Anda di halaman 1dari 16

DEGUMMING CRUDE PALM OIL (CPO), PEMUCATAN MINYAK SAWIT

(BLEACHING), DEODORASI, FRAKSINASI MINYAK


(MATA KULIAH PENGOLAHAN TURUNAN KELAPA SAWIT)

KELOMPOK 4 :

ANIS FITRIANA 2202301006


NUR ALMAIDA 2202301071
AKHMAD RIDUAN 2202301065
MUHAMMAD KHUDARI 2202301016
MUHAMMAD FIRJATULLAH 2202301108

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
PELAIHARI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Lampu....................................................................................................................................4
2.2 K.............................................................................................................................................4
BAB III METODE..........................................................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................6
4.1 Hasil.......................................................................................................................................6
4.2 Pembahsan.............................................................................................................................7
BAB V KSIMPULAN DAN SARAN............................................................................................8
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
5.2 Saran.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil olahan dari kelapa sawit yang berupa minyak
mentah yang masih berwarna kemerahan. Standar mutu pada CPO yang biasa dianalisa
adalah kadar asam lemak bebas, kadar air, kadar kotoran dan kadar logam. CPO (crude palm
oil) merupakan minyak kasar yang diperoleh dengan cara ekstraksi daging buah sawit dan
biasanya masih mengandung kotoran terlarut dan tidak terlarut dalam minyak Pengotor yang
dikenal dengan sebutan gum atau getah ini terdiri dari fosfatida, protein, hidrokarbon,
karbohidrat, air, logam berat dan resin), asam lemak bebas (FFA), tokoferol, pigmen dan
senyawa lainnya. Adanya pengotor pada minyak akan menurunkan kualitas dan
mempengaruhi penampilan fisik, rasa, bau dan waktu simpan dari minyak, sehingga harus
dihilangkan melalui proses pemisahan secara fisika maupun secara kimia.
Di dalam penelitian kali ini, analisa yang dilakukan adalah melakukan penelitian tentang
pengaruh proses degumming menggunakan asam fosfat pada proses refinery serta
menganalisis kualitas hasil degumming yang terdapat dalam CPO. Selain mempelajari
pengaruh proses degumming pada karakteristik minyak, di dalam penelitian ini juga
melakukan pemodelan matematis untuk memperoleh dosis asam fosfat dan bleaching earth
yang sesuai untuk proses degumming dan bleaching pada CPO. Penelitian ini mempelajari
lebih rinci peristiwa perpindahan massa gum dari minyak ke asam fosfat dan reaksi antara
gum dengan asam fosfat
Proses pemurnian minyak nabati pada umumnya terdiri dari 4 tahap, yaitu: a) proses
pemisahan gum (degumming), b) proses pemucatan (bleaching) yang merupakan proses
penghilangan komponen wama coklat seperti karotenoid & tokoferol, c) proses penghilangan
bau (deodonsasi) yang merupakan proses penghilangan asam lemak bebas dan komponen
penyebab bau tidak sedap seperti peroksida, keton dan senyawa hasil oksidasi lemak lainnya.
dan d) proses fraksinas

1.2 Tujuan
1.2.1 Degumming Crude Palm Oil (CPO)
Tujuan praktikum ini adalah mempraktikan proses degumming CPO pada proses refinery
dan menganalisis kualitas hasil degumming
1.2.2 Pemucatan Minyak Sawit (Bleaching)
Tujuan praktikum ini adalah untuk menghilangkan warna pada CPO menggunakan
bleaching earth
1.2.3 Deodorasi
Tujuan praktikum ini adalah untuk menghilangkan bau pada CPO
1.2.4 Fraksinasi
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memisahkan fraksi olein dan stearin dari RBDPO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit


Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman
yang produk utamanya terdiri dan minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (KPO) ini
memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang
terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Hingga saat im kelapa sawit
telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit hingga
menjadi minyak dan produk turunannya

2.2 Proses Minyak Kelapa Sawit


2.2.1 Degumming
Proses degumming dibedakan menjadi waler degumming, dry degumming, enzymatic
degumming, membrane degumming, dan acid oegumming Penelitian ini mempelajan
acid degumming CPO dengan asa fosfat Acid degumating CPO dengan asam fosfat
dimaksudkan untuk memisahkan fosfatida yang merupakan sumber rasa dan warna yang
tidak diinginkan. Senyawa fosfatida dalam minyak terdiri dari dua macam yaitu fosfatida
hydratable dan fosfatida non hydratable Fosfatida hydratable mudah dipisahkan dengan
penambahan air pada suhu rendah sekitar 400C Penambahan air ini mengakibatkan
fosfolipid akan kehilangan safat lipofiliknya dan berubah sifat menjadi hipofobik
sehingga mudah dipisahkan dari minyak Fosfatida non hydratable harus dikonversi
tericbih danalu menjadi fosfatida hydratable dengan penambahan larutan asam dan
dilanjutkan dengan proses netralisasi Asam yang biasa digunakan pada proses
degumming adalah asam fosfat dan asam sitrat

2.2.2 Bleaching
Pemucatan (Bleaching) adalan usaha untuk menghilangkan zat wama alami dan zat
warna lam yang merupakan degradasi zat alamiah, pengaruh logam dan warna akibat
oksidasi Pemucatan dilakukan dengan mencampur minyak dengan sejumlah besar
adsorben, seperti tanah serup (fuller carth), lempung dan arang aktif atau dapat juga
bahan kimia. Adsorben yang digunakan untuk memucatkan minyak terdin dan tanah
penucat (bleaching earth) dan arang (carbon earth) Zat warna dalam minyak akan diserap
oleh permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid (gum dan resin) serta hasil
degradasi mmyak, misalnya peroksida Bleaching earth merupakan bahan yang digunakan
terutama dalam pemurnian minyak dan lemak nabati. Selain stu, bleaching earth juga
dapat digunakan untuk pemurnian minyak kelapa sawit. Bleaching earth diproses dari
tanah yang mengandung kalsium bentonit. Bleaching Earth pada industri sawit digunakan
untuk pemucatan dan menyerap kotoran serta bahan yang tidak diinginkan pada minyak
sawit, seperti zat pewarna (karotenoid), sabun dan lainnya, yang selalu ditemukan dalam
minyak dan lemak.

2.2.3 Deodorasi
Deodorisasi minyak merupakan proses penghilangan bau yang udak enak pada minyak
melalui pemanasan dalam kondisi vakum atau udara terkendali. Proses ini bertujuan
untuk memperbaiki aroma, warna, kestabilan oksidasi, dan keamanan pangan dari
minyak. Proses tersebut juga dapat menghilangkan senyawa kimia yang berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Deodorisasi minyak
sering kait digunakan dalam pengolahan minyak goreng, minyak nabati, minyak ikan,
serta minyak yang digunakan dalam industri Proses deodorisasi harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan pada minyak serta menjaga kualitas dan
keamanan pangan dari produk yang dihasilkan Oleh karena itu teknologi yang berkaitan
dengan deodorisasi minyak terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses tersebut.

2.2.4 Fraksinasi
Proses pemisahan fraksi olein dan fraksi stearin dalam RBDPO dilakukan dengan dengan
menggunakan larutan yang dibuat dari campuran dua senyawa kimia tertentu, hingga
memiliki density intermediet. Larutan yang dimaksud tersebut utamanya terdiri atas:
1) Paling kurang 30% volume air atau paling tidak 20% volume alkohol alifatik yang
mengandung dua atau tiga gugus hidroksil per molekul dan memiliki berat molekul
maksimal 1000 gr.
2) Tidak lebih dari 80% volume pelarut organik yang dipilih dari group yang terdiri dari
alkohol alifatik monohidrat, aldehid atau keton alifatik yang memiliki satu sampai lima
atom karbon. Pada temperatur di bawah titik leleh stearin, pencampurannya dengan
RBDPO dapat memisahkan fraksi olein dan fraksi stearin, disebabkan karena larutan
memiliki berat jenis antara berat jenis fraksi-fraksi dalam RBDPO (Hock, O. S. and
Chong C. Chuah,1979). Hal ini sangat mungkin terjadi karena larutan yang memiliki
berat jenis berbeda dalam medium yang sama akan terpisah sesuai berat jenis masing-
masing zat, dimana yang memiliki berat jenis lebih besar akan berada di bawah.

2.3 Asam Lemak Bebas


Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai
trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya
bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam
lemak bebas. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman,
dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar asam
lemak bebas yang terbentuk.
Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat
merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Kadar
asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah 1%. Lemak dengan
kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada permukaan lidah
dan tidak berbau tengik, namun intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah
asam lemak bebas Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan
rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat
menguap, dengan jumlah atom C lebih besar dari 14.
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


3.2.1 Degumming Crude Palm Oil (CPO)
Peraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 11 September 2023 pada pukul 10.00 s.d selesai
WITA. Bertempat di Laboraturium Bioproses dan Bionergi, Program Studi Agroindusri Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Politknik Negeri Tanah Laut.
3.2.2 Pemucatan Minyak Sawit (Bleaching)
Peraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 18 September 2023 pada pukul 09.45 s.d selesai
WITA. Bertempat di Laboraturium Bioproses dan Bionergi, Program Studi Agroindusri Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Politknik Negeri Tanah Laut.
3.2.3 Deodorasi
Peraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 September 2023 pada pukul 09.15 s.d selesai
WITA. Bertempat di Laboraturium Bioproses dan Bionergi, Program Studi Agroindusri Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Politknik Negeri Tanah Laut.
3.2.3 Deodorasi
Peraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2023 pada pukul 09.30 s.d selesai WITA.
Bertempat di Laboraturium Bioproses dan Bionergi, Program Studi Agroindusri Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Politknik Negeri Tanah Laut.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Gelas beaker 250 ml, Neraca Analitik, Hot Plate,
Termometer, Sentrifuge, Erlemeyer 100 ml, Erlenmeyer 250 ml, Buret, Statif, Kertas saring,
Corong, Gelas ukur, Baskom, Saringan, Pengaduk, Timbangan, Pipet tetes.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu CPO, Aquades, Asam fosfat, Alkohol, NaOH,
Indikator PP, CPO hasil degumming, Bleaching earth, DBPO, RBDPO, Air, Es batu.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Degumming Crude Palm Oil
a. Disiapkan cpo lalu panaskan pada suhu 40°C sampai terlihat mencair.
b. Ditambahkan asam Eosfat (H³PD4)sebanyak 1%=3ml lalu panaskan pada suhu 80°C
selama 15 menit.
c. Ditambahkan Aquades sebanyak 5% dari berat awal , kemudian panaskan pada suhu
60°C selama 15menit untuk menghilangkan asam.
d. Kemudian lakukan sentrifugasi ( 6000 rpm selama 5 menit ).
e. Diamati dan catat perubahan CPO sebelum dan sesudah proses degumming.
f. Dilakukan Analisis FFA

Analisis FFA
a. Disiapkan 5 gr minyak.
b. Dimasukkan sampel kedalam Elmeyer, lalu tambsahkan 50ml alcohol netral.
c. Dipanaskan hingga mendidih, kemudian dinginkan
d. Ditambahkan 2 ml indicator PP.
e. Dititrasi dengan larutan 0,1 N NaOH yang telah di Standarisasi.
f. Diamati perubahan warna sampai warna merah jambu dan tidak hilang selama 30 detik
3.3.2 Bleaching
3) Disiapkan sampel CPO hasil degumming.
4) Dipanaskan hingga ± 100º c sampai mencair.
5) Ditambahkan bleaching instan yang telah diasamkan sebanyak 4%.
6) Dipanaskan ± 100º c selama 30 menit, diaduk kemudian saring.
7) Minyak yang telah diperoleh kemudian disimpan
3.3.3 Deodorasi
1. Di tentukan FFA sebelum di deodorosisasi
2. Di siapkan DBPO di dalam gelas beaker
3. Di letakan di atas Hotplate, kemudian dipanaskan 65 derajat celcius selama 2 jam
4. Di angkat dan di tunggu sampai suhu 30 derajat celcius
5. Di simpan minyak yang sudah di deodorisasi
6. Di amati perubahan yang telah di analisis FFA nya
7. Di Tuliskan di tabel berikut
3.3.4 Fraksinasi
1. Dihitunglah nilai FFA olein dan stearin yang didapat, serta amati warna dan tekstur
sebelum fraksinasi
2. Dipanaskan RBDPO pada suhu 70ºC sambil diaduk sampai mencair rata
3. Diturunkan temperatur sampai 20ºC (rendam dalam air)
4. Disaring kemudian dipisahkan fraksi olein dan stearin
5. Dihitunglah nilai FFA olein dan stearin yang didapat, serta amati warna dan tekstur
setelah fraksinasi
6. Dituliskan dalam tabel berikut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Degumming Crude Palm Oil (CPO)
NaOH 0,1
BM 256
Volume titrasi awal 2,4 ml
Volume titrasi akhir 8 ml
Berat sampel 5 gram

4.1.2 Pemucatan Minyak Sawit (Bleaching)


Kelompok 1 2 3 4 5 6
Awal 5,7 6,35 5,88 6,43 7,88 8,45
Bleaching 6,35 6,67 5,52 7,25 7,93 6,71
% 111,40% 105% 93,87% 112,75% 100,63% 79,4%

4.1.3 Deodorasi
No Parameter yang Diamati Sebelum Deodorasi Sesusdah Deodorasi
1 Bau Bau tengik Tidak berbau
2 Warna Coklat bata Kuning
3 Tekstur Kental Agak cair
4 FFA 7,091% 2,739%

4.1.4 Fraksinasi
No Parameter yang Sebelum SetelahFraksinasi
Diamati Fraksinasi Olein Stearin
1 Warna Kuning - Kuning Pucat
2 Tekstur Cair - Kental
3 FFA 2,6% - 2,2%

4.2 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum ini, dilakukan proses degumming, bleaching CPO, deodorasi,
dan fraksinasi. Pada proses degumming pada CPO yang belum melewati proses Degumming
memiliki kadar FFA yang tinggi di bandingkan dengan CPO yang sudah melewati proses
Degumming. Kemudian pada proses bleaching CPO menggunakan media bantuan berupa bubuk
bleaching earth. Pada praktikum menggunakan sampel CPO hasil dari proses acid degumming
yang akan dihilangkan warnanya dengan cara di sentrifugasi menggunakan alat sentrifuge.
Adapun kadar asam lemak bebas atau FFA sebelum dan sesudah dilakukan proses bleaching
yaitu 6,43% dan 7,25%. Naiknya jumlah kadar FFA yang terjadi pada sampel CPO hasil acid
degumming dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya waktu simpan, suhu, dan udara.
Selanjutnya proses deodorasi. CPO yang belum melewati proses Deodorisasi memiliki kadar
FFA yang tinggi di bandingkan dengan CPO yang sudah melewati proses Deodorisasi. Terakhir
pada proses fraksinasi yang mana proses ini bertujuan untuk memisahkan fraksi olein dan stearin
daei RBDPO. Hasil yang kami dapatkan ialah berat CPO hasil deodorasi yaitu 104,5 gram
dengan pengurangan sebanyak 10 gram sampel untuk diuji kadar FFA sebelum dilakukan
fraksinasi. Sehingga berat akhir CPO yaitu 94,5 gram. Dari praktikum yang telah dilakukan hasil
yang kami dapatkan adalah tidak adanya olein. Hal ini bisa terjadi karena sampel yang kelompok
kami gunakan adalah bagian yang paling bawah sehingga tidak ada olein yang tersisa hanya
stearin saja.
BAB V
KSIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah di dapat pada praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Uji kadar FFA pada setiap proses mengalami kenaikan. Trtapi pada proses fraksinasi kadar
FFA CPO mengalami penurunan.
b. Proses refinery yang dilakukan fraksinasi minyak adalah dengan produk akhir yang
dihasilkan adalah Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).
c. Proses fraksinasi minyak menggunakan metode, yaitu kristalisasi
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka disarankan untuk lebih mendalam tentang
pengaruh temperatur tehadap proses pemisahan fraksi olein dan fraksi stearin menggunakan
suatu larutan indikator PP perlu dilakukan. Disamping itu, penggunaan alat sentrifugasi perlu
dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaannya terhadap proses pemisahan mengingat alat
sentrifugasi telah digunakan secara meluas pada proses-proses pemisahan.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Satyawibawa, I., & Paeru, R. H. (2012). Kelapa sawit. Penebar
Swadaya Grup.

Ristianingsih, Y., Sutijan, S., & Budiman, A. (2012). Studi Kinetika Proses Kimia Dan Fisika
Penghilangan Getah Crude Plam Oil (Cpo) Dengan Asam Fosfat. Reaktor, 13(4), 242-
247.

HASIBUAN, Hasrul Abdi. Kajian mutu dan karakteristik minyak sawit indonesia serta produk
fraksinasinya. Jurnal Standardisasi, 2012, 14.1: 13-21.

Hernawati, H. E. R. H. E. R. "Kajian Proses Fraksinasi Minyak Sawit Kasar dengan Pelarut


Organik dalam Upaya Pembuatan Konsentrat Karotenoid." Skripsi tidak
diterbitkan (2008).

Wulandari, N., & Hernawati, H. (2017). Fraksinasi Minyak Sawit Kasar dengan Pelarut Organik
dalam Pembuatan Konsentrat Karotenoid. Jurnal Mutu Pangan: Indonesian Journal of
Food Quality, 4(2), 83-91.

Malik, A. (2015). Fraksinasi olein dan stearin minyak sawit kasar menggunakan larutan dengan
berat jenis antara. JESBIO: Jurnal Edukasi dan Sains Biologi, 4(2).
LAMPIRAN

Perhitungan :
a) Degumming Crude Pakm Oil (CPO)
Naoh = 0,1
BM = 256
Volume titrasi awal = 2,4 ml
Vlume titrasi akhir = 8 ml
Berat sampel = 5 gram
 FFA Sebelum degumming
N NaOH × BM × volume titrasi
% FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×256 × 2 , 4 ml
¿ ×100 %
5 ×1000
= 1,2%
 FFA Setelah degumming
N NaOH × BM × volume titrasi
% FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×256 × 8 ml
¿ ×100 %
5 ×1000
= 4,09%
b) Pemucatan Minyak Sawit (Bleaching)
Massa CPO Degumming 1 = 5,08 ml Volume titrasi = 13,7 ml
Massa CPO Degumming 2 = 5,15 ml Volume titrasi = 12 ml
Massa Bleaching 1 = 5 gram Volume titrasi = 14 ml
Massa Bleaching 1 = 5 gram Volume titrasi = 14,5 ml

0 ,1 N ×256 ×13 ,7 ml
% FFA ¿ ×100 %
5 , 08 ×1000
= 6,9%

0 ,1 N ×256 ×12 ml
% FFA ¿ ×100 %
5 , 15 ×1000
= 5,96%
6 , 9+5 , 96
% FFA awal ¿ =6 , 43 %
2
0 ,1 N ×256 ×1 4 ml
% FFA ¿ ×100 %
5 ×1000
= 7,1%
0 ,1 N ×256 ×1 4 , 5 ml
% FFA ¿ × 100 %
5 , ×1000
= 7,4%

7 ,1+7 ,5
% FFA akhir ¿ =7 ,25 %
2
7 , 25
% FFA awal ¿ x 100 %
6 , 43
= 112,75%

c) Deodorasi
FFA Sebelum Deodorasi
N NaOH × BM × volume titrasi
1) % FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×25 6 × 15 ,2 ml
¿ ×100 %
5 × 1000
= 7.782%
0 ,1 ×256 × 12 ,3 ml
2) ¿ ×100 %
5 × 1000
= 6,29
Rata-Rata
FFA 1+ FFA 2
FFA ¿
2
7,782+ 6 , 4
¿
2
14,182
= = 7,081%
2
FFA Sesudah Deodorasi
N NaOH × BM × volume titrasi
1) % FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×25 6 × 5 ,5 ml
¿ ×100 %
5× 1000
= 2.816%
0 ,1 ×256 × 5 ,2 ml
2) ¿ ×100 %
5 × 1000
= 2.662
Rata-Rata
FFA 1+ FFA 2
FFA ¿
2
2.816+2.662
¿ =2,739
2

d) Fraksinasi
- Berat stearin = 94,5 gram
A. (% FFA Sebelum Fraksinasi)
1) Berat sampel = 5,06 gram
Volume tetrasi = 5 ml
N NaOH × BM × volume titrasi
% FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×256 × 5 ml
¿ × 100 %
5 ,06 gram ×1000
= 2,5%

2) Berat sampel = 5,09 gram


Volume titrasi = 5,5 ml
N NaOH × BM × volume titrasi
% FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×256 × 5 ,5 ml
¿ ×100 %
5 , 09 gram× 1000
= 2,7%
(Rata-Rata)
2, 5+2 , 7 l
% FFA ¿ =2 ,6 %
2

B. (% FFA Setelah Fraksinasi)


1) Berat sampel = 5,07 gram
Volume tetrasi = 4,1 ml
N NaOH × BM × volume titrasi
% FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×256 × 4 ,1 ml
¿ ×100 %
5 , 07 gram ×1000
= 2,07%

2) Berat sampel = 5,02 gram


Volume titrasi = 5 ml
N NaOH × BM × volume titrasi
% FFA ¿ × 100 %
massa sampel ×1000
0 ,1 ×256 × 5 ml
¿ ×100 %
5 ,02 gram× 1000
= 2,55%
(Rata-Rata)
2, 07+ 2 ,55
% FFA ¿ =2 , 31 %
2

Anda mungkin juga menyukai