubung

Poros engkol
1. Pengisapan 2. Kompresi 3. Pembakaran 4. Pengeluaran

Operasi mesin diesel empat tak


5. Mesin diesel 4 tak
6. Mesin diesel 2 tak
Two Stroke Engine
Ciri mesin
bensin
Komponenmesin
Komponen mesin

1. Piston (Torak)

2. Connenting rod (Batang Engkol)

3. Crankshaft (Poros Engkol)

 4. Valve (Katup)
5. Camshaft (Nok)
6. Rocker arm (Lengan Ayum)
7. Pegas Katup (spring)
8. Fly wheel (Roda Gila)
9.Balancer (Damper)
10. Engine blok
Gambar.Roda gigi pengatur pengapian

Tanda kejadian
Roda gigi poros gigi nok 56 gigi

Roda gigi ponpa 56 gigi

Roda gigi tak bergerak 47 gigi

Tanda kejadian
Roda gigi poros engkol 28 gigi
1. Fungsi Piston adalah
. Untuk meneruskan tekanan gas ke poros engkol (crangk shaft)
. Untuk mengambil tekanan samping yang ditimbulkan oleh
kemiringan batang engkol (Crankshaft)
. Untuk menyekat bagian dalam silinder dari karter.
. Untuk membuang panas yang di serap oleh puncak piston selama
pembakaran dan bagian awal dari langkah kompresi.
Bahan dari :
Besi Cor, aluminium cor, aluminium tempa, baja cor dan baja tempa

Ring piston berfungsi :


. Menyekat ruangan antara piston dan lapisan silinder, untuk mencegah gas
pembakaran tekanan tinggi atau pengisian udara dari pelarian menuruni
lapisan silinder selama langkah kompresi.
. Meneruskan panas dari piston kelapisan silinder yang di dinginkan air.
. Menerap bagian tertentu dari naik - turunnya desakan sisi piston

BAHAN : Cor besi kelabu.


2. Batang engkol (Connecting Road)
Fungsi : penghubung antara piston dan crankshaft
Jenis :
 Bentuk normal --- Lurus
 Bentuk batang garfu bila dalam mesin
 Bentuk batang engkol artikulasi dari mesin

Bahan : Tempaan dari baja paduan kekuatan tinggi

3. Crank Shaft ( Poros Engkol)


Berfungsi : sebagai alat perubah gerak lurus bolak-balik
menjadi gerak putar
Bahan :
 Baja siemens – martin atau baja paduan tinggi.
 Baja khrom nikel biasa untuk otomotif
 Baja kandungan karbon rendah untuk kapal
4. Fly wheel ( Roda Gila )
Mamfaat roda gila :
 Menjaga variasi kecepatan yang tidak dapat di
hindarkan selama tiap daur agar tetap dalam
batas yang diinginkan.
 Membatasi kenaikan atau penurunan sesaat
dari kecepatan mesin selama perubahan beban
mendadak.
 Membawa piston sampai melampaui tekanan
kompresi ketika berjalan pada kecepatan
rendah atau kecepatan tampa kerja.
 Membantu kenaikan kecepatan mesin ketika
star.
Roda gaya

Poros engkol

Roda gaya (Flywheel)


5. Katup (valve)

Digunakan untuk menunjukkan


kombinasi dari seluruh bagian
yang pemasukan udara pengisian
dan pengeluaran gas buang dari
mesin empat langkah.
6. Cam Shaft ( Nok )
Adalah proyeksi eksentris pada piringan yang berputar yang
berputar yang digunakan untuk memasuki dan menutup katup

7. Rocker Arm ( lengan ayun )

Rocker arm di gunakan untuk menggerakan dua katup dengan


bekerja pada jembatan antara kedua tangkai katup.

8. Pegas Katup ( Spring )

Bertugas untuk menutupi katup, memberikan gaya yang cukup


selama proses pengangkatan katup untuk mengatasi inersia dari
penggerak katup dan memelihara persinggungan dengan nok
tampa meloncat
9. Engine Block.
Engine bolck adalah : komponen yang paling besar dari sebuah
enngine dan terbuat dari bahan yang kuat.
Didalam engine bolck terletak komponen :
. Crank shaft.
. Piston
. Ring Piston
. Cam shaft
. Rocker arm.
. Katup.
. Cylinder linier
. Dan lain – lain.
Engine block ada 2 (dua) tipe yaitu :
1. Rancangan bentuk “ V “.
2. Rancangan “ In – Line “ atau silinder berderet lurus dalam satu
garis.
Pengisi turbo
Kipas
Gambar. Mesin diesel

Alternator

Starter Pompa air


7. Pelumasan
Tujuan Pelumasan :


Mengurangi keausan permukaan bantalan dengan
menurunkan gesekan antaranya.


Mendinginkan permukaan & membawa pergi panas
yang di bangkitkan oleh gesekan.

Membersihkan permukaan dengan mencuci bersih


 butiran - butiran logam yang di hasilkan dari gesekan.
Membantu dalam menyekat ruangan yang
 berdampingan dengan permukaan bantalan.
Pompa minyak

Tapisan minyak

Pendinginan minyak Saringan minyak


Gambar. Sistem Pelumasan
Sistem Pelumasan

By Pass valve By pass valve

1. Oil pump

2. Oil Cooler 3. Oil filter

5. Komponen yang 4. Oill ubrcation manifold


perlu dilumasi passage

6. Oil pump
8. Syarat yang yang harus dipenuhi oleh pelumas mesin :
 Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder
sehingga mencegah keausan yang berlebihan pada silinder,
piston & cincin piston.
 Mencegah pelekatan cincin piston.
 Merapatkan kompresi oleh silinder.
 Tidak meninggalkan endapan karbon pada piston.
 Tidak melapisi lak permukaan piston atau silinder.
 Mencegah keausan bantalan.
 Mencuci bagian dalam mesin.
 Tidak menbentuk lumpur.
 Dapat di gunakan dengan sembarangan jenis saringan.
 Penggunaan hemat.
 Memungkinkan selang waktu lama penggantian.
 Mempunyai sifat baik pada start-dingin.
Tingkat oil cukup

Meteran oli

Gambar. Permukaan oli yang semestinya


9. Injeksi bahan bakar

Syarat yang harus dipenuhi oleh sistem injeksi BBK :

 Penakaran yang teliti dari minyak BBK

 Pengaturan waktu yang layak dari injeksi BBK

 Kecepatan yang sesuai dari injeksi BBk

 Pengabutan yang baik dari BBK

 Distribusi yang baik dari BBK dalam


raung pembakaran
10. Sistem Pemasukan Udara

Kegunaan Sistem pemasukan udara :

 Membersihkan udara pemasukan.


 Meredam kebisingan pemasukan.
 Menyediakan udara untuk pengisian lamjut.
 Menyediakan udara bilas dalam mesin dua langka.

Suatu sistem pemasukan udara yang lengkap :


 Pembersihan udara/saringan.
 Peredam pemasukan udara.
 Penghembus untuk pengisian lanjut atau pembilasan.
 Pendinginan udara untuk udara pengisian lanjut.
Kompresor (superchaeger Peredam suara

Gas buang
Kipas turbin
Pengisi turbo

Udara dimam-
patkan
Penghembus

Manifold pembuang

Pengukur debu Pembersih udara


Piston
Blok silinder
Nozzel injeksi Tangki

Gambar. Sistem Penyaluran bahan bakar


bahan bakar bahan
bakar

Pompa injeksi
bahan bakar

Saringan bahan
bakar

Regulator (Gevernor)
Pompa pengisian bahan bakar
Terminal Cincin O

Unit pemanas (pita)


Kerangka
Blok isolasi

Gambar. Pemanas udara listrik (jenis pipa)


Bubuk isolasi Koil panas

Jepitan pengikat
Tabung logam pelindung
Tempat sumbat

Gambar. Busi Pijar


Termostat
Tangki atas
Pompa air

Radiator

Kipas

Tangki bawah Pendinginan minyak

Blok silinder

Gambar. Sistem sirkulasi pendinginan


Lobang pemasukan radiator

Permukaan air

Gambar. Permukaan air (level)


Saklar kunci
Reli start Regulator
(perlindungan)

Alat start
tambahan Motor Start Altenator

Saklar utama

Baterai Perlengkapan utama listrik untuk


mesin diesel
Terminal (-) Penutup
Terminal (+)

Garis batas atas

Garis batas bawah

Pelat elektroda

Gambar. Konstruksi aki (battery)


Rotor
Penutup depan Stator Terminal
Stator koil Penutup belakang

Kipas
Tempat sikat
Puli

Bantalan belakang
Kunci

Pengatur
jarak Sikat
Koil medan
Bantalan depan
Ring slip

Alternator Hasil terminal


Bantalan
pelindung
Pompa air

Alternator

Cara pemeriksaan
ketegangan tali kipas
Periksa apakah meter berjalan baik (deret hijau)

Alat ukur tekanan oli & alat ukur suhu air pendinginan

Anda mungkin juga menyukai