Anda di halaman 1dari 39

Pemurnian Minyak Sawit

(Refining Process)
Pertemuan#4
DISUSUN OLEH:
Dr. Ahmad Nasir Pulungan, M.Sc
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
1
Pemurnian minyak CPO
 Teknologi Pemurnian minyak sawit merupakan
Teknologi Pengolahan kelapa sawit pada
Industri Turunan Minyak Sawit dari Crude Palm
Oil untuk memperoleh minyak sawit murni
(Refined Palm Oil) atau disebut Refined
Bleached Deodorized Pal Oil (RBDPO), yang
selanjutnya akan dioleh menjadi produk
turunan sawit, mulai dari fraksinasi antara olein
(minyak goreng) dan stearin yang akan diolah
lebih lanjut menjadi produk pangan maupun
non pangan.
Pemurnian minyak CPO

 Pada dasarnya proses


pemurnian CPO adalah proses
pemisahan komponen perusak
mutu seperti air, asam lemak
bebas, gum, fosfatida, protein,
senyawa logam, resin, pigmen
dan senyawa lainnya.
Pemurnian minyak sawit
Teknologi pemurnian CPO dilakukan
melalui dua tahap utama

2. Proses fraksinasi adalah tahapan


pemisahan antara fraksi padat (stearin)
1. Proses refining merupakan proses dan fraksi cair (olein) yang menjadi
pemurnian CPO dengan menghilangkan asam penyusun minyak sawit.
lemak bebas dan sumber bau, serta memucatkan
warna.
1. Refining Process

 Dua proses telah


dikembangkan
untuk pemurnian
minyak dan lemak
nabati, yaitu
pemurnian secara
fisika dan kimia
Palm Oil Refining Process

Crude Palm Decolorization


Degumming Deacidification
Oil

RBD Deodorization Filtering


Palm Oil

The Power of PowerPoint | thepopp.com 6


Refining Process
Chemical Refining
 Tujuan utama Chemical refining adalah untuk menyabunkan FFA
dengan larutan alkali dan mengencerkan sabun yang dihasilkan
dalam fase air.

Structure of a triglyceride.

Saponification reaction.
Physical Refining
 Physical Refining adalah proses  Secara komparatif, pemurnian fisik
penyulingan untuk menghilangkan minyak nabati lebih disukai karena merupakan
asam lemak bebas, yang proses yang lebih ekonomis yang memerlukan
lebih sedikit bahan kimia, menghasilkan lebih
merupakan salah satu tahap sedikit limbah, dan memberikan hasil minyak
penghilang bau. Dengan yang lebih tinggi.
menggunakan metode pemurnian  Namun pemurnian fisik dan kimiawi dari minyak
fisik minyak nabati, minyak nabati nabati adalah proses pemurnian langkah demi
mentah harus dihilangkan langkah untuk menghilangkan fosfolipid,
pigmen, rasa tidak enak, asam lemak bebas
lemaknya secara menyeluruh dan kotoran lainnya dalam minyak nabati
untuk mendapatkan hasil yang mentah.
efektif.  Jadi harus mempertimbangkan karakteristik
minyak nabati mentah yang berbeda, kemudian
memilih metode pemurnian terbaik.
Refining Process

 Refining process terdiri dari beberapa tahapan proses


yang meliputi:
1. degumming,
2. Netralisasi
3. bleaching,
4. filtration, dan
5. deodorizing.
Refining Process
1. Degumming

 Proses Pembentukan dan pengikatan flok-flok


dari zat-zat terlarut dan zat-zat yang bersifat
koloidal dalam minyak mentah, sehingga flok-flok
yang terbentuk cukup besar untuk bisa
dipisahkan dari minyak Untuk menghilangkan
zat-zat yang terlarut atau zat-zat yang bersifat
koloidal, seperti resin, gum, protein dan fosfatida
dalam minyak mentah
1.Degumming Process

 Degumming dan bleaching dapat berlangsung


secara bersamaan pada dasarnya adalah proses
penghilangan bahan sejenis gum atau getah dan
komponen pengotor lain seperti logam yang masih
terkandung pada CPO melalui proses pengikatan
dan penyerapan.
 Proses ini berlangsung secara kontinyu pada
temperatur minyak mulai dari 40°C sampai 120°C.
Tahapan Degumming

Gambar Alur proses degumming dan bleaching.


Chemical Degumming

 Pada proses degumming


asam, asam fosfat
membentuk endapan atau
asam sitrat membentuk
kompleks dengan kalsium
dan magnesium kemudian
asam diencerkan dengan
air.
Degumming

 Proses degumming dilakukan dengan menambahkan


bleaching earth yang berperan sebagai adsorben atau
penyerap gumpalan pengotor yang telah diikat oleh asam sitrat
dan asam fosfat.

Bleaching earth adalah hasil dari


mineral lempung, attapulgite dan spiolite
yang diolah untuk kebutuhan pemurnian
minyak nabati dan lemak hewani

bleaching earth Spent bleaching earth


Refining Process
2. Netralisasi
 Tujuan utama netralisasi adalah untuk menghilangkan Asam Lemak Bebas
(FFA) yang ada di dalam minyak nabati mentah yang dapat menyebabkan bau
tengik.

Netralisasi ialah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari
minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa
atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock).

 Netralisasi adalah proses kedua dalam pemurnian minyak CPO yang dimulai setelah proses degumming selesai.
 Bahan baku dimasukkan ke dalam Neutralizer dimana rentang suhu pemanasan dijaga pada 55 C hingga 70 C
tergantung pada kualitas minyak mentah.
 Minyak berada di bawah agitasi konstan untuk menjaga keseragaman.
 Dalam pemurnian kimia, alkali digunakan untuk menetralkan FFA dan menghilangkan keasaman minyak.
Metode Netralisasi Minyak:

1 Netralisasi dengan Kaustik Soda (NaOH)

2 Netralisasi dengan Natrium Karbonat (Na2CO3)

3 Netralisasi Minyak dalam Bentuk “miscella”

4 Netralisasi dengan Etanol Amin dan Amonia

5 Pemisahan Asam (de-acidification) dengan Cara Penyulingan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17


Refining Process
2. Netralisasi
 Proses Netralisasi dalam pemurnian CPO adalah untuk
menyabunkan FFA dengan larutan basa dan mengencerkan sabun
yang dihasilkan dalam fase air.
 Dalam industri minyak nabati kebanyakan soda kaustik (NaOH)
digunakan untuk pengobatan dengan FFA.
 Selain itu, kalium hidroksida (KOH) juga dapat digunakan
 FFA adalah asam stearat yang terpisah dari molekul trigliserida
meninggalkan digliserida dalam minyak.
2.Netralisasi Process
 Netralisasi dengan Kaustik Soda (NaOH)
Netralisasi dengan kaustik soda banyak dilakukan dalam skala industry, karena lebih
efisien dan lebih murah dibandingkan dengan cara netralisasi lainnya.
Selain itu penggunaan kaustik soda, membantu dalam mengurangi zat warna dan
kotoran yang berupa getah dan lender dalam minyak.
2.Netralisasi Process
Efisiensi netralisasi dinyatakan dalam refining factor, yaitu perbandingan antara kehilangan
karena netralisasi dan jumlah asam lemak bebas dalam lemak kasar.

KehilanganTotal (%)
Re finingFactor 
FFA.dalam min yak (%)

Sebagai contoh ialah netralisasi kasar yang mengandung 3% asam lemak bebas,
menghasilkan minyak netral dengan rendemen sebesar 94%, maka akan mengalami
kehilangan total (total loss) sebesar (100-94)% = 6%.

 Makin kecil nilai refining factor, maka efisiensi netralisasi makin tinggi.
2.Netralisasi Process
 Pemakaian larutan kaustik soda (NaOH) dengan
kensentrasi yang terlali tinggi akan bereaksi sebagian
dengan trigiserida sehingga mengurangi rendemen
minyak dan menambah jumlah sabun yang terbentuk.

Perlu untuk diperhatikan:


1. Keasaman dari Minyak Kasar
2. Jumlah Minyak Netral (Trigliserida) yang Tersabunkan Diusahakan
Serendah Mungkin
3. Jumlah Minyak Netral yang Terdapat dalam Soap Stock
4. Suhu Netralisasi
5. Warna Minyak Netral
2.Netralisasi Process
1. Keasaman dari Minyak Kasar
Konsentrasi dari alkali yang digunakan tergantung dari jumlah asam lemak
bebas atau derajat keasaman minyak.
Makin besar jumlah asam lemak bebas, makin besar pula konsentrasi alkali
yang digunakan.

Secara teoritis, untuk menetralkan 1 kg asam lemak bebas dalam minyak


(sebagai asam oleat), dibutuhkan sebanyak 0,142 kg kaustik soda Kristal,
atau untuk menetralkan 1 ton minyak yang mengandung 1% asam lemak
bebas (10 kg asam lemak bebas) dibutuhkan sebanayk 1,42 kg kaustik
soda Kristal.
2.Netralisasi Process

2. Jumlah Minyak Netral (Trigliserida) yang Tersabunkan


Diusahakan Serendah Mungkin

Makin besar konsentrasi larutan alkali yang digunakan, maka


kemungkinan jumlah trigliserida yang tersabunkan semakin
besar pula sehingga angka refining factor bertambah besar.
2.Netralisasi Process
3. Jumlah Minyak Netral yang Terdapat dalam Soap Stock

 Makin encer larutan kaustik soda, maka makin besar tendensi larutan sabun
untuk membentuk emulsi dengan trigliserida. Umumnya minyak yang
mengandung kadar asam lemak bebas yang rebdah lebih beik dinetralkan
dengan alkali encer (konsentrasi lebih kecil dari 0,15 N atau 5oBe),
sedangkan asam lemak bebas dengan kadar tinggi, baik dinetralkan dengan
larutan alkali 10-24oBe.
 Dengan menggunakan larutan alkali encer, kemungkinan terjadinya
penyabunan trigliserida dapat diperkecil, akan tetapi kehilangan minyak
bertambah besar karena sabun dalam minyak akan membentuk emulsi.
2. Netralisasi Process

4. Suhu Netralisasi

Suhu netralisasi dipilih sedemikian rupa sehingga sabun (soap stock) yang
terbentuk dalam minyak mengendap dengan kompak dan cepat.
Pengendapan yang lambat akan memperbesar kehilangan minyak karena
sebagian minyak akan diserap oleh sabun.

5. Warna Minyak Netral

Makin encer larutan alkali yang digunakan, makin besar jumlah larutan yang
dibutuhkan untuk netralisasi dan minyak netral yang dihasilkan berwarna
lebih pucat.
3. Bleaching Process
Tujuan Bleaching adalah untuk menghilangkan pigmen warna yang
terkandung di dalam Minyak Nabati.

 Minyak yang dinetralkan dipanaskan pada suhu tambahan melalui


ketel termik untuk menaikkan suhu minyak sekitar 1200C hingga
1300C.
 Minyak kemudian diolah dengan Bleaching Clays yang menyerap
pigmen warna.
 Jumlah tambahan untuk pemutihan tanah liat bervariasi dari
minyak ke minyak. Dan sangat tergantung pada kandungan warna
minyak mentah dan indeks warna minyak kualitas yang diinginkan.
3. Bleaching Process
 Untuk mendapatkan minyak RBD yang berkualitas baik,
maka harus melakukan proses bleaching dengan
keunggulan shear.
 Berikut tahapan-tahapan penting dalam proses
bleaching:

1. Menaikkan Suhu ke Level Batas


2. Kontrol Proses Dosis Tanah Liat
3. Agitasi Berkelanjutan untuk Keseragaman
4. Memahami Warna dan Klorofil yang Diinginkan
5. Total Waktu Kontak
6. Tekanan Vakum
7. Metode Filtrasi Akhir
3. Bleaching Process
Jenis-Jenis Bahan Pemucat

1. Bentonite yaitu sebuah nama perdagangan lempung


yang mengandung mineral montmorillonite atau
pembangun struktur bentonite.
2. Arang Aktif; Arang (Carbon) yang merupakan
adsorben adalah zat yang paling banyak dipakai di
pabrik untuk menghilangkan zat warna larutan. Hal
ini dikarenakan zat ini paling banyak menyerap zat-
zat dalam larutan.
3. Simnit; nama dagang dari jenis lempung kaolin
adalah simnit. Mineral lempung yang berwarna putih
ini adalah kaolin, dengan susunan kimia Al2O3
2SiO2 2H2O atau yang dikenal dengan nama kimia
hidrous aluminium silikat.
Refining Process
4. Filtrasi

Tujuan filtrasi adalah untuk menghilangkan


bahan kimia bekas.

 Tanah liat disaring baik pada Penekan Filter


Konvensional Tipe Pelat atau pada Filter Daun
Tekanan Vertikal.
 Dalam industri refining proses filter dilakukan dalam
niagara filter
3. Filtering Process

 Tahap filtrasi
merupakan
tahapan di Proses:
mana terjadi 1. Filling
proses 2. Leaf filler
penyaringan 3. Circulasi
minyak
menggunak
an niagara
filter
3. Filtering Process

 Niagara filter sendiri adalah alat yang berfungsi untuk


memisahkan material-material yang tersisa pada proses
sebelumnya seperti asam fosfat, bleaching earth, serta
gum yang masih bercampur dengan minyak sehingga
akan didapatkan spesifikasi minyak yang disebut sebagai
bleached palm oil (BPO) yaitu minyak yang telah bersih
dari gum dan bahan sisa atau pengotor lainnya yang
bersifat padat.
 Minyak dengan mutu ini akan disimpan sementara untuk
selanjutnya dilakukan proses lanjutan yaitu penghilangan
bau atau deodorizing.
Refining Process
4. Deodorasi

Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan zat bau.

 Untuk menghilangkan zat bau, panduan langkah bijak


harus diikuti oleh operator kilang yang memenuhi
persyaratan.
 Suhu minyak nabati yang telah di bleaching selanjutnya
dinaikkan dari 1200C menjadi 2000C.
 Minyak mengalami pemanasan suhu tinggi di bawah
vakum.
5. Deodorizing Process

 Proses penghilangan bau atau deodorisasi (deodorizing) pada


minyak sebenarnya merupakan proses penghilangan asam lemak
bebas dan komponen penyebab bau tidak sedap lainnya seperti
peroksida, keton, dan senyawa hasil oksidasi lemak lainnya.
 Pada umumnya senyawa-senyawa tersebut bersifat volatil atau
mudah menguap, sehingga menimbulkan bau yang tidak disukai.
 Produk akhir dari proses ini disebut sebagai RBDPO (refined,
bleached, and deodorized palm oil) dan produk sampingnya berupa
PFAD (palm fatty acid distillate).
 PFAD memiliki komponen utama asam lemak bebas beserta
senyawa-senyawa volatil lainnya.
5. Deodorizing Process
Main Process Conditions for Deodorization

 Proses deodorisasi sepenuhnya ditentukan oleh empat parameter proses:

1. Suhu
2. Waktu
3. Tekanan
4. Jumlah pengupasan uap

 Parameter proses yang optimal bergantung pada jenis minyak (spesifikasi


dari RBDPO) dan proses pemurnian yang diterapkan.
Palm Oil Fractionation Process

Cooling
RBDPO Preheating Cristalization

Filtering
Palm Olein

Stearin

The Power of PowerPoint | thepopp.com 35


Proses Fraksinasi
 RBDPO yang dihasilkan dari tahapan proses sebelumnya terdiri
dari dua fraksi yaitu sterin dan olein.
 Titik leleh fraksi olein adalah 9–12°C, sedangkan fraksi stearin
adalah 35–37ᵒC.

 fraksi olein digunakan  fraksi stearin digunakan sebagai bahan


sebagai bahan baku baku untuk membuatmargarin, mentega
pembuatan minyak goreng. putih (shortening) dan sabun
5. Proses fraksinasi
Pemisahan stearin dilakukan dengan prinsip perbedaan titih
leleh melalui mekanisme fraksinasi kering (dry fractionation),
yaitu pemisahan tanpa melibatkan penggunaan bahan pelarut.

Kristalisasi bertujuan untuk mengubah wujud Proses filtrasi di sini pada dasarnya adalah
fraksi stearin dari cari menjadi padat. Untuk penyaringan fraksi cair (olein) dari fraksi padat
mencapai kondisi ini, diperlukan pendinginan (stearin) yang telah dikristalisasi pada tahap
RBDPO hingga mencapai temperatur 24°C. sebelumnya. Penyaringan dilakukan pada unit filter
Pendinginan dilakukan pada unit press (Gambar 46) yang di dalamnya terbagi dalam
crystallizer (Gambar 45) yang berupa tangki yang beberapa satuan atau unit plate membrane yang
dilengkapi koil pendingin model spiral dan agitator bekerja secara bersamaan. Satu unit filter press
untuk meratakan dan mengoptimalkan proses dapat terdiri dari 72 plate membrane. Pada plate
pendinginan. membrane ini dibalut dengan kain filter (filter cloth)
sebagai instrumen penyaring.
Standart Mutu
PENUTUP

TERIMAKSIH ATAS KEHADIRANNYA

Anda mungkin juga menyukai