Anda di halaman 1dari 11

TECHNIC DASAR

PROCESS GULA
INHOUSE TRAINING
22 OKTOBER 2019
ISTILAH TEHNIK DASAR
1. BAGASSE/AMPAS TEBU :
Adalah hasil sisa proses pemerahan nira dari tebu di stasiun gilingan.
Dari gilingan I disebut ampas gilingan 1, dari gilingan II disebut ampas
gilingan 2 dan seterusnya sehingga ampas terakhir.
Komposisi ampas tebu sebagian besar terdiri dari :
- air = 46-52%
- sabut = 43-52%
- zat kering/berupa kadar gula = 2-6%

2. BRIX :
Adalah bagian dari zat kering terlarut ( kadar gula + kotoran ) dalam tiap
100 bagian larutan.
Kadar zat kering sejati adalah zat kering yg di panaskan ( jangan
terbakar pada suhu = 105°C ) sehingga mempunyai berat tetap.
3. BULK DENSITY :
Adalah beratdari volume tebu atau ampas yg telah dilakukan percobaan
dengan memberikan tekanan pada waktu tertentu.
Dari Sugar Reaserch Institute (S.R.I) memberikan tekanan 106 kPa pada
tiap 5 menit. Dari University Quesland dengan tekanan 7,5 PSI pada
setiap 20 detik.

4. CANE/TEBU :
Pucuk Tebu
Kotoran/Trash (6) Daun & Sampah
Akar & Tanah
Tebu Air (65)
(100) Sabut (14)
Tebu Bersih Gula (13) Gula Reduksi
Bahan Organik Dextran
Bahan On Organik Abu
5. COMPRESSION RATION :
Adalah perbandingan antara besarnya volume tebu yg masuk dari unit
gilingan dengan volume ampas yg keluar dari unit gilinganitu.

6. DILUTION PERCENT FIBRE :


Adalah percentage dari air dikeluarkan di dalam sabut tebu.

7. DILUTION WATER :
Adalah bagian dari air imbibisi yg terkandung di dalam nira mentah.
Biasanya banyaknya air imbibisi tersebut dinyatakan dengan percentase
dari nira perahan pertama (NPP).

8. ESCRIBED VOLUME :
Adalah perhitungan dari volume ampas yg keluar dan ditentukan oleh
panjang roll, bukaan kerja dan kecepatan perpherol dari roll.
9. EXTRACTION/POL EXTRAKSI :
Adalah hasil pemerahan yg dinyatakan dengan persentase dari pol nira yg
dihasilkan dengan pol material yg masuk (tebu).

10. FIBRE/SABUT :
Adalah dari kandungan tebu yg tidak termasuk air gula dan bahan bahan organik
lainya, sabut ini yg biasa dipakai standard perhitungan setelan gilingan.

11. FILLING RATION :


Adalah rasio besarnya volume fber yg melalui diantara sepasang roll dengan
escribed volume pada satuan waktu yg sama, filling rasio koefisien volume dibagi
dengan fiber density.

12. FIRST EXPRESSED JUICE/F.E.J (N.P.P) :


Adalah air tebu/nira perahan yg keluar dari roll pertama diantara tiga roll pada
gilingan pertama.
13. IMBIBITION :
Adalah penambahan air yg dialirkan pada ampas ke intermediate carrier dan
biasanya diberikan pada penggilingan terakhir.

14. LAST EXPRESSED JUICE/L.E.J :


Adalah nira yg dikeluarkan antara top roll/roll atas dengan delevery roll/roll ampas
pada gilingan terakhir ( nira perahan dua roll terakhir ).

15. MACERATION :
Adalah air yg ditambahkan pada ampas ke intermediate carrier pada gilingan II
sampai pada gilingan terakhir. Gunanya untuk merendam ampas sebelum masuk
penggilingan sehingga diharapkan memperoleh pemerahan yg tinggi.

16. MEAN EFFECTIVE DIAMETER :


Adalah diameter koreksi yg diperoleh dari diameter luar roll dikurangi ke dalam alur.

17. MILL LOSS :


Adalah persentase antara pol ampas dengan sabut dalam ampas.
18. MILL RATIO/RASIO PENGGILINGAN :
Adalah perbandingan antara feed setting dan discharge setting yg dihitung
berdasarkan perhitungan bukaan kerja belakang yg ditunjukan oleh kecepatan
sabut ukuran roll, kecepatan roll dan jumlah ampas yang keluar.

19. MIXED JUICE/NIRA MENTAH :


Adalah campuran nira dari gilingan pertama dan gilingan seterusnya yg akan
dikirim ke process.

20. NON SUGAR/BUKAN GULA :


Adalah selisih antara brix gengen pol ( brix – pol ).

21. NO VOID VOLUME :


Adalah bagian dari volume nira dan sabut di dalam tebu yg tidak termasuk gas dan
udara yg terkandung.

22. pH :
Adalah istilah yg digunakan untuk menyatakan tingkat kesadahan /ke asaman atau
tingkat kebasaan suatu larutan.
23. POL :
Adalah bagian dari berat dalam tiap 100 bagian larutan yg dapat dibaca pada suatu
alat polarisasi.

24. POL IN OPEN CELLS/P.O.C ( PREPARATION INDEX ) :


Adalah derajat kehalusan atau derajat terbukanya sel-sel tebu dari hasil kerja
persiapan tebu/cane preparation.

25. PRIMARY JUICE :


Adalah nira perahan tanpa ada campuran apapun .

26. PURITY/HARGA KEMURNIAN :


Adalah merupakan hasil bagi antara pol dan brix dalam persentase.
Apperent Purity = ( Pol/Brix ) x 100%
True Purity = ( Sacharosa/Kadar zat kering sejati ) x 100%
Gravity Purity = ( Sacharosa/Brix ) x 100%
27. REABSOROTION FACTOR/FACTOR SERAP :
•  
Adalah perbandingan besarnya volume ampas dengan volume bukaan yg dlaluinya
pada satuan waktu yg sama.

28. REDUCED RECOVERY :


Adalah rumus yg dipakai secara umum untuk menentukan mill extraction dengan
dasar 12,5% sabut tebu.
Reduced Recovery/HPG 12,5 = 100 – ( ) x 100

29. RESIDUAL JUICE :


Adalah nira yg tertinggal di dalam ampas setelah penggilingan .

30. ROLLER SURFACE SPEED :


Adalah kecepatan keliling putaran roll ( dengan diameter roll koreksi ).

31. SET OPENING :


Adalah jarak antara ujung ulur pada pasangan roll yg biasanya negatif ( setelah roll
pada waktu roll tidak dalam keadaan terangkat ).
32. SUCROSE/SACHAROSA :
Adalah hasil polarisasi yg di inversikan ( diberi zat asam ).

33. SUGAR/GULA :
Adalah kristal dari sacharosa yg di dapat dari pemerahan hasil masakan.

34. UNDILUTED JUICE/NIRA ASLI :


Adalah semua bahan cair yg terkandung dalam tebu ( tebu serabut ).

35. WORK OPENING/BUKAAN KERJA :


Adalah bukaan antara pasangan roll-roll gilingan yg diperhitungkan dari ujung alur
roll dengan ujung alur roll lainya , bukaan ini adalah jumlah set opening dengan
rata-rata kedalam alur ditambah tinggi angkat roll atas.
Bukaan kerja adalah jarak antara rata-rata roll yg dihitung berdasarkan bidang
aksialnya, dan di ambil dari diameter rata-rata dedua roll yaitu setengah dari jarak
antara ujung /tip dan dasar/root alur gilingan ditambah suatu harga yg tetap atau
koeffisien ini yg dimaksudkan untuk pengangkatan roll atas jika terjadi floating.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai