1. Stasiun Persiapan
2. Stasiun Gilingan
3. Stasiun Pemurnian
4. Stasiun Penguapan
5. Stasiun Masakan
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 9
2016
6. Stasiun Putaran
7. Stasiun Penyelesaian (proses pembungkusan)
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 10
2016
Gambar 3.2 CC1 (Cane Cutter)
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 11
2016
4. Heavy Duty Shredder (HDS) berfungsi sebagai penghalus potongan-
potongan kecil tebu yang telh diproses 2 cane cutter, dengan cara
dipukul atau ditumbuk.
Spesifikasi mesin :
Model : seri SD 1822
Tip diameter x inlet width (mm) : 1830 x 2242
Kapasitas : 3200 - 4000
Tenaga : 4000 Hp
Hammers (row x nos) : 88
Untuk memutar cane cutter dan unigrator digunakan turbin uap (steam
turbin) yang kecepatannya dapat dikontrol menggunakan control valve melalui
governour sebgai sensor mekanik dengan prinsip kerja sentrifugal. Kecepatan
cane cutter dan unigrator diatur 750 rpm, misalnya jika ada beban yang berlebih
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 12
2016
maka secara normal putaran cane cutter atau unigrator akan menjadi peln dengan
putaran yang kuang dari 750 rpm, sensor mekanik akan bekerja dengan cara
mengontrol katup untuk membuka aliran uap ke turbin sehingga turbin akan
kembali ke 750 rpm dan kecepatan cane cutter atau unigrator akan kembali
normal.
Untuk gilingan prinsip kerjanya sama dengan cane cutter dan unigrator
yang menggunakan turbin uap (steam turbine) dan kecepatannya dapat dikontrol
menggunakan control valve melalui governour.
Keterangan :
n2 = Nira gilingan 2
n3 = Nira gilingan 3
n4 = Nira gilingan 4
n5 = Nira gilingan 5
a = ampas
fc = Flow Control
1 = Cane Carrier
2 = Cane Cutter
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 13
2016
Zat cair yang keluar dari batang tebu yang diperah disebut nira. Nira tebu
terdapat dalam sel-sel batang tebu yang mempunyai dinding yang bersifat dapat
ditembus (semi permeable), untuk mengeluarkan nira dari batang tebu, dinding-
dinding sel harus dibuka dengan jalan memerahnya di pesawat gilingan.
1. Gilingan 1
Tebu yang telah dicacah oleh cane cutter dan merupakan umpan
(feed) gilingan 1 dengan alat angkut cane carrier II dan dengan bantuan
feeding roll masuk ke bukaan kerja depan kemudian feed diperah oleh rol tas
dan rol belakang. Sedangkan nira yang dihasilkan disebut nira perahan (NPP)
dialirkan ke talang bak penumpang nira. Ampasnya digunakan sebagai feed
pada gilingan II.
2. Gilingan II
Ampas dari gilingan I ditarik oleh pencakar ampas yang digunakan
sebagai feed gilingan IIlalu diperah sehingga dihasilkan nira yang
selanjutnya dialirkan ke bak penampung nira.
3. Gilingan III
Ampas dari gilingan II mendapatkan imbibisi nira yang diangkut
dengan intermediate carrier menuju gilingan III, kemudian diperah sehingga
diperoleh nira sebagai imbibisi nira untuk gilingan II,. Sedangkan ampas yang
dihasilkan dikirim sebagai umpan gilingan IV.
4. Gilingan IV
Demikian pula pada gilingan IV ampas dari gilingan III dicampur
dengan imbibisi nira pada gilingan V diperoleh yang menghasilkan nira, nira
yang dihasilkan sebagai imbibisi pada gilingan III. Ampas yang dihasilkan
dialirkan ke gilingan V.
5. Gilingan V
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 14
2016
Ampas dari gilingan IV dibawa menuju ke gilingan V nira yang
dihasilkan untuk imbibisi gilingan IV. Sedangkan ampas yang dihasilkan
merupakan ampas akhir. Kemudian dibawa oleh bagasse elevator yang
dilengkapi dengan saringan halus digunakan sebagai mud juice (nira kotor)
yang keluar dari door clarifier menuju ke vacuum filter. Sedangkan ampas
kasar digunakan sebagai bahan bakar ketel dan sisanya dikirim ke pabrik
kertas.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 15
2016
4 = Static Mixer
5 = Sulfur Tower
6 = Sublicated Raw Juice Tank
7 = Juice Heater 2 (103o 105o C)
8 = Flash Tank
9 = Clarifer
10 = Juice Heater 3
Stasiun ini bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran bukan gula
yang terkandung dalam nira mentah, sehingga diperoleh nira bersih yang
dinamakan nira encer atau nira bersih. Di dalam proses ini diperoleh kotoran padat
yang dinamakan blotong yang digunakan sebagai pupuk. Adapun proses yang
terjadi pada stasiun pemurnian ini adalah sebagai berikut :
a. Proses kimia
Dengan cara sistem sulfikasi (bahan kimia yang dipakai adalah larutan
kapur tohor serta gas SO2 yang berasal dari pembakaran belerang padat).
b. Prose fisika
Dengan cara pengendapan dan penyaringan terhadap kotoran-kotoran yang
kasar.
c. Proses kimia fisika
Perpaduan antara proses kimia dan fisika untuk mempercepat terjadinya
pengumpulan endapan kotoran.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 16
2016
4. Pre liming tank 1 dan 2 (defecator) berfungsi tempat mereaksikan nira
mentah dengan susu kapur secara otomatis sehingga memperoleh pH
yang diharapkan.
5. SO2 tower berfungsi mencampur nira mentah dengan SO2 (belerang).
Pada SO2 tower terdapat control valve yang mengatur keluaran SO2
yang digerakan pleh motor DC.
6. Bejana sulfitasi nira mentah (reaction tank) berfungsi menurunkan
pH, menetralkan kelebihan Ca (OH)2, dan membentuk endapan CaSO3
yang dapat menyerap kotoran sehingga mengumpul dan mengendap.
7. Single tray clarifier. Alat yang digunakan 1 buah (single clarifier)
berfungsi memisahkan atau mengendapkan kotoran-kotoran yang
terbentuk paada saat pemurnian sehingga akan didapatkan dua lapisan
yaitu bagian atas nira jernih dan nira kotor. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi door clarifier antara lain bejana harus bebas dari getaran
dan gas-gas yang terjadi harus keluar secara maksimal.
8. Saringan nira jernih berfungsi menyaring nira encer dan rapidoor
clarifier kemudian dalam peti nira jernih.
9. Penampang nira kotor berfungsi untuk menampung nira kotor hasil
endapan nira jernih yang direaksikan dengan flocculant.
10. Mud feed mixer mencampur nira kotor dengan amapas halus
(bagasilo).
11. Vacuum filter berfungsi untuk memisahkan kotorannira yang berasal
dari rapidoor clarifier sehingga diperoleh nira tapis dan blotong.
12. Buffer nira jernih berfungsi untuk mendapatkan nira jernih yang
berasal dari vacuum filter yang berupa nira tapis dengan penambahan
flocullant untuk memisahkan kotoran yang ada.
Prose pada Stasiun Pemurnian
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 17
2016
Akibat dari proses defekasi dan sulfitasi tersebut akan terbentuk
endapan calcium sulfite (CaSO3) dan calcium phosphate (Ca3(PO4)2) yang akan
menyerap impurities yang terkandung di dalam nira dan ikut mengendap bersam
endapan tersebut. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 18
2016
Gambar 3.9 Bagan Stasiun Penguapan
1. Tahap 1
Nira encer dari pre evaporator bila menuju buffer tank dialirkan ke
evaporator 1 uuntuk dipanaskan oleh dipanaskan oleh uap bekas dengan
temperatur 108o C dan tekanan 0,6 kg/cm2.
2. Tahap II
Nira dari evaporator 1 dialirkan ke evaporator 2 untuk diuapkan airnya
dengan suhu 80o 95o C dengan tekanan 8 10 cmHg.
3. Tahap III
Nira dari evaporator II dialirkan ke evaporator III dan diuapkan dengan suhu
80o 85o C dengan tekanan 30 35 cmHg.
4. Tahap IV
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 19
2016
Nira encer dari evaporator III dialirkan ke evaporator IV dan diuapkan
dengan suhu 60o 62o C dengan tekanan 60 cmHg.
5. Tahap V
Nira yang keluar dari evaporator IV dialirkan ke evaporator V dan diuapkan
hingga memiliki kekentalan tertentu (nira kental).
1. Pre Evaporator
Nira encer hasil pemurnian dialirkan ke evaporator, disini nira encer
mengalami pemanasan lanjut dengan suhu 115o 120o C dengan tekanan 0.8
atm. Uap yag digunakan dalam proses ini adalah uap-uap bekas turbin yang
dimanfaatkan sebagai feeding atau pemanasan pada pemanasan
pendahuluanjuga pada stasiun masakan.
2. Evaporator I
Digunakan untuk menguapkan nira encer dengan menggunakan uap bekas
dari pre evaporator. Hasil penguapan ini adalah uap nira I yang digunakan
sebagai pemanas pada evaporator II.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 20
2016
3. Evaporator II
Digunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan menggunakan uap
nira 1 denagn temperature 90o 95o c dengan tekanan 19 cmHg. Hasil
penguapan ini digunakan untuk pemanasan pada evaporator III yang
selebihnya digunakan untuk pemanasan pendahuluan I dan niranya ke
evaporator III.
4. Evaporator III
Digunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan memakai uap nira
dari hasil penguapan pada evaporator II dengan suhu 80 o 85o C dengan
takanan 30 35 cmHg vakum. Uap nira hasil dari penguapan ini digunakan
untuk pemanasan pada evaporator IV.
5. Evaporator IV
Evaporator ini menggunkan uap nira hasil dari penguapan pada evaporator
III dengan suhu 60o 62o C dan tekanan 60 cmHg vakum. Uap bekas dari
evaropator IV ini dialirkan ke kondensor dan didinginkan pada cooling pond
(kolam pendingin), seterusnya digunakan sebagai air kondensat pengisi ketel.
6. Evaporator V
Evaporator ini berfungsi untuk menguapkan nira hingga mencapai
kekentalan tertentu yang kemudian nira tersebut akan dialirkan ke talodura
kemudian diteruskan ke bejana sulfitasi.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 21
2016
26 = sirup separator
27 = buffer tank klare SHS/GKP
dm = distributor mixer
28 = buffer tank stroop A
29 = puteran conti C
30 = buffer tank stroop C
31 = mixer gula C
32 = puteran conti D2
33 = mixer gula D2
34 = buffer tank klare D
35 = puteran conti D1
36 = mixer gula D1
Peralatan pada Stasiun Masakan
1. Pan Masakan
Berfungsi untuk mengkristalkan sukrosa yang terkandung dalam nira
kental menghasilkan masecuite (campuran Kristal gula dan larutannya).
2. Palung Pendingin
Palung pendingin ini berfungsi anatara lain tempat penampung hasil
masakan sebelum dibawa ke stasiun putaran, sebagai tempat penyempurnaan
kristalisasi, dan meningkatkan kejenuhan air sampai mendekati daerah metastabil.
Palung pendingin ini dilengkapi dengan pengaduk yang fungsinya yaitu
mempercepat pendinginan, mendorong keluarnya masakan yang akan diputar, dan
mencegah agar tidak membeku karena pendinginan masakan pertama. Palung
peningin ini berjumlah 13 unit.
3. Palung Pendinginan Cepat.
Palung pendinginan cepat memili fungsi antara lain yaitu sebagai
pendingin masakan, mengurangi kekentalam masakan D agar mudah diputar.
Jumlah palung pendingin cepat ada 2 unit untuk masakan masecuite D.
4. Condensor
Condenser ini memiliki fungsi sebagai kondensasi uap yang keluar dari
pan masakan
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 22
2016
Gambar 3.12 Stasiun Masakan
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 23
2016
masuk ke putaran A untuk memisahkan gula A dan stroop A. selanjutnya stroop A
dimasukan ke dalam bejana masakan C sebagai bahan masaakan, seterusnya
sampai pada masakan D, lalu dipisakan gula D dan tetes putaran D.
Langkah-Langkah Proses Kristalisasi
1. Menarik hampa.
Sebelum proses kistalisasi dilakukan mulai darimembuat bejana
hampa. Pembuatan bejana hampa dimulai dengan menutup semua katup
yang berhubunga dengan bejana kemudian dibuka katup pancingan,
apabila tekanan vakum mencapai 50 cmHg maka afskuiter yang
berhubunga dengan pompa vakum sekitar 63 cmHg, sementara afskuiter
pancingan ditutup kembali.
2. Menarik larutan.
Larutan sukros yang akan digunakan sebagai bahan dasar Kristal
disimpan dalam peti-peti larutan, peti-peti kental, petei-peti stroop, peti
klare, dan peti leburan.dalam peti-peti perlengkapan ini pipa pemanas
dengan lubang terbuka yang dapat dialirkan uap panas kedalam larutan.
Pemanas ini dimaksudkan untuk menurunkan kejenuhan agar Kristal yang
terdapat pada larutan terbebasdari inti-inti kristal yang terdapat larutan
melarut, arulah dilanjutkan dengan langkah selanjutnya.
3. Pembuatan bibtan.
- Pembibitan dengan cara spontan
Larutan gula dipekatkan sampai mencapai pada daerah stabil,
sehingga terbentuklah inti-inti kristal secara serempak.
- Pembibitan dengan kejutan
Larutan dibawa ke daerah pertengahan kemudian inti Kristal
dimasukan ke dalam larutan.
- Pembibitan dengan inti penuh
Larutan gula dipekatkan sampai daerah mantap, kemudian
dibersihkan dan selnjutnya diuapkan pada daerah mantap.
4. Membesarkan Kristal dan memasak tua.
Setelah pembuatan bibit kemudian membesarkan bibit sampai
ukuran kristal tercapai, penarikan bahan dihentikan, mengurangi
penguapan dan mengecilkan pemasakan panas.
5. Menurunkan masakan.
Setelah masak cukup tua diturunkan ke palung pendingin.
Penurunan masakan dengan menghilangkan hmpa dengn cara membuka
afskuiter yang menghubungkan bejan dengan pompa hampa, sementara itu
uap ditutup.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 24
2016
Tujuan dari dari stasiun putaran adalah proses pemutaran masecuite yang
bertujuan memisahkan Kristal gula dari larutan sirupnya. Pada proses inin akan
diperoleh gula produk SHS dan hasil samping tetes.
1. Putaran discontinue
- Fungsi : Memulai masakan
- Jumlah : 6 unit
2. Putaran continue (lowgrade centrifuge)
- Merk : BMA
- Kapasitas : 3 5 ton/jam
- Jumlah : 13 unit dengan rincian
4 unit untuk masakan C
5 unit untuk masakan D2
4 unit untuk masakan D1
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 25
2016
berupa zatcair akan menembus saringan serta masuk ke ruang larutan kemudian
secara overflow keluar melalui saluran, sedangkan Kristal gula tertahan pada
saringan gula ke Kristal akibat kemiringan basket dan gaya sentrifugal.
Selanjutnya kristal keluar melalui pengeluaran kristal.
Keterangan :
37 = vibrating screen
40 = tangki leburan
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 26
2016
5. Vibrating screen berfungsi sebagai pemisah gula normal, kasar, dan halus.
Vibrating screen di PG Kebon Agung ini dibagi menjadi dua tingkatan taitu
dengan memisahkan gula krikil, gula standar, dan gula halus.
6. Silo (sugar storage) berfungsi sebagai penampng produksi SHS sebelum
dibungkus dalam karung. Dibagian alat ini berupa corong yang digunakan
sebagai discharge gula, disinilah gula dimasukan dalam karung.
7. Pembungkusan berfungsi sebagai pembungkus gula yang telah distandarisasi.
Pada proses pembungkusan ini gula yang dihasilkan adalah gula yang standar
dan dikemas dalam karung lalu selanjutnya ditimbang.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 27
2016
9. Belt conveyor berfungsi sebagai alat transportasi gula menuju gudang.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 28
2016
untuk berputar. Besar dan kecilnya beban sangat berpengaruh sekali terhadap uap
yang akan dihasilkan, bila beban cukup tinggi, maka jumlah uap yang dibutuhkan
juga besr dan sebaliknya. Oengaturan jumlah uap yang masuk ke dalam turbin ini
dilakukan oleh pengontrol katup yang bekerja 3 tingkatan.
Turbin up pada PLTU dibagi menjadi 3 tingkatn yaitu :
1. Turbin tekanan tinggi (high pressure turbine)
2. Turbin tekanan menengah (intermediate pressure turbine)
3. Turbin tekanan rendah (low pressure turbine)
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 29
2016
sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC sau
fasa tergantungdari kebutuhan.
Tinjauan Umum
Ketel uap adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk memproduksi uap
dengan jalan memanaskan air didalamnya. Termasuk jenis ketel uap pipa api dari
ketel uap pipa air pada PG Kebon Agung, sebagai penggerak utama untuk
memproduksi gula adalah jenis ketel uap pipa air dimana air didalam pipa-pipa
sedangkan sebagai pemanas (gas pemanas) berbahan bakar yang digunakan
adalah amaps tebu dan minyak. Untuk bahan bakar minyak hanya dipakai sebagi
bahan bakar cadangan apabila sedang mengeluarkan abu dari emakai PG Kebon
Agung, digunakan air kondensasi dari pengembunan uap bekas, dan air sungai
sebagai air penambah ketel dimana sebelum masuk ke dalam ketel diproses
terlebih dahulu didalam pesawat penjernih (water treatment plant).
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 30
2016
b. Burner dan perlengkapannya berfungsi sebagai pengankut minyak
residu sehingga mudah terbakar, untuk sempurnanya pembakaran
diperlukan udara bakar, yaitu udara primer yang diperoleh dari blower
dan udara sekunder di atassaringan untuk membakar gas.
c. Super heater berfungsi untuk menaikan temperature uap sebelum
digunakan pada turbin dengan cara menaikan temperaturnya.
d. Daerator berfungsi untuk mengukur kadar oksigen dalam air pengisi
ketel, oksigen akan turun 0,02 mg/liter. PG Kebon Agung mempunyai
daerator dengan kapasitas 66,7 ton/jam dan tekanan 3,8 kg/cm 2,
suhuair yang melalui daerator 116o C.
e. Manometer pengontrol berfungsi untuk mengetahui kondisi kerja.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 31
2016
1. Agar tidak menjadi uap.
2. Agar dapat masuk ke boiler drum.
Pada sistem air pengisi boiler, jenis pemanas yang digunakan adalah
pemanas air pengisi tekanan rendah (LP Feed Water Heater). Daerator dan
pemanas air pengisi tekanan tinggi (HP Feed Water Heater).
Maintenance Boiler
Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur
ekonomi yang relative panjang. Dibawah ini dijelaskan cara-cara perawatan
boiler, bilamana dilakukan pada saat pabrik tidak melakukan proses giling.
Biasanya dilakukan proses-proses sebagai berikut :
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 32
2016
Rei Injection Fan adalah suatu alat atau kipas yang berfungsi
mengembalikan abu yang masih terbakar ke dalam dapur.
Burner adalah suatu alat pembakaran minyak bakar untuk
semburan menggunakan uap dan udara, elpiji gas untuk korek
(pemancing api).
Chain Feeder adalah pengumpan ampas untuk dapur (rantai).
Air Heater adalah pemanas udara yang akan disuplai ke dapur,
Dumping Great adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
pemanggang dan penggerak atau pembuang menggunakan
pneumatik.
Feed Water Pump (FWP) adalah pompa air yang masuk kedalam
boiler atau drum berkisar sepertiga uap dan dua per tiga air di
dalam drum.
Chemical Injection adalah bahan kimia untuk pengolahan air ketel.
Safety Valve adalah katup pengaman pada boiler apabila
kelebihan tekanan akan membuka sendiri.
Conveyor adalah pembawa benda atau barang yang dibagi menjadi
3, yaitu :
a. Conveyor abu,
b. Conveyor ampas, dan
c. Jenis sekreu untuk abu.
Oil Fairing Pan adalah suatu alat atau kipas yang berfungsi untuk
pembakaran minyak di burner.
Cerobong adalah alat untuk membuang gas karbon untuk
menghindari polusi.
Rotary Valve adalah katup yang berfungsi untuk membuang abu
dengan sistem berputar.
PT. Kebon Agung memiliki unit pengolahan limbah sebagai salah satu
upaya untuk kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Limbah yang
dihasilkan proses produksi berupa limbah cair, padat, dan gas.
Limbah Cair
Limbah cair berasal dari :
Larutan gula dari pipa-pipa yang langsung masuk ke selokan.
Terbawa minyak pelumas atau bahan bakar dari air buangan.
Air cucian evaporator.
Air pembersihan ketel.
Air pendinginan ketel.
Air pendinginan mesin pabrik.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 33
2016
Limbah cair yang memasuki lingkungan sekitar pabrik diupayakan
memenuhi baku mutu air buangan industri sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kadar polutan bahan organik yang diukur dengan menggunakan
parameter BOD dan COD dapat diturunkan hingga memenuhi baku mutu
yang telah ditetapkan.
1. Penanganan Internal
- Minimalisasi limbah.
- Pemisahan air berpolutan.
- Pencegahan masuknya polutan padat ke dalam air.
- Daur ulang polutan yang bisa diproses.
- Mengganti penggunaan Pb asetat dengan A1 sulfat pada analisis
gula
2. Penanganan Eksternal
Melewati air berpolutan melalui UPLC, dengan menjaga agar jumlah
limbah sekecil mungkin dan kadar polutan sekecil mungkin diharapkan
tidak akan mencemari lingkungan.
Sistem UPLC (Unit Pengolahan Limbah Cair) bekerja sejara biologis
dengan aerasi lanjut (SAL/PSUL 93-3) pada sistem ini bahan organik
sebagai polutan akan didegradasi dan diurai oleh mikroba menjadi CO 2
+ H2O + energi dengan bantuan oksigen.
Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa ampas, blotong, dan abu ketel.
1. Ampas
Ampas merupakan hasil dari stasiun gilingan. Ampas yang dihasilkan
sekitar 35-45 % dari berat tebu yang digiling. Ampas aya serat
selulosa sekitar 50 %, zat lilin, zat lignin, dan pectin. Ampas yang
dihasilkan setelah mengalami pengeringan dimasukkan keke dalam
ketel sebagai bahan bakar. Sebagai dijual untuk industri kertas dan
medium penumbuh jamur.
2. Blotong
Blotong dihasilkan dari stasiun pemurnian meruapakan kotoran-
kotoran nira yang mengendap yang mengandung bahan organik dan
anorganik. Blotong dipergunakan oleh petani dan warga secara gratis
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 34
2016
dengan mengikuti prosedur pengambilan. Blotong digunakan sebagai
bahan batu bata dan dapat diolah menjadi kompos.
3. Abu Ketel
Hasil pembakaran dari ketel menghasilkan abu. Abu tersebut perlu
ditangani agar tidak mengganggu kesehatan terutama saluran
pernapasan melalui penyemprotan dengan air dan pembuangan ke
daerah Karangwage. Abu ketel dapat dimanfaatkan sebagai bahan
untuk pupuk kompos, bahan campuran batu bata dan bahan bakaran
batu bata.
Limbah Gas
Limbah gas pabrik terutama berasal dari asap yang dihasilkan dari ketel.
Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan jelaga. Untuk
mengatasi hal tersebut , pada ketel dilengkapi dengan dust collector dan
cyclone yang dapat memishkan partikel dari gas dengan cara memasukkan
aliran gas menurut gerakan rotasi yang membentuk vortex sehingga
menimbulkan gara sentrifugal yang akan melempar partikel secara radikal
kea rah dinding cerobong.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 35
2016