Anda di halaman 1dari 27

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA NYATA

3.1. Pelaksanaan Praktik Kerja Nyata

Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata dilaksanakan pada tanggal 1 September


2016 30 September 2016. Di Pabrik Gula Kebon Agung kami melakukan
kegiatan selama 1 bulan untuk observasi dan praktik.

3.2. Skema Proses Produksi Gula

Gambar 3.1 Skema Proses Produksi

Dari gambar di atas, maka dapat disimpulakan bahwa dalam pembuatan


gula memerlukan beberapa tahap, yaitu :

1. Stasiun Persiapan
2. Stasiun Gilingan
3. Stasiun Pemurnian
4. Stasiun Penguapan
5. Stasiun Masakan

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 9
2016
6. Stasiun Putaran
7. Stasiun Penyelesaian (proses pembungkusan)

3.3. Observasi dan Analisa

3.3.1. Stasiun Gilingan


Dari kegiatan ini dapat diperoleh tentang proses pembuatan gula pada
bagian penggilingan antara lain :
Bagian dari mesin persiapan gilingan ini adalah sebagai berikut:
1. Mono Rail Cane (MRC) yaitu mengeluarkan tebudari truk untuk
dijatuhkan ke meja tebu, kapasitas MRC: 10.000 kg, jumlah mrc: 4
buah, mesin turbin: 1500 HP.
2. Cane Rail (Meja Tebu) yaitu ditampung dan menjatuhkan ke carrier
tebu menuju gilingan, kapasitas 87.000 kg, panjang 7 m, lebar 6 m,
kecepatan rantai 3,6 7,2 m/min, jumlah 4 buah.
3. Cane Carrier yaitu mengangkat tebu dari meja tebu ke penggilingan
secara perlahan-lahan, kapasitas 178.000 kg, kecepatan 4 12 m/min,
0
power motor penggerak = 60 HP, suduk kemiringan 30 .
4. Cane Laveller yaitu meratakan tebu pada cane carrier agar
pembukaan tidak terlalu tebal dan menjadi rata, sehingga kerja cane
carrier tidak terlalu berat.
Peralatan pada stasiun gilingan :

Peralatan utama yang digunakan di stasiun gilingan dalam proses produksi


gula di PG. Kebon Agung adalah :

1. Aux Carrier berfungsi membawa tebu dari meja tebu ke pencacah


tebu (cane cutter).
2. Pisau Tebu CC1 (Cane Cutter 1), berfungsi untuk memotong btang
tebu dengan ukuran antara 10 15 cm.
Spesifikasi mesin :
Diameter mata pisau : 1520 mm
Jumlah disk holder : 28 buah
Jumlah tangkai pisau : 56 buah
Jarak dengan carrier : 400 mm
Turbin : 1500 HP

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 10
2016
Gambar 3.2 CC1 (Cane Cutter)

3. Pencacah Tebu CC2 (Unigrator), berfungsi untuk mencacah atau


menghancurkan tebu menjadi bentuk serat batang tebu.
Spesifikasi mesin :
Diameter mata pisau : 1540 mm
Jumlah disk holder : 20 buah
Jumlah tangkai pisau : 80 buah
Jarak dengan carrier : 25 - 50 mm
Turbin : 2500 HP

Gambar 3.3 CC2 (unigrator)

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 11
2016
4. Heavy Duty Shredder (HDS) berfungsi sebagai penghalus potongan-
potongan kecil tebu yang telh diproses 2 cane cutter, dengan cara
dipukul atau ditumbuk.
Spesifikasi mesin :
Model : seri SD 1822
Tip diameter x inlet width (mm) : 1830 x 2242
Kapasitas : 3200 - 4000
Tenaga : 4000 Hp
Hammers (row x nos) : 88

Gambar 3.4 Heavy Duty Shreadder

5. Main carrier berjumlah 1 buah yang berfungsi membawa serpihan


tebu menuju umit gilingan.
6. Mill (gilingan) berfungsi untuk memerah nira (larutan gula) yang ada
dalam tebu. Gilingan berjumlh 5 unit yang tiap unitnya terdiri dari 3
roll gilingan yang terpsang seri.
7. Carrier Ampas berjulah 1 buah yang berfungsi membawa ampas tebu
dari gilingan akhir ke stasiun ketel.

Auxiliary Carrier menggunakan motor 3 phasa menggunakan VSM


(Variable Speed Motor) untuk pengaturan kecepatannya. Sehingga apabila ada
beban berlebihan atau berkurang kecepatn putarannya dpat dikontrol sehingga
dapat mengatur jumlah tebu (cane) yang masuk ke cane cutter agar tidak
terjadipenumpukan tebu (slip). Aux Carrier dapat dikontrol RPM-nya, sedangkan
Inventor Motor dapat mengontrol frekuensi motor dimana frekuensi motor
berkisar antara 0 50 Hz.

Untuk memutar cane cutter dan unigrator digunakan turbin uap (steam
turbin) yang kecepatannya dapat dikontrol menggunakan control valve melalui
governour sebgai sensor mekanik dengan prinsip kerja sentrifugal. Kecepatan
cane cutter dan unigrator diatur 750 rpm, misalnya jika ada beban yang berlebih

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 12
2016
maka secara normal putaran cane cutter atau unigrator akan menjadi peln dengan
putaran yang kuang dari 750 rpm, sensor mekanik akan bekerja dengan cara
mengontrol katup untuk membuka aliran uap ke turbin sehingga turbin akan
kembali ke 750 rpm dan kecepatan cane cutter atau unigrator akan kembali
normal.

Main Carrier menggunakan motor 3 phasa yang menggunakan inverter


sebagai control kecepatan putarannya.

Untuk gilingan prinsip kerjanya sama dengan cane cutter dan unigrator
yang menggunakan turbin uap (steam turbine) dan kecepatannya dapat dikontrol
menggunakan control valve melalui governour.

Proses Stasiun Gilingan

Gambar 3.5 Bagan Stasiun Gilingan

Keterangan :

n1 = Nira gilingan 1 NPP 3 = Unigrator

n2 = Nira gilingan 2

n3 = Nira gilingan 3

n4 = Nira gilingan 4

n5 = Nira gilingan 5

a = ampas

fc = Flow Control

1 = Cane Carrier

2 = Cane Cutter

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 13
2016
Zat cair yang keluar dari batang tebu yang diperah disebut nira. Nira tebu
terdapat dalam sel-sel batang tebu yang mempunyai dinding yang bersifat dapat
ditembus (semi permeable), untuk mengeluarkan nira dari batang tebu, dinding-
dinding sel harus dibuka dengan jalan memerahnya di pesawat gilingan.

Sebelum masuk proses gilingan, mula-mula tebu ditimbang dan diletakan


di atas meja tebu, lalu tebu diangkat melalui carrier menuju ke cane cutter dan
unigrator. Tebu dipotong kira-kira 10 - 15 cm dengan menggunakan cane cutter,
dan dihancurkan dengan menggunakan unigrator yang dilengkapi dengan
hammer. tahap ini merupakan tahap persiapan sebelum masuk ke mesin gilingan.
Tujuannya adalah agar proses di gilingan lebih optimal hasil nira yang didapatkan.

Hasil cacahannya dibawa dengan main carrier menuju ke gilingan yang


terdiri dari lima unit yang masing-masing gilingan yang digerakan oleh turbin
uap. Proses penggilingan tersusun bertahap, yang masing-masing terdiri atas
empat rol baja, yaitu rol atas, rol muka, rol belakang, dan pengisi sebagai rol
pembantu.

1. Gilingan 1
Tebu yang telah dicacah oleh cane cutter dan merupakan umpan
(feed) gilingan 1 dengan alat angkut cane carrier II dan dengan bantuan
feeding roll masuk ke bukaan kerja depan kemudian feed diperah oleh rol tas
dan rol belakang. Sedangkan nira yang dihasilkan disebut nira perahan (NPP)
dialirkan ke talang bak penumpang nira. Ampasnya digunakan sebagai feed
pada gilingan II.

2. Gilingan II
Ampas dari gilingan I ditarik oleh pencakar ampas yang digunakan
sebagai feed gilingan IIlalu diperah sehingga dihasilkan nira yang
selanjutnya dialirkan ke bak penampung nira.

3. Gilingan III
Ampas dari gilingan II mendapatkan imbibisi nira yang diangkut
dengan intermediate carrier menuju gilingan III, kemudian diperah sehingga
diperoleh nira sebagai imbibisi nira untuk gilingan II,. Sedangkan ampas yang
dihasilkan dikirim sebagai umpan gilingan IV.

4. Gilingan IV
Demikian pula pada gilingan IV ampas dari gilingan III dicampur
dengan imbibisi nira pada gilingan V diperoleh yang menghasilkan nira, nira
yang dihasilkan sebagai imbibisi pada gilingan III. Ampas yang dihasilkan
dialirkan ke gilingan V.

5. Gilingan V

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 14
2016
Ampas dari gilingan IV dibawa menuju ke gilingan V nira yang
dihasilkan untuk imbibisi gilingan IV. Sedangkan ampas yang dihasilkan
merupakan ampas akhir. Kemudian dibawa oleh bagasse elevator yang
dilengkapi dengan saringan halus digunakan sebagai mud juice (nira kotor)
yang keluar dari door clarifier menuju ke vacuum filter. Sedangkan ampas
kasar digunakan sebagai bahan bakar ketel dan sisanya dikirim ke pabrik
kertas.

Gambar 3.6 Gilingan

3.3.2. Stasiun Pemurnian

Gambar 3.7 Bagan Stasiun Pemurnian


Keterangan :
1 = Raw Juice Tank
2 = Flow Meter
3 = Juice Heater I (75o 800 C)

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 15
2016
4 = Static Mixer
5 = Sulfur Tower
6 = Sublicated Raw Juice Tank
7 = Juice Heater 2 (103o 105o C)
8 = Flash Tank
9 = Clarifer
10 = Juice Heater 3
Stasiun ini bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran bukan gula
yang terkandung dalam nira mentah, sehingga diperoleh nira bersih yang
dinamakan nira encer atau nira bersih. Di dalam proses ini diperoleh kotoran padat
yang dinamakan blotong yang digunakan sebagai pupuk. Adapun proses yang
terjadi pada stasiun pemurnian ini adalah sebagai berikut :
a. Proses kimia
Dengan cara sistem sulfikasi (bahan kimia yang dipakai adalah larutan
kapur tohor serta gas SO2 yang berasal dari pembakaran belerang padat).
b. Prose fisika
Dengan cara pengendapan dan penyaringan terhadap kotoran-kotoran yang
kasar.
c. Proses kimia fisika
Perpaduan antara proses kimia dan fisika untuk mempercepat terjadinya
pengumpulan endapan kotoran.

Peralatan pada Stasiun Pemurnian


1. DSM Screen (saringan DSM) berfungsi menyaring nira mentah yang
dihasilkan oleh unit gilingan. Nira hasil saringan ditampung
sedangkan ampas yang ikut terbawa nira jatuh ke saringan dan
terbawa kembali ke ampas yang masuk.
2. Penampang nira mentah berfungsi untuk menampung hasil dari
saringan DSM.
3. Pre heater berfungsi memanaskan pada temperatur tertentu untuk
memperlancarkan proses pemurnian. Dan ada tipe 2 yaitu shell untuk
steam kemudian tube untuk nira.
Macam-macam pre heater
a. Pre heater 1 (memanaskan nira sampai temperature 70 o C)
berfungsi antara lain mencegah terjdinya gula inversi,
mempercepat reaksi antara bahan organik dan anorganik,
membunuh bakteri pengurai sukrosa, koloid lebih cepat
mengendap, dan mengeluarkan gas-gas dalam nira.
Jika temperatur melebihi 70o gula akan mengalami erosi dan jika
kurang dari 70o C, maka bakteri masih aktif dan juga dapat
menghasilkan garam yang mudah larut dan sulit mengendap.
b. Pre heater II berfungsi memanaskan nira setelah disulitasi sampai
temperatur 100o C 105oC.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 16
2016
4. Pre liming tank 1 dan 2 (defecator) berfungsi tempat mereaksikan nira
mentah dengan susu kapur secara otomatis sehingga memperoleh pH
yang diharapkan.
5. SO2 tower berfungsi mencampur nira mentah dengan SO2 (belerang).
Pada SO2 tower terdapat control valve yang mengatur keluaran SO2
yang digerakan pleh motor DC.
6. Bejana sulfitasi nira mentah (reaction tank) berfungsi menurunkan
pH, menetralkan kelebihan Ca (OH)2, dan membentuk endapan CaSO3
yang dapat menyerap kotoran sehingga mengumpul dan mengendap.
7. Single tray clarifier. Alat yang digunakan 1 buah (single clarifier)
berfungsi memisahkan atau mengendapkan kotoran-kotoran yang
terbentuk paada saat pemurnian sehingga akan didapatkan dua lapisan
yaitu bagian atas nira jernih dan nira kotor. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi door clarifier antara lain bejana harus bebas dari getaran
dan gas-gas yang terjadi harus keluar secara maksimal.
8. Saringan nira jernih berfungsi menyaring nira encer dan rapidoor
clarifier kemudian dalam peti nira jernih.
9. Penampang nira kotor berfungsi untuk menampung nira kotor hasil
endapan nira jernih yang direaksikan dengan flocculant.
10. Mud feed mixer mencampur nira kotor dengan amapas halus
(bagasilo).
11. Vacuum filter berfungsi untuk memisahkan kotorannira yang berasal
dari rapidoor clarifier sehingga diperoleh nira tapis dan blotong.
12. Buffer nira jernih berfungsi untuk mendapatkan nira jernih yang
berasal dari vacuum filter yang berupa nira tapis dengan penambahan
flocullant untuk memisahkan kotoran yang ada.
Prose pada Stasiun Pemurnian

Satasiun pemurnian di PG Kebon Agung ini menggunakan proses


sulfitasi. Tujuan dari proses pemurnian ini adalah untuk memisahkan impurities
yang terkandung didalam nira dengan cara mengendapkannya melalui proses
defekasi dan sulfitasi.

Nira hasil gilingan tersebut dipanaskan di pemanas pendahuluan 1


(pre heater I) sampai suhu 70o-75o C, kemudian dimasukan ke tangki defekasi
dengan penambahan sedikit asam fosfat dan susu kapur (Ca(OH) 2)berlebih
mencapai pH 8-10. Setelah itu ditambahkan gas SO 2 di dalam tangki sulfitasi
sampai pH mencapai 6,5. Agar suasana niranya tidak terlalu asam, maka
ditambahkan susu kapur yang sampai pH-nya netral di dalam tangki neutralizer,
karena dalam suasan asam sukrosa akan terdegradasi didalam air menjadi gula
inverse. Gula inverse adalah gula yang mengandung 1 mol glukosa dan 1 mol
fruktosa yang sama banyaknya. Gula inverse ini sulit dikristalisasi, jadi harus
dihindari semisal mungkin.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 17
2016
Akibat dari proses defekasi dan sulfitasi tersebut akan terbentuk
endapan calcium sulfite (CaSO3) dan calcium phosphate (Ca3(PO4)2) yang akan
menyerap impurities yang terkandung di dalam nira dan ikut mengendap bersam
endapan tersebut. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Ca(OH)2 + SO2 CaSO3 + H2O

3Ca(OH)2 + 2H3PO4 Ca3(PO4)2 + 6H2O

Proses sulfitasi itu sendiri juga berfungsi untuk pemutihan atau


pemucatan nira sehingga nantinya didapatkan gula kristal putih. Nira mentah yang
netral tersebut lalu dipanaskan di heater II sampai suhu 103o 105o C untuk
selanjutnya diproses di DORR Clarifier untuk memisahkan antara nira jernih dan
nira kotor. Nira jernihnya dipanaskan di heater III sampai suhu 105o 110o untuk
mengurangi beban penguapan. Sedangkan nira kotor yang masih mengandung
sukrosa dipisahkan padatannya di rotary vacuum filter. Dalam rotary vacuum
filter ini ditambahkan juga ampas halusdari gilingan yang dinamakan bagacillo
agar proses pemisahannya lebih optimal. Nira tapis yang dihasilkan di recycle
kembali ke tangki defekasi. Sedangkan koloid hasil saringan yang disebut blotong
untuk biokompos.

Gambar 3.8 Stasiun Pemurnian

3.3.3. Stasiun Penguapan

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 18
2016
Gambar 3.9 Bagan Stasiun Penguapan

Nira encer hasil pemurnian nira masih banyak mengandung air,


sehingga dilakukan proses penguapan air agar dperoleh nira kental dengan
kekentalan tertentu. Hasil sampig di dalam proses penguapan adalah air
(kondensat) yang dimanfaatkan sebagai air umpan di stasiun ketel.

Peralatan yang digunakan dibagi menjadi dua, yakni :

1. Pemanas pendahuluan, yakni yang berfungsi untuk memanaskan nira


encer pada suhu tertentu.
2. Bejana penguapan, yang berfungsi untuk menguapkan air yan terkandung
didalam nira encer.

Proses pada Stasiun Penguapan


- Nira encer dari stasiun pemurnian dialurkan ke heater III.
- Dari heater III dialirkan ke pre evaporator untuk diuapkan sebagian airnya.
- Dari pre evaporator, nira kental dengan temperatur 115o C dan tekanan 0,8
atm atau dialirkan ke badan penguapan dengan sirkulasi lima tahap yaitu :

1. Tahap 1
Nira encer dari pre evaporator bila menuju buffer tank dialirkan ke
evaporator 1 uuntuk dipanaskan oleh dipanaskan oleh uap bekas dengan
temperatur 108o C dan tekanan 0,6 kg/cm2.
2. Tahap II
Nira dari evaporator 1 dialirkan ke evaporator 2 untuk diuapkan airnya
dengan suhu 80o 95o C dengan tekanan 8 10 cmHg.
3. Tahap III
Nira dari evaporator II dialirkan ke evaporator III dan diuapkan dengan suhu
80o 85o C dengan tekanan 30 35 cmHg.
4. Tahap IV

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 19
2016
Nira encer dari evaporator III dialirkan ke evaporator IV dan diuapkan
dengan suhu 60o 62o C dengan tekanan 60 cmHg.
5. Tahap V
Nira yang keluar dari evaporator IV dialirkan ke evaporator V dan diuapkan
hingga memiliki kekentalan tertentu (nira kental).

Kemudian dialirkan ke talang udara kemudian nira kental dialirkan ke


bejana sulfitasi. Dalam bejana ini nira kental bereaksi dengan gas SO 2 yng
ditambahkan dengan bahan-bahan pembentuk warna dalam nira kental. Sehingga
warna di dalam nira kental dapat direduksi yang berdampak positif terhadap
warna gula produksi (warna gula menjadi putih).

Gambar 3.10 Stasiun Penguapan

Proses pada Setiap Badan Penguapan

1. Pre Evaporator
Nira encer hasil pemurnian dialirkan ke evaporator, disini nira encer
mengalami pemanasan lanjut dengan suhu 115o 120o C dengan tekanan 0.8
atm. Uap yag digunakan dalam proses ini adalah uap-uap bekas turbin yang
dimanfaatkan sebagai feeding atau pemanasan pada pemanasan
pendahuluanjuga pada stasiun masakan.
2. Evaporator I
Digunakan untuk menguapkan nira encer dengan menggunakan uap bekas
dari pre evaporator. Hasil penguapan ini adalah uap nira I yang digunakan
sebagai pemanas pada evaporator II.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 20
2016
3. Evaporator II
Digunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan menggunakan uap
nira 1 denagn temperature 90o 95o c dengan tekanan 19 cmHg. Hasil
penguapan ini digunakan untuk pemanasan pada evaporator III yang
selebihnya digunakan untuk pemanasan pendahuluan I dan niranya ke
evaporator III.
4. Evaporator III
Digunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan memakai uap nira
dari hasil penguapan pada evaporator II dengan suhu 80 o 85o C dengan
takanan 30 35 cmHg vakum. Uap nira hasil dari penguapan ini digunakan
untuk pemanasan pada evaporator IV.
5. Evaporator IV
Evaporator ini menggunkan uap nira hasil dari penguapan pada evaporator
III dengan suhu 60o 62o C dan tekanan 60 cmHg vakum. Uap bekas dari
evaropator IV ini dialirkan ke kondensor dan didinginkan pada cooling pond
(kolam pendingin), seterusnya digunakan sebagai air kondensat pengisi ketel.
6. Evaporator V
Evaporator ini berfungsi untuk menguapkan nira hingga mencapai
kekentalan tertentu yang kemudian nira tersebut akan dialirkan ke talodura
kemudian diteruskan ke bejana sulfitasi.

3.3.4 Stasiun Masakan

Gambar 3.11 Bagan Stasiun Pemasakan dan Stasiun Putaran


Keterangan :
19 = buffer tank N.K sulf
20 = peti N.K selatan
21 = peti klare SHS/GKP
22 = peti stroop A
23 = Peti stroop D
24 = peti stroop C
25 = puteran A disconti W.S

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 21
2016
26 = sirup separator
27 = buffer tank klare SHS/GKP
dm = distributor mixer
28 = buffer tank stroop A
29 = puteran conti C
30 = buffer tank stroop C
31 = mixer gula C
32 = puteran conti D2
33 = mixer gula D2
34 = buffer tank klare D
35 = puteran conti D1
36 = mixer gula D1
Peralatan pada Stasiun Masakan
1. Pan Masakan
Berfungsi untuk mengkristalkan sukrosa yang terkandung dalam nira
kental menghasilkan masecuite (campuran Kristal gula dan larutannya).
2. Palung Pendingin
Palung pendingin ini berfungsi anatara lain tempat penampung hasil
masakan sebelum dibawa ke stasiun putaran, sebagai tempat penyempurnaan
kristalisasi, dan meningkatkan kejenuhan air sampai mendekati daerah metastabil.
Palung pendingin ini dilengkapi dengan pengaduk yang fungsinya yaitu
mempercepat pendinginan, mendorong keluarnya masakan yang akan diputar, dan
mencegah agar tidak membeku karena pendinginan masakan pertama. Palung
peningin ini berjumlah 13 unit.
3. Palung Pendinginan Cepat.
Palung pendinginan cepat memili fungsi antara lain yaitu sebagai
pendingin masakan, mengurangi kekentalam masakan D agar mudah diputar.
Jumlah palung pendingin cepat ada 2 unit untuk masakan masecuite D.
4. Condensor
Condenser ini memiliki fungsi sebagai kondensasi uap yang keluar dari
pan masakan

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 22
2016
Gambar 3.12 Stasiun Masakan

Proses pada Stasiun Masakan


Nira kental hasil dari stasiun penguapan dikristalisasi di stasiun masakan.
Proses di stasiun masakan ini adalah discontinue, sedangkan di sistem penguapan
prosesnya secara continue. Dalam proses kristalisasi diperoleh larutan Kristal gula
yang disebut masecuite dan hasil samping berupa air kondensat yang
dimanfaatkan sebagai air pengisi ketel.
Proses masakan nira kental dilaksanakan pada bejana masakan dengan
kondisi vakum 700mmHg dan pemanasan dengan uap jenuh pada 60o 65o C.
Pemanasan pada suhu tersebut dimaksudkan agar gula tidak menjadi kehitam-
hitaman karena karamelisasi. Pemasakan dilakukan secara bertingkat untuk
mencapai efisiensi proses, dengan proses bertingkat akan dihasilkan sakarosa
dalam nira kental hingga mencapai kuantitas kristal maksimal. Jumlah tingkatan
proses tergantung pada kemurnian nira. Nira dengan kemurnian tinggi akan
dikristalkan dalam 4 tahap, sedangkan nira dengan kemurnian rendah 85 % akan
dikristalkan dalam 3 tahap. Di PG Kebon Agung menerapkan 3 tahap pemasakan
denan proses ACD. Hasil gula diambil dari masakan A, kristal gula C digunakan
sebagai bibit gula A dan kristal gula D sebagai bibit gula C. untuk mendapatkan
Kristal Gula D ditambahkan fondan pada bejana masakan D.
Proses pertama dari peti nira kental akan didistribusikan ke pan masakan
A, pan masakan C, dan pan masakan D. hasil dari pan masakan A adalah
masecuite A yang kemudian masuk palung pendingin untuk didinginkan dan

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 23
2016
masuk ke putaran A untuk memisahkan gula A dan stroop A. selanjutnya stroop A
dimasukan ke dalam bejana masakan C sebagai bahan masaakan, seterusnya
sampai pada masakan D, lalu dipisakan gula D dan tetes putaran D.
Langkah-Langkah Proses Kristalisasi
1. Menarik hampa.
Sebelum proses kistalisasi dilakukan mulai darimembuat bejana
hampa. Pembuatan bejana hampa dimulai dengan menutup semua katup
yang berhubunga dengan bejana kemudian dibuka katup pancingan,
apabila tekanan vakum mencapai 50 cmHg maka afskuiter yang
berhubunga dengan pompa vakum sekitar 63 cmHg, sementara afskuiter
pancingan ditutup kembali.
2. Menarik larutan.
Larutan sukros yang akan digunakan sebagai bahan dasar Kristal
disimpan dalam peti-peti larutan, peti-peti kental, petei-peti stroop, peti
klare, dan peti leburan.dalam peti-peti perlengkapan ini pipa pemanas
dengan lubang terbuka yang dapat dialirkan uap panas kedalam larutan.
Pemanas ini dimaksudkan untuk menurunkan kejenuhan agar Kristal yang
terdapat pada larutan terbebasdari inti-inti kristal yang terdapat larutan
melarut, arulah dilanjutkan dengan langkah selanjutnya.
3. Pembuatan bibtan.
- Pembibitan dengan cara spontan
Larutan gula dipekatkan sampai mencapai pada daerah stabil,
sehingga terbentuklah inti-inti kristal secara serempak.
- Pembibitan dengan kejutan
Larutan dibawa ke daerah pertengahan kemudian inti Kristal
dimasukan ke dalam larutan.
- Pembibitan dengan inti penuh
Larutan gula dipekatkan sampai daerah mantap, kemudian
dibersihkan dan selnjutnya diuapkan pada daerah mantap.
4. Membesarkan Kristal dan memasak tua.
Setelah pembuatan bibit kemudian membesarkan bibit sampai
ukuran kristal tercapai, penarikan bahan dihentikan, mengurangi
penguapan dan mengecilkan pemasakan panas.
5. Menurunkan masakan.
Setelah masak cukup tua diturunkan ke palung pendingin.
Penurunan masakan dengan menghilangkan hmpa dengn cara membuka
afskuiter yang menghubungkan bejan dengan pompa hampa, sementara itu
uap ditutup.

3.3.5. Stasiun Putaran

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 24
2016
Tujuan dari dari stasiun putaran adalah proses pemutaran masecuite yang
bertujuan memisahkan Kristal gula dari larutan sirupnya. Pada proses inin akan
diperoleh gula produk SHS dan hasil samping tetes.

Peralatan yang digunakan di stasiun putaran adalah putaran discontinue


dan putaran continue.

1. Putaran discontinue
- Fungsi : Memulai masakan
- Jumlah : 6 unit
2. Putaran continue (lowgrade centrifuge)
- Merk : BMA
- Kapasitas : 3 5 ton/jam
- Jumlah : 13 unit dengan rincian
4 unit untuk masakan C
5 unit untuk masakan D2
4 unit untuk masakan D1

Proses pada Stasiun Putaran


a. Proses masakan untuk putaran A
Pada mula-mula putaran (blower) pelan dan bahan masuk pada batas
tertentu, lalu pada putaran dipercepat dengan penyemprotan air panas dengan
tempertur 800o C melalui nozzle. Tujuan pemberian hembusan dengan uap panas
adalah untukmelakukan atau melepaskan cairan induk yang masih tertinggal serta
untuk melakukan atau mengeringkan kristal gula. Kemudian putaran diperlemat
maka stroop gula akan turun akhirnya pada penutup bagian bawah terbuka dan
gula turun ke talang goyang (grasshopper conveyor).
Untukputaran A akan dihasilkan gula A dan stroop A, kemudian gula A
diputar lagi pada putaran SHS karena masih mengandung stroop A berwarna
kemerahan. Proses pada stasiun putaran meliputi :
- Gula A turun ke talang bawah dan ditambahkan klare 1 agar tercuci kembali
dan untuk mempermudah digunakan ke mixer SHS.
- Selanjutnya diputar pada putaran SHS dan menghasilkan gula SHS dan klare
1.
- Gula SHS ini dibawa ke talang goyang kemudian masuk ke pengeringan
selanjutnya diangkat dengan bucket elevator ke vibrating screendan
didapatkan tiga jenis gula.
Jenis gula kasar dan halus dimasak kembali di stasiun masakan. Dan untuk
gula normal di stasiun pembungkusan dan ditimbang 50 kg selanjutnya
disimpan di gudang dan siap untuk dipasarkan.
b. Proses masakan untuk putaran C dan D.
Alat ini bekerja secara otomatis dan bekerja secara terus-menerus tanpa
terputus, bahkan masuk dan gula menguap dengan gaya sentrifugal. Larutan yang

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 25
2016
berupa zatcair akan menembus saringan serta masuk ke ruang larutan kemudian
secara overflow keluar melalui saluran, sedangkan Kristal gula tertahan pada
saringan gula ke Kristal akibat kemiringan basket dan gaya sentrifugal.
Selanjutnya kristal keluar melalui pengeluaran kristal.

3.3.6. Stasiun Penyelesaian

Gambar 3.13 Bagan Stasiun Penyelesaian

Keterangan :

37 = vibrating screen

38 = silo gula SHS/GKP

39 = mixer gula halus

40 = tangki leburan

Peralatan pada Stasiun Penyelesaian


1. Grasshopper convenyor (talang goyang) berfungsi sebagai pengering
pendahuluan dan pengangkut gula ke sugar driyer untuk memisahkan
gumpalan gula. Alat ini bergerak secra eksentrik sehingga menimbulkan
getaran.
2. Pengeringan berfungsi sebagai pengering gula SHS. Alat ini bekerja otomatis,
gula yang diproses pengeringan bertujuan agar gula yang masih basah dapat
menjadi kering dan membentuk Kristal putih dn dapat memisahkan antara
kotoran dan gula.
3. Elevator berfungsi sebagai pengangkut gula kering menuju saringan atau
ayakan getar (vibrating screen).
4. Dust collector berfungsi sebagai penngkap debu-debu gula dan pengeringan
gula. Alat ini dilengkapi dengan blower yang menghisap udara dan gula debu
(sugar dryer) yang kemudian dihembuskan ke atas. Pada bgian atas dilakukan
penyemprotan dengan air untuk mengikat gula debu. Selanjutnya cairan yang
masih mengandung gula debu tersebut dileburkan kembali.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 26
2016
5. Vibrating screen berfungsi sebagai pemisah gula normal, kasar, dan halus.
Vibrating screen di PG Kebon Agung ini dibagi menjadi dua tingkatan taitu
dengan memisahkan gula krikil, gula standar, dan gula halus.
6. Silo (sugar storage) berfungsi sebagai penampng produksi SHS sebelum
dibungkus dalam karung. Dibagian alat ini berupa corong yang digunakan
sebagai discharge gula, disinilah gula dimasukan dalam karung.
7. Pembungkusan berfungsi sebagai pembungkus gula yang telah distandarisasi.
Pada proses pembungkusan ini gula yang dihasilkan adalah gula yang standar
dan dikemas dalam karung lalu selanjutnya ditimbang.

Gambar 3.14 Timbangan Pembungkusan Gula


8. Timbangan atau paker berfungsi sebagai penimbang gula yang sudah dikemas
kedalam bungkusan. Pada prose ini gula ditimbang dalam karung kurang
lebih 50 kg per menit maksimal 12 sak, dalam sehari normalnya 1800 sak.
Setelah selesai ditimbang, sak akan dijahit.

Gambar 3.15 Mesin Jahit Karung Gula

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 27
2016
9. Belt conveyor berfungsi sebagai alat transportasi gula menuju gudang.

Proses pada Stasiun Penyelesaian


Stasiun ini bertujuan untuk menyelesaikan hasil kerja stasiun putaran.
Gula SHS yang dihasilkan stasiun putaran dibawa talang goyang menuju alat
pengering gula (sugae dryer). Untuk dihembuskan pada suhu 40o C, debu-debu
gula yang dibawah oleh pada alat pengering dihisap oleh mesin penghisap debu,
kemudian dikirim lagi ke bejana masakan bibitan.
Selanjutnya gula SHS dibaea oleh elevator menuju vibrating screen
(ayakan getar) untuk dipisahkan antara gula dan produk serta gula kasar. Gula
kasar dan halus dilbur lagi untuk bibitan msakan A, sedangkan gula produk di
kemas dalam karung kg kemudian dijahit. Setelah dihitungberapa jumlahnya
kemudian dimasukan ke gudang belt conveyor dn siap untuk dipasarkan.

3.3.7. Gudang Penyimpan Gula


Gudang ini memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan hasil gula yang
telah dikemas dan siap untuk dijual. Gula produk SHS yang dikemas akan
disimpan dig dang gula. Kapasitas dalam gudang dapat menampung sekitar 1800
sak/hari.
Perlatan yang digunakan adalah sugar conveyor yang berfungsi sebagai
alat akomodasi gula yang telah dijahit.

3.3.8. Stasiun Besali


Stasiun besali adalah stasiun di pabrik gula yang ditujukan untuk
memperbiki suatu bagian alat pada mesin yang mengalami kerusakan. Alat yang
terdapat di stasiun besali meliputi mesin bubut, mesin frais, mesin bor, ragum, dan
lain-lain. Tujuan dari stasiun besali antara lain melayani pembuatan alat pengganti
yang telah rusak dan untuk melayani proses giling. Contoh yang dikerjakan di
stasiun besali adalah pembuatan roga gigi, pembuatan baut, dan lain-lain.

3.3.9. Stasiun PLTU


Turbin adalah mesin penggerak, dimana energy fluida kerja dipergunakan
langsung untuk memutar roda turbin. Jadi, berbeda dengan yang terjadi pada
mesin torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi.
Bagian turbin yang berputar dinamakan rotor atau roda turbin, sedangkan bagian
yang tidak berputar dinamakan stator atau rumah turbin, roda turbin terletak
didalm rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakan atau
memutar bebannya yakni generator. Siklus ideal dari suatu turbin uap yang
sederhana digunakan siklus rankine.
Turbin uap yang menghasilkan putaran ke aliran uap yang tetap masuk ke
nozzle dan ditekankan dengan tekanan rendah. Uap tersebut masuk ke steam jet,
disini kecepatan uap dinaikan, sebagian dari energi kinetik dari uap tersebut
dikirim ke sudu-sudu turbin yang mengakibatkan terdorongnya sudu-sudu turbin

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 28
2016
untuk berputar. Besar dan kecilnya beban sangat berpengaruh sekali terhadap uap
yang akan dihasilkan, bila beban cukup tinggi, maka jumlah uap yang dibutuhkan
juga besr dan sebaliknya. Oengaturan jumlah uap yang masuk ke dalam turbin ini
dilakukan oleh pengontrol katup yang bekerja 3 tingkatan.
Turbin up pada PLTU dibagi menjadi 3 tingkatn yaitu :
1. Turbin tekanan tinggi (high pressure turbine)
2. Turbin tekanan menengah (intermediate pressure turbine)
3. Turbin tekanan rendah (low pressure turbine)

Proses kerja turbin


Uap kering di final superheater yang mempunyai temperature dan
tekanan tinggi yang dialirkan keturbin tekanan tinggi. Di dalam turbin ini terdapat
sudu-sudu gerak yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga dapat
mengekspansikan uap. Energi uap yang diterima oleh sudu-sudu turbin digunkan
untuk menggerkan poros turbin. Disini terjadi perubahab energi, maka suhu uap
akan turun dan perlu daidakan ke pemanasan ulang dalam rankine.
Dari pemanas uap masuk ke intermediate pressure turbine dan akan
menggerakan sudu-sudu intermediate pressure turbine dan low pressure turbine,
sehingga dari gerakan sudu-sudu ini akan memperkuat gerakan poros turbin.
Poros turbin dihubungkan dengan poros generator menggunakan kopling tetap
(fixed coupling). Dari generator terjadi perubahan energi, dari energi mekanis
menjadi energi listrik.
Untuk menghasilkn laju pemanasan yang merat ini untuk mebatasi
tegangan, start turbin terbagi menjadi 4 tingkatan-tingkatan utama berdasarkan
suhu metal dan uap, yaitu :
1. Cold start dari shut down dimana suhu inner cashing dibawah 180o.
2. Warm start dari shut down selama 1 bulan kyrang lebih 55 jam dan
suhu inner cashing antar 180o 3500 C.
Warm start dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Warm up I start : dari shut down dimana suhu inner cashing antara
180o 250o C.
b. Warm up II start : dari shut down dimana suhu inner chasing
antara 250o 350o C.
c. Hot start : dari shut down selama semalam dengan temperature
tekanan tinggi inner cashing antara 350o C 500o C.
d. Very hot start : setelah unit trip dan suhu tekanan tinggi inner
cashing diatas 500o C.

Tinjauan Umum Generator Sinkron


Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin
sinkron. Generator sinkron (yang disebut altenator) adalah mesin sinkron yang
digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Sgenerator

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 29
2016
sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC sau
fasa tergantungdari kebutuhan.

3.3.10. Stasiun Ketel Uap

Pada stasiun ketel dilakukan proses pemanasan air kondensat sampai


mendidih (menguap) yang bertujuan menghasilkan uap pada tekanan tertentu

Peralatan yang digunakan


1. Ketel yang berfungsi untuk mengahsilkan uap pada tekanan tertentu.
2. Conveyor ampas, yang berfungsi sebagai alat akomodasi ampas stasiun
gilingan yang digunakan untuk bahan bakar ketel.
3. Dust collector yang berfungsi untuk menagkap debu-debu hasil
pembakaran ampas dalam dapur ketel.

Tinjauan Umum
Ketel uap adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk memproduksi uap
dengan jalan memanaskan air didalamnya. Termasuk jenis ketel uap pipa api dari
ketel uap pipa air pada PG Kebon Agung, sebagai penggerak utama untuk
memproduksi gula adalah jenis ketel uap pipa air dimana air didalam pipa-pipa
sedangkan sebagai pemanas (gas pemanas) berbahan bakar yang digunakan
adalah amaps tebu dan minyak. Untuk bahan bakar minyak hanya dipakai sebagi
bahan bakar cadangan apabila sedang mengeluarkan abu dari emakai PG Kebon
Agung, digunakan air kondensasi dari pengembunan uap bekas, dan air sungai
sebagai air penambah ketel dimana sebelum masuk ke dalam ketel diproses
terlebih dahulu didalam pesawat penjernih (water treatment plant).

Alat Pengaman ketel


a. Peluit bahaya digunakan jika air ketel dibawah batas minimum timah
akan melelah dan peluit akan berbunyi.
b. Gelas penduga digunakan untuk menujukan permukaan air ketel.
c. Katup pengaman digunakan untuk membatasi tekanan uap
menurunkan tekanan uap dan mengeluarkan uap.
d. Kran pengisi digunakan untuk mengatur pemasukan air ketel,
mengeluarkan kotoran dalam air bersama uap.
e. Afluiter uap induk berfungsi untuk membuka dan menutup aliran uap
dari ketel dan mengatur jumlah uap.
f. Manometer berfungsi untuk mengatur atau mengetahui tekanan uap.

Alat perlengkapan ketel yang di gunakan untuk mengatur jumlah


produksi uap.
a. Water treatment plant berfungsi untuk memurnikan air pengisi ketel
sehingga memenuhi persyaratan.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 30
2016
b. Burner dan perlengkapannya berfungsi sebagai pengankut minyak
residu sehingga mudah terbakar, untuk sempurnanya pembakaran
diperlukan udara bakar, yaitu udara primer yang diperoleh dari blower
dan udara sekunder di atassaringan untuk membakar gas.
c. Super heater berfungsi untuk menaikan temperature uap sebelum
digunakan pada turbin dengan cara menaikan temperaturnya.
d. Daerator berfungsi untuk mengukur kadar oksigen dalam air pengisi
ketel, oksigen akan turun 0,02 mg/liter. PG Kebon Agung mempunyai
daerator dengan kapasitas 66,7 ton/jam dan tekanan 3,8 kg/cm 2,
suhuair yang melalui daerator 116o C.
e. Manometer pengontrol berfungsi untuk mengetahui kondisi kerja.

Di PG Kebon Agung terdapat 3 jenis boiler :


a. Boiler Yoshimine 1
Dibuat pada tahun 2000.
Kapasitas menampung 100 ton ampas tebu atau uap yang
dihasilkan (per jam).
b. Boiler Yoshimine 2
Dibuat pada tahun 2003.
Kapasitas menampung 120 ton ampas tebu atau uap yang
dihasilkan (per jam).
c. Boiler Jianag Liang
Dibuat pada tahun 2005.
Kapasitas menampung 120 ton ampas tebu atau uap yang
dihasilkan (per jam).

Sistem pengisian air terhadap Boiler.


Dalam suatu pusat pembangkit, sirkit air dan uap didalam turbin berada
dalam sistem loop tertutup (air dan uap digunakan secara berulang-ulang). Begitu
uap meninggalkan turbin, uap tersebut dikondensasikan kembali menjadi air
didalam kondensor dan disebut kondensat.
Sistem air pengisi boiler adalah bagian dari loop, dimana air kondesat
dikeluarkan dari kondensor dari kemurnian temperatur dan tekanan dinaikan agar
sesuai syarat kembali ke boiler.
Tujuan menaikkan suhu air pengisi boiler adalahsebagai berikut :
1. Menghindarkan thermal stress.
2. Mengurangi kerja boiler.
3. Mendinginkan alat bantu.
4. Menaikkan efisiensi kerja boiler.

Tujuan menaikkan kemurnian air pengisi adalah mencegah deposit, kerak


dan korosi pada pipa pemanas, pipa boiler, dan suhu turbin,

Tujuan menaikkan tekanan air pengisi boiler adalah sebagai berikut :

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 31
2016
1. Agar tidak menjadi uap.
2. Agar dapat masuk ke boiler drum.
Pada sistem air pengisi boiler, jenis pemanas yang digunakan adalah
pemanas air pengisi tekanan rendah (LP Feed Water Heater). Daerator dan
pemanas air pengisi tekanan tinggi (HP Feed Water Heater).

Maintenance Boiler

Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur
ekonomi yang relative panjang. Dibawah ini dijelaskan cara-cara perawatan
boiler, bilamana dilakukan pada saat pabrik tidak melakukan proses giling.
Biasanya dilakukan proses-proses sebagai berikut :

Setiap 1-2 minggu pada saat tidak melakukan giling :


1. Memeriksa dan membersihkan saringan air maupun uap.
2. Memeriksa dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari
semua abu dan kerak pembakaran yang melekat di dinding.
3. Memeriksa rotor (impeller) blower terutama rotor blower ID
Fan atas kemungkinan abu yang melekat.
Setiap 3 buln proses giling :
1. Memeriksa dan membersihkan bagian luar dan dalam boiler.
2. Membersihkn bagian dalam semua water tube (pipa) dan
semua header dan drum dari kerak.
3. Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah atau
rusak.
4. Membersihkan semua abu dari dalam chimney.
Diatas 3 bulan sekali pada tidak melakukan proses giling :
1. Periksa dan perawatan pada casing (dinding).
2. Periksa dan perawatan pada gas duct dan durt collector.
3. Periksa dn perawatan pada collector, peralatan, dan
instrument.
4. Periksa dan perawatan pada kerangan, cock, dan piping.
Setiap 2 tahun
Setiap 2 tahun dilakukan pemeriksan berkala yang disaksikan oleh
Depnaker setempat.

Bagian-bagian dari Ketel


ID Fan adalah suatu alat atau kipas yang berfungsi menarik gas
dari dalam dapur.
FD Fan adalah suatu alat atau kipas yang berfungsi mendorong
udara masuk dalam dapur sebelum masuk ke dapur dipanaskan
dengan heater.
Seconder Fan adalah tambahan udara untuk pembakaran (udara
diambil dari air heater).

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 32
2016
Rei Injection Fan adalah suatu alat atau kipas yang berfungsi
mengembalikan abu yang masih terbakar ke dalam dapur.
Burner adalah suatu alat pembakaran minyak bakar untuk
semburan menggunakan uap dan udara, elpiji gas untuk korek
(pemancing api).
Chain Feeder adalah pengumpan ampas untuk dapur (rantai).
Air Heater adalah pemanas udara yang akan disuplai ke dapur,
Dumping Great adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
pemanggang dan penggerak atau pembuang menggunakan
pneumatik.
Feed Water Pump (FWP) adalah pompa air yang masuk kedalam
boiler atau drum berkisar sepertiga uap dan dua per tiga air di
dalam drum.
Chemical Injection adalah bahan kimia untuk pengolahan air ketel.
Safety Valve adalah katup pengaman pada boiler apabila
kelebihan tekanan akan membuka sendiri.
Conveyor adalah pembawa benda atau barang yang dibagi menjadi
3, yaitu :
a. Conveyor abu,
b. Conveyor ampas, dan
c. Jenis sekreu untuk abu.
Oil Fairing Pan adalah suatu alat atau kipas yang berfungsi untuk
pembakaran minyak di burner.
Cerobong adalah alat untuk membuang gas karbon untuk
menghindari polusi.
Rotary Valve adalah katup yang berfungsi untuk membuang abu
dengan sistem berputar.

3.3.11 Stasiun Pengolahan Limbah

PT. Kebon Agung memiliki unit pengolahan limbah sebagai salah satu
upaya untuk kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Limbah yang
dihasilkan proses produksi berupa limbah cair, padat, dan gas.

Limbah Cair
Limbah cair berasal dari :
Larutan gula dari pipa-pipa yang langsung masuk ke selokan.
Terbawa minyak pelumas atau bahan bakar dari air buangan.
Air cucian evaporator.
Air pembersihan ketel.
Air pendinginan ketel.
Air pendinginan mesin pabrik.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 33
2016
Limbah cair yang memasuki lingkungan sekitar pabrik diupayakan
memenuhi baku mutu air buangan industri sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kadar polutan bahan organik yang diukur dengan menggunakan
parameter BOD dan COD dapat diturunkan hingga memenuhi baku mutu
yang telah ditetapkan.

BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan bahan


organic selama aktivitas bakteri aerob berlangsung. Bila nilai BOD rendah
maka pencemaran rndah, sehingga kebutuhan oksigen rendah.

COD merupakan jumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi


bahan organik dalam air secara kimia. Apabila COD rendah maka
pencemaran limbah tersebut rendah.

Penanganan limbah cair dilakukan secara terpadu artinya dilakukan secara


eksternal dan internal.

1. Penanganan Internal
- Minimalisasi limbah.
- Pemisahan air berpolutan.
- Pencegahan masuknya polutan padat ke dalam air.
- Daur ulang polutan yang bisa diproses.
- Mengganti penggunaan Pb asetat dengan A1 sulfat pada analisis
gula
2. Penanganan Eksternal
Melewati air berpolutan melalui UPLC, dengan menjaga agar jumlah
limbah sekecil mungkin dan kadar polutan sekecil mungkin diharapkan
tidak akan mencemari lingkungan.
Sistem UPLC (Unit Pengolahan Limbah Cair) bekerja sejara biologis
dengan aerasi lanjut (SAL/PSUL 93-3) pada sistem ini bahan organik
sebagai polutan akan didegradasi dan diurai oleh mikroba menjadi CO 2
+ H2O + energi dengan bantuan oksigen.
Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa ampas, blotong, dan abu ketel.
1. Ampas
Ampas merupakan hasil dari stasiun gilingan. Ampas yang dihasilkan
sekitar 35-45 % dari berat tebu yang digiling. Ampas aya serat
selulosa sekitar 50 %, zat lilin, zat lignin, dan pectin. Ampas yang
dihasilkan setelah mengalami pengeringan dimasukkan keke dalam
ketel sebagai bahan bakar. Sebagai dijual untuk industri kertas dan
medium penumbuh jamur.
2. Blotong
Blotong dihasilkan dari stasiun pemurnian meruapakan kotoran-
kotoran nira yang mengendap yang mengandung bahan organik dan
anorganik. Blotong dipergunakan oleh petani dan warga secara gratis

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 34
2016
dengan mengikuti prosedur pengambilan. Blotong digunakan sebagai
bahan batu bata dan dapat diolah menjadi kompos.
3. Abu Ketel
Hasil pembakaran dari ketel menghasilkan abu. Abu tersebut perlu
ditangani agar tidak mengganggu kesehatan terutama saluran
pernapasan melalui penyemprotan dengan air dan pembuangan ke
daerah Karangwage. Abu ketel dapat dimanfaatkan sebagai bahan
untuk pupuk kompos, bahan campuran batu bata dan bahan bakaran
batu bata.
Limbah Gas
Limbah gas pabrik terutama berasal dari asap yang dihasilkan dari ketel.
Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan jelaga. Untuk
mengatasi hal tersebut , pada ketel dilengkapi dengan dust collector dan
cyclone yang dapat memishkan partikel dari gas dengan cara memasukkan
aliran gas menurut gerakan rotasi yang membentuk vortex sehingga
menimbulkan gara sentrifugal yang akan melempar partikel secara radikal
kea rah dinding cerobong.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 35
2016

Anda mungkin juga menyukai