Anda di halaman 1dari 7

TEKNOLOGI PENGOLAHAN INTI SAWIT

1. CAKE BREAKER CONVEYOR Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan cake breaker conveyor (CBC). Alat ini berperan memecah gumpalan mapasdan mangangkatnya ke kolom fibrre cyclone. Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan mempersipakan ampas yang sesuai dengan persyaratan bahan bakar, maka dilakukan pemanasan CBC yang dilengkapi dengan pemanas pada mantel sehingga kadar air ampas menurun dan mudah diproses lebih lanjut pada depericarper. Ampas press yang terlalu basah akibat pengempaan yang tidak sempurna dapat menyebabkan kerusakan alat CBC yaitu sering patah as dan juga mempersulit pemisahan serat dengan biji, yang dapat mengurangi pengadaan bahan bakar. Semakin tinggi kadar air dalam serat akan menyebabkan kalor bakar yang rendah dan berakibat langsung pada pencapaian tekanan kerja dan kapasitas uap yang dihasilkan boiler. Pemecahan gumpalan ampas press yang sempurna dapat mendukung proses pemisahan serat dengan biji dalam depericarper, yang merupakan penentu dalam efisiensi pemecahan biji dalam alat pemecah biji. Untuk mempercepat penguapan air dalam CBC dilakukan pemanasan ampas di sepanjang mantel CBC. Akan tetapi pengeringan ini sering kurang sempurna, karena panjang CBC yang terlalu pendek dan hisapan fibre cyclone kurang kuat sehingga kelembaban udara di atas permukaan ampas tetap tinggi yang tidak mendukung terhadap proses evaporasi uap, dan akan menghasilkan serat basah yang dapat menurunkan kalor bakar serat. Untuk mengatasi ini CBC dibuat dalam keadaan terbuka. 2. POLISHING DRUM Ampas pressan yng terdiri dari serat, biji dan inti dipecah oleh cake breaker sehingga lebih mudah diblower unutk memisahkan fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah halus, pecahan tempurung tipis dan debu. Fraksi berat adalah biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti pecah. Pemisahan fraksi ini tergantung dari efisiensi penggunaan blower. Fraksi berat diolah dalam depericarper, yang bertujuan untuk menghilangkan serat-serat yang masih melekat pada biji. Serat yang terdapat di kulit biji dapat menggangu jalannya proses pemecahan biji pada nut craker, yaitu daya pentalnya (collision) berkurang yang berakibat pada proses pemecahan biji lebih lama, yang sekaligus mengurangi kapasitas olah unit. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan depericarper antara lain : a. Kemiringan drum berputar, yang berkaitan dengan lamanya biji dipoles. Semakin lama biji dipoles dalam drum berputar maka mutu biji semakin baik yaitu serat yang terdapat dalam biji semakin sedikit. b. Kecepatan putar polishing drum mempengaruhi terhadap gaya gesekan antara drum dan biji. Putaran yang diinginkan ialah putaran diman abiji tersebut berguling-guling pada bagian dinding drum dan tidak melebihi tinggi as poros. c. Keadaan permukaan dalam drum. Permukaan bagian dalam drum yang dibuat lubang halus dengan garis tengah 0,5 cm akan memperbaiki proses pemolesan. d. Hisapan angin yang betujuan untuk membuang serat halus yang masih terdapat di permukaan drum dan biji yang dapat menghambat atau mengurangi gaya gesekan antara biji dengan drum. 3. FERMENTASI BIJI Biji mengandung pektin, yang terdapat antara tempurung dengan inti. Unutk mempermudah pemecahan biji dalam craker, maka pektin yang berfungsi sebagai perekat inti pada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia seperti fermentasi. Fermentasi ialah salah satu proses biokimia yang dikembangkan pada pangolahan biji sawit.

Waktu tinggu pemeraman berpengaruh terhadap prose hidrolisis yang cukup berpengaruh langsung terhadap keberhsilan craker. Lamanya pemeraman yang dianggap memenuhi kriteria ialah 24-48 jam, dengan kadar air biji 15 % (51). Pemeraman biji sering dialiri dengan udara panas hingga suhu silo berkisar antara 40-600C. pemansan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisa, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit dihidrolisa, sehingga pemecahan di craker kurang berhasil, yaitu meningkatnya inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapat menurunkan kualitas. 4. NUT GRADING Alat pemecah biji disebut dengan nut craker. Biji yang telah diperam dalam nut silo akan dipecahkan dalam nut craker. Sebelum proses pemecahan biji terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran buji dengan menggunakan lat nut grading yaitu drum berputar terdiri dari ukurang lubang yang berbeda-beda. Biji yang telah diseleksi terdiri dari 3 fraksi yaitu kecil (8-14mm), sedang (15-17mm) dan besar (18mm). Variasi ukuran biji ditentukan oleh jenis tanaman. Faktor yang mempengaruhi variasi biji dalam kelompok fraksi tergantung pada : a. Retention time dalam proses pemisahan. Semakin lama biji berada dalam drum maka kesempatan biji untuk lolos dari lubangyang sesuai semakin tinggi. b. Semakin panjang ukuran nut grading pemisahan semakin sempurna, karena kesempatan memisah akan lebih baik. c. Perbandingan antara setiap kolom, yakni kolom fraksi kecil lebih panjang dari pada kolom fraksi yang lebih besar. Hal ini berkaitan dengan volume umpan biji yang harus melalui kolom fraksi kecil dan berakhir pada kolom fraksi besar. d. Kecepatan putaran nut grading. Semakin cepat putaran nut grading maka kesempatan biji untuk keluar dari lubang di setiap kolom akan semakin kecil. 5. PEMECAHAN BIJI 5.1 Nut Craker Alat ini berfungsi memecahkan biji dengan sistem lemparan biji ke dinding yang keras. Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada kecepatan putar, radius dan massa biji yang dipecahkan. Karena faktor massa yang merupakan faktor yang selalu berubah-ubah maka perlu dilakukan pengelompokkan biji, dan iini telah dikelompokkan menjadi tiga fraksi maka craker disediakan tiga unit. Ketiga craker tidak mempunyai putaran yang sama, sebab semakin kecil ukuran biji maka dibutuhkan putaran yang lebih tinggi. Penentuan kecepatan putaran mempengaruhi besarnya persentase inti pecah dan inti lekat. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemecahan biji antara lain : a. Karakter Biji Biji yang kecil kan lebih sulit dipecah dibanding dengan biji yang besar. Semakin banyak serat yang melekat dalam biji maka biji akan lebih sulit dipecahkan, dan sering menghasilkan biji pecah dan inti lekat. Kadar air biji yang rendah akan lebih mudah dipecah dan menghasilkan inti utuh. Kadar air yang diinginkan ialah 15 %. Kada ir tersebut dapat dicapai jika dilakukan pemeraman yang sempurna. b. Kapasitas Olah Pemecahan biji di atas kapasitas yang sudah ditetapkan akan menurunkan efisiensi pemecahan biji, yaitu sering ditemukan biji utuh dan inti lekat dengan persentase yang besar. c. Kelengkapan nut craker dengan alat penangkaplogam berat Alat pemecah biji yang tidak dilengkapi dengan alat penangkap logam dapat menyebabkan kerusakan dinding nut cracker sehingga permukaan tidak rata den menyebabkan biji tidak pecah sempurna.

5.2 Ripple mill Tahun 1979, Pellet Technology Australia PTY LTD mengembangkan pemakaian ripple mill, yang pada awalnya dimulai dari pemecahan biji bunga matahari, biji kapas, dan kacang kedelai. Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu Rotating rotor dan stationary plate. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor ord yang terbuat dari high carbon steel yang terdiri dari 2 lapis yaitu 15 batang dipasang di bagian luar dan 15 batang di bagian dalam. Stationary plate terbuat dari high carbon steel dengan permukaan bergerigi tajam. Mekanisme pemecahan biji berbeda dengan nut cracker, yaitu dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji . efisiensi pemecahan biji dipengaruhi kecepatan putaran rotor sebagai resultante gaya, jarak antara rotor dengan pelat bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Biji yang berada dalam alat mengalami frekuensi benturan yang cukup tinggi baik dengan plat bergerigi maupun dengan antar rotor. Sehingga frekuensi pukulan ini dapat menembakkan biji lebih mudah lekang. Untuk menjamin kontinuitas biji yang masuk dan tetap seimbang dengan kapasitas olah maka alat ini dilengkapi dengan pengatur umpan serta dilengkapi dengan penangkap logam. Alat ini dapat memecah biji tanpa melalui pemeraman dalam nut silo asalkan dalam proses perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3 kg/cm2 dengan sistem 3 puncak selama 90 menit, yang setara dengan kadar air 15 %. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi : a. Kondisi Ripple mill. Keadaan plat yang bergerigi tumpul dan rod yang bengkok akan menyebabkan pemecahan tidak efektif. b. Jarak rotor dengan plat bergerigi. Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan persentase biji yang remuk cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang maka pemecahan biji tidak sempurna. c. Putaran rotor. Putaran yang terlalu cepat menghasilkan biji yang hancur dan terlalu rendah menyebabkan banyak biji yang tidak pecah. d. Bentuk biji. Ukuran biji yang heterogen, bnetuk biji yang gepeng dan lonjong akan menyebabkan efisiensi pemecahan biji yang rendah. Oleh sebab itu untuk setiap penggunaan ripple mill pada setiap PKS perlu dilakukan penyesuaian terhadap biji yang diolah (80). 6. PEMISAHAN INTI DENGAN TEMPURUNG 6.1 Claybath Tanah liat dapat tersuspensi dalam air dan memiliki berat jenis larutan di atas satu, tergantung dari konsentrasi tanah liat yang dilarutkan. Larutan ini dapat digunakan untuk memisahkan dua kelompok padatan yang memiliki berat jenis (BJ) yang berbeda. Inti sawit basah memilki berat jenis 1.07 sedangkan cangkang dibuat BJ larutan 1. 15-1. 20. Maka untuk memisahkan inti dan cangkang dibuat BJ larutan 1. 12 sehingga inti mengapung dan cangkang akan tenggelam. Hasil gilingan pemecah biji masuk ke dalam bak dan inti mengapung sedangkan cangkang bergerak ke dasar bak.inti yang mengapung ditangkap dengan menggunkan talang dan diayak serta disiram dengan air agar inti bebas tanah liat, sedangkan cangkang dihisap dari dasar bak dan dipompakan ke dalam saringan kemudian dikirim ke shellhopper. Agar sifat suspensi tanah liat dapat stabil maka dilakukan pompa sirkulasi agar tidak terjadi pengendapan tanah liat. Akibat pertambahan zat yang tersuspensi seperti debu dari inti maka terjadi perubahan berat jenis cairan sehingga efisiensi pemisahan akan menurun oleh sebab itu perlu dilakukan kontrol setiap wakru secara terjadwal. Faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan : a. Berat jenis suspensi. Pemisahan inti disebut continuous process, dan berat jenis dapat berubah akibat pertmabhan zat tersuspensi yang berasal darri pecahan biji yang memiliki berta jenis yang berbeda dengan tanah liat. Akibatnya pemisahan inti dan cangkang tidak sesuai degan yang diinginkan. Untuk mempertahankansuspensi tersebut maka sering dikaukan penyesuaian BJ dengan penambahan tanah liat atau penggantian suspensi secara terjadwal. b. Kualitas tanah liat. Karena kesulitan memperolah tanah liat maka sering orang mencari tanah liat seperti kaolin. Kaolin memiliki warna dan sifat yang baik, akan tetapi harganya tinggi.

Orang mencoba dengan menggunkan kapur (CaCO3), akan tetapi diperoleh bentuk suspensi yang tidak baik, hal ini dapat terlihat jika pemompaan berhenti maka kapur langsung mengendap dan sangat sulit untuk mengaktifkan kembali. Juga kapur memiliki sifat yang tidak baik yaitu terjadinya pembentukan busa sehingga mempersulit pemisahan inti. 6.2 Hidrosiklon Hasil olahan cracker sebelum memasuki hidrosiklon mengalami pemisahan fraksi halus oleh Winnowing. Sampah halus akan terpisah dan fraksi berat akan dicampur dengan air yang kemudian inti dipisahkan dari tempurung berdasarkan berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat jenis inti dengan tempurung maka campuran dilewatkan melalui siklon, sehingga inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan tempurung dari bagian bawh yang kemudian masing-masing fraksi diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut. Keberhasilan pemisahan tempurung dari inti dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Tekanan pompa air yang melalui siklon, tekanan yan glebih tinggi akan mempercepat pemisahan inti dengan cangkang. Semakin tinggi tekanan pompa maka pemisahan akan lebih sempurna, dan sebaliknya. b. Putaran cyclone semakin baik jika permukaan bagian dalam lebih rata. Permukaan yang tidak rata umumnya disebabkan oleh pukulan benda berat seperti logam dan batu yang akan menyebabkan pemisahan inti dan cangkang tidak sempurna. Hal inilah yang selalu menjadi masalah dalam pengoperasian hydrocyclone. c. Kebersihan umpan. Kandungan serat dan debu yang tinggi dalam cairan hydrocyclone akan mempengaruhi pemisahan inti dan cangkang. Oleh sebab itu diperlukan pengoperasian separating coulumn (LTDS) yang lebih sempurna. Selain untuk menghilangkan debu (dust) juga berperan untuk menghilangkan inti pecah kecil yan gdapat menggangu kapasitas olah hydrocyclone. d. Rotasi penggantian air. Paartikel halis atau debu yang terdapat pada cairan hydrocyclone akan mempengaruhi berat jenis cairan yang menyebabkan pemisahan inti da cangkang tidak berlangsung sebagaiman mestinya. Oleh sebab itu dilakukan penggantian air hydrocyclone secara terjadwal dengan dasar viskositas. e. Biji bulat yang tidak terpecahkan dalam pemecah biji perlu dilakukan pemisahan dengan ayakan biji, sehingga biji dikembalikan ke conveyor pengangkut biji ke alat pemecah biji. Keberhasilan pemisah inti dengan hydrocyclone dapat diketahui dari jumlah kandungan kotoran (cangkang) dalam inti sawit. Pemisahan inti yang dianggap cukup baik jika kadar cangkang < 6.0 %. Dan kadar inti dalam tumpukan cangkang tidak lebih dari 2 %. Kadar kotoran inti yang dipisahkan dengan menggunakan tanah liat memenuhi mutu standar mutu yakni < 6.0 %. Cara pemisahan cangkang dengan tanah liat mengandung kelemahankelemahan yaitu : 1. Keterbatasan pesediaan tanah liat di sekitar pabrik. 2. Menimbulkan pengotoran di sekitar lokasi pabrik, yaitu dalam proses pembuangan lumpur. 6.3 Hisapan Angin Pemisahan tempurung dari inti dilakukan dengan oerbedaan massa dari fraksi. Fraksi ringan umumnya lebih cepat dipsahkan dibanding dengan fraksi berat. Disamping massa dari materi yang dipisahkan juga dipengaruhi bentuknya. Materi yang berbentuk lempengan lebih mudah terhisap dan dapat dipisahkan. Pemisahan inti dan cangkang dilakukan dengan beberapa tahap (68) : a. Hisapan tahap pertama Hisapan ini merupakan upaya untuk menghilangkan debu dan partikel halus seperti pecahan cangkang, inti dan serat. Alat penghisap ini disebut winnowing yang terdiri dari kolom dan dilengkapi dengan air lock. Hisapan ini umumnya agak lemah, sehingga hanya bertujuan untuk mengurangi volume campuran inti cangkang. b. Hisapan tahap kedua Hisapan ini bertujuan untuk memisahkan cangkang dari inti. Dalam hal ini terjadi pemisahan cangkang dengan hisapan, yaitu karena bentuknya yang lempeng dan tipis mudah terangkat ke atas akibat hisapan sedang inti yang umumnya bulat dan tebal jatuh ke bagian kolom bawah. Hisapan yang terlalu kuat akan menyebabkan inti ikut terangkat ke atas dan menyebabkan efisiensi pengutipan inti turun, dan jika hisapan terlalu lemah maka dalam inti

banyak dijumpai cangkang. Oleh karena itu pada PKS yang memiliki hydrocyclone sering dibuat tekanan kuat sehingga diperoleh inti bersih. Sedangkan tumpukan cangkang yang masih banyak mengandung inti diolah dalam Hydrocyclone. Sehingga diperoleh 3 jenis keluaran yaitu : inti kering, inti basah dan cangkang. c. Hisapan tahap tiga Hisapan ini adalah untuk memisahkan inti yang terdapat dalam tumpukan cangkang hasil hisapan Tahapan Kedua. Daya hisap ketiga (P3) disini lebih kecil dari hisapn kedua (P2) dan lebih besar dari hisapan pertama (P1). Dan juga dapat dilakukan pemisahan cangkang secara bertingkat dari tekanan hisapan yang paling rendah ke daya hisapan yang lebih tinggi (P1< P3 <P2). Faktor yang mempengaruhi efisiensi pemisahan inti dengan cara hisapan angin dapat dipengaruhi oleh : 1. Kemampuan separating column untuk membuang debu dan partikel halus, sehingga mempermudah pemisahan inti dan cangkang. 2. Stabilitas daya hisap lat yang ditentukan daya hisap blower yang dipengaruhi oleh variasi ampere arus listrik. Apabila hisapan terputus-putus atau daya bervariasi maka ssering terjadi turbulensi dalam coulumn alat inti yang dihasilkan tidak bersih. Stabilitas tersebut juga dipengaruhi apakah coulumn penghisap bocor atau tidak. 3. Pengaturan air lock, sebagai penentu terhadap daya isapan, yang dihubungkan dengan kondisi umpan. 4. Kontinuitas umpan yang masuk. Jumlah umpan masuk akan mempengaruhi efisiensi pengutipan dan pemisahan inti, semakin besar jumlah umpan maka daya hisap akan menurun dan menyebabkan penurunan efisiensi. Hisapan dengan angin mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan pemisahan secara basah seperti claybath dan hydrocyclone yaitu inti yang dihasilkan tidak basah sehingga keperluan energi untuk pengeringan inti hanya sedikit, dan kemungkinana kerusakan minyak dalam pengeringan semakin kecil. Juga dengan cara ini keadaan pabrik bersih tidak sekotor kernel plant yang menggunakan pemisahan inti sistem basah. 7. PENGERINGAN INTI 7.1 Umum Air merupakan media untuk proses rekasi biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas, pemecahan protein dan hidrolisa karbohidrat, yang cukup banyak terkandung terutama dalam inti sawit yang dihasilkan dengan pemisahan secara basah. Kandungan air dalam inti berkisar 15-25 % tergantung dari proses pengolahnnya. Untuk mengawetkan inti sawit yang keluar dari alat pemisah biji perlu dilakukan usaha untuk menurunkan kandungan air sehingga tidak terjadi proses penurunan mutu. Proses penurunan mutu umumnya terjadi selama proses penyimpanan, oleh sebab itu perlu diperhatikan proses dan kondisi penyimpanan serta interaksi antara kelembaban udara dengan kadar iar inti. Kadar air inti yang diinginkan dalam penyimpanan adalah 6-7 %, karena apda kadar air tersebut mikroba sudah mengalai kesulitan untuk hidup, dan kondisi ruangan penyimpanan dapat diatur pada kelembaban nisbi 70 %. Umumnya pada inti yang sudah kering tidak lagi ditemukan plant enzim, akan tetapi dijumpai enzim yang berasal dari mikroba yang terkontaminasi selama penanganan atau penyimpanan. Permukaan inti sawit yang bash merupakan media tumbuh mikroba yang lebih baik, sehingga spora atau mycelium yang menempel pada permukaan tersebut lebih cepat tumbuh. Mikroba tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat merusak lemak, protein, karbohidrat dan vitamin baik secara hydrolisis ataupun dengan oksidasi. Oleh sebab itu dalam pengawetan inipertama-tama ditujukan untuk menurunkan air permukaan. Kadar air permukaan inti hasil pemisahan basah dapat diatasi dengan melewatkan inti pada ayakan getar sehingga air cepat kering dan ada baiknya jika dinabtu dengan pemberian uap panas. Inti sawit dapat tahan lama dismpan selama 6 bulan dengan ALB akhir, jika kandungan air inti sangat rendah. Sedangkan inti sawit pecah menunjukkan kecepatan reaksi pembentukan ALB yang lebih cepat. Oleh sebab itu dengan kandungan air 7 % dan terdapat inti pecah 15 % menunjukkan kecepatan pembentukan asam lemak, dapat dicatat untuk beberapa PKS diperoleh hasil bahwa setelah penyimpanan 6 bulan diperoleh ALB antara 3-5 %

7.2 Pengeringan Inti

Alat pengeringan inti terdiri dari type batch dan continuous process. Tipe batch tidak lagi berkembang karena terdiri dari alat pengering yang menggunakan sinar matahari ini banyak dilakukan di Afrika. Dan yng berkembang dewasa ini ialah continuous process yang disebut dengan silo inti. Pengering inti yang berkembang ialah tipe rectangulair dan tipe cylindrical, keduanya hampir bersamaan prinsip kerjanya. a. Type Rectangulair Alat ini mengeringkan inti dengan udara panas, yaitu mengalirkan udara melalui heater yang terdiri dari spiral berisi uap panas dengan suhu 1300C (heater atas), 850 C (heater tengah) dan 600C ( heater bawah). Untuk memperoleh mutu inti yang sesuai dengan keinginan konsumen maka pemanasan pada ketiga tingkat tersebut dibuat suhu yang berbeda-beda yaitu suhu atas, tengah dan bawah untuk pengeringan inti basah berturut-turut 70, 80 dan 600C dan untuk pengeringan inti kering berturut-turut 70,70,dan 600C. Udara panas dihembuskan dan keluar dari lubang yang sudah ada, sehingga pengertian inti setiap lapisan dapat terjadi dengan baik. Masa pengeringan tergantung dari kadar air dalam inti, yang dipengaruhi oleh sistem perebusan buah, fermentasi biji dan sistm pemisahan inti dan cangkang. Pengeringan yang terlalu lama dapat menyebabkan penggosongan dan oksidasi pada minyak inti. Pengeringan inti yang baik ialah pengeringan dengan suhu rendah dengan tujuan agar penguapan berjalan lambat dan merata untuk permukaan dan bagian dalam inti, jika pengeringannya dengan suhu tinggi maka akan terjadi kerusakan inti. Penyimpangan pada pengeringan sering terjadi tanpa disadari oleh si operator. Pengeringan yang terlalu cepat dengan suhu yang tinggi dapat menyebabkan case hardening dan mutu minyak inti menurun. Pengeringan dengan alat ini sering mengalami pemyimpangan yaitu terdapatnya inti di bagian sudut sering melekat dan tidak turun ke bawah, dan bila diturunkan terdapat mutu inti yang tidak baik. Hal ini dapat terjadi apabila shaking grate tidak beroperasi dengan baik dan juga disebabkan inti yang kotor banyak mengandung sampah. b. Tipe Cylindrical Silo inti berbentuk silinder yang dilengkapi dengan heater berada di atas silinder. Udara dihembuskan dari ataske bawah melalui pipa di tengah silinder kemudian disebarkan ke seluruh dinding silo. Keadaan suhu inti dalam silo tidak berbeda dengan suhu inti pada tipe rectangulair, yaitu dengan pengaturan letak dari heater yang dibaut bertingkat dalam coulumn tengah silo. Alat pengering memiliki keuntungan yaitu tidak ada yang tertinggal di bagian dinding, karena jatuhnya inti ke bawah berbentuk cincin ( 0 ), sedangkan pada tipe rectangulair jatuhnya inti berbentuk cone ( V ) pada titik tengah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengeringan pada silo tipe silinder lebih homogen dibandingkan dengan tipe rectangulair. 8. POLA PENGOLAHAN INTI Efisiensi pengutipan inti (EPI) ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, EPI yang tinggi rendemen inti diperoleh mendekati rendemen teoritis, umumnya lebih besar dari 90 %. Sedangkan kenyataannya bahwa realisasi di lapangan sekarang berkisar antara 80-85%. Angka ini perlu dinaikkan dengan merancang pabrik pengolah biji di PKS yang efisien dan ekonomis. Berdasarkan pengamatan di beberapa PKS terlihat bahwa alat pengolah biji yang memiliki investasi yang tinggi dan perawatan yang efektif ialah Hidrosiklon, sehingga alat ini tidak lagi ditempatkan dalam pola yang akan dikemukakan di bawah. Sedangkan antara Nut Cracker dan Ripple Mill masih terdapat keuntungan dan kelemahan kedua alat tersebut, akan tetapi ditinjau dari segi kebutuhan alat pendukung lainnya maka diusulkan memakai Ripple Mill. Oleh sebab itu disusun pola pengolahn biji sawit sebagai berikut (68) :
8.1 Pola pertama Sistem Basah

Pada pola pertama ini, pengolahan inti antara lain terdiri dari unit Fermentasi, Ripple Mill, Claybath dan Kernel Drier ( Tipe Cylindrical ) (Gambar 5.6)

Pemeraman biji dengan silo biji yang dialiri dengan udara panas diatur suhu Silo berkisar antara 500-700C. Suhu Nut Silo bagian atas 700C, bagian tengah 600C, dan bagian bawah 500C. pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisis, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit dihidrolisa, sehingga pemecahan di cracker kurang berhasil, yaitu meningkatnya inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapat menurunkan kualitas (7,50). Ripple Mill merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan Nut Cracker(konvensional) dalam proses pemecahan biji. Ripple Mill digunakan karena spesifikasi peralatan (sederhana, lebih murah dan pemakaian energi lebih murah), mutu produksi lebih baik, dan operasionla lebih mudah. Kelemahannya rotor rod tidak tahan terhadap benturan benda keras, dan pengelasan ripple plate agak sulit. Kelemahan ini dapat diatasi dengan memasang alat penangkap logam. Kernel Drier Type Cylindrical dipilih karena pengeringan tipe ini lebih homogen dibandingkan dengan Type Rectangulair. Pola ini merupakan sistem basah, sehingga pada waktu mengeringkan inti sawit di Kernel Drier akan memerlukan energi yang sangat besar. 8.2 Pola KeduaSistem Kering Pada pola kedua ini, pengolahan inti antara lain terdiri dari unit Fermentasi, Ripple Mill, Pneumatic I, Pneumatic II, Kernel Drier (Type Cylindrical)(Gambar 5.7). Pola ini merupakan sistem kering, karena tidak menggunkan Claybath maupunn Hidrosiklon. Hisapan dengan angin (Pneumatic) mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan pemisahan secara basah (Claybath) dan Hidrosiklon. Inti yang dihasilkan tidak basah sehingga keperluan energi untuk mengeringkan inti hanya sedikit, dan kemingkinan kerusakan minyak dalam pengeringan semakin kecil. Dengan cara ini keadaaan pabrik bersih tidak sekotor kernel plant yang menggunakan pemisahan inti sistem basah. Akan tetapi jumlah inti yang tidak terkutip sangat tinggi. Pada pola ini, Pneumatic I dan Pneumatic II berfungsi untuk memisahkan kotoran yang terdiri dari debu dan partikel halus (cangkang), sehingga pelaksanaannya perlu ditambah dengan Pneumatic III. Pneumatic III berguna untuk memisahkan inti dari tumpukan cangkang. Penambahan Pneumatic III akan menambah biaya investasi tetapi akan meningkatkan rendemen inti. 8.3 Pola Ketiga Gabungan Sistem Basah dan Sistem Kering Pada pola ketiga ini, pengolahan inti antara lain terdiri dari unit Fermentasi, Ripple Mill, Pneumatic I, Pneumatic II, Claybath dan Kernel Drier (Type Cylindrical)(Gambar 5.8) Pola ini merupakan gabungan antara sistem basah dan sistem kering, sehingga sistem ini memerlukan 2 unit Kernel Drier, satu unit untuk mengeringkan inti sawit yang berasal dari Claybath dan satu unit lagi untuk mengeringkan inti sawit yang berasal dari Pneumatic.

Anda mungkin juga menyukai