Kelompok 1:
Mahmudi 2202301046
Muhammad Nur Aini Haris D 2202301003
Zainal Abidin 2202301047
Rahmaniah 2202301032
Siti Nurhaliza 2202301040
PELAIHARI
2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Minyak
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam udara, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar misalnya dietil eter, kloroform, bennzena dan hidrokarbon lainnya yang
polaritasnya sama (Taiz & Zeiger, 2006).
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa
gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak
sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak sawit berwarna merah jingga
karena kandungan karotenoid (terutama B-karoten) berkonsistensi setengah padat pada suhu
kamar (Mangoensoekarjo & Semangun, 2003). Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai
industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang
banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri
kosmetik dan industri farmasi (Suheri, 2012).
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak mentah atau yang dikenal dengan
nama Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit Palm Kernel Oil (PKO). CPO merupakan minyak
kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi bagian mesokarp buah atau dari
proses pengempaan daging buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian.
Degumming adalah proses pemisahan gum, yaitu proses pemisahan getah atau lendir
yang terdiri dari fosfolipid, protein, residu, karbohidrat, air dan resin (Lin et al., 1998).
Degumming biasanya dilakukan dengan cara dehidrasi gum agar bahan non trigliserida
tersebut lebih mudah terpisah dari minyak, kemudian disusul dengan proses pemisahan yang
dapat dilakukan dengan cara sentrifusi (Ketaren, 1986).
Metode adsorpsi dapat terjadi antara permukaan padat-padat, gas- padat, gas-cair,
cair-cair atau cair-padat (Cheremisinoff & Ellerbusch, 1978). Pada proses pemucatan minyak,
mekanisme terjadi adalah cair- padat. Pemucatan dapat dilakukan dengan cara mencampur
minyak dan adsorben pada suhu tertentu kemudian disaring dengan penyaringan vakum.
Faktor yang dapat mempengaruhi berjalannya adsorpsi antara lain (Cookson, 1978):
1. Sifat fisika dan kimia adsorben yaitu luas permukaan, ukuran pori, komposisi kimia.
2. Konsumsi adsorben dalam fasa cair (larutan).
3. Sifat fasa cair seperti pH dan temperatur.
4. Lamanya proses adsorpsi.
Adsorben yang sering digunakan adalah tanah pemucat dan karbon aktif. Karbon aktif
adalah suatu bentuk karbon yang telah diaktifkan menggunakan panas uap air atau bahan
kimia sehingga daya adsorpsinya tinggi (Jacobs, 1951). Adsorpsi arang aktif disebabkan
karena arang mempunyai pori-pori dalam jumlah besar dan adsorpsi akan terjadi karena
adanya perbedaan energi potensial antara permukaan arang dan zat yang diserap (Arfian,
2001). Bleaching earth merupakan bahan yang digunakan terutama dalam pemurnian minyak
dan lemak nabati. Selain itu, bleaching earth juga dapat digunakan untuk pemurnian minyak
kelapa sawit Bleaching earth diproses dari tanah yang mengandung kalsium bentonit. Karbon
aktif sangat baik digunakan sebagai adsorben pada larutan yang mengandung gugus
karboksil, phenol, karbonil, normal lakton dan Asam karboksilat anhidrida, sehingga sesuai
digunakan pada minyak yang banyak mengandung klorofil dan tokoferol (Pasaribu, 2004).
Kualitas minyak sawit umumnya dinilai dari kadar free fatty acids (FFA),
deterioration of bleachability index (DOBI), dan peroxide value (PV) Kadar FFA menjadi
parameter yang paling umum digunakan dalam pengukuran mutu minyak kelapa sawit. FFA
adalah suatu asam yang dibebaskan pada proses hidrolisis lemak oleh enzim. Jika dinding sel
pecah atau rusak karena proses pembusukan atau karena pelukaan mekanik karena benturan,
terjadi kontak antara enzim dengan minyak dan reaksi hidrolisis akan berlangsung dengan
cepat sehingga membentuk gliserol dan FFA (Mangoensoekarjo & Semangun, 2003).
Keberadaan FFA dapat menurunkan citarasa dari produk turunan CPO. Selain itu FFA juga
dapat menimbulkan masalah kesehatan apabila terlalu banyak dikonsumsi.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 September 2023 pada pukul
10.00 - selesai. Dilaboraturium Bioproses dan Bioenergi, Program Studi Agroindusri Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Politknik Negeri Tanah Laut.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
4.1 Hasil
- Massa CPO hasil degumming = 260,22 gram
- Massa Bleaching = 2,6 gram
Kelompok 1 2 3 4 5 6
Awal 4,85% 4,18% 5,52% 4,47% 4,93% 4,68%
Bleaching 4,54% 5,08% 4,58% 4,40% 4,78% 4,62%
% 89,54% 102,22% 82,97% 98,43% 97,03% 98,71%
4.2 Pembahasan