115-124
THE REFINING OF THE COCONUT OIL FROM SMOKE COPRA WITH THE ACTIVATED
CHARCOAL AND BENTONITE ABSORBENTS
ABSTRAK
Penelitian pemurnian minyak kelapa dari kopra asap dengan menggunakan arang aktif dan bentonit telah
dilakukan. Tujuan penelitian ini ialah untuk menelaah sampai sejauh mana penggaruh penggunaaan adsprben
arang aktif dan bentonit terhadap peningkatan mutu minyak kelapa dari pengepresan kopra asap. Bahan utama
yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak kelapa dari pengepresan kopra asap pada salah satu industri
kecil minyak kelapa di Kabupaten Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara dan arang aktif diperoleh dari industry
local (PT Mapalus Makawanua Bitung) sedangkan bentonit di datangkan dari Bogor Jawa Barat.
Penelitian percobaan dengan rancangan acak lengkap terdiri dari arang aktif dan bentonit konsentrasi 1%, 2%
dan 3%, ulangan 3 kali. Pengamatan meliputi: warna, kadar air, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan
kadar kotoran. Hasil penelitian menunjukkan penyerapan warna merah dalam minyak kelapa oleh adsorben
arang aktif berkisar antara 59,23%-88,90% dan bentonit 66,70%-100%, penyerapan warna kuning arang aktif
47,40%-72,10% dan bentonit 48,27%-97,40%. Kadar air minyak kelapa setelah di murnikan 0,19%-0,143%,
kadar asam lemak bebas 1,15%-1,0%, bilangan peroksida 4,06 -1,73mg.ek/kg dan kadar kotoran 1,10%-0,027%
Adsorben arang aktif dan bentonit sampai konsentrasi 3 % dapat meningkatkan kualitas minyak kelapa karena
efektif menyerap warna, bilangan peroksida dan kadar kotoran.
Kata kunci: minyak kelapa, arang aktif, bentonit, warna, asam lemak bebas.
ABSTRACT
Research of The refining of the coconut oil from smoke copra with The Activated Charcoal And Bentonite
Absorbents was conducted. The objective of this study is to analyse how effective the activated charcoal and
bentonite absorbents at various concentration to the quality of coconut oil from processing of smoke copra. The
material used was coconut oil provided by one of the small coconut oil industries with the smoke copra
processing in Kabupaten Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara and the activated charcoal from a local
producer of PT Mapalus Makawanua Bitung, whereas bentonite was imported from Bogor, West Java. This
research has been carried out through an experiment applying the complete random design and repeated three
times, activated charcoal and bentonite absorbent with 1%, 2%, 3% concentration. The determination quality
variables of the coconut oil in this research are color, moisture, content, free fatty acid content, peroxide value
content, and impurities content. The experiment results show that the absorbing percentage of the red color by
activated charcoal absorbent is around 59,23%-88,90% and by bentonite between 66,70%-100%, the absorbing
percentage of the yellow color by activated charcoal is 47,40%-72,10% and by bentonite 48,27%-97,40%. The
coconut oli moisture content is around 0,19%-0,143%, the free fatty acid content is 1,15%-1,0%, peroxide value
content is 4,06-1,73 mg.eq/kg, and the impurities content is 0,10%-0,027%
The implementation of activated charcoal and bentonite absorbent with 3% concentration gives the best result to
the efforts of increasing the quality of the coconut oil the parameters of the color, of the peroxide value and of the
impurities content.
Keywords: coconut oil, activated charcoal, bentonite, color, free fatty acid.
115
Pemurnian Minyak Kelapa... (Fahri Ferdinand Polii)
116
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 115-124
Selanjutnya bahan pemucat dipisahkan bentonite dari Bogor Jawa Barat, arang aktif
melalui filter press (Anonim, 2003). produksi local dari PT Mapalus Makawanua
Tahap yang terpenting dalam Kota Bitung Propinsi Sulawesi, Iodium,
pemurnian minyak nabati adalah Asam Asetat, Kalium Iodida, Natrium tio
penghilangan bahan-bahan berwarna yang Sulfat, Kanji, Alkohol, Kloroform, Natrium
tidak diinginkan, dan proses ini umumnya Hidroksida, kain saring, kertas saring
disebut dengan bleaching (pemucatan) atau whatman No. 41.
penghilangan warna (decolorition). (Mega Peralatan yang digunakan dalam
Twilana Indah Dewi dan Nurul Hidajati penelitian ini adalah: Panci stainless steel,
2013). ember plastic, Loyang plastic, penyaring,
Propinsi Sulawesi Utara merupakan timbangan, neraca analitik, oven, pemanas
daerah penghasil kelapa terbesar di listrik (hot plate), pengaduk, lovibond
Indonesia dan sebagian besar daging buah (Tintometer), thermometer, gelas piala,
kelapa diolah menjadi kopra dengan cara buret dan alat laboratorium uji mutu minyak
pengasapan. Sebagai tanaman pertanian Kegiatan penelitian dilakukan di
yang terbesar didaerah, maka saat ini Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi
berdiri pabrik pengolahan minyak kelapa Industri Manado.
berskala nasional dan multinasional serta Rancangan yang digunakan dalam
industri kecil-menengah minyak kelapa. penelitian ini adalah Rancangan Acak
Untuk pengolahan/pemurnian minyak Lengkap (RAL), (Steel and Torrie, 1994)
kelapa berbahan baku kopra asap bagi dengan ulangan sebanyak 3 kali. Sebagai
Industri besar tidak ada masalah karena perlakuan yaitu adsorben arang aktif dan
baik peralatan maupun teknologi sudah bentonit yang disusun sebagai berikut:
sangat maju, akan tetapi untuk industri kecil
menegah, pemurnian minyak kelapa A0 = Tanpa penambahan adsorben arang
berbahan baku kopra asap merupakan aktif dan bentonit
masalah terbesar karena baik peralatan, A1= Penambahan 1 % arang aktif
teknologi maupun ketrampilan masih sangat A2=Penambahan 2 % arang aktif
minim, hal ini menyebabkan minyak kelapa A3=Penambahan 3 % arang aktif
yang dihasilkan oleh industri kecil- B1=Penambahan 1 % bentonit
menengah minyak kelapa berbahan baku B2=Penambahan 2 % bentonit
kopra asap bermutu rendah terutama B3=Penambahan 3 % bentonit
penampakan warna minyak hitam
kecoklatan sampai kecoklatan dan dalam Prosedur penelitian adalah sebagai
pemasaran kalah bersaing dengan minyak berikut: Kedalam minyak kelapa
produksi industri besar. Melalui hasil ditambahkan bahan pengadsorpsi arang
penelitian ini diharapkan menjadi acuan aktif dan bentonit dengan konsentrasi
bagi industri kecil-menegah minyak kelapa masing-masing 0%, 1%, 2% dan 3%,
berbahan baku kopra asap dalam kemudian minyak kelapa yang sudah berisi
memproduksi minyak kelapa sebagai bahan pengadsorpsi dipanaskan dengan
minyak goreng yang bermutu baik. suhu 105°C dan lama pemanasan 1,5 jam,
Tujuan penelitian ini ialah untuk selama proses adsorpsi berlangsung,
menelaah sampai sejauh mana penggaruh dilakukan pengadukan agar proses
penggunaaan adsorben arang aktif dan penyerapan warna dan bahan lain dalam
bentonit terhadap peningkatan mutu minyak minyak berlangsung optimal. Selanjutnya
kelapa dari pengepresan kopra asap. bahan pengadsorpsi dipisahkan dari
campuran dengan cara menyaring minyak,
METODOLOGI PENELITIAN kemudian minyak yang telah di murnikan di
kemas dalam botol, ditutup rapat lalu
Bahan utama yang digunakan dalam dilakukan analisis mutu meliputi warna (SNI
penelitian ini adalah minyak kelapa dari 01-2891-1992), Kadar air (SNI 01-2891-
pengepresan kopra asap yang diperoleh 1992), Asam Lemak Bebas (AOCS, 1980),
dari IKM minyak kelapa di Kabupaten Bilangan Peroksida (AOCS, 1980) dan
Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara, Kadar kotoran (SNI 01-2902-1992)
117
Pemurnian Minyak Kelapa... (Fahri Ferdinand Polii)
Penyerapan warna kuning
masing-masing adsorben 0 % (kontrol), 1 100 bentonit
%, 2 % dan 3 % tercantum pada gambar 80 arang aktif
dibawah ini 60
(%)
40
Minyak Kelapa 20
0
Data hasil pengamatan pengaruh
A0B0
A1B1
A2B2
A3B3
adsorben arang aktif dan bentonit terhadap
persentase penyerapan warna merah
minyak kelapa selama percobaan tercantum Jenis dan konsentrasi adsorben (%)
pada gambar 1.
118
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 115-124
0,1
arang aktif. Faktor lain ialah diduga proses 0,08
aktifasi terhadap bentonit yang digunakan 0,06
sudah sempurna, sehingga dalam proses 0,04
penyerapan warna yang ada dalam minyak 0,02
kelapa menjadi optimal. Kirk and Othmer 0
(1964) menyatakan apabila bentonit
diaktifkan secara sempurna akan menjadi
sangat efektif untuk mengadsorbsi partikel Jenis dan konsentrasi adsorben (%)
zat warna. Bentonit yang digunakan
mempunyai komposisi perbandingan
senyawa silikat oksida dan aluminium
oksida cukup tinggi sehingga mampu Gambar 3. Grafik rataan kadar air minyak
menyerap warna pada minyak secara kelapa (%).
optimal. Menurut Komar dan Rahardjo
(1982) semakin tinggi perbandingannya Gambar 3 menunjukkan penggunaan
Si02/Al203 akan semakin kuat daya serap adsorben bentonit pada konsentrasi 1 %
warna oleh bentonit dan Ketaren (1986) dan 3% menghasilkan kadar air lebih
menyatakan daya pemucat bentonit rendah yaitu 0,173% dan 0,143%
tergantung dari perbandingan komposisi sedangkan pada arang aktif agak lebih
Si02 dan Al203, Sedangkan kemampuan tinggi yakni 0,187 dan 0,157%. Kecuali
mengikat zat warna dari arang aktif untuk konsentrasi 2%, kedua jenis adsorben
tergantung antara lain sifat kimia ini memberikan hasil yang sama yakni
119
Pemurnian Minyak Kelapa... (Fahri Ferdinand Polii)
0,16%. Terjadinya penurunan kadar air Hal ini terjadi karena diduga arang aktif
minyak kelapa setelah diproses dengan mempunyai kemampuan untuk menyerap
penambahan adsorben arang aktif dan sernyawa tri, di atau monogliserida dari
bentonit diduga karena selama proses hasil hidrolisis minyak kelapa ataupun asam
pemanasan, kedua jenis adsorben ini lemak bebas yang berasal dari bahan baku
mempercepat keluarnya molekul-molukel air yang secara alami ikut terekstrak. Salah
dalam minyak. Semakin tinggi konsentrasi satu indikator bahwa minyak kelapa
adsorben maka semakin besar mempunyai kandungan asam lemak bebas
kemampuannya untuk mendorong molekul tinggi secara organoleptik ditandai dengan
air dibawah permukaan minyak kebagian bau tengik. Komar dan Rahardjo (1982)
atas dan mempercepat proses penguapan
air. Kadar air yang dihasilkan dengan 1,2
penggunaan bentonit lebih rendah
Kadar Asam Lemak Bebas (%)
dibandingkan dengan arang aktif karena 1,15
bentonit terdiri dari senyawa silikat yang
dapat berfungsi sebagai bahan 1,1
mempercepat proses pcmanasan/ bentonit
1,05
pendidihan bahan yang berbentuk cairan.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 1
13-6336-2000: Bentonit untuk pemucat arang aktif
minyak nabati mensyaratkan kadar silikat 0,95
dioksida (Si02) maksimal 70,00 %.
0,9
Asam Lemak Bebas (FFA)
120
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 115-124
minyak kelapa yang di proses dengan arang lebih besar dibandingkan dengan bentonit
aktif dan bentonit diduga karena selama pada konsentrasi adsorben yang sama.
proses pemanasan sebagian dari asam- Bilangan peroksida merupakan
asam lemak yang mempunyai atom carbon indikator terjadinya reaksi oksidasi pada
rendah dan telah mengalami hidrolisis tahap awal. Turunnya bilangan peroksida
ataupun teroksidasi menguap. Sulieman, dalam minyak kelapa setelah ditambahkan
dkk, (2006) menyatakan bahwa minyak adsorben arang aktif maupun bentonit
yang dipanaskan akan mengalami karena kedua jenis adsorben ini mampu
penurunan kandungan asam lemak bebas menghambat proses reaksi antara oksigen
(FFA) karena sebagian senyawa asam dengan asam-asam lemak terutama asam
berbobot molekul rendah akan menguap. lemak tidak jenuh dalam minyak kelapa.
Penurunan asam lemak bebas (FFA)
mungkin disebabkan oleh penguapan
4,5
beberapa asam lemak dalam minyak kelapa
yang mempunyai berat molekul dan titik 4
Kadar bilangan peroksida (%)
didih rendah. Penggunaan adsorben arang 3,5
aktif dan bentonit belum memberikan angka
yang signifikan menurunkan kadar asam 3
lemak bebas minyak kelapa, sehingga 2,5
dalam penelitian ini minyak yang diteliti bentonit
2
sampai dengan penggunaan 3% adsorben
arang aktif dan bentonit belum mampu 1,5 arang aktif
menghasilkan minyak dengan kadar asam 1
lemak bebas memenuhi persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01 -3741 0,5
-1995 yakni maksimum 0,3%. 0
Bilangan Peroksida
Jenis dan konsentrasi adsorben (%)
Hasil pengamatan pengaruh jenis dan
konsentrasi adsorben terhadap kandungan
bilangan peroksida minyak kelapa selama
penelitian tercantum pada gambar 5. Gambar 5. Grafik rataan bilangan peroksida
Berdasarkan hasil analisis statistik minya kelapa
menunjukkan bahwa penggunaan adsorben
arang aktif dan bentonit dengan konsentrasi Peroksida yang telah berada dalam
yang berbeda-beda memberikan pengaruh minyak kelapa sebelum di proses dengan
yang nyata (p < 0,05), terhadap bilangan adsorben mempunyai sifat yang aktif.
peroksida minyak kelapa. Kandungan Peroksida ini bersifat oksidator dan dapat
bilangan peroksida tertinggi ditemukan pada mempercepat terjadinya oksidasi senyawa
minyak kelapa yang tidak di proses dengan lain dalam minyak membentuk senyawa
adsorben (control) yakni 4,06 % mg.ek/kg. agregat. Dengan adanya adsorben dalam
Sedangkan terendah yaitu minyak kelapa minyak kelapa maka sebagian dari
yang menggunakan adsorben arang aktif peroksida yang aktif diserap oleh ion-ion
3% yaitu 1,72 mg.ek/kg. Hasil analisis lebih maupun pori-pori adsorben begitu pula
lanjut dengan uji BNJ menunjukkan senyawa agregat yang terbentuk juga ikut
penggunaan adsorben arang aktif 3 % (A3) diserap oleh adsorben. Peroksida yang aktif
memberikan perbedaan kandungan bersifat oksidator dan dapat mempercepat
bilangan peroksida yang nyata (p < 0,05) terjadinya oksidasi senyawa lain dalam
lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan minyak membentuk senyawa agregat.
yang lain. Gambar 5 menunjukkan bahwa Djatmiko dan Pandji (1984) menyatakan
penurunan kandungan bilangan peroksida pembentukan peroksida sebagai hasil
dengan menggunakan adsorben arang aktif pendahuluan dari oksidasi minyak dalam
proses bleaching (penambahan arang aktif
121
Pemurnian Minyak Kelapa... (Fahri Ferdinand Polii)
dan bentonit) dapat dikurangi secara Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
sempurna. Demikian pula Ketaren (1986) adsorben arang aktif dan bentonit
menyatakan bahwa selama proses memberikan pengaruh yang berbeda nyata
pemucatan maka pembentukan peroksida (p < 0,05) terhadap kadar kotoran minyak
sebagai hasil oksidasi minyak akan kelapa Gambar 6 memperlihatkan bahwa
berkurang. Semakin tinggi konsentrasi kedua adsorben arang aktif dan bentonit
adsorben yang digunakan dalam proses menyerap kotoran dalam minyak kelapa
pemurnian minyak kelapa maka semakin makin besar seiring dengan naiknya
besar daya serapnya terhadap kandungan konsentrasi kedua adsorben. Penyerapan
bilangan peroksida. Hal ini terjadi karena kotoran dalam minyak oleh adsorben arang
semakin tinggi konsentrasi adsorben yang aktif lebih besar daripada bentonit. Hal ini
ditambahkan, maka semakin banyak juga ditunjukkan dengan hasil pengujian kadar
molekul-molekul adsorben yang dapat kotoran pada minyak kelapa yang diproses
berikatan (kontak) dan menyerap senyawa dengan penambahan arang aktif selalu lebih
peroksida yang ada dalam minyak. Ketaren kecil (0,025% — 0,053%) dibandingkan
(1986), arang aktif dapat juga menyerap bentonit (0,03% —0,067%). Analisis lebih
sebagian bau yang tidak dikehendaki dan lanjut dengan uji BNJ menunjukkan kadar
mengurangi jumlah peroksida sehingga kotoran minyak kelapa yang tidak
memperbaiki mutu minyak. menggunakan adsorben arang aktif dan
Kemampuan menyerap senyawa bentonit (kontrol) memperlihatkan
peroksida oleh arang aktif lebih besar perbedaan yang nyata (p < 0,05) lebih tinggi
dibandingkan dengan bentonit karena arang daripada kadar kotoran minyak kelapa yang
aktif mempunyai pori-pori dalam jumlah menggunakan adsorben arang aktif dan
besar. Komar dan Rahardjo (2008) bentonit. Kadar kotoran terendah diperoleh
menyatakan arang aktif mempunyai dari minyak yang diproses dengan adsorben
aktivitas penyerapan peroksida lebih tinggi arang aktif dengan konsentrasi 3% yaitu
dibandingkan dengan bentonit 0,025% sedangkan tertinggi pada minyak
yang tidak diproses dengan kedua jenis
Kadar Kotoran adsorben (arang aktif dan bentonit) yakni
0,10% (control). Tingginya kadar kotoran
Hasil pengamatan pengaruh adsorben dalam minyak kelapa sebelum diproses
arang aktif dan bentonit terhadap dengan kedua jenis adsorben dengan
persentase kadar kotoran dalam minyak konsentrasi yang berbeda disebabkan oleh
kelapa tercantum pada gambar 6. karena dalam proses pembuatan minyak
kelapa dengan cara pengepresan kopra
0,12 sebagian protein, klorofil, karotenoid, dan
fosfolipid dan karbohidrat ikut dalam minyak
0,1 kelapa pada waktu pengepresan begitu
Kadar kotoran (%)
122
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 115-124
kotoran jauh menurun yaitu berkisar antara Anonim . 2010 Teknologi Proses
0,025 — 0,65 dan hasil ini jika dibandingkan Pengolahan Minyak
dengan persyaratan minyak kelapa yang Kelapa.http://www.dekindo.com.
berlaku yakni SNI 01 -3741 -1995 Diakses Tanggal 25 April 2015
sebagian besar telah memenuhi syarat Badan Standardisasi Nasional. 1992. SNI
(kadar kotoran maksimum 0,05 °,10). 01-2902-1992, Mutu dan Cara Uji
Menurunnya kadar kotoran pada minyak Minyak Kelapa, , Jakarta
kelapa yang diproses dengan arang aktif Badan Standardisasi Nasional . 1992, SNI
dan bentonit diduga disebabkan oleh 01-2891-1992, Penentuan Warna,
kotoran yang ada dalam minyak keIapa dan Jakarta
berbentuk suspensi koloid seperti fosfolipid, Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI
karbohidrat, protein atau kotoran lain berupa 01-3750 -1995, Arang Aktif Teknis,
komponen yang larut dalam minyak Jakarta
misalnya karatenoid, asam remak bebas, Badan Standardisasi Nasional, 2000, SNI
sterol serta beberapa mineral teradsorpsi 13-6336-2000, Bentonit Untuk
(terserap) oleh kedua jenis adsorben (arang Pemurnian Minyak Nabati, Jakarta
aktif dan bentonit). Ketaren (1986) Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. UI Press.
menyatakan bahwa kotoran yang berbentuk Jakarta
suspensi koloid dalam minyak berupa Cheremisinoff. P.N dan A. C Moressi , 1978
fosfolipid, karbohidrat, senyawa nitrogen Carbon Adsorption Application,
dan senyawa kompleks lainnya dapat Carbon Adsorption Handbook, Ann
dihilangkan dengan menggunakan Arbor Sciece. Ann Arbor
adsorben. Djatmiko, B dan A. Pandji Widjaya, 1984.
Teknologi Minyak dan Lemak I. IPB
KESIMPULAN Bogor
Herlina, Netti dan Hendra. 2002. Lemak
Penggunaaan adsorben arang aktif Dan Minyak. http://library.usu.ac.id.
dan bentonit dapat meningkatkan mutu Diakses Tanggal 5 Mei 2015
minyak kelapa yang berasal dari proses Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi
pengepresan kopra asap Minyak Dan Lemak Pangan. UI,
Adsorben arang aktif dan bentonit Press. Jakarta:
dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 3% dapat Kirk, R.E. and D. F. Othmer 1964,
menyerap warna merah minyak kelapa, Encyclopedya of Chemical
akan tetapi warna kuning minyak kelapa Technology, 2nd ed. Volume 1, John
akan efektif diserap oleh bentonite 2% dan Wiley and Son, inc. New York
3%. Komar, P.A dan A.B. Rahardjo, 2008,
Penggunaan adsorben arang aktif Penjernihan Minyak Nabati dengan
atau bentonit sampai dengan konsentrasi Bentonit dari Nanggulan Yokyakarta,
3% belum optimal mengurangi kadar air dan Pusat pengembangan Teknologi
asam lemak bebas. mineral, Bandung
Arang aktif 3% lebih efektif menurunkan Mag, T.K. 1994. Bleaching Theory and
kandungan bilangan peroksida dan kadar Practices, Journal AOCS, No. 56
kotoran dalam minyak kelapa dibandingkan page : 1234-1239
dengan bentonit pada konsentrasi yang Mega Twilana Indah Dewi* dan Nurul
sama Hidajati.2012. peningkatan mutu
minyak goreng curah
PUSTAKA menggunakanadsorben bentonit
teraktivasi. Journal of Chemistry Vol.
AOCS, 1980. Official and Tentative Methods 1. No. 2 page: 47-53
3 rd Ed. American Oil Chemistry Rosita, A. F. dan Wenti Arum Widasari.
Sosiety. Illionis, 2009. Peningkatan Kualitas Minyak
Anonim, 2011 Kelapa, http:// Goreng Bekas dari KFC dengan
www.datacon.co.id/Sawit-2011, di Menggunakan Adsorben Karbon Aktif.
akses 18 Mei 2015
123
Pemurnian Minyak Kelapa... (Fahri Ferdinand Polii)
124