Anda di halaman 1dari 63

STASIUN REBUSAN

(STERILIZER)

•1
TUJUAN :
Setelah mempelajari materi tentang stasiun perebusan, peserta akan mampu:
 Memahami tujuan dan fungsi stasiun Perebusan
 Memahami tahapan kerja / proses kerja di stasin perebusan
 FlowProses distasiun Perebusan
 Memahami perangkat pengendalian dan sistem pengawasan di stasiun perebusan
 Memahami Parameter Standart di stasiun Perebusan
 Menjalankan Proses Perebusan TBS/Opersaional Perebusan TBS
 Mampu melaksanakan pengawasan titik Kritis distasiun Perebusan
 Memahami aspek-aspek perebusan
 Memahami dan mengisi logsheet serta pengarsipan dan dokumentasi
 Menjelaskan dan melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja
 Mampu menerapkan program 5S di lingkungan kerja

•2
*
Konten Materi :
1. Penjelasan Funsi dan Tujuan Perebusan TBS
2. Peralatan pendukung stasiun Perebusan
3. Operasional Perebusan
4. System Perebusan
5. Pengawasan titik kritis distasiun Perebusan
6. Aspek-aspek perebusan
7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam operasional perebusan
8. Pengendalian Proses perebusan
9. Administrasi ,arsip dan dokumentasi

•3
*
Fungsi
 Menghentikan perkembangan ALB (FFA) dengan menonaktifkan
enzim lipase
 Memudahkan pelepasan berondolan pada threshing
 Melunakkan buah terutama mesocarp
 Mengkondisikan mesocarp untuk lebih efektif dalam pemecahan
sel-sel minyak
 Memudahkan proses pemisahan kernel dengan cangkang pada
Ripple mill

•4
*
Pola Sterilisasi
1. Single Peak
* Perebusan dengan satu puncak
* Kebutuhan steam  107 kg/ton TBS
2. Double Peak
* Perebusan dengan dua puncak
* Kebutuhan steam  207 kg/ton TBS
3. Tripple Peak
* Perebusan dengan tiga puncak: pemasukan dan pembuangan
steam dilakukan dengan 3 tahap.
* Peak pertama tekanan steam: 1,5 kg/cm2
* Peak kedua tekanan steam: 2,5 kg/cm2
* Peak ketiga tekanan steam: 3,0 kg/cm2
* Kebutuhan steam :  276 kg/ton TBS
•5
*

* Perebusan dilakukan dengan sistem tripple peak dan dioperasikan


dengan automatic programmer
* Fungsi keselamatan kerja harus diutamakan dengan safety lock
berfungsi dengan baik dan pintu harus tertutup kondisi ring
pengunci pintu minimal 75 % terkunci
* Pressure gauge dan alat pengaman lainnya berfungsi dengan baik
* Record chart harus bekerja dengan baik

•6
*
1. Pembuangan Udara
* Udara adalah penghantar panas yang jelek sehingga menghambat
proses perpindahan panas ke dalam TBS
* Steam sweeping: mendesak udara keluar ke bawah melalui pipa
aerasi atau dikenal dengan kondensat
2. Siklus Sterilisasi
* Menaikkan tekanan steam
* Mempertahankan tekanan steam
* Blow off (pelepasan steam)
3. Pembuangan kondensat
* Timbulnya korosi dan erosi pada logam
* Tidak berfungsinya grease pada bearing atau bushing roda lori
* Kehilangan minyak yang tinggi
* Menurunkan temperatur
•7
*
INLET VALVE EXHAUST VALVE

DOOR SWITCH

BEJANA STERILIZER

KONDENSAT

•8
*
A. BEJANA STERILIZER
Bejana tekan dengan tipe horizontal, dua pintu. Body bejana
dari plat baja ketebalan 15 mm, liner plat BMS tebal 9 mm.
Dilengkapi dua nozzel steam inlet diameter 150 mm, lima nozzel
exhaust dan kondensat diameter 100 mm dengan pengaman
sebuah safety valve.

B. KERANGAN STEAM
Kerangan dilengkapi dengan actuator yang berfungsi untuk
menggerakkan valve dengan bantuan tekanan angin secara
automatic

•9
*
C. PROGRAMABLE STERILIZER
Programable sterilizer dilengkapi PLC dalam
pengoperasian, pengontrolan dan pemrogramannya.
 Pengoperasian: menjalankan sterilizer sesuai dengan step-step
yang ada selama proses.
 Pengontrolan: mengetahui kesesuaian kerja peralatan dengan
sistem yang diprogramkan dengan cara melihat indikator lampu
atau grafik.
 Pemrograman: menentukan waktu yang diperlukan untuk setiap
langkah perebusan.

•10
*
Kebutuhan Rebusan = kap PMKS x siklus perebusan menit
Isi rebusan x 60 menit

Contoh:
Kapasitas PMKS = 45 ton TBS/jam
Siklus perebusan = 95 menit
Isi rebusan = 6 lori x 4.5 ton per lori

maka,
Kebutuhan rebusan = 2,6 unit rebusan (dibulatkan 3 unit)

•11
*
* Tekanan steam perebusan mencapai 2.80 kg/cm
* Saat beroperasi pintu harus tertutup minimal 75% dari lock ring
* Saluran pembuangan kondensat harus lancar
* Bila dalam keadaan emergency kerangan inlet dan outlet harus
dapat dioperasikan secara manual

•12
*
A. START OPERASIONAL
a. Pastikan kompressor berfungsi dengan baik
b. Pastikan grafik sterilizer sesuai dengan waktu perebusan dimulai
c. Pastikan switch program setting pada posisi automatis
d. Setting waktu untuk perebusan sesuai dengan kebutuhan/kondisi
buah

•13
*
B. PEMBUKAAN PINTU STERILIZER
a. Usahakan pintu sterilizer bagian belakang terbuka lebih dahulu
agar tidak terjadi salah pengertian
b. Perhatikan pressure gauge tekanan nol sebelum membuka pintu
sterilizer
c. Untuk memastikan tekanan sterilizer nol dengan membuka valve
kontrol steam
d. Angkat tuas safety bar posisikan duduk diatas stopper Dorong
trolly pastikan posisi rel trolly tepat sejajar dengan rel
sterilizer, kunci trolly dengan engsel.
e. Jika dua pintu telah terbuka tercantol pada pengaman dan trolly
berada pd posisinya, maka beri aba-aba pada operator loading
ramp untuk memasukkan lori ke rebusan.
f. Tutup pintu streilizer bagian depan terlebih dahulu kemudian
yang belakang.
g. Pastikan packing pintu rebusan terpasang dan tidak ada yang
bocor.
•14
C. PENUTUPAN PINTU STERILIZER
a. Dorong pintu rebusan lalu putar tuas kunci pintu rebusan keatas
sampai posisi lock ring 75% terkunci
b. Pastikan posisi lock ring harus menutup disc flange c/w tapered
wedge minimal 75% dan safety bar disamping stopper
c. Sesudah pintu sterilizer tertutup dengan baik maka tekan tombol
start yang ada pada panel sterilizer
d. Program sterilizer harus dioperasikan full automatic/semi
automatic dan yakinkan door limit switch, safety interlock,

*
safety valve berfungsi dengan baik
e. Periksa secara berkala bearing engsel pintu dan lock ring (dari
keretakan dari seringnya lori anjlok)

•15
Accumulate Time
Inl. Time Laps
Step Exh. Valve Con. Valve Aux. Valve Status
Valve (Menit)
Min (Menit) Maks (Menit)

0 S S S S 0 0 0 Stand by

1 O S O S 5 5 5 Deaeration

2 O S S S 7 12 12 1st peak

3 O S S S 12 12 14 1st peak proporsional

4 S O O S 4 16 18 Blow of

5 O S O O 1 17 19 2nd peak rise

6 O S S S 9 26 28 2nd peak

7 O S S S 4 26 32 2nd peak proporsional

8 S S O S 2 28 34 Cond. Open

*
9 S O O S 2 30 36 Blow of

10 O S O O 1 31 37 3rd peakrise

11 O S S S 9 40 46 3rd peak

12 O S S S 4 40 50 3rd Proporsional

13 O S O S 0 40 50 Cond. Open

14 O/S S S O/S 25 65 75 Maintain

15 O S O S 2 67 Cond. Open
•16
16 S O O S 5 72 82 Blow of
*
1. Membuka pintu sterilizer.
2. Menarik lori berisi TBS ke dalam sterilizer dengan capstan.
3. Menutup pintu sterilizer.
4. Penguncian pengaman sterilizer.
5. Memasukkan dan mengeluarkan steam dengan membuka dan
menutup kerangan sesuai program automatic.
6. Setelah step ke 16 selesai TBS telah masak dan setelah tekanan
sterilizer turun mencapai nol, keluarkan lori.
7. Menarik lori dari dalam sterilizer dengan capstan.
8. Sterilizer siap diisi lori kembali.

•17
*

* TEKANAN UAP
Tekanan uap mencapai 1,5 kg/cm² peak satu, peak dua 2,5 kg/cm²
dan peak tiga 3 kg/cm².

* PEMBUANGAN UDARA DARI STERILIZER


Udara adalah penghantar panas yang lambat dan dapat menurunkan
tekanan di dalam sterilizer.

* PEMBUANGAN KONDENSAT
Air kondensat bersifat korosif, mengabsorbsi panas dari steam dan
menggenangi TBS.

•18
*
* KEBUTUHAN UAP
Jumlah uap harus terpenuhi untuk setiap perebusan
± 250 – 360 kg/ton TBS.
Pemanasan bejana : 80-120 kg
Proses perebusan : 120-140 kg
Steam untuk deaerasi : 50-100 kg

•19
*
* WAKTU PEREBUSAN
Waktu perebusan harus disesuaikan dengan kondisi TBS dan
harus dipastikan waktu perebusan cukup untuk penetrasi
panas sampai tandan bagian dalam
Hubungan waktu perebusan dengan effisiensi ekstraktsi
minyak sawit sebagai berikut:
* Semakin lama waktu perebusan jumlah buah yang terpipil
semakin tinggi
* Semakin lama perebusan kehilangan minyak di kondensat
dan di tandan kosong semakin banyak
* Semakin lama perebusan mutu minyak sawit akan semakin
menurun akan terjadi penurunan nilai DOBI

•20
*

* Pengecekan dilakukan teratur seminggu sekali pada Liner, Rail track,


Strainer Condensate dan Steam valve.
* Kebocoran Liner body harus langsung diperbaiki dengan dilas kembali.
Batas penggantian plat jika ketebalan telah 4 mm.
* Pipa steam dan pipa kondensat jika terjadi kebocoran harus segera
diganti atau diperbaiki.
* Kerangan Butterfly pada buangan kondensat harus diperhatikan pada
Seal Teflon jika terjadi kerusakan harus diganti.

•21
*
Sebelum dioperasikan harus dicek:
* Packing Pintu: Harus dicek apakah ada kebocoran
* Strainer kondensat: Apakah tersumbat
* Trolly: Apakah dudukan rail masih selevel dengan rail di
sterilizer
* Manometer: Manometer sebagai alat indikator tekanan perlu
diperiksa masih berfungsi atau tidak

•22
*

Kebocoran Liner Body pintu harus diperbaiki atau dilas


Pipa uap dan pipa kondensat
Pintu pada bagian bawah sering aus karena tergenang air kondensat. Jika packing
pintu tidak dapat didudukkan pada Groove maka pintu harus diperbaiki atau di
rebuilt kembali.
Kerangan/Valve: Kerangan butterfly pada buangan kondensat yang paling sering
mengalami kebocoran
Inspeksi bejana Sterilizer dilakukan setiap 4 tahun sekali dilakukan oleh Instansi
DISNAKER dan PERDA 2 tahun sekali. Untuk inspeksi internal dilakukan sebelum
inspeksi oleh DISNAKER dan setiap 1 tahun sekali dilakukan secara menyeluruh
disetiap bagian Sterilizer.

•23
*
* Waktu untuk pemasukan dan pengeluaran lori buah ke/dari
sterilizer serta waktu membuka dan menutup pintu harus
diminimalkan
* Pemeriksaan/monitoring tekanan dari grafik chart setiap hari
* Lamanya perebusan dapat bervariasi
* TBS lewat matang/restan direbus dengan waktu yang lebih
pendek
* TBS yang kurang masak dan buah mentah memerlukan extra
penambahan waktu
* Jika ada roda lori anjlok segera dilakukan proses pengeluaran
* Bila ada packing yang terlepas agar segera diganti

•24
*
No Masalah Penyebab Tindakan

1 Oil Loses a. TBS memar a. Minimalkan bongkar TBS di


kondensate lantai
tinggi b. Dalam rebusan banyak b. Pengisian TBS ke lori jangan
janjangan/berondolan jatuh terlalu penuh
c. Waktu perebusan terlalu lama tidak c. Sesuaikan tekanan pada
sesuai denagn kondisi buah yang ada rebusan sesuai yang ditentukan
d. Pipa kondensate rebusan tersumbat d. Mencuci rebusan secara teratur
minimum 1 x seminggu
e. Koordinat dgn kebun/supplier
agar pengiriman TBS ke paMKS
e. TBS yang diolah sudah busuk paling lambat 1 x 24 jam

•25
*

Pintu Rebusan

•26
Liner

•27
*

Bearing Engsel

•28
*

Orifice Plate

•29
*

Strainer

•30
*
Safety device

•31
*

Pipa safety device

•32
*
Mekanisme Kunci Pintu Sterilizer

•33
*

Trolly

•34
*

Box Sampah

•35
*

Exhaust

•36
*

Actuator/
Solenoid

•37
*

Pipa Kondensat

•38
Silincer Chamber

•39
*

•40
*

Safety Valve

•41
Main Inlet

•42
*
Pneumatic

•43
*

•44
*

Kertas Indikator

•45
*

Panel

•46
*

•47
*

Pipa Kompresssor

•48
*

•49
*

•50
*

•51
*

•52
*

•53
*

•54
*

•55
*

•56
*

•57
*

•58
*

•59
*

•60
SISTEM TRIPPLE PEAK

P
kg/cm2

3 11 12 13 14

2 7
10 15

1.5 6
3 8

2 5

1 4 9 16

0 5 10 30 45 60 75 T
•61
Menit
STEP PROSES DI REBUSAN

Time Laps Accumulate Time


Step Inl. Valve Exh. Valve Con. Valve Aux. Valve Status
(Menit)
Mini (Menit) Maks (Menit)
0 S S S S 0 0 0 Stand by
1 O S O S 5 5 5 Deaeration
2 O S S S 7 12 12 1st peak
3 O S S S 12 12 14 1st peak proporsional
4 S O O S 4 16 18 Blow of
5 O S O O 1 17 19 2nd peak rise
6 O S S S 9 26 28 2nd peak
7 O S S S 4 26 32 2nd peak proporsional
8 S S O S 2 28 34 Cond. Open
9 S O O S 2 30 36 Blow of
10 O S O O 1 31 37 3rd peakrise
11 O S S S 9 40 46 3rd peak
12 O S S S 4 40 50 3rd Proporsional
13 O S O S 0 40 50 Cond. Open
14 O/S S S O/S 25 65 75 Maintain
15 O S O S 2 67 Cond. Open
•62
16 S O O S 5 72 82 Blow of
1. Peralatan dan Instalasi Sterilizer
2. Pengaturan kerja Perebusan
a. Langkah-langkah Perebusan
b. Waktu pengaturan Sterilizer
c. Parameter Kerja Sterilizer
3. Prosedur Keselamatan Kerja

*
•63

Anda mungkin juga menyukai