Anda di halaman 1dari 8

Disusun oleh:

1. Novi Anggoro Kurniawan / 15260


2. Hanung Sugiyarto / 15269
3. Muhammad Hafidz /

SISTEM HIDROLIK PADA TIPPLER


Tippler adalah alat yang berfungsi untuk membalikkan lori yang bertujuan untuk
menumpahkan TBS masak ke auto feedder dan kemudian dibawa ke Threser dengan
menggunakan Sterilized Fruit Bunch Conveyor. Mekanisme dari tippler adalah sebuah drum
yang difungsikan untuk menjepit/ pencekam lorri, dan lorri diputar secara bertahap untuk
mengeluarkan cook fruit bunch yang ada didalamnya.

Sistem skematik penuangan dengan tippler dapat kita pahami dengan gambar dibawah ini :

Penuangan cook fruit bunch dari lori langsung ke scraper dengan membalik lori secara
perlahan, kemudian dibawa dan diumpankan langsung drum stripper.

1
Proses penuangan yang dilakukan dengan putaran menggunakan motor hidrolik, yaitu
motor yang sistem putarannya digerakan oleh sistem hidrolik. Jadi pada gambar dibawah ini
dapat kita lihat bahwa rantai terhubung dengan sistem gearbox yang menggunakan sistem
hidrolik. Terdapat hidrolik powerpack yang berfungsi untuk mengatur sistem hidrolik itu
sendiri.

Untuk memahami lebih jelas tentang sistim/cara kerja tippler yang digerakkan dengan
sistem hidrolik maka akan dijelaskan tentang sistem hidrolik, komponen sistem hidrolik, cara
kerja sistem hidrolik dan terutama prinsip kerja motor hidrolik. Sehingga kita dapat
memahami cara sistem hidrolik menggerakkan motor agar memutar gearnya.

A. Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih
besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida penghantar ini dinaikan tekanannya
oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-
pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder
kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak
maju dan mundur.
Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar
2. Pencegahan overload tidak sulit
3. Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat
4. Pergantian kecepatan lebih mudah
5. Getaran yang timbul relatif lebih kecil

2
6. Daya tahan lebih lama.

Namun system hydraulic ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:


1. Peka terhadap kebocoran
2. Peka terhadap perubahan temperature
3. Kadang kecepatan kerja berubah
4. Kerja system saluran tidak sederhana.

Hidrolik terbagi dalam 2 bagian :


1. Hidrodinamika
yaitu Ilmu yang mempelajar tentang zat cair yang bergerak
2. Hidrostatik
Yaitu Ilmu yang mempelajari tentang zat cair yang bertekanan. Pada hidrostatik adalah
kebalikan dari Hidrodinamika yaitu zat cair yang digunakan sebagai media tenaga, zat
cair berpindah menghasilkan gerakan dan zat cair berada dalam tabung tertutup
Tekanan dan Gaya
Apabila suatu zat cair mendapat tekanan maka zat cair itu akan selalu mengalir
melalui jalan yang termudah
Karena sifat zat cair tersebut diatas adalah merupakan suatu kelemahan karena akan
dapat merusak sistem, misalnya :
a. Kebocoran pada fitting-fitting yang kendor
b. Kebocoran pada seal-seal yang rusak

B. Komponen Sistem Hidrolik


Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu:
1. Unit Tenaga
berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak hidrolik
Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:
Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar
Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hidrolik
sehingga pompa hidrolik bekerja
Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik
Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve
2. Unit Penggerak (Actuator)
berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik
Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:

3
Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik
Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator

3. Unit Pengatur
berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik.
Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macam-macamnya
akan dibahas berikut ini.

3.1 Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV )


Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas,
menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut.
Contoh jenis katup pengarah : Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah dengan
piring putar, katup dengan pegas bias.

3.2 Macam-macam Katup Pengarah Khusus


1) Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga
sebagai pressure control (pengontrol tekanan)
2) Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang
dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada
tekanan cairan yang dapat membukanya.
3) Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan
misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk
mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk
mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil.
Macam-macam Katup pengatur tekanan adalah:
a. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan juga
mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian
hidrolik.
b. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan pekerjaan
yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang lain.
c. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang mengalir
pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya didesain dengan
tekanan yang lebih rendah.
4) Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti
mengatur kecepatan gerak actuator (piston).
Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

4
- Untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik
- Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem
- Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.

Macam-macam dari Flow Control Valve :


- Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat berubah-ubah yaitu
melalui fixed orifice.
- Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai
dengan keperluan
- Flow control yang dilengkapi dengan check valve
- Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna menyeimbangkan tekanan

C. Cara kerja Sistim Hidrolik

1. Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa (gear pump piston pump No.4) di
dalam tangki hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang vertikal
diatas tangki hidrolik.
2. Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston Pump (No.4) melalui sebuah Check
Valve (No.9) yang berfungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke pompa penghisap
menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve (No. 7) melalui Four Way 2 Ball
Valve-Manifold Block (No. 5).

5
3. Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve dapat diatur secara
manual oleh sebuah Hand Control Valve (No.6) ini, berfungsi mengatur dengan
tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan mundur, apabila sistem otomatis
maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau rusak.
4. Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve (No.7) digabung dengan sebuah
Solenoid Unloading Valve (No.8) yang dipasang diatas Manifold Block (No.5)
mendapat perintah dari Amplifier Card (Relay Control) untuk membuka katupnya
pada saat beban screw press naik dan menutupnya pada saat beban screw press turun,
sehingga sumbu silinder dapat maju mundur sesuai dengan beban yang distel di
amplifier card (relay control) yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui
sebuah CT yang terpasang di dalam kotak starter.
5. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu didepan dan satu di
belakang. Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan, sumbu silinder hidroliknya
mundur, dan yang masuk ke jalur belakang sumbu hidroliknya maju.
6. Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur oleh pompa hidrolik ke
dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah Intergral Oil Cooler (No.17),
kemudian disaring oleh Return Line Filter (No.12). Minyak hidrolik harus tetap bersih
dan tidak berkurang.
7. Untuk menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat dibuka dengan cara
memutar baut yang terdapat di Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) secara
perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak
dapat melihat penunjuknya pada PressureGauge (No.11). Pressure Control
Valve/Relief Valve (No.7) dan SolenoidUnloading Valve (No.11) berfungsi untuk
mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve (No.10) yang
berfungsi untuk menutup tekanan hidrolikke Pressure Gauge (No.11).
8. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat dilihat pada Fluid
Level Gauge (No.15).
9. Pengoperasian sistem hidrolik tersebut diatas, jika menghendaki Elektro Motor
Hidrolik (No.2) dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan kembali
apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus dipasang sebuah Pressure
Switch .
10. Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti, harus
pula dipasang akumulator (integral oil cooler No.17 ditiadakan). (catatan: tanpa

6
akumulator sistem hidrolik diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa
hidrolik tetap bekerja).
11. (Point 9 dan 10 diatas) Dengan menggunakan pressure switch dan akumulator dalam
sistem hidrolik ini agar elektrik motor dan pompa hidrolik dapat berhenti sejenak (5-
30detik) sangatlah tidak efesien karena biaya perawatannya mahal dan tidak
memperoleh hasil yang setimpal.
Adapun elektrik motor dan pompa hidrolik selalu dalam keadaan ON/OFF seketika
karena beban ampere teralu tinggi dan suhu panas sehingga mudah terbakar.
Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu disentakkan oleh ON/OFF
electric motor, maka gigi dan piston pompa cepat rusak dan sompel.
Perawatan akumulator tidak dapat dilakukan sendiri setelah beroperasi selam 1-2
tahun, karena harus diulang dengan gas nitrogen setiap tahun dengan alat suntik
khusus-charging kit.
Nomor 1 sampai 11 merupakan penjelasan sistem kerja hidrolik, sehingga cairan
yang terdapat dalam tangki oli dapat ditransferkan dengan energi yang lebih besar menuju
ke actuator dalam hal ini motor hidrolik. Motor hidrolik mengkonversi energi aliran dan
tekanan menjadi torsi atau tenaga putaran.

D. Prinsip Kerja Motor Hidrolik


Motor hidrolik mengubah energi fluida (aliran liquid) menjadi gerakan putar mekanik
yang kontinyu. Motor hidrolik ini telah cukup berkembang dan penggunaannya telah cukup
meluas.
Macam-macam motor hidrolik adalah sebagai berikut :
a. Piston Hydraulic Motor
b. Sliding Vane Motor
c. Gear Motor
Berikut ini adalah contoh-contoh motor hidrolik :
Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh radial piston hydraulic motor, dapat
berputar bolak-balik. Cairan hidrolik masuk mendorong piston, kemudian piston berputar
memutarkan poros engkol dan poros engkol memutar poros (drive shaft). Sehingga dihasilkan
torsi yang dapat dimanfaatkan untuk memutar suatu objek dalam hal ini tipler yang memiliki
beban berat.

7
Gambar Motor Hidrolik

Cairan hidrolik masuk mendorong vane (kipas) yang dapat keluar-masuk alur karena
gaya sentrifugal dan selalu merapat pada dinding motor. Dengan vane yang berputar ini
maka poros ikut terputar sehingga timbulah putaran motor.
Gambar selanjutnya menunjukkan motor roda gigi dengan gerakan satu arah putaran
saja.

Gambar Motor Hidrolik

Anda mungkin juga menyukai