Namun, pompa hidrolik memerlukan tenaga dari luar agar bisa bergerak.
Untuk alat-alat berat menggunakan mesin diesel sebagai penggerak
pompa hidrolik. Namun pada perangkat hidrolik kecil seperti car lift, sistem
ABS (pada rem mobil) menggunakan motor listrik sebagai penggerak
pompa hidrolik.
Ada tiga jenis pompa hidrolik yang banyak digunakan. Antara lain ;
Tipe gear pump, tipe ini memanfaatkan pergerakan dua roda gigi untuk
menimbulkan aliran hidrolik.
Tipe piston pump, tipe ini mirip kompresor dimana fluida akan terhisap
didalam silinder dan piston akan mendorongnya melalui katup outlet
sehingga aliran fluida bisa terbentuk.
Tipe vane pump, tipe ini mirip pompa air pada rumah yang memafaatkan
kipas pada sebuah rotor yang akan menghisap fluida saat berputar.
Directional control valve berfungsi layaknya pintu yang akan menutup dan
membuka saluran untuk mengarahkan aliran fluida ke output tertentu. Sehingga
bisa dikatakan control valve berfungsi sebagai pengatur arah tekanan fluida.
Control valve ini bisa ditemukan pada sistem hidrolik dengan multi aktuator.
Apa itu ? yakni sistem hidrolik dimana ada lebih dari satu tabung ( silinder )
hidrolik.
Contohnya lengan excavator.
Namun untuk sistem hidrolik single aktuator tidak memerlukan control valve
karena hanya ada satu saluran.
Contohnya seperti pada pengangkat pasir atau car lift .
Beberapa macam valve selain directional control valve pada sistem hidrolik
antara lain ;
Unit aktuator berfungsi mengubah energi yang terkandung dalam aliran fluida
(dikatakan juga tekanan fluida) menjadi gerakan mekanis. Dari komponen inilah
perangkat hidrolik dapat menggerakan benda.
Tipe tabung ( silider ), ini dipakai pada hampir semua sistem hidrolik.
Tipe ini menggunakan piston didalam tabung yang akan bergerak
maju/searah saat tertekan oleh fluida. Gerakan piston dimanfaatkan untuk
menggerakan benda.
Contohnya, lengan excavator, car lift, hydraulic crane, dan sistem rem
hidrolis.
Aplikasi dari Rotary Actuator.
4. Reservoir tank
Reservoir tank berfungsi sebagai tanki penyimpanan fluida. Didalam tanki ini
tersimpan cadangan fluida yang diperlukan saat proses hidrolik berlangsung.
Pada tanki ini pula, seorang teknisi memeriksa kondisi fluida dalam sistem
hidrolik apakah masih bagus, atau perlu diganti/ditambah.
5. Unit penyalur hidrolik
Unit ini terdiri dari selang hidrolik. Selang hidrolik berfungsi mengalirkan fluida.
Namun ini bukan selang biasa, selang hidrolik harus mampu bertahan dalam
tekanan tinggi. Ini karena tekanan fluida saat sistem hidrolik bekerja bisa sangat
besar, sehingga bahan selang ini kebanyakan terbuat dari bahan logam.
6. Fluida cair
Fluida menjadi penghantar energi dari pompa ke aktuator. Sistem hidrolik, pada
dasarnya hanya memindahkan energi dari pompa ke aktuator. Sebenarnya, zat
cair dan gas apapun bisa dijadikan fluida untuk sistem ini.
Namun, oli hidrolik cair ini digunakan karena molekulnya lebih besar serta lebih
tahan terhadap panas. Sehingga cocok diberi tekanan tinggi tanpa bocor.
7. Filter
Filter berfungsi menyaring segala jenis kotoran yang ikut terbawa dalam aliran
fluida agar tidak masuk ke sirkuit hidrolik. Kotoran ini akan dihalau oleh filter
sebelum oli memasuki saluran hidrolik, sehingga sistem hidrolik akan lebih
aman.
8. Oil cooler ( pendingin oli )
Pada beberapa jenis sistem hidrolik, memerlukan oil cooler ( pendingin oli
)sebagai pengatur suhu fluida. Fungsi oil cooler untuk mendinginkan fluida, fluida
yang telah digunakan (diberi tekanan tinggi) suhunya akan meningkat. Fluida
dengan temperatur tinggi ini akan mengalami penurunan kualitas, serta beresiko
merusak komponen lain. Sehingga perlu didinginkan.