Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PRAKTIK LAPANGAN

TINJAUAN PROSES PADA UNIT OPERASI STASIUN


DIGESTER DAN PRESS DI PTPN VII (PERSERO) UNIT
USAHA BETUNG, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

REVIEW OF THE PROCESSING ON THE OPERATION UNIT


OF DIGESTER AND PRESS STATION AT PTPN VII
(PERSERO) BETUNG UNIT, MUSI BANYUASIN DISTRICT,
SOUTH SUMATERA PROVINCE

Rafif Okta Adhianto


05021381823066

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
PROPOSAL PRAKTEK LAPANGAN

TINJAUAN PROSES PADA UNIT OPERASI STASIUN


DIGESTER DAN PRESS DI PTPN VII (PERSERO) UNIT
USAHA BETUNG, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan


Gelar Sarjana Teknologi Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Rafif Okta Adhianto


05021381823066

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN PROSES PADA UNIT OPERASI STASIUN


DIGESTER DAN PRESS DI PTPN VII (PERSERO) UNIT
USAHA BETUNG, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

PRAKTEK LAPANGAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Teknologi Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Oleh:

Rafif Okta Adhianto


05021381823066

Palembang, Februari 2021

Menyetujui
Pembimbing Akademik

Prof. Dr.Ir. Hasbi, M.Si


NIP 196011041989031001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Unsri

Dr. Ir. Edward Saleh, M.S.


NIP 19620801198803100

i Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rafif Okta Adhianto. Lahir di Kota Makassar


pada tanggal 28 Oktober 2000. Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara
dari orang tua yang bernama Rakhmanto dan Nirwana.
Riwayat pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu
pendidikan sekolah dasar diselesaikan pada tahun 2012 di SD Muhammadiyah 24
Jakarta. Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 2015 di SMP
Muhammadiyah 31 Jakarta dan sekolah menengah atas diselesaikan pada tahun
2018 di SMA Negeri 22 Jakarta.
Penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Program Studi
Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian pada bulan Agustus 2018, melalui
jalur Ujian Seleksi Mandiri (USM)

Palembang, Februari 2021

Rafif Okta Adhianto

ii Unniversitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat rahmat, ridho,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Lapangan dan
menyelesaikan penyusunan laporan hasil Praktek Lapangan yang berjudul
“Tinjauan Proses Unit Operasi Stasiun Digester Dan Press Di PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Betung, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan”. Penulis laporan hasil Praktek Lapangan merupakan salah satu tugas
dan persyaratan untuk memenuhi syarat kelulusan matakuliah Praktek Lapangan
Jurusan Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian, Universitas
Sriwijaya.

Dalam Penyusunan laporan ini penulis menyampaikan terimakasih


sebesar-besarnya kepada pihak dan rekan yang telah membantu dalam
menyelesaikan serangkaian kegiatan Praktek Lapangan, khususnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memeberikan kesehatan serta keselamatan untuk
menyelesaikan laporan ini.
2. Kedua orangtua yang selalu mendoakan dan memberi semangat serta
mendorong saya untuk menyelesaikan laporan ini.
3. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Dr. Ir. Edward Saleh, M.S.
4. Prof. Dr.Ir. Hasbi, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing Praktek Lapangan yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama perkuliahan.
Sungguh penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyususnan laporan ini, baik dalam hal susunan, ide, maupun materi yang
disampaikan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi menyempurnakan pembuatan laporan ini.

Palembang, Februari 2021

Rafif Okta Adhianto

iii Unniversitas Sriwijaya


DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Tanaman Kelapa Sawit..................................................................................3
2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Kelapa Sawit.................................................4
2.2 Pengolahan Minyak Kelapa Sawit.................................................................5
2.3 Stasiun Digester dan Press............................................................................6
2.3.1 Proses Pengadukan Menggunakan Digester...........................................7
2.3.2 Bagian mesin Digester............................................................................7
2.3.3 Proses Pengempaan Menggunakan Screw Press....................................9
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN...............................................9
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................9
3.2 Metode Praktik Lapangan..............................................................................9
3.2.1 Metode Wawancara (Interview)..............................................................9
3.2.2 Metode Pengamatan Lapangan (Observation)........................................9
3.2.3 Metode Praktik Kerja Langsung.............................................................9
3.2.4 Metode Studi Kepustakaan...................................................................10
3.2.5 Metode Konsultasi Laporan Praktik Lapangan.....................................10
3.3 Jadwal Kegiatan...........................................................................................10
BAB 4 SISTEMATIKA PENULISAN..................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................134
LAMPIRAN

iv Unniversitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 Kelapa Sawit...........................................................................................4


Gambar 2 Mesin Digester........................................................................................6

v Unniversitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan surfaktan yang merupakan sumber devisa selain


minyak dan gas bumi. Komoditas kelapa sawit yang memiliki prospek bagus
dalam perdagangan minyak nabati dunia dan mendorong pemerintah untuk
melajukan pengembangan areal kelapa sawit di Indonesia. Minyak kelapa sawit
adalah salah satu komoditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan
bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara, minyak makan
merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Permintaan akan
minyak kelapa sawit baik di dalam dan di luar negeri merupakan indikasi
pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa (Pahan,
2008).
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
usaha perkebunan kelapa sawit. Dalam proses penanaman kelapa sawit, tandan
buah segar (TBS) menghasilkan dua jenis minyak yang merupakan rangkaian
proses pengolahannya, yaitu ekstraksi minyak dari minyak (mesocarp) minyak
sawit atau minyak sawit mentah (CPO) dan minyak sawit. Dari pengolahan inti
kelapa, minyak sawit atau minyak inti sawit (PKO) hingga diperoleh olahan
oleoresin kelapa sawit untuk menghasilkan minyak, agar mampu bersaing di pasar
dunia harus memiliki mutu atau kualitas yang baik dan memenuhi standar
perdagangan internasional.

Salah satu proses yang perlu diperhatikan saat mengolah kelapa sawit adalah
pengadukan buah (digesting) yang merupakan proses lanjutan dari perontokan
(threshing). Proses pengadukan dirancang untuk memisahkan daging buah
(mesocarp) dari bijinya dan memisahkan daging buah dari sel-sel yang
mengandung minyak. Banyak hal yang harus diperhatikan selama proses
pengadukan yaitu buah harus dihancurkan dengan baik, daging buahnya harus
benar-benar bebas dari bijinya, dan hasil pengadukan tidak boleh hancur terlalu
halus seperti menjadi pasta, dan serat buahnya harus masih terlihat jelas
(Purwanto dan Afianto, 2016).

1 Unniversitas Sriwijaya
2

Penggunaan Digester harus disesuaikan dengan kapasitas Screw Press agar


tidak terjadi perubahan masa aduk yang dapat menurunkan efisiensi ekstraksi
atau tingkat kehilangan minyak dalam ampas. Untuk memperlama proses
pelumatan maka dianjurkan agar volume digesterterisi penuh, apabila tidak
terisi penuh buah tidak terajang dengan sempurna dan dapat menyebabkan
kehilangan minyak dalam ampas akan tinggi.

1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktik lapangan ini yaitu untuk mengetahui,
mengamati, dan meninjau proses pengolahan pada stasiun Digester dan Press di
PTPN VII (PERSERO) Unit Usaha Betung, Kabupaten Musi Banyuasin,
Sumatera Selatan.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq). Berasal dari Afrika Barat.
Namun, sebagian orang percaya bahwa minyak sawit berasal dari Amerika
Selatan, yaitu Brasil. Ini karena spesies kelapa sawit lebih banyak ditemukan di
kawasan hutan Brasil daripada di Amerika Serikat. Padahal, tanaman kelapa sawit
banyak tumbuh subur di daerah luar negeri seperti Malaysia, Indonesia, Thailand,
dan Papua Nugini. Bahkan bisa memberikan hasil yang lebih tinggi per hektar
(Fauzi, Widiyastuti, Y, dan Satya, 2012).

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848


oleh pemerintah kolonial Belanda. Saat itu, empat bibit sawit didatangkan dari
Mauritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan
kelapa sawit mulai dibudidayakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun
1911. Pelopor perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Haller,
seorang Belgia yang mengetahui banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budidaya
nya diikuti oleh K. Schadt, yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit
Indonesia. Sejak saat itu, perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai
berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di pantai timur Sumatera
(Delhi) dan Aceh. Luas tanam saat itu 5.123 hektar. Indonesia mulai mengekspor
576 ton minyak sawit ke negara-negara Eropa pada tahun 1919, dan kemudian
mulai mengekspor 850 ton minyak inti sawit pada tahun 1923. Indonesia adalah
produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Diperkirakan
pada tahun 2009, Indonesia akan menempati negara penghasil minyak sawit
nomor satu di dunia. Dalam rangka peningkatan output kelapa sawit dilakukan
kegiatan dengan melakukan perluasan areal tanam, perbaikan areal perkebunan
yang sudah ada dan penguatan intensifikasi. Penanam kelapa sawit di Indonesia
meliputi perusahaan perkebunan swasta besar, perkebunan milik negara dan
perkebunan rakyat. Perkebunan kelapa sawit rakyat biasanya dikelola dalam
kemitraan dengan perusahaan swasta besar dan perkebunan milik negara
[ CITATION DrM08 \l 1033 ].

3 Universitas Sriwijaya
4

2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Kelapa Sawit


Klasifikasi tanaman kelapa sawit menurut [ CITATION Pah08 \l 1033 ].
Sebagai berikut :
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq

Gambar 1 Kelapa Sawit (Sumber : www.republika.co.id)


Tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian Bagian
nutrisi dan reproduksi. Bagian nutrisi kelapa sawit meliputi akar dan batang dan
daun, sedangkan reproduksi termasuk bunga dan buah [ CITATION Pah08 \l 1033
].
Pada bagian tumbuhan, akar kelapa sawit merupakan akar serabut hampir
tidak bercabang, membentuk jaring rapat, batang lurus dan tidak bercabang.
Batangnya disebut menyirip (seperti tombak). Pada tanaman dewasa, diameternya
mencapai 45-60 cm. Batang bawah biasanya lebih gemuk, disebut kumbang, dan
berdiameter 60-100 cm. Peningkatan tinggi batang kelapa sawit dipengaruhi oleh
jenis tanaman, tanah, iklim, pemupukan, kepadatan tanam dan faktor lainnya,
daun majemuk, bersirip datar dan tulang sejajar. Selebaran daun tersusun berjejer,
tiap dua baris sampai ujung daun, panjangnya 7-9 meter. Di tengah tiap daun,

Universitas Sriwijaya
`5

sebatang tongkat membentuk tulang daun. Jumlah helai daun per rusuk tengah
adalah 250-400 helai daun[ CITATION Mul \l 1033 ].
Pada bagian tumbuh, buah kelapa sawit terdiri dari tanda dan buah
kemerahan, bentuknya sangat besar dengan berat 16/46 kg. Kelapa sawit memiliki
kandungan minyak yang sangat tinggi (30% - 35%), dan batangnya tidak terlalu
tinggi, sehingga dapat matang lebih awal. Bagian buah kelapa sawit terdiri dari
kulit terluar (exocarp), serabut, mirip serabut kelapa (mesocarp), cangkang
(endocarp) dan inti sawit (kernel). Minyak sawit mentah (CPO) dapat diproduksi
dengan mengekstraksi dan mengolah bagian serat, dan minyak inti sawit (PKO)
dapat diproduksi dengan mengolah inti. Ini adalah tanaman penghasil minyak
nabati yang terbuat dari daging buah dan sari buahnya. Kelapa sawit merupakan
tumbuhan berumah satu, artinya bunga jantan dan betina berada pada pohon yang
sama, tetapi tidak pada tandan yang sama. Tanaman kelapa sawit berumur 3 tahun
sudah mulai dewasa dan mulai menghasilkan bunga jantan dan betina. Bunganya
jantan memanjang dan lonjong, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman
kelapa sawit mengalami penyerbukan silang (cross pollination). Artinya, bunga
betina pada satu pohon dibuahi oleh bunga jantan pada pohon lain di tengah angin
dan / atau serangga penyerbuk [ CITATION Riy14 \l 1033 ].

2.2 Pengolahan Minyak Kelapa Sawit


Menurut [ CITATION Bar13 \l 1033 ], Pengolahan Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi Minyak Sawit Mentah (CPO) merupakan proses ekstraksi minyak
bumi yang dilakukan di sebuah Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pengolahan Tandan
Buah Segar (TBS) saling berkelanjutan dan berlangsung lama. Setiap tahapan
dalam proses CPO mempengaruhi tahapan selanjutnya, sehingga diperlukan
pengendalian yang cermat. Di dalam perkebunan kelapa sawit sendiri, pengolahan
kelapa sawit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha.
Rendemen dari pengolahan kelapa sawit sangat mempengaruhi kualitas produksi
CPO. Pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah dan inti
sawit membutuhkan banyak proses dan tahapan. Pengolahan kelapa sawit dibagi
menjadi beberapa tahapan dan stasiun, yaitu:

1. Stasiun penerimaan buah ( fruit reception station )

Universitas Sriwijaya
`6

2. Stasiun perebusan ( sterilizing station )


3. Stasiun penebahan ( threshing station )
4. Stasiun digester dan press ( pressing station )
5. Stasiun Pemurnian Minyak (clarification station )
6. Stasiun Pengolahan inti ( kernel recovery station )

2.3 Stasiun Digester dan Press


Digester merupakan suatu mesin pengadukan brondolan untuk
memisahkan fibre dari nut dan melepaskan minyak dari “oil bearing cells”. Screw
Press merupakan pengepresan brondolan untuk mendapatkan rendemen yang
maksimal dan kernel pecah yang minimal. Digester atau bejana pengaduk
dilengkapi dengan lengan pengaduk (long and short arms) yang berfungsi untuk
merajang buah, sehingga terjadi pelepasan pericarp dan biji sambil pemecahan
kantong-kantong minyak. Disamping itu dilengkapi dengan pemanas untuk
mempersiapkan massa brondolan agar lebih mudah dipress oleh screw press,
volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak. Digester yang terlalu
penuh akan memperlama proses pengadukan, sehingga perajangan akan menjadi
sempurna, karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan di
dasar digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisausemakin tinggi
dan pemecahan kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat lain semakin
sempurna.

Gambar 2 Mesin Digester (Sumber : http://arieyoedo.blogspot.com)


Menurut (Rachmat dan Afrizal, 2019), faktor – faktor yang mempengaruhi
kinerja digester, yaitu:

Universitas Sriwijaya
`7

1. Kondisi pisau pengaduk digester.


2. Level volume bahan dalam digester.
3. Temperatur.
4. Kebersihan digester bagian dasar.
5. Kondisi digester.
6. Jenis bahan yang digunakan.
7. Drain.
8. Kondisi plat siku penahan pada dinding digester.
9. Jenis pelarut yang digunakan.

2.3.1 Proses Pengadukan Menggunakan Digester


Didalam digester, brondolan diaduk dengan pisau – pisau pengaduk yang
berputar pada as sehingga pericarp (kulit buah dan daging buah) pecah dan
terlepas dari bijinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengadukan adalah:

a) Minyak yang terbentuk selama proses pengadukan harus dikeluarkan


karena jika tidak dikeluarkan minyak tersebut akan bertindak sebagai
bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan berkurang.
b) Digester harus selalu terisi penuh atau sedikitnya ¾ dari kapaitas digester,
jika terisi penuh tekanan yang ditimbulkan oleh massa dalam digester
akan semakin tinggi dan menghasilkan gaya gesekan yang diperlukan
untuk memperoleh hasil yang sempurna.

2.3.2 Bagian mesin Digester


Digester adalah sebuah alat yang berbentuk silinder tegak yang pada
dindingnya dilengkapi dengan steam injeksi untuk pemanas. Di dalam digester
dipasang pisau – pisau pengaduk untuk proses pelumatan dan pisau pelempar
untuk mengeluarkan massa dari dalam digester. Pisau - pisau ini dibuat bersilang
antara satu dengan yang lainnya, agar daya aduk dari pisau – pisau ini cukup besar
maka letak pisau – pisau dibuat miring sehingga buah yang diaduk turun naik dan
dengan demikian pelumatan dapat lebih sempurna[ CITATION Has18 \l 1033 ].

Bagian-bagian digester terdiri dari :

Universitas Sriwijaya
`8

A. Outer Plate, adalah dinding bagian luar digester yang berguna untuk
menopang kontruksi digester. Outer plate berbentuk silinder tegak dengan
ketebalan 12 mm berbahan mild steel. Bagian atas outer plate menopang
elektromotor dan gear speed reducer sedangkan bagian bawah menumpu
vertical shaft. Sisi kanan dan kiri bagian atas outer plate di pasang kupingan
untuk menjadi tumpuan ke kontruksi bangunan pabrik. Jadi seluruh beban
digester termasuk elektromotor, gear speed reducer, dan vertical shaft di
topang oleh outer plate.
B. Wearing Plate, berfungsi untuk melindungi outer plate dari abrasive akibat
gesekan Mass Passing to Digester (MPD) atau masa brondolan dengan
dinding silinder digester. Wearring plate mempunyai bentuk yang sama
dengan outer plate namun terbuat dari plat mild steel 5 mm, ini akan
mengakibatkan murahnya biaya penggantian spare part.
C. Lapisan rock wall/heating isolator merupakan lapisan isolator panas setebal 50
mm. Bagian terluar dilapisi dengan alluminium foil setebal 0,8 mm.
D. Perforated bottom plate merupakan pelat yang ditempatkan dibagian bawah
digester namun masih diatas bottom pelat jadi ada celah antara perforated
bottom plate dengan bottom plate sebesar 5 cm yang bertujuan agar minyak
sawit yang terpisah dapat mengalir keluar dari digester. Diameter lubang
perforasi berkisar 4 – 5 mm yang jumlah luasannya lebih besar dari pipa
pengeluaran minyak.
E. Vertical shaft stirring arm merupakan alat untuk mengaduk MPD. Vertical
shaft harus simetris dan terhubung dengan gear speed reducer melalui
kopling. Vertical shaft berpenampang wajik dan dilengkapi alur untuk
mengunci stirring arm melalui baut dan mur.
F. Chute merupakan jalur keluar MPD dari digester ke screw press. Chute
umumnya berbentuk kotak memanjang ke bawah. Chute dilengkapi dengan
pintu/klep berupa plat yang bergerak naik dan turun untuk membuka dan
menutup MPD.
G. Palm Oil Out Let Pipe berfungsi untuk mengalirkan minyak sawit yang keluar
dari perforated palm oil. Palm oil out let pipe dilengkapi dengan keran yang
ukurannya sesuai dengan pipa yaitu 4 inchi.

Universitas Sriwijaya
`9

H. Base Plat, berfungsi menopang vertical shaft karena di base plat di tempatkan
bering penopang vertical shaft.
I. Steam Pipe Instalation berguna mendistribusikan steam ke proses di digester
untuk mengkondisikan proses pelumatan pada suhu 90 – 95 ⁰C. Saat ini
umumnya pemanasan menggunakan steam injeksi langsung untuk
mempercepat tercapainya suhu kerja ideal.

2.3.3 Proses Pengempaan Menggunakan Screw Press


Screw press adalah mesin yang melanjutkan proses pemisahan minyak
dari digester yang terdiri dari double screw yang membawa massa press keluar
dan diaplikasikan dengan tekanan lawan yang berasal dari hydraulic double cone.

Digested MPD masuk melalui chute/corong dan jatuh ke pangkal double


screw, masing – masing screw berputar saling berlawanan membawa massa press
keluar. Pada saat bersamaan double cone memberikan tekanan melalui pipa aliran
minyak yang terhubung ke body/casing press minyak mengalir menuju oil gutter
bergabung dengan minyak yang keluar dari bottom perforasi plate digester
(Hikmawan, Naufa, dan Tarigan, 2020).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktik lapangan akan dilaksanakan di PTPN VII (Persero) Unit


Usaha Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Waktu
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan praktik lapangan ini akan dimulai pada bulan
Februari 2021 sampai Maret 2021.

3.2 Metode Praktik Lapangan


Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktik lapangan di
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan. Adalah sebagai berikut:

3.2.1 Metode Wawancara (Interview)


Metode ini dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan pihak-
pihak terkait yang dianggap banyak mengetahui tentang Tinjauan Proses
Digesting di PTPN VII (Persero) Unit Usaha Betung, Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan.

3.2.2 Metode Pengamatan Lapangan (Observation)

Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung di


lapangan, dengan melihat dan melakukan pengamatan mengenai proses Digesting
setiap hari, serta pengoperasian alat dan mesin yang ada pada stasiun Digester dan
Press di PTPN VII (Persero) Unit Usaha Betung, Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan.

3.2.3 Metode Praktik Kerja Langsung


Praktik kerja langsung dilakukan dengan cara berpartisipasi langsung di
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan dengan dibimbing oleh staff dari perusahaan agar dapat lebih
mengetahui keadaan yang ada di perusahaan tersebut, serta memperoleh data yang
diperlukan penulis untuk membuat laporan praktik lapangan yang lebih akurat.

10 Universitas Sriwijaya
11

3.2.4 Metode Studi Kepustakaan


Metode ini dilakukan dengan mencari data yang berhubungan dengan
praktik lapangan dapat berupa literatur, jurnal maupun buku-buku yang
berhubungan dengan praktik lapangan.

3.2.5 Metode Konsultasi Laporan Praktik Lapangan


Tahap kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa sendiri dengan dibimbing
oleh dosen pembimbing untuk menyelesaikan laporan praktik lapangan.

3.3 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan praktik lapangan di PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan akan
dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Tahapan pertama
a. Studi literatur
b. Penjajakan lokasi praktik lapangan
c. Penyusunan proposal dan penyerahan izin, dan lain-lain
2. Tahapan kedua
Pelaksanaan Praktik Lapangan di PTPN VII (Persero) Unit Usaha Betung,
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dengan kegiatan
peninjauan.

3. Tahapan ketiga
a. Konsultasi penyusunan laporan dengan pembimbing praktik lapangan
b. Penyelesaian laporan praktik lapangan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan praktik lapangan yang berjudul “Tinjauan


Proses Unit Operasi Stasiun Digester Dan Press Di PTPN VII (Persero) Unit
Usaha Betung, Kabupaten Banyuasin, Provonsi Sumatera Selatan” sebagai
berikut:

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kelapa Sawit
2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Kelapa Sawit
2.2. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
2.3. Stasiun Digester dan Press
2.3.1 Proses Pengadukan Menggunakan Digester
2.3.2 Bagian mesin Digester
2.3.3 Proses Pengempaan Menggunakan Screw Press
BAB 3. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Metode Praktik Lapangan
3.2.1. Metode Wawancara (Interview)
3.2.2. Metode Pengamatan Lapangan (Observation)
3.2.3. Metode Praktik Kerja Langsung
3.2.4. Metode Studi Kepustakaan

12 Universitas Sriwijaya
13

3.2.5. Metode Konsultasi Laporan Praktik Lapangan


BAB 4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
4.2. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
5.2. Pembahasan
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Bary, A. M., Syuaib, M. F., & Rachmat, M. (2013). Analisis Beban Kerja Pada
Proses Produksi Crude Palm Oil (CPO) Di Pabrik Minyak Sawit Dengan
Kapasitas 50 Ton Tbs/Jam. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23(3),
220-231.
Fauzi, Widiyastuti, Y, E., & Satya. (2012). Kelapa Sawit, Budidaya Pemanfaat
Hasil Limbah dan Limbah Usaha dan Pemasaran (Cetakan Pertama ed.).
Jakarta: Penebar Swadaya.
Hasballah, I. T., & Siahaan, E. W. (2018). Pengaruh Tekanan Screw Press Pada
Proses Pengepresan Daging Buah Menjadi Crude Palm Oil. Jurnal Darma
Agung, 27(1), 722 - 729.
Hikmawan, O., Naufa, M., & Tarigan, E. A. (2020). Pengaruh Tekanan Pada
Stasiun Screw Press Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap
Kehilangan Minyak Dalam Ampas Press. Jurnal Teknik Dan Teknologi,
15(29), 36-43.
Mulyadi, R. A. (2017). Perkembangan Morfologi Dan Sifat Fisik Buah Pada
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). JOM FAPERTA, 4(1), 1-
11.
Pahan, I. (2008). Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis Dari
Hulu Hingga Hilir ed.). Penebar Swadaya.
Purwanto, A., & Afianto. (2016). Perancangan Mesin Digester Buah Kelapa
Sawit Kapasitas 5.000 Liter. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains &
Teknologi (SNAST), 1(1), 506-513.
Rachmat, D., & Afrizal. (2019). Modifikasi Pengaturan Steam Injection Valve
Pada Digester Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Vokasi Teknologi Industri,
1(1), 41-50.
Riyanto. (2014). Observasi Produksi Tandan Buah Segar Pada Perbenunan Sawit
Rakyat. Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, 1(1), 41-47.
Sarwani, D. M. (2008). Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Bogor: Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

14 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN KUISIONER

Berikut ini merupakan daftar pertanyaan atau kuisioner Pratek Lapangan


yang akan diajukan di PTPN VII (PERSERO) Unit Usaha Betung, Kabupaten
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

I. Keadaan Umum Perusahaan


A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
1. Kapan perusahaan ini didirikan?
2. Apa yang menjadi latar belakang pendirian perusahaan?
3. Bagaimana perkembangan perusahaan sejak didirikan sampai sekarang?

B. Struktur Organisasi dan Kepemimpinan


1. Bagaimana struktur dan sistem organisasi perusahaan?
2. Berapa jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan hingga saat ini ?
3. Bagaimana uraian tugas dan fungsionaris pada perusahaan ini ?
4. Bagaimana proses penyediaan tenaga kerja di perusahaan ini ?

C. Keadaan Lokasi dan Tata Letak di PTPN VII (PERSERO) Unit


Usaha Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
1. Dimana lokasi kantor pusat dan bagian-bagian area kerja perusahaan ?
2. Berapa luas total area perusahaan dan khususnya bagian dalam pabrik ?
3. Bagaimana tata letak alat dan mesin produksi Crude Palm Oil?

II. Lingkungan
1. Bagaimana keadaan lingkungan di sekitar pabrik ?
2. Bagaimana tata letak pabrik, lahan dan kantor perusahaan ?

III. Pekerja

15 Universitas Sriwijaya
1. Bagaimana sistem pembagian kerja karyawan setiap satu harinya ?
2. Berapa jam lama karyawan melakukan pekerjaan pada bagian dalam
pabrik selama 1 hari kerja ?

15 Universitas Sriwijaya
16

3. Jaminan apa saja yang diberikan perusahaan kepada karyawan ?


4. Sanksi apa yang dikenakan apabila karyawan melanggar aturan ?

IV. Proses Pengolahan Pada Stasiun Digester dan Press


1. Bagaimana alur pada proses di stasiun Digester dan Press ?
2. Bagaimana prinsip kerja dan mekanisme pada alat Digester
(pengadukan) ?
3. Berapa besar kapasitas alat digester yang digunakan ?
4. Permasalahan apa saja yang di alami pada proses pengadukan?
5. Bagaimana prinsip kerja pada alat screw press ?
6. Permasalahn apa saja yang di alami pada proses pengempaan ?

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai