Anda di halaman 1dari 23

Dasar-dasar Sistem Hidraulik

A. Pengertian
Sistem Hidrolik adalah suatu sistem/ peralatan yang bekerja berdasarkan sifat
dan potensi / kemampuan yang ada pada zat cair ( liquid ) untuk melakukan
suatu gerakan segaris atau putaran.

Kata hidrolik berasal dari bahasa Inggris hydraulic yang berarti cairan atau
minyak.
Prinsip dari peralatan hidrolik memanfaatkan konsep tekanan, yaitu tekanan
yang diberikan pada salah satu silinder akan diteruskan ke silinder yang lain.,
sesuai dengan hukum Pascal.

B. Hukum Pascal
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang
tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.

Pada sebuah piston dalam sebuah bejana yang memiliki luas permukaan sentuh
ke cairan sebesar A m2 diberi gaya sebesar F Newton (N) maka cairan diseluruh
bejana akan memberikan tekanan yang sama pada seluruh permukaan bejana
sebesar P N/m2. Secara sederhana dapat dirumuskan:
Dengan: p = tekanan dalam (N/m2) atau Pascal
(Pa)
F = gaya dalam Newton (N)

A = luas penampang (m2)

C. Prinsip Kerja Sistem Hidrolik


Pada sistem hidrolik, maka bisa diilustrasikan seperti gambar dibawah ini.

Bisa dilihat pada bagian kanan sebagai saluran input. Di ruang ini, diletakan gaya
input. Gaya input adalah gaya awal yang akan menekan zat cair di ruang tertutup.

Saat zat cair pada saluran input menerima tekanan, otomatis tekanan zat cair
didalam selang akan naik. Penaikan tekanan ini, akan membuat saluran output
menjadi bergerak ke atas.
Kalau kita letakan benda diatas saluran output maka benda tersebut akan
terdorong keatas. Dan besarnya tekanan yang mengenai benda tersebut
dipengaruhi oleh gaya input serta luas penampang dari kedua saluran ini.

D. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan sistem hidraulik:

1. Memindahkan tenaga yang besar dengan menggunakan komponen


yang relatif kecil
2. Pengontrolan dan pengaturan lebih mudah
3. Mudah dipindahkan dalam arah kebalikan (Reversible)
4. Melumasi dan merawat sendiri (self lubricating) sehingga usia pakai
lebih panjang
5. Rancangan yang sederhana (lingkages yang rumit digantikan oleh
sedikit komponen-komponen pre-engineered)
6. Fleksibilitas (komponen-komponen hidraulik bisa dipasang pada
kendaraan hanya dengan mengalami sedikit sekali masalah)
7. Kehalusan (sistem hidraulik beroperasi dengan halus dan tidak bising
dan menimbulkan sedikit sekali getaran)
8. Kontrol (operator melakukan kontrol relatif sedikit atas berbagai
macam kecepatan dan gaya)
9. Sedikit gaya yang hilang (gaya hidraulik bisa digandakan besar sekali
dan disalurkan sepanjang badan kendaraan dengan sedikit gaya yang
hilang)
10.Perlindungan atas beban berlebih (sistem hidraulik dilindungi
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban (overload
damage) dengan katup-katup yang bekerja secara otomatis)
Kekurangan sistem hidraulik:

1. Rawan terhadap kecelakaan akibat tekanan tinggi dari fluida


(highpressure liquid)
2. Kebocoran kecil bisa berakibat fatal baik pada pemindahan tenaga
maupun penyebab kecelakaan
3. Sistem hidraulik memerlukan bagian dengan tingkat presisi tinggi.
4. Membutuhkan perawatan yang intensif sehubungan dengan iklim atau
cuaca supaya tidak mudah terkena karat, kotoran dan pencemaran oli.
E. Macam-macam Sistem Hidrolik
Hidrostatis
Pesawat hidrolik yang menggunakan sifat zat cair yaitu dapat meneruskan
tenaga / daya kesegala arah
Contoh : Dongkrak hidrolik, rem hidrolik, derek lantai, dll
Hidrodinamis
Pesawat hidrolik yang menggunakan potensi zat cair yang bergerak sehingga
memiliki / menimbulkan tenaga hidrolik
Contah : Turbin air, pembangkit listrik, pompa air, dll

F. Penggunaan sistem hidrolik dibidang otomotif


a. Alat kerja
1. Dongkrak botol

2. Car lift
3. Press hidraulik

4. Crocodile jack

b. Kendaraan
1. Alat berat

2. Dump Truk
c. Komponen kendaraan
1. Rem hidrolik

2. Kopling hidrolik
3. Kopling otomatis (torque converter)

4. Transmisi otomatis

5. Power steering
6. Shock absorber

7. Pintu hidrolik

8. Sistem bahan bakar

Sistem bahan bakar bensin


Sistem bahan bakar Diesel

Komponen system hidrolik


1. Pompa Hidrolik
Simbol Pompa Hidrolik dengan Penggerak Motor

Pompa hidrolik berfungsi untuk mensupply fluida hidrolik pada tekanan


tertentu kepada sistem hidrolik. Pompa ini digerakkan oleh motor listrik atau
sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah sistem kopling. Sistem
kopling yang digunakan dapat berupa belt, roda gigi, atau juga sistem flexible
elastomeric.
Pompa hidrolik ada beberapa tipe yang digunakan, yaitu:

• Gear pump: bersifat murah, memiliki ketahanan yang lama (awet),


sederhana pengoperasiannya. Tetapi kelemahannya adalah memiliki
efisiensi yang rendah, karena sifat pompa yang ber-displacement tetap,
dan lebih cocok untuk digunakan pada tekanan di bawah 20 MPa (3000
psi).
• Vane pump: murah dan sederhana, biaya perawatan yang rendah, dan
baik untuk menghasilkan aliran tinggi dengan tekanan yang rendah.
• Axial piston pump.
Satu jenis pompa hidrolik yang menarik adalah axial piston pump.
Pompa ini dapat berjenis swashplate atau juga checkball. Jenis pompa
ini didesain untuk dapat belerja pada displacement yang bervariasi,
sehingga dapat menghasilkan aliran dan tekanan fluida hidrolik yang
bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Jenis yang paling banyak
digunakan adalah swashplate pump. Pompa ini dapat kita ubah
sudut swashplate-nya untuk menghasilkan langkah piston yang
bervariasi tiap putaran. Jika sudut semakina besar, akan menghasilkan
debit aliran yang besar dengan besar tekanan yang lebih kecil, dan
begitu pula sebaliknya.

Swashplate Hydraulic Pump

• Radial Piston Pump: digunakan untuk menghasilkan tekanan fluida


hidrolik yang tinggi dengan debit aliran yang rendah.
Prinsip Radial Piston Pump

Pompa piston memang memiliki harga yang lebih mahal jika dibandingkan
dengan pompa gear atau vane. Akan tetapi pada pengoperasian tekanan
tinggi memiliki ketahanan yang jauh lebih lama jika dibandingkan jenis pompa
yang lain.

2. Valve Control

Valve kontrol pada sebuah sistem hidrolik, selain berfungsi untuk mengatur
besar tekanan yang digunakan, juga berfungsi untuk mengatur arah aliran dari
fluida hidrolik. Arah aliran yang dimaksud adalah berhubungan dengan sistem
aktuator. Arah gerakan yang diinginkan pada aktuator dikontrol oleh arah
aliran dari fluida hidrolik, arah aliran inilah yang diatur
oleh valve kontrol. Valve kontrol yang berfungsi untuk mengatur arah aliran
biasa disebut dengan solenoid valve, sedangkan yang untuk mengatur besar
tekanan biasa disebut pressure regulating valve.

Dan berikut adalah beberapa macam valve kontrol yang biasa dipergunakan:

• Pressure Relief Valves


Valve ini berfungsi untuk membuang fluida hidrolik ke tangki penyimpan
fluida, apabila tekanan fluida lebih tinggi daripada nilai yang ditentukan.

Simbol dan Skema Pressure Relief Valves


• Pressure Regulating Valves
Valve ini berfungsi untuk mengatur besar tekanan fluida hidrolik agar
stabil di nilai tertentu.

Simbol dan Skema Pressure Regulating Valve


• Sequence Valve: berfungsi untuk mengatur sekuen pada sirkuit hidrolik,
seperti contohnya pada saat menggunakan beberapa silinder hidrolik,
yaitu untuk memastikan satu silinder hidrolik telah maju penuh sebelum
silinder lainnya mulai maju.

Simbol dan Skema Sequence Valve

• Check Valve: berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida hidrolik agar
searah dan tidak ada aliran yang terbalik

Check Valve
• Pilot Valve
Valve ini sebagai kontrol sistem hidrolik. Digunakan untuk mengatur
output aktuator sesuai dengan yang diinginkan.

Pilot Valve
3. Aktuator

Pada artikel sebelumnya telah saya jelaskan dua jenis aktuator pada sistem
hidrolik yaitu silinder hidrolik dan motor hidrolik. Namun selain dua itu ada
aktuator jenis lain yakni:

• Sistem Transmisi Hidrostatik: yaitu suatu sistem transmisi tenaga


putaran yang menggunakan sistem hidrolik. Prinsip dari sistem ini
adalah menggunakan pompa hidrolik pada sisi penggerak dan motor
hidrolik pada sisi yang digerakkan.
• Sistem Pengereman
• Swashplate: yang biasa digunakan pada motor hidrolik untuk
menghasilkan akurasi output tekanan yang tinggi.

4. Reservoir

Sebagai tempat penyimpanan fluida hidrolik untuk mengakumulasi perubahan


volume fluida pada saat sistem bekerja. Pada tangki hidrolik juga didesain
adanta suatu sistem untuk memisahkan udara dari fluida hidrolik, karena
adanya udara di dalam fluida dapat mengganggu kerja sistem.

5. Akumulator
Alat ini berfungsi sebagai penyimpan energi tekanan pada fluida hidrolik
dengan menggunakan gas. Alat ini termasuk alat tambahan yang tidak
semua sistem hidrolik menggunakannya. Tujuan penyimpanan energi
tekanan tersebut adalah untuk menstabilkan tekanan fluida apabila terjadi
penurunan tekanan tiba-tiba yang sesaat, agar tidak mengganggu aktuator
yang sedang bekerja.

6. Fluida Hidrolik

Fluida yang digunakan pada sistem hidrolik biasanya berbahan dasar minyak
bumi dengan tambahan zat-zat aditif. Spesifikasi penggunaannya
berdasarkan kebutuhan yang diinginkan, misalnya ketahanan terhadap api jika
digunakan pada industri dengan lingkungan yang panas, atau juga pada
industri makanan digunakan fluida yang food grade (biasanya minyak
tumbuhan) atau juga air. Fluida hidrolik selain sebagai fluida kerja, ia juga
berfungsi sebagai pelumas pada komponen-komponen sistem hidrolik.
7. Filter

Komponen ini berfungsi untuk mengumpulkan kotoran (biasanya berupa


metal) pada fluida hidrolik, agar kotoran-kotoran tersebut tidak ikut
bersirkulasi. Komponen ini sangat pentomg karena kotoran metal selalu
diproduksi pada setiap sistem hidrolik. Biasanya filter diposisikan pada
sisi suction pompa hidrolik. Namun kebersihan filter ini harus tetap terjaga,
karena apabila terlalu kotor dan menyebabkan aliran fluida terhambat,
dapat menyebabkan kavitasi pada pompa hidrolik yang sangat berbahaya
apabila itu terjadi.
8. Pipa Aliran

pipa yang digunakan untuk aliran fluida hidrolik dapat berupa pipa
standard, tube, atau juga berupa hose. Tube berdiameter sampai dengan
100mm, diproduksi oleh pabrik secara memanjang tanpa sambungan.
Digunakan untuk tekanan hidrolik tinggi yang presisi.
Sedangkan pada pipa standard, biasanya digunakan pada operasional
tekanan rendah. Dapat menggunakan sambungan, biasanya berupa
sambungan las.
Untuk hose dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan selang. Namun selang
yang dapat beroperasi pada tekanan yang tinggi, dan biasanya juga pada
temperatur yang tinggi.

PENGERTIAN SISTEM PNEUMATIK

Pneumatik berarti angin atau udara. Sistem pneumatik merupakan semua sistem yang
menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk
menghasilkan tenaga atau kerja. Sistem pneumatik kebanyakan digunakan pada sistem
otomasi baik dalam dunia industri dan lain sebagainya. Untuk pengoperasian sistem
pneumatik memerlukan udara bertekanan sebagai penggerak utama pada sistem
pneumatik.

Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Pneumatik

Kelebihan Sistem Pneumatik

1. Fluida mudah didapat dan ditranfer


2. Dapat disimpan dengan baik
3. Penurunan tekanan relatif kecil dibanding sistem hidrolik
4. Viskositas kecil sehingga gesekan juga kecil
5. Aman terhadap kebakaran
Kekurangan Sistem Pneumatik

1. Bising
2. Gaya yang ditransfer terbatas
3. Dapat terjadi pengembunan sehingga menimbulkan karat
Komponen Sistem Pneumatik Dan Fungsinya

Berikut merupakan komponen sistem pneumatik dan fungsinya:


1. Kompresor digunakan untuk menghisap udara di atmosfer kemudian
disimpan kedalam tangki atau receiver.

2. Oil and water trap merupakan alat yang digunakan untuk memfilter atau
menyaring uap air dan minyak dari udara agar tidak ikut masuk ke dalam
sistem. Kaudungan air disini, dipisahkan secara maksimum untuk mencegah
kegagalan pada sistem.
3. Air Filter merupakan komponen yang berfungsi untuk memisahkan udara dari
kotoran dan debu.

4. Pressure regulator merupakan komponen pada sistem pneumatik yang


berfungsi sebagai pengaman sistem pneumatik untuk mengatasi adanya
tekanan udara berlebih pada sistem pneumatik.
5. Restrictor merupakan komponen pada sistem pneumatik yang berfungsi
sebagai pengontrol klep. Tipe restrictor ada dua yaitu tipe orrifice dan variable
restrictor.

6. Auto drain merupakan komponen yang berfungsi sebagai lubang


pembuangan.
7. Valve pengarah merupakan komponen yang berfungsi untuk mengarahkan
atau mengalirkan udara bersih ke sistem yang memerlukan.
8. Aktuator merupakan komponen yang berfungsi untuk merubah energi udara
menjadi energi gerak untuk dapat dimanfaatkan sistem.

9. Pengatur kecepatan merupakan komponen yang berfungsi untuk mengatur


kecepatan gerak aktuator agar sesuai dengan yang diperlukan oleh sistem.

Prinsip Kerja Sistem Pneumatik

Sistem pneumatik memanfaatkan hukum aeromekanika yang menentukan


keseimbangan antara udara di atmosfer dengan adanya gaya-gaya dari luar yaitu
aerostatika dan aliran atau aerodinamika. Prinsip kerja sistem pneumatik sebenarnya
sama dengan sistem hidrolis, perbedaannya hanya pada media penggerak yang
digunakan dimana hidrolik menggunakan cairan dan pneumatik menggunakan udara.
Tekanan udara atau udara yang dimampatkan inilah yang digunakan untuk
menggerakkan aktuator yang digunakan untuk berbagai keperluan.
Udara di sedot oleh kompesor kemudian disimpan pada reservoir sampai tekanan
mencapai batas standar yaitu 6-9 bar. Apabila kurang maka kinerja aktuator menjadi
kurang dan apabila berlebih dapat berbahaya untuk sistem karena dapat menyebabkan
kerusakan. Kemudian udara bertekanan dialirkan melalui pipa atau selang menuju ke
berbagai komponen seperti oil and water trap untuk memisahkan cairan dari udara.
Kemudian menuju filter untuk dibersihkan dari kotoran, diatur tekanannya sesuai dengan
batas standar yang dapat diterima oleh sistem, diatur arah aliran menggunakan katup
pengatur, dialirkan menuju atuator untuk melakukan kerja. Selain itu pneumatik dapat
dikombinasikan dengan sistem elektrik seperti PLC dan rangkain kelistrikan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai