Anda di halaman 1dari 57

On The Job Training (Foreman Traine)

Oleh :
Anhari
Ferdinand Hanif
Rizal Sugiman

PT. Sinar Alam Permai


Palembang – Sumatera Selatan
Profile Company
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Visi
Perusahaan kelas dunia yang dinamis di bisnis agrikultur dan industri terkait dengan
pertumbuhan yang dinamis dengan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar
di dunia melalui kemitraan dan manajemen yang baik.
Misi
Menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholder.

NILAI NILAI INTI WILMAR


 Pofesionalisme yang Didasari Rasa Memiliki.
 Kerendahan Hati yang Didasari Kesederhanaan.
 Integritas yang Didasari Kejujuran.
 Kerja Keras yang Didasari Sinergi Tim.
 Kepemimpina yang Berwawasan Global.
Profile Company
Sejarah Perkembangan PT. Sinar Alam Permai

1982
Taken over by
PT Sinar Laut 1991 Wilmar Group. As
established on Mini Refinery and
01 March 1982 Copra Crushing
1995 Plant

Plant Capacity : 1999 Plant Capacity :


RF 1 = 150 MTD RF 1 = 150 MTD
RF 2 = 600 MTD RF 2 = 600 MTD
PKC = 150 MTD RF 3 = 1100 MTD
PKC = 150 MTD
2004

Plant Capacity : 2019


RF 1 = 300 MTD
RF 2 = 700 MTD Plant Capacity :
RF 3 = 1100 MTD RF 1 = 300 MTD
PKC = 650 MTD RF 2 = 700 MTD
RF 3 = 1100 MTD
PKC = 1000 MTD
Profile Company
Quality Certification Implementation

ISO 9001:2015
Quality Management System

Halal Certified ISO 14001:2015


The Council of Indonesian Ulama Environtment Management System

ISCC ISO 22000:2005


Sustainable Material Handled Food Safety Management System

SNI Marking AIB International


Indonesian National Standard American Institute for Baking Standard

RSPO GMP +B2


Rountable on Sustainable Palm Oil Good Manufacturing Standard

SMK3 HVO
Safety Management System Hydrotreated Vegetable Oil

BPOM
Utility
Water Treatment Plant

Water Treatment Plant adalah :


Unit yang bertugas melakukan Pengolahan air sungai, supaya
dapat digunakan untuk keperluan domestik maupun air umpan boiler di
dalam PT. Sinar Alam Permai.

Proses di WTP

Klarifikasi Filtrasi Demineralisasi

Kapasitas WTP : 84 M3/Jam


Flow Aliran : 21 M3 / jam
WTP
Flow Proses WTP

Tawas N 8173 WATER TOWER AIR MINUM

NaOH

Clarifier A Sand Filter Karbon Filter


River Water Basin 1&2
&B 1,2,3,4`

Catdridge Filter
1&2

Anion 1A & 1B Degasifier 1&2 Cation 1A & 1B

Demin Tank Miixed Bed Double Demin 2


Demin Tank 1B
1A

KLARIFIKASI
FILTRASI
DEMINERALISASI
WTP
Klarifier

Tangki
Vakum Tawas
NaOH N.8173 Sand Carbon Catridge
Sungai Fiter
Fiter Filter

Water
Basin
Demin
Tank 1a

Kation Anion
Double Degasifie
demin 2 r

Mixbed
WTP
Klarifikasi
Klarifikasi adalah proses penjerniaan air dengan cara Tawas
menginjeksi air dengan Tawas, NaOH dan
Polimer(N.1783) sebagai pembentuk flocculant dan • Sebagai pembentuk Koagulan
memisahkannya di kualifier.
NaOH
 Hal yang harus di perhatikan di clarifier :
 Level sludge harus dijaga minimal / maksimal • Penetral PH
berkisar 2 meter dari level air bersih.
 Sludge dibuang secara berkala minimal per 1 hari
N.8173
 Sluge berfungsi sebagai penyaring / penahan
flok-flok yang baru terbentuk. • Pembentuk Koagulan

Parameter Control Klarifikasi


Ph 6.5 – 8.5
Turbidity 5 NTU Max
WTP
Filtrasi
Filtrasi adalah Proses filtrasi adalah proses penyaringan Sand Filter
kembali kotoran kotoran yang terlewat dan masih
• berfungsi untuk menyaring padatan
terkandung di dalam air. Pada tahap ini proses tersuspensi.
penyaringan yang dilakukan berupa sand filter, karbon
filter dan catride filter Carbon Filter
• berfungsi untuk menyerap chlorin dan
senyawa organik

Catridge Filter
Parameter Control Filtrasi
• berfungsi untuk menyaring air dari
pH 6,5- 7 kandungan pasir, lumpur, tanah, dan
Turbidity < 2 NTU partikel kotoran.
Iron < 0,3 PPM
Perbedaan Tekanan In
0,5 Bar Max
& Out
WTP
Back Wash

Dari Water Basin


 Merupakan kegiatan menghilangkan padatan tersuspensi (pasir, tanah) Out

yang tersaring selama operasi.


C O
 Meregangkan resin, sehingga kemungkinan kesluruhan resin terkena
larutan regen. O C

 Backwash dilakukan hingga air keluaran backwash telah

Ke Parit
jernir(bersih), dilakukan selama 20 menit.
 Backwash teratur dilakuakn dengan melihat presure inlet air masuk
dan outlet air keluaran memiliki selisih 0.5 bar. In

Tahapan Rinsing

Ringsing

Dari Water Basin


In

 Merupakan kegiatan menghilangkan padatan tersuspensi yang


O C
tersaring(tersangkut) pada nozzel yang diakibatkan oleh proses back
wash. C O

 Ringsing dilakuakn dengan cara memasukan air dari atas dan

Ke Parit
ouletnya keluar ke parit.
Out
WTP
Demineralisasi
Demineralisasi adalah suatu alat yang digunakan untuk Kation
menghasilkan air dengan kemurnian yang tinggi. Proses
• Menangkap ion positif
demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan
kandungan mineral dari air. Media yang di gunakan
Degasifier
dalam proses kation dan anion exchanger berupa resin
yang terletak di dalam tanki kation dan anion. • Mengurangi Oksigen dalam air

Anion

Parameter Control Demineralisasi • Menangkap ion negatif


pH 2,5 – 5,5
Kation Parameter Control Mixed Bed
T. Hardness <1,5 ppm CaCO3
pH 6,5 – 7,5
pH 7 – 10
T. Hardness Trace
Anion Silica < 5 SiO2 ppm
Silica 0,1 PPM Max
TDS < 80 ppm
Iron 0,02 PPM Max

Conductivity 1,8 µs/cm Max


WTP
Regenerasi Resin

Regenerasi resin adalah suatu kegiatan yang


dilakukan pada Cation dan Anion exchanger.
Tujuan dari regenerasi ini adalah untuk
Fast Back
Rinse Wash menyegarkan kembali resin-resin yang telah
jenuh akibat proses pertukaran ion yang
dilakukan.

Slow Injeksi
Rinse Regenerant Regenerant yang dipakai adalah HCl( Asam
Chlorida) yang digunakan untuk regenerasi
resin pada Cation Exchanger, sedangkan NaOH
(Natrium Hidroksida) dipakai untuk
meregenerasi resin pada Anion Exchanger.
Boiler

MP Boiler Takuma 1 dan 2 HP Boiler Wuxi


 Kapasitas : 35 ton/jam  Kapasitas : 10 ton/jam
 Tekanan : 24 bar (Medium Pressure)  Tekanan : 70 bar (High Pressure)
 Bahan Bakar : Cangkang , fiber dan  Bahan Bakar : Cangkang
kayu

Parameter Control Control Limits Parameter Control Control Limits


PH 7 – 9,2 PH 7 – 9,2
TDS < 80 ppm Turbidity < 0,5 NTU
Deaerator T. Hardness ≤ 0,3 mg/l T. Hardness TRACE
Deaerator HP
(Feed Water) DO < 0,007 mg/l Boiler Conductivity < 50 µs/cm
Iron ≤ 0,05 mg/l (Feed Water) Iron ≤ 0,02 mg/l
Slica 1 max ppm SiO2 Slica 0,01 max ppm SiO2
Sugard 0,8 – 1,2 ppm
Boiler
Flow Proses Boiler Takuma 1 & 2
Batas Control Air Boiler Takuma
Nalco 2811,3273,22310,8507
pH 10,5 – 11,5
PH 7 - 9,2
TDS 2000 ppm Max
Control
Demin Tank Dearator Pompa
Valve M. Alkalinity < 700 mg/L Max

105
OH. Alkalinity 2,5 x SIO2, mg/L Min

50 - 56% Phosphate 30 – 50 mg/L

Silica  90 mg/L Max


Header Uper Drum Economizer
Iron -
140 ℃ 140 ℃
13 Bar Chloride -

Water Tube Ruang Bakar Water Tube Sulfite 30 – 50 Mg/L

Lower Drum
Boiler

Demin Tank 1
Deaerator
Steam Drum

FFC

Furnace Economizer Chimney

ID FAN
Header DC
DC

Nalco 8507 Nalco 2811

FD FAN

Nalco 22310 Nalco 3273


Boiler
Flow Proses Boiler WUXI
PH 7-9,2

Demin Tank
Nalco 2556,1700,7280
Batas Control Air Boiler Wuxi

pH 9,0 – 10,5
Condensat Dearator Pompa
Inverter

TDS 85 Max
105
M. Alkalinity 100 Max

50 mm O. Alkalinity 2,5 x SIO2 Min

Conductivity 150 Max


Header Uper Drum Economizer
Phosphate 5 – 15
250-260℃ ℃
102-105 Silica 8 Max
64 Bar
Water Tube Ruang Bakar Water Tube Sulphite 20 -40
Boiler

Deaerator
Kondensat Plant
Steam Drum

FFC
Chimney
Furnace Economizer

2nd
FAN

FD FAN
Header

Double Demin Tank 2

ID FAN
DC

Nalco 1700
Nalco
Nalco
2556
7208
Wastle Water Treatment Plant

WWTP adalah unit yang bertugas untuk melakukan pengolahan limbah cair pabrik
dimana dilakukan pemisahan air dari pengotornya seperti sisa minyak dan chemical
atau suspended dirt agar dihasilkan air yang memiliki standar bersih utk di buang ke
sungai

DESIGN CAPACITY
WWTP : 25 M3/Jam
Regulasi Tank : 200 M3
Accident Tank : 300 M3
Oil Trap : 45,5 M3
CAF Tank : 42 M3
Sludge Tank 1 & 2 : 12 dan 50 M3
SBR 1 & 2 : 300 M3
SBR 3 : 325 M3
WWTP
Flow Proses WWTP

Buffer Tank &


UPL Oil Trap Reactor CAF
Regulasi Tank

Accident Tank Flow meter & CAF Tank&


SBR Tank
Outlet SBR ke Sungai Outlet CAF

Filter press Sludge Tank 2 Sludge Tank 1

Dry Sludge tank


WWTP
Fat Trap Plant

Header
Vacuum Tank Accident Tank Regulasi Tank

PAC Kapur Regen

Polimer
Oil Trap
Reaktor CAF

Dry Sludge
Tank

Outlet CAF Tank


CAF Tank

Filter Press

Sungai
SBR Tank
Sludge Tank 1
WWTP

UPL (Unit Pengelolahan Limbah) Tangki Accident

Di UPL dilakukan pemisahan minyak  Tempat penampung air limbah yang kualitasnya
dengan fat trap. Air limbah akan melebihi dari yang diijinkan masuk ke tanki
dialirkan menuju tanki regulasi regulasi Air limbah tanki accident berasal dari
menggunakan pompa sedangkan CPO Washing dan fat trap emergensi
minyak akan dikutip,  Kapasitas tanki accident 300 [m3]
Buffer Tank dan Regulasi Tank WWTP
Oil Trap

• Buffer tank berfungsi untuk menahan minyak


 Input oil trap merupakan air limbah berasal
yang masih lolos dari UPL agar tidak ikut dari tanki regulasi
mengalir ke regulasi tank.
• Regulasi tank berfungsi sebagai tempat  Merupakan tempat pemisahan minyak dan
penampungan air limbah yang berasal dari sludge dari air limbah
UPL (refinery fractionation, boiler, cpc, tank  Prinsip kerjanya memanfaatkan perbedaan
farm, PKC, dan lainnya) serta air limbah massa jenis minyak, lumpur dan air.
yang kualitasnya jelek berasal dari accident  Air akan turun ke bawah sedangkan minyak
tank. Level air dijaga sampai dengan batas akan naik ke atas. Air akan mengalir ke
70% di regulasi tank agar endapan yang reaktor CAF dan minyak akan dikutip.
berada didasar tangki tidak ikut ke proses
selanjutnya.
WWTP
Reaktor Caf CAF Tank

 Pada reaktor CAF air limbah diinjeksikan


kapur, Poly Aluminum Chloride dan Polymer.  Input CAF Tank berupa air limbah yang sudah
terbentuk flok-flok dari hasil proses di
 Pada reaktor terjadi proses koagulasi yang
reaktor CAF
dilakukan PAC dan Flokulasi yang dilakukan
oleh Polymer  Dilakukan proses mixer untuk mengangkat
flok-flok yang sudah diikat oleh Polymer.
 Kapur berfungsi untuk menetralkan pH dan
Flok-flok yang sudah terbentuk menjadi
membantu proses koagulan
sludge akan disapu dan mengalir ke sludge
 Poly Aluminum Chloride berfungsi sebagai tank 1
koagulan (mengikat kotoran yang terkandung
di air limbah)
 Polymer berfungsi sebagai flocculan
WWTP
Tangki SBR

 Input tanki SBR berasal dari proses di CAF tank.


 Pada tanki SBR dilakukan proses blower dan pengendapan. Proses blower dilakukan selama 8
[jam] dan pengendapan selama 2 [jam]
 Bakteri aerobik agar tetap hidup dengan cara menjaga temperatur (27-28) [℃]. Untuk menjaga
temperatur, maka dilakukan blower yang dialirkan dari bagian bawah tanki.
WWTP
Sludge Tank

 Merupakan tanki penampungan lumpur yang berasal dari semua tahapan proses
antara lain oil trap, CAF Tank, SBR tank, tanki regulasi.
 Pada sludge tank dilakukan proses blower untuk menghindari pengendapan
lumpur
WWTP
Filter Press

 Input filter press berasal dari sludge tank dan outputnya adalah dry
sludge dan air yang dialirkan ke tanki regulasi
 Proses di filter press berguna untuk memisahkan sludge dari air
WWTP
Parameter di WWTP
Sample Parameter Spek Sample Parameter Spek
Air Sungai 1. Ph 6–9 Oil Trap 1. Ph 6–9
2. DS 300 ppm 2. DS 300 ppm
3. Oil Conten 5 ppm (max) 3. Oil Conten 5 ppm (max)
4. Phosphat 2 ppm (max) 4. Phosphat 2 ppm (max)
5. COD 150 mg O2/l (max) 5. COD 150 mg O2/l (max)
6. TSS 60 ppm (max) 6. TSS 60 ppm (max)
CAF Tank 1. Ph 6–9 SBR Tank 1. Ph 6–9
2. DS 300 ppm 2. DS 300 ppm
3. Oil Conten 5 ppm (max) 3. Oil Conten 5 ppm (max)
4. Phosphat 2 ppm (max) 4. Phosphat 2 ppm (max)
5. COD 150 mg O2/l (max) 5. COD 150 mg O2/l (max)
6. TSS 60 ppm (max) 6. TSS 60 ppm (max)
WWTP

Standar Air Limbah Yang Diizinkan Untuk Dibuang Ke Sungai

No Parameter Nilai
1 pH 6-9
2 Total Suspended Solid (TSS) Max. 60 [ppm]
3 Total Dissolved Solid (TDS) Max. 300 [ppm]
4 Chemical Oxygen Demand (COD) Max. 150 [ppm]
5 Minyak dan Lemak Max. 5 [ppm]
6 Phosphat (PO4) Max. 2 [ppm]
Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 8 Tahun 2012
Permasalahan di WWTP WWTP
No Masalah yang Dihadapi Penyebab Solusi

1 Pompa tidak menghisap sludge Pompa mengalami kapitasi dikarenakan Sludge yang terdapat di
sludge sudah kering line pipa input pompa di
buang lalu di isi air pada
line input pompa.

2 Ph yang terbaca di reaktor Kurangnya penambahan kapur Penambahan kapur dan


CAF di bawah 6 (spek 6 – 9) speed putaran motor
dinaikkan
3 Tidak terjadi pembentukan Kurangnya penambahan PAC Penambahan PAC dan
flokulasi speed putaran motor
dinaikkan
4 Dari pengujian laboratorium,  Kurangnya waktu blower dan Penambahan waktu
hasil output WWTP COD tinggi pengendapan pada SBR tank pembloweran di SBR tank
 Kurangnya penambahan bakteri (8 – 12 jam)
aerobik untuk mengurangi senyawa
senyawa yang tidak di inginkan

5 Flow meter macet Terdapat serabut-serabut tanaman di Bersihkan flowmeter


flow meter
MAINTENANCE
 Mechanical
 Heavy Equipment
 Elektrikal & Instrument
Maintenance
Maintenance
Tujuan :
 Agar equipment atau machine mempunyai reliability yang baik, artinya tidak mudah
breakdown, atau agar tidak terjadi kerusakan/breakdown sewaktu-waktu.
 Agar equipment atau machine mempunyai lifetime yang panjang.

Jenis Maintenance :
 Preventive Maintenance
 Predictive Maintenance
 Corective Maintenance

Aktifitas Maintenance :
 Checking  Repairing
 Cleaning  Replacement part
 Tightening  Greasing/Lubrication
Maintenance
Work Order System

Create
SAP Notif ke
Maintenance
Program MTC
Order

Action Spare Part Rilis to Factory


Order Manager
POMPA Mechanical

POMPA

Pompa perpindahan positif Pompa Dinamik

Pompa perpindahan khusus


Pompa Reciproating

Pompa Aksial

Pompa Rotari Pompa Sentrifugal


Mechanical
Pompa Sentrifugal
pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan)
cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar
dalam casing.

Bagian-bagian pompa sentrifugal


Mechanical

Kelebihan Pompa Sentrifugal Kekurangan pompa sentrifugal


Ada pun kelebihan pompa sentrifugal antara  Dalam keadaan normal pompa sentrifugal
lain : tidak dapat menghisap sendiri.
 Aliran yang halus (smooth) di dalam  Kurang cocok digunakan untuk memompakan
pompa. zat cair kental, terutama pada aliran volume
 Tekanan yang seragam pada discharge yang kecil.
pompa.
 Biaya rendah.
 Bisa mengatasi jumlah fluida yang besar.
 Dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi
sehingga pada aplikasi
 selanjutnya dapat dikoneksikan langsung
dengan turbin uap dan motor elektrik.
Bagian-bagian pompa reciproating Mechanical

Keuntungan Pompa Reciprocating Kerugian Pompa Reciprocating


 Efisiensi lebih tinggi.  Konstruksi lebih rumit.
 Dapat digunakan langsung tanpa memerlukan  Keadaan efisiensi yang tinggi tidak akan
pancingan. didapat lagi bila pompa beroperasi pada
 Bila bekerja pada kecepatan konstan, pompa ini kondisi yang tidak sesuai
akan mempunyai kapasitas dan tekanan yang
konstan pula.
 Pompa ini cocok untuk penggunaan head yang
tinggi dan kapasitas rendah.
Mechanical
Missalignment
Misalignment adalah ketidaklurusan antara kedua poros. Misalignment terjadi karena
pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin dari garis sumbunya

pompa
motor motor

Paraller misalignment
Angular misalignment

motor

kombinasi misalignment
Mechanical
Dampak dari misalignment
 Poros, terjadi getaran yang berlebihan pada masing-masing poros.
 Bearing, terjadinya gesekan yang berlebihan pada bearing
mengakibatkan timbulnya panas yang berlebihan.
 Baut –baut kopling akan rusak / putus.
 Mempercepat kebocoran cairan yang dipompa pada stuffing box.
 Pada pompa menurunkan efesiensi mekaniknya.
 Kumparan pada motor listrik akan bergesekkan sehingga dapat
menimbulkan hubungan pendek.
Metode alignment poros pompa Mechanical

Metode Penggaris
Metode laser alignment

Tujuan alignment:
 Mengurangi kebisingan dan level getaran
 Meminimalkan shaft bending
 Meminimalkan keausan kopel
 Mencegah shaft failure akibat beban fatigue
Metode Dial Indicator
Mechanical
Standard item pengecekan
Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius dan untuk memastikan kondisi
equipment tetap baik dan beroprasi secara optimal. Berikut merupkan beberapa item
pengecekan :
 Pengecekan lubrikasi
 Pengecekan temperatur
 Pengecekan vibrasi
 Pengecekan kebocoran mechanical seal
 Pengecekan karet coupling / belt
Mechanical
Pencegahan kerusakan
Sebagai tindak lanjut dari hasil pengecekan, perlu ada report kondisi pada saat itu.
Ada dua kondisi pada mesin yang harus diperhatikan antara lain:
1. Kelainan mesin yang harus segera diambil tindakan (urgent), misalnya :
 Level oil kurang
 Mechanical seal bocor
 Flow kurang (laporan produksi)
 Baut kendor
2. Laporan untuk direncanakan perbaikan pada saat stop mesin, item ini harus diikuti
dengan pengecekan yang lebih seksama, misanya :
 Vibrasi tinggi
 Temperatur tinggi
 Ada serbuk karet kopling di area pompa
 Oil seal rembes
 Mechanical seal bocor kecil
Mechanical
Bearing

bearing adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros


yang mempunyai beban sehingga gerakannya jadi lebih halus dan
mengurangi kerugian gesekan poros sehingga lebih hemat daya
Heavy Equipment
Wheel Loader
Whell loader merupakan salah satu jenis alat berat yang
berfungsi untuk memindahkan material dari satu tempat ke
tempat lain, dengan menggunakan bucket yang di gerakkan oleh
1
system hydraulic dan dikendalikan di ruang kabin.
2
Bagian bagian loader :
1. Ruang Kemudi : tempat mengendalikan dan mengontrol
pengoperasian wheel loader yang dikemudikan oleh operator
3
2. Lift Cylinder : untuk menggerakkan bucket untuk melakukan
gerakan menggusur material.
3. Tilt Lever : untuk menggerakkan bucket melakukan gerakan
menambung dan membuang material.
4. Bucket : tempat menampung material yang akan di
pindahkan.
5. Lift arm : tumpuan dari bucket.

4 5
Perawatan Wheel Loader Heavy Equipment
Jenis Oli yang di gunakan di wheel loader :
 Traansmisi : SAE 30
 Mesin : SAE 40
 Gardan : SAE 50
 Hydraulic : SAE 10

Pemeliharaan wheel loader (penggantian oli) :


 Transmisi : 1000 jam
 Mesin : 250 jam
 Gardan : 2000 jam
 Hydraulic : 2000 jam

Preventive maintenance wheel loader setiap 250 jam :


 Ganti oli mesin
 Ganti filter oli mesin
 Pembersihan saringan udara
 Pengecekan aki
 Penggantian water separator
Heavy Equipment
Forklift
Forklift adalah :
Kendaraan yang memiliki dua garpu yang bisa di gunakan untuk
mengangkat pallet ataupun barang yang diletakkan diatas pallet.

Pemeliharaan Forklift :
 Pembersihan filter udara : 100 jam
 Penggantian filter udara : 1000 jam
 Pembersihan filter solar : 100 jam
 Penggantian filter solar : 1000 jam
 Pengecekan baterai (elektrik ) : 8 jam

Forklift yang ada di PT. SAP Palembang :


 CPC 4 Unit (nichiyu) : 2 ton (Elektrik)
 Store 2 Unit (Mitsubushi) : 2 dan 5 ton (solar)
 KCP 1 Unit (Mitsubishi) : 2 ton (Solar)
Kompressor Heavy Equipment
Kompressor adalah :
mesin fluida yang fungdinya untuk mengubah energi
kinetik menjadi energi bertekanan. Memindahkan
fluida kompresibel dari tekanan rendah ke tekanan
lebih tinggi.
Instrument

Basic Application of Field Instrument


Basic system instrument terdiri dari 3 element yaitu :
 Sensor (sensing device), part yang langsung kontak dengan media
yang akan diukur.
 Tranduser, element yang merubah besaran menjadi besaran lain
(manipulate variable).
 Signal amplifier dan transmitter, yang merubah variable
termanipulasi menjadi standard signal.
Jenis Jenis Instrument Instrument

Pressure
Gauge Sensor On/Off Valve Inverter Ph Meter

Pressure Temperatur Flow Level


Control Valve
Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter
Valve Instrument

Gate valve Globe valve Ball valve

Butterfly valve Safety valve Check valve


Pengoperasian Valve Instrument

Selenoid valve Control valve


Transmitter Instrument
Transmitter adalah suatu alat untuk mengukur atau mengubah suatu besaran ke dalam bentuk
sensing element yang terjadi dari suatu proses alat ukur (sensor). Dan mengubah sinyal yang di
terima dari sensor menjadi sinyal standart 4-20 mA

Jenis Jenis Transmitter


Pressure Transmitter Level Transmitter
 Gauge Pressure (PG)  Differential Pressure
 Absolute Pressure (PA)  Point Measrument
 Differential Pressure (DP)  Ultrasonic

TemperatureTransmitter FlowTransmitter
 RTD  Positive Displacement
 Magnetic type
 Vortex type
PLC (Programmable Logic Controller Instrument
PLC (Programmable Logic Controller) :
Suatu controller yang lebih kompleks yang dapat diprogram sesuai proses
pengontrolan yang diinginkan. Dengan bahasa pemprograman seperti ladder
diagram, function blok dan struktur teks.

PLC terdiri dari card-card :


 Power supply : sebagai sumber tenaga.
 CPU : pengolah data input/output
 Analog input : penerima sinyal sensor 4-20 mA
 Analog output : pemberi perintah ke alat proses 4-20 mA atau 0-100%
 Digital input : penerima data switch (1,0)
 Digital output : pemberi perintah dalam bentuk switch (1,0)

HMI (Human Machine Interface) :


Alat komunikasi antara manusia/operator dengan alat pengontrolan.
HMI biasanya berupa seperangkat komputer (pc) atau touch screen yang
dihubungkan ke PLC.
Elektrikal
Motor
Fungsi motor adalah mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik.
“Bila pada stator disuplai arus AC, maka pada stator akan timbul medan
magnet putar. Medan magnet ini akan membuat reaksi pada lilitan rotor
sehingga rotor akan berputar.”
Kecepatan putar motor
n = 120 f / p
dimana :
p = jumlah kutub lilitan stator
f = frekuensi tegangan supply

Rumus Cara mensetting TOR (Thermal Over Load)


P = 3 x V x I x cos 
I = P
V x cos  x 3

Noted : Sesuai dengan Namplate Motor yang digunakan


Elektrikal
Transformator

I1 I2

Supply V1 V2 R = beban

Lilitan Primer Flux Magnet Lilitan Sekunder

 Arus AC pada lilitan primer akan menimbulkan flux magnet pada lilitan sekunder sehingga
pada lilitan sekunder akan timbul tegangan induksi.
 Persamaan Trafo :
V1/V2 = N1/N2
V1 = tegangan lilitan primer V2 = tegangan lilitan sekunder
N1 = jumlah lilitan primer N1 = jumlah lilitan sekunder
Elektrikal

Step-step dalam trouble shooting

 Pastikan Permasalahan yang terjadi


 Melakukan pengecekan pada equipment permasalahan yang terjadi baik dari field
maupun dari logicnya.
 Analisa dan action yang akan dilakukan.
 Diskusi dengan team dalam memecahkan permasalahannya yang sulit / tidak bisa kita
selesaikan.
 Persiapkan tool dan drawing dalam setiap melakukan pekerjaan yang bertujuan untuk
memudahkan dalam troubleshooting.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai