Anda di halaman 1dari 30

Nama Kelompok:

Ketti Mayangsari D1121151001


Khusnul Khatimah D1121151003
Vega Septiana Putri D1121151015
 Proses pemurnian secara kimia ini, terdiri dari proses degumming,
proses neutralisasi, dan proses bleaching. Proses ini disebut kimia,
karena proses yang dilakukan dengan penambahan bahan kimia.
Dan bila mengolah minyak kelapa sawit sebagai bahan baku, hasil
yang diperoleh disebut NBDPO atau kepanjangan dari Neutralized
Bleached Deodorized Palm Oil.
Degumming

Neutralization

Bleaching

Deodorization

Fractionation
 Suatu proses pemisahan getah atau lendir-lendir yang terdiri dari fosfatida,
protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak
bebas dalam minyak.

 Tipe gums yang harus dipisahkan:


- Hydratable phosphatides
- Non-Hydratable Phosphatides (NHP)
 Water Degumming  Acid Degumming

Merupakan proses yang reagen Merupakan proses degumming dengan


utama nya adalah air yang digunakan bantuan reagent asam yg digunakan untuk utk
untuk menghapus yang fosfatida mengendapkan non-hydratable phosphatides
hydratable dari minyak nabati.
(phosphatides yg tidak bisa diendapkan dgn
Penambahan air ini, menyebabkan
fosfolipid akan kehilangan sifat penambahan air
lipofiliknya dan berubah menjadi a) Phosphoric acid (H3PO4)
bersifat lipofobik sehingga bisa b) Citric acid
dipisahkan dari minyak
 Proses netralisasi atau deasidifikasi pada pemurnian minyak sawit kasar bertujuan
untuk menghilangkan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak sawit kasar.
Asam lemak bebas (ALB) dapat menimbulkan bau yang tengik.

 Netralisasi dengan kaustik soda (NaOH)

RCOOH + NaOH → R-COONa


+ H2O
Kenapa dalam proses ini asam lemak
harus dikurangi ?
Proses deasidifikasi dilakukan dengan menggunakan
larutan sodium hidroksida, dimana minyak dimasukkan
ke dalam tangki kemudian dicampur dengan larutan
sodium hidroksida pada suhu 70-80 C selama 1-15
menit. Selanjutnya disentrifus untuk memisahkan sabun
Asam lemak bebas merupakan
kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa-
pengotor dalam minyak yang harus
sisa sabun. Konsentrasi larutan alkali untuk netralisasi
dihilangkan karena mempunyai
biasa dinyatakan dengan “derajat Baume (oBe)”.
stabilitas terhadap oksidasi yang
Konsentrasi bahan kimia yang digunakan dalam
lebih rendah dibandingkan
netralisasi tergantung pada jumlah asam lemak bebas,
trigliserida sehingga keberadaannya
makin besar jumlah asam lemak bebas, makin besar
meningkatkan kerentanan minyak
pula konsentrasi bahan kimia yang digunakan.
terhadap oksidasi ( mudah
teroksidasi ).
Minyak yang telah dimurnikan dengan baik
memiliki kandungan asam lemak bebas sebesar 0.1 Persen dan tergantung
pada penggunaanya lebih lanjut.
Proses bleaching (pemucatan) dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghilangkan zat-zat warna (pigmen) dalam minyak mentah, baik yang terlarut
ataupun yang terdispersi. Warna minyak mentah dapat berasal dari warna bawaan
minyak ataupun warna yang timbul pada proses pengolahan CPO menjadi minyak
goreng. Pigmen yang biasa terdapat di dalam suatu minyak sawit kasar ialah
karotenoid yang berwarna merah atau kuning, chlorophillida dan phaephytin yang
berwarna hijau.
NO ALAT PROSES

1 Bleaching earth tank pencampuran CPO dan absorban

2 Bleancher Proses pemucatan antara CPO dan


absorben

3 Nagara filter Penyaringan bleaching earth

4 Polishing Filter Penyaringan kembali bleaching earth


Pada proses ini fraksinasi dilakukan untuk memperoleh minyak NBD
(Neutralized, Bleached, Deodorized)

NBD OIL

NBD NBD
Olein Stearin
Tahap fraksinasi merupakan proses untuk memisahkan NBDPO menjadi
dua fraksi yaitu fraksi padat (stearin) dan fraksi cair (olein) yang dilakukan
dengan prinsip kerja dry fractionation. Kedua fraksi ini dapat dipisahkan
dengan memompa NBDPO dari storage tank menuju tanki crystallizer terlebih
dahulu dengan adanya bantuan pompa, baru kemudian dilanjutkan tahap
pemisahan fraksi dengan filterpress. Proses praksinasi sebagai berikut:
A. Proses Pengkristalan (crystallization)
Proses kristalisasi bertujuan untuk mengkristalkan stearin dengan
pendinginan hingga temperatur 24 0C.
NBDPO yang dihasilkan dari tahap sebelumnyadimasukkan kedalam
bufertank terlebih dahulu dengan tujuan untuk menempatkan NBDPO
sementara sebelum memulai proses fraksinasi jika didalam proses
pemisahan masih banyak mengolah. Temperature NBDPO didalam
bufertank berkisar antara 65-70 0C,
Untuk mengisi NBDPO ketanki crystallizer dari bufertank yang berlangsung selama 16-20 menit
diperlukan pompa. Tanki crystallizer merupakan tempat untuk proses pembentukan Kristal yang
terdiri dari :
a. Koil, diletakkan model spiral dan vertikal di dalam tanki crystallizer yang digunakan sebagai alat
pendingin dengan menggunakan air colling (28-33ºC) dan chilling (6-12ºC).
b. Agitator, yang berfungsi untuk mengaduk minyak di dalam tanki criystalizer agar
minyak memiliki temperatur yang rata untuk proses pembentukan kristalisasi, dengan
kecepatan pengadukan 22 Rpm.
Setelah proses pemompaan NBDPO kedalam tanki crystallizer (filling) telah selesai
dengan sempurna maka dapat dilakukan start cooling dengan menggunakan air biasa
sampai suhunya mencapai setting temperature minimal 34 0C dan temperatur minyak
45 0C. Setelah temperatur mencapai target maka secara otomatis proses dilanjutkan
dengan menggunakan air chilling sampai suhunya mencapai suhu setting minimal 29-
310C. Proses start chilling ini merupakan proses pembentukan kristal dengan
sempurna, tahap ini dilakukan selama 180 menit sementara untuk proses pengkristalan
didalam tanki crystallizer berlangsung selama delapan jam dengan membagi 18
segmen sampai suhu minyak mencapai suhu setting filtration.
Filtration section merupakan tahapan pemisahan antara fase padat
(sterin) dan fase cair (olien) yang dilakukan dengan pinsip dry
fractionation. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan filter
press yang terdiri dari beberapa plate. Setiap plate dilengkapi dengan
plate chamber yang dilapisi dengan filter cloth. Pada saat proses
penekanan filter press dan angin dari kompressor yang dilakukan pada
tahap squezzing yang menghasilkan tekanan untuk meminimumkan
kandungan olein didalam stearin.
PRODUK
Chemical Refining

 Olein NBD, yang biasa


disebut olein kelapa sawit
adalah minyak cair. Olein
kelapa sawit dapat
digunakan sebagai minyak
yang dapat dimakan
(minyak masak) dimana
minyak ini biasanya
digunakan oleh pabrik
makanan, restoran dan
penggunaan di rumah
tangga
PRODUK
Chemical Refining

 Stearin NBD,
biasanya disebut
stearin kelapa
sawit, adalah
minyak padat
yang digunakan
untuk zat lemak
khusus
atau Specialty
Fats dan
produk Oleochem
icals
PRODUK
Chemical Refining

 Palm Kernel Cake


PENGOLAHAN
Chemical Refining

 Pengelolaan Limbah Padat Tandan Kosong


1. Sebelum melakukan pengkomposan Tankos (Tandan Kosong), bahan baku ini dirajang
terlebih dahulu dengan ukuran antara 3-5 cm dengan memakai mesin rajang
2. Selanjutnya dilakukan pengaturan pH antara 6,8-7,5.
3. Campurkan tankos dengan pupuk urea dan inokolum
4. Limbah padat ini kemudian dimasukkan ke dalam fermentor yang disebut tromol dengan
kapasitas 3 m3
5. Setelah fermentasi, dan limbah mengalami biodegradasi menjadi kompos, lalu dikeluar-
kan dari dalam tromol, dan selanjutnya ditimbun dengan ketinggian 1 meter
6. Selanjutnya timbunan kompos ditebarkan pada hamparan yang cukup luas untuk
menurunkan suhunya, dan diayak dengan ukuran tertentu dan dikering anginkan
PENGOLAHAN
Chemical Refining

 Pengelolaan Limbah Cair Minyak Kelapa Sawit


1. Teknik pengolahan limbah cair industri kelapa sawit pada umumnya menggunakan metode
pengolahan limbah kombinasi
2. Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kemudian dialirkan ke bak penampungan untuk
dipisahkan antara minyak yang terikut dan limbah cair
3. Setelah itu maka limbah cair dialirkan ke bak anaerobik untuk dilakukan proses anaerobik
4. Setelah pengolahan limbah cair secara anaerobik dilakukan pengolahan limbah cair
dengan proses aerobic selama 15 hari
5. Air hasil olahan dapat dibuang ke perairan , tetapi tidak dapat digunakan sebagai air
proses dikarenakan air hasil olahan tersebut masih mempunyai warna kecoklatan

Anda mungkin juga menyukai