Abstrak
Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh hasil Crude Palm Oil (CPO) melalui proses
perebusan pada stasiun stylizer untuk memisahkan brondolan dan janjangan kosong, yang kemudian akan
diperas (press) menjadi CPO. Proses perebusan di stasiun styrilizer mempergunakan 3 (tiga) titik puncak
tekanan dalam perebusan dan membuang udara yang berada di dalam perebusan melalui pipa condensate
dengan persentase pembuangan udara 86.88 %, serta memperoleh hasil persentase Unstripped Bunch
(USB) : 2.2 % ; Fruit Loss In Empty Bunch : 0.04 % dan Oil Loss In Empty Bunch : 0.32%
15
bertekanan). Dalam hal ini, proses pembuangan pembuangan udara harus semaksimal mungkin
udara akan sangat mempengaruhi proses di keluarkan dari sistem perebusan dan
perebusan TBS di dalam sterilizer. Oleh karena digantikan oleh uap air sebagai media
itu perlu dilakukan pembuangan udara yang perebusan. Media gas udara merupakan
terperangkap dalam sterilizer. penghantar panas yang lambat untuk proses
Dengan memposisikan pipa perebusan dan dapat menghambat penghantaran
pembuangan dari proses perebusan, maka perlu panas masuk ke dalam TBS. Pembuangan udara
dilakukan analisa terhadap Efektifitas ini dilakukan dengan memasukkan uap dari
Pembuangan Udara melalui pipa condensate bagian atas sterilizer (perebusan) dan
untuk mengetahui keberhasilan dari sistem mengeluarkannya dari bagian bawah sterilizer
perebusan tanpa menggunakan pipa exhaust. (pipa condensate). Hal ini dilakukan karena
Tujuan dari penelitian ini adalah berat jenis uap lebih ringan dari berat jenis
untuk mengetahui efektifitas pembuangan udara, yaitu: berat jenis uap pada suhu 100°C
udara melalui pipa condensate terhadap adalah 0,598 kg/m³, sedangkan udara yang
parameter keberhasilan dari perebusan. bercampur air pada suhu 50°C memiliki berat
jenis 1,043 kg/m³.
Dasar Teori Terdapat dua metode pembuangan
Sterilizer merupakan suatu bejana udara yaitu metode sweeping dan metode
bertekanan, yang berfungsi untuk memasak difusi. Metode sweeping dilakukan pada awal
atau merebus buah dengan media uap (steam). proses perebusan yaitu saat pemasukan steam
Menurut pahan (2006), dalam proses pertama kali bersamaan dengan pembukaan
perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada katup condensate. Masuknya steam ke dalam
temperature sekitar 135 C dan tekanan 2,0-2,8 perebusan akan mendorong udara untuk keluar
kg/cm selama 80-90 menit. melalui lubang condensate.
Pada stasiun perebusan TBS Metode yang kedua adalah metode
mengalami perebusan dengan menggunakan difusi yaitu pembuangan udara selama proses
uap panas dari boiler. Menurut Lubis (1987) perebusan terutama udara di celah-celah
dalam Supriyanto (2008), maksud dari brondolan. Hal ini dikarenakan terjadi
perebusan antara lain untuk menon-aktifkan pencampuran udara saat penaikan tekanan dan
enzim lipase yang ada dalam buah maupun saat condensing, udara akan keluar bersamaan
microbia kontaminan, memudahkan dengan steam.
pemisahan dengan tandan, memudahkan Beberapa hal yang perlu diperhatikan
pelumatan daging buah, dan memudahkan pada saat dearasi, yaitu:
proses klarifikasi. a. Semakin lama proses dearasi
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan berlangsung,maka pembuangan udara
dalam proses perebusan: akan semakin sempurna, dikarenakan udara
1. Pembuangan Udara (Dearasi) yang berada di dalam proses rebusan di
Selama proses perebusan, tahapan dorong/paksa ke luar sistem perebusan,
16
serta perlu dipertimbangkan mengenai memprogram waktu rebusan dengan
kapasitas pengolahan kelapa sawit, sebab menambahkan waktu venting pada tiap peak-
hal ini akan memperpanjang waktu yang nya.
dibutuhkan untuk tiap proses di stasiun 3. Waktu Perebusan
yang lain. Perebusan membutuhkan waktu
b. Proses dearasi dapat dilakukan dengan penetrasi uap masuk kebagian tandan yang
cara bertahap dan terpadu dengan paling dalam. Pada suhu 100°C membutuhkan
pembuangan air condensate, dimana udara waktu 25-30 menit penetrasi uap hingga
yang masih ada di dalam sistem perebusan bagian dalam untuk tandan dengan berat 3-6
akan terikut terbuang ke lingkungan. Hal ini kg,sedangkan untuk tandan yang beratnya 15
dapat dilakukan dengan membuat instalasi kg membutuhkan waktu 50 menit. Penetrasi
khusus yaitu memasang pipa by pass uap akan semakin cepat terjadi jika tekanan uap
pada pipa condensate dengan pipa semakin tinggi.
berukuran ¾ inch, sehingga air Hubungan waktu rebusan dengan
condensate dan udara dapat keluar secara effisiensi minyak adalah sebagai berikut:
terus menerus dan bersamaan selama proses a. Semakin lama waktu perebusan buah, maka
perebusan berlangsung. jumlah buah yang memberondol akan
c. Menaikkan tekanan puncak peak I dan semakin tinggi atau persentasi buah yang
peak II dalam pola sterilisasi, semakin tidak memberondol akan semakin kecil.
tinggi puncak tekanan, maka b. Semakin lama waktu perebusan buah, maka
pembuangan uap yang bercampur dengan kehilangan minyak dalam condensate akan
udara akan lebih sering. semakin tinggi.
c. Semakin lama perebusan buah, maka nut akan
2. Pembuangan Air Condensate
semakin masak dan menghasilkan nut yang
Uap air yang terkontaminasi dengan
lebih mudah pecah dan inti menjadi lekang
TBS dan berada di dasar rebusan ini
(perpisah) dari shell.
merupakan penghambat dalam proses
d. Semakin lama perebusan buah, maka
perebusan. Air yang terdapat dalam rebusan
kandungan minyak dalam tandan kosong
akan menyerap panas yang diberikan sehingga
akan semakin tinggi, hal ini terjadi karena
jumlah air akan bertambah. Pertambahan air
minyak yang ada pada mesocarp terserap
yang tidak diimbangi dengan pembuangan air
oleh janjangan kosong.
condensate akan memperlambat pencapaian
e. Semakin lama perebusan buah, maka mutu
tekanan puncak . Supaya air tersebut dapat
minyak CPO akan semakin menurun. Hal
dibuang, maka dapat di pasang pipa by pass
ini dapat diketahui dengan menurunnya nilai
pada pipa condensate, karena diperkirakan 13%
Deterioration of Bleachability Index (DOBI).
dari TBS yang diolah adalah air condensate.
Hal ini akan berpengaruh pada perebusan Perebusan dilakukan dengan
buah yang kering akan lebih mudah diproses di menggunakan steam basah bertekanan tinggi,
screw press. Atau dapat juga dilakukan dengan secara konduksi yaitu pemasukan steam untuk
17
menghilangkan udara di ruang bejana XXX, Kabupaten YYY, Provinsi ABC.
bertekanan sampai pada permukaan buah, dan Alat dan Bahan
konveksi yaitu pemasukan steam dilakukan Alat-alat yang dibutuhkan dalam
untuk menghilangkan udara disela-sela buah penelitian ini adalah sebagai berikut:
dan untuk melunakkan daging buah serta 1. Stopwatch
melekangkang inti dari cangkang sekaligus 2. Timbangan ukuran 20 kg
membuang udara lain yang masih terdapat di 3. Gancu
sterilizer (proses perebusan). 4. Kampak
Menurut Pahan (2006), Tata cara 5. Sarung tangan
yang harus dilakukan untuk memperoleh 6. Botol sampel
perebusan normal adalah: 7. Beaker glass
a. 13 menit pemasukan uap pertama dari 0- 8. Peralatan ektraksi
2,3 kg/cm², termasuk menguras udara 9. Timbangan analitik dan alat tulis
selama 2 menit. Sedangkan bahan yang dipergunakan
b. 2 menit pembuangan uap pertama sampai dalam penelitian ini adalah : janjangan kosong
tekanan menjadi 0. ex thresher drum pada inclined empty bunch
c. 12 menit pemasukan uap kedua kali sampai air condensate hasil perebusan yang diambil
tekanan 2,5 kg/cm² . pada pipa condensate ex chamber.
d. 2 menit pembuangan uap kedua kali sampai
tekanan menjadi 0. Metode Penelitian
e. 13 menit pemasukan uap ketiga kali sampai Penelitian ini terdiri dari beberapa
tekanan 2,8 kg/cm² . tahapan, yaitu:
f. 43 menit tekanan uap ditahan pada 2,8 1. Observasi
kg/cm² . Pada tahap ini penulis melakukan
g. 5 menit pembuangan akhir uap sampai observasi langsung terhadap objek yang
tekanan menjadi 0. diamati yaitu USB, fruit loss in empty
Dengan demikian dalam proses bunch, oil loss in empty bunch dan oil loss
perebusan yang dilakukan dengan tekanan uap in condensate.
2,8 kg/cm² dibutuhkan waktu minimal 90 2. Interview
menit untuk memperoleh hasil perebusan yang Penulis mencari informasi langsung ke
optimal. narasumber yang terpercaya yaitu
operator, assisten laboratorium, assisten
METODOLOGI proses, assisten maintenance dan
manager.
Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Selama pengamatan dilakukan beberapa
03-30 Mei 2012 pada Pabrik Kelapa Sawit percobaan diantaranya yaitu:
PT. ZZZ yang terletak di Desa XYZ, Kecamatan a. Analisa grafik rebusan dilakukan untuk
18
mengetahui tekanan pada Peak I & II saat b. Dikatakan USB bila janjang tersebut
built up dan blow off. masih memiliki sedikitnya 30 brondolan
b. Analisa cycle time tippler, hal ini yang tertinggal.
dilakukan untuk mengetahui waktu Kalkulasi
pengumpanan TBS ke dalam thresher dan %USB=Banyaknya USB ÷ Banyaknya
sekaligus melakukan perbandingan pengambilan Sample) X 100
perhitungan cycle time tippler menurut 2. Persentase Fruit loss in empty bunch
teori. a. Sekitar 50 sampel janjang kosong diambil
c. Analisa Putaran thresher drum untuk secara acak.
mengetahui putaran thresher drum yang b. Tiap sampel janjang kosong ditimbang
dilakukan dengan cara mengamati putaran hingga diperoleh gr (W1).
shaft drum dan menggunakan stopwatch. c. Brondolan yang terdapat didalamnya
d. Analisa USB, fruit loss in empty bunch, oil harus dikeluarkan dan dibedakan ke
loss in empty bunch dan oil loss in dalam dua kategori:
condensate untuk mengetahui keberhasilan Brondolan yang dapat dikeluarkan
dari perebusan. dengan mudah.
Brondolan yang hanya dapat
Analisa Data dikeluarkan dengan bantuan alat
Percobaan ini terpusat pada pengujian seperti: pisau, kampak atau
%USB, %fruit loss in empty bunch, %oil sejenisnya.
loss in empty bunch dan %oil loss in d. Masing-masing kategori ditimbang
condensate Sehingga diketahui keberhasilan sampai gr terdekat berturut-turut sebagai
dari sistem perebusan yang digunakan. W2 dan W3.
Kalkulasi
Metode Pengambilan dan Analisa Sampel %Kehilangan brondolan terhadap
Pengambilan sample dilakukan pada TBS sampel= [(W2+W3)/W1] x 100
yang telah direbus hasil keluaran thresher drum
pada Inclined Empty Bunch untuk analisa Catatan
%USB, %fruit loss in empty bunch, %oil 21% adalah persentase janjang kosong
loss in empty bunch. Analisa %oil loss in terhadap TBS. % Kehilangan Minyak di
condensate sampel diambil pada pipa keluaran Brondolan di Janjang Kosong terhadap
chamber to fat pit. Adapun persamaan yang TBS = 100 x 21% x %Brondolan x 33%
dipergunakan adalah sebagai berikut: 33% merupakan kandungan minyak yang
1. Persentase USB terdapat di brondolan
a. Sekitar 100 janjang kosong diamati secara
visual tiap 2 jam sekali dan masing-masing 3. Persentase Oil loss in empty bunch
janjang dibedakan atas USB dan janjang a. Setelah semua brondolan dikeluarkan dari
kosong. janjang kosong untuk setiap pengujian
19
brondolan terikut di janjang kosong, sekali.
dibuat barisan yang terdiri dari 10 janjang b. Sampel tersebut diuji %Moisture, %O/WM,
sehingga diperoleh 5 barisan yang %O/DM dan %NOS menggunakan metode
memanjang dan diberi nomor 1 s/d 50 standart Analisa Minyak Sawit PMKS ZZZ.
secara berurutan. Kalkulasi
b. Pilih janjang bernomor urut 19 dan 45 %Moisture = (W2-W3)/(W2-W1)*100%
sebagai sampel. %O/WM = (W5-W4)/(W2-W1)*100%
c. Tiap janjang kosong tersebut dipotong %DM/WM = 100% - %Moisture
memanjang menjadi empat bagian. Dua %O/DM = (%O/WM)/(DM/WM)*100
(2) bagian menyilang disatukan dan Catatan
dipotong ujung-tangkai menjadi 4 bagian. W1 = Berat beaker glass (gram)
d. Ambil 2 bagian ujung-tangkai menyilang W2 = Berat sampel sebelum di oven (gram)
dan dirajang hingga diperoleh panjang W3 = Berat sampel setelah di oven (gram)
sekitar 1 cm, kemudian tempatkan ke W4 = Berat sampel sebelum di ekstraksi (gram)
dalam kantong plastik berlabel. W5 = Berat sampel setelah di ekstraksi (gram)
e. Sampel tersebut diuji %Moisture, %O/WM,
%O/DM dan %NOS menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
metode standard Analisa Minyak Sawit
PMKS ZZZ. Data Tekanan Perebusan (Peak I & Peak II)
Kalkulasi Dalam melakukan proses perebusan
% Kehilangan minyak di janjang kosong pada pabrik kelapa sawit, melakukan proses
terhadap TBS = 100 x 21% x %DM/WM x menaikkan tekanan awal (pertama), kedua, dan
%O/DM ketiga, dimana secara umum proses dikenal
Catatan dengan proses perebusan Triple Peak. Data yang
21% adalah persentase janjang kosong terhadap dapat diperlihatkan untuk menunjukkan proses
TBS menaikkan tekanan I ( Peak I ) sampai tekanan
II ( Peak II ) dapat dilihat pada tabel di bawah
4. Persentase Oil Loss In Condensate ini.
a. Pengambilan sampel dilakukan setiap 1 jam
20
Berdasarkan tabel 1 rata-rata puncak = 100 13,12
tekanan peak I adalah 1,7 barg, sedangkan = 86,88%
untuk peak II rata-rata 2,5 barg. Dari b. Persentase O2 yang dikeluarkan pada peak I
data tersebut maka dapat diketahui berapa %O2 peak I = 100 - {( 1/ 2.7 x C )x100}
banyak udara yang dikeluarkan pada proses
= 100 - 37,03
perebusan dengan cara:
= 62,97%
a. Persentase O2 secara total yang dikeluarkan
c. Persentase O2 yang dikeluarkan pada peak II
pada saat perebusan (Peak I & Peak II).
%O peak II = %O2 total - %O2 peak I
Rumus :
= 86,88% - 62,97%
Total % O2 = {( 1/A x 1/B )x (CxD)x100}
= 23.91 %
Keterangan
A = Tekanan absolut steam masuk (built up)
Berdasarkan perhitungan %O2 yang
peak I
dikeluarkan pada peak I adalah
B = Tekanan absolut steam masuk (built up)
62,97%,sedangkan untuk peak II %O2 yang
peak II
dapat dibuang sebesar 23,91%. Sehingga
C = Tekanan absolut steam keluar (blow off)
secara total, selama proses perebusan
peak I
berlangsung pada peak I dan Peak II jumlah
D = Tekanan absolut steam keluar (blow off)
udara yang dapat dikeluarkan yaitu 86,88%.
peak II
Diketahui
Tekanan peak I (built up) = 1,7 barg Hasil analisa %USB, %Oil loss in condensate,
%Fruit loss in empty bunch dan %Oil loss in
Tekanan peak II (built up) = 2,5 barg empty bunch
Tekanan peak I (blow off) = 0 barg
Dalam hal ini dilakukannya analisa
Tekanan peak II (blow off) = 0,24 barg
%USB, %fruit loss in empty bunch, %oil
Untuk mengetahui tekanan absolutnya, maka
loss in empty bunch dan %oil loss in
tiap tekanan ditambahkan 1 barg (karena
condensate untuk mengetahui hasil perebusan
tekanan absolut sama dengan tekanan atmosfer)
terhadap parameter keberhasilan yang
sehingga:
menjadi standart PMKS ZZZ. Hasil analisa
A = 1,7 barg + 1 barg = 2,7 bara
yang dilakukan di lapangan dapat dilihat
B = 2,5 barg + 1 barg = 3,5 bara
pada data di bawah ini:
C = 0 barg + 1 barg = 1 bara
D = 0,24 barg + 1 barg = 1,24 bara
Sehingga total O2 yang dapat dikeluarkan
selama proses perebusan berlangsung yaitu:
Total %O 2 = 100 - {( 1/ 2.7 x 1/ 3.5 )x
(CxD)x100}
= 100 {( 1/ 9.45 )x
(1x1.24)x100}
21
1. Analisa Persentase USB memberondol semakin tinggi atau persentase
Tabel 2. Hasil Analisa %USB buah yang tidak memberondol akan semakin
USB Standart to kecil (%USB akan semakin kurang).
No Tanggal
(%) sampel (%)
2. Analisa Persentase Oil Loss In Condensate
1 03 Mei 2012 2,2 3
2 04 Mei 2012 2 3 Tabel 3. Hasil Analisa %Oil Loss In Condensate
3 05 Mei 2012 2,2 3 Oil Loss In
4 07 Mei 2012 2,4 3 Standart to
No Tanggal Condensate
5 08 Mei 2012 2,2 3 O/WM (%)
(%)
6 09 Mei 2012 2,2 3 1 24 Mei 2012 2,49 1
7 10 Mei 2012 2,2 3 2 25 Mei 2012 2,16 1
8 12 Mei 2012 2,4 3 3 28 Mei 2012 2,07 1
9 14 Mei 2012 2 3 4 29 Mei 2012 2,26 1
10 15 Mei 2012 2,2 3 5 30 Mei 2012 2,36 1
Rata-rata 2,2 3 Rata-rata 2,27 1
Sumber: Data Olahan 2012
Sumber: Data Olahan 2012
22
Hasil analisa pada tabel 4. Rata-rata selama proses perebusan berlangsung. Semakin
%fruit loss in empty Bunch adalah 0,04%. lama waktu perebusan buah, maka jumlah buah
Sehingga boleh dikatakan bahwa %fruit loss in yang memberondol akan semakin tinggi atau
empty bunch masih berada di bawah standart to persentase buah yang tidak memberondol akan
TBS, dimana standartnya 0,05%. Kurangnya semakin kecil.
%fruit loss in empty bunch ini diakibatkan
karena kebanyakan berondolan telah terpipil
4. Analisa Persentase Oil Loss In Empty Bunch
Tabel 5. Hasil Analisa %Oil Loss In Empty Bunch
Oil Loss In Empty Bunch Standart to TBS
No Tanggal
(%) (%)
1 03 Mei 2012 0,34 0,30
2 04 Mei 2012 0,30 0,30
3 05 Mei 2012 0,34 0,30
4 07 Mei 2012 0,29 0,30
5 08 Mei 2012 0,31 0,30
6 09 Mei 2012 0,32 0,30
7 10 Mei 2012 0,34 0,30
8 12 Mei 2012 0,37 0,30
9 14 Mei 2012 0,31 0,30
10 15 Mei 2012 0,33 0,30
RATA-RATA 0,32 0,30
Sumber: Data Olahan 2012
PENUTUP
Dari tabel 5. Rata-rata %oil loss in
empty bunch yaitu 0,32%, dimana hasil ini Berdasarkan hasil analisa ada beberapa
berada diatas standart to TBS, dimana hal yang dapat disimpulkan, yaitu:
standart yang diterapkan pada PMKS ZZZ 1. Tanpa pipa exhaust, udara juga dapat
adalah 0,30%. Salah satu penyebab tingginya dikeluarkan melalui pipa condensate.
%oil loss in empty bunch diakibatkan karena 2. Besarnya proporsi udara yang dapat
perlakuan buah pada saat direbus. Semakin lama dikeluarkan yaitu 86,88%.
tandan buah direbus maka akan membuat 3. %USB dan %Fruit Loss In Empty Bunch di
minyak yang ada pada brondolan menetes bawah standar PMKS ZZZ.
sehingga akan terserap oleh janjangan. 4. Penyebab tingginya %oil loss in condensate
Hal lain yang menyebabkan tingginya disebabkan karena waktu proses perebusan
%oil loss in empty bunch adalah tingkat yang begitu lama.
kematangan buah yang terlalu matang. Semakin 5. Penyebab tingginya %oil loss in empty
matang tandan buah akan membutuhkan waktu bunch adalah karena waktu proses
yang lebih pendek di dalam proses deaerasi yang kurang optimal.
perebusannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
16