PENGANTAR:
(Quality of morale).
TUJUAN PERKULIAHAN
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:
• Menjelaskan tentang Gugus Kendali Mutu Mutu.
• Menguraikan Prosses aplikasi 7 Tools.
produk. Kualitas di artikan sebagai faktor- faktor yang terdapat dalam suatu
produk yang menyebabkan produk tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa
(Quality of morale).
2
produksi, yaitu dengan melakukan pemeriksaan atas karakteristik kualitas yang di
kualitas juga meliputi banyak aspek yang mengarah kepada peningkatan kualitas
harapkan.
3
produk sub sistem pengendalian karena akan mengacu kepada selera
1. Objek Pengendalian
Pemeriksaan atas mutu produk yang dilakukan dalam pelaksanaan produksi
pabrik untuk menentukan apakah bahan baku yang di peroleh dari pemasok
juga di lakukan pada saat bahan baku memasukii proses produksi. Pemeriksaan
ini di lakukan dengan maksud untuk menjamin mutu produk yang akan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memelihara suatu produk dengan
4
dengan tujuan adalah menghindarkan lolosnya produk yang gagal (tidak
2. Manusia/ Pekerja
Manusia adalah salah satu faktor yang penting dalam melaksanakan
pemeriksaan, baik pada tahap pemeriksaan bahan baku, produk dalam proses,
maupun produk jadi. Pemeriksaan yang di lakukan dapat terdiri dari beberapa
3. Peralatan
Pemeriksaan mutu, baik pada bahan baku, produk dalam proses, maupun
4. Tenaga Kerja
sebagai berikut :
pada waktu- waktu tertentu yang ditetapkan baik terhadap produk/ barang
5
maupun terhadap peralatan produksi. Sedangkan inspeksi di laboratorium
sebagai berikut :
6
Teknik pengendalian mutu yang sering di pergunakan adalah metode
berlangsung secara formal maupun non formal. Segala sesuatu yang di peroleh
dari hasil pengujian kualitas, yang perlu segera di informasikan kepada bagian
Adanya sesuatu yang tetap (konstan) pada dasarnya tidak ada, juga dalam
sistem). Sesuatu yang di hasilkan oleh sistem- sebab- konstan menunjukan sifat
yang di sebut stabil. Kenapa suatu yang bervariasi tersebut di katakan konstan ?
hal ini didasarkan karena hasil yang bervariasi tersebut kapanpun terjadi selalu
7
Dalam proses produksi tidak akan bisa di hasilkan produk- produk yang
benar- benar sama. Akan selalu terjadi variasi karakteristik kualitas antara
satu produk dengan produk yang lain. Jika variasi yang terjadi sangat kecil,
Variasi ini terjadi apabila suatu karakteristik kualitas tertentu dalam suatu
Variasi ini terjadi apabila suatu karakteristik kualitas tertentu pada suatu
produk tidak sama dengan produk lain dalam waktu produksi yang sama.
Variasi ini terjadi antara produk- produk yang di produksi dalam periode
waktu yang berbeda, misalnya dalam satu hari (shift 1, shift 2, shift 3).
1. Proses
2. Material
8
Variasi yang di sebabkan oleh material seperti komposisi bahan baku utama,
3. Operator
5. Lingkungan
9
10.1.2 Penggolongan Statistik
a. Statistik deskriptif
Adalah statistik yang tikat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun,
menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan dan menganalisis data angka agar
dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala atau
peristiwa tertentu.
b. Statistik Inferensial
Adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan
sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum dari
sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.
Kegunaan Statistik
1) Memperoleh gambaran baik gambaran secara khusus maupun gambaran secara
umum tentang suatu gejala, keadaan atau peristiwa.
2) Mengikuti perkembangan atau pasang surut mengenai gejala, keadaan atau peristiwa
tersebut dari waktu ke waktu.
10
3) Melakukan pengujian, apakah gejala yang satu berbeda dengan gejala yang lain
ataukah tidak, jika terdapat perbedaan itu merupakan perbedaan yang berarti atau
perbedaan itu terjadi hanya secara kebetulan saja.
4) Mengetahui apakah yang satu ada hubungannya dengan gejala lain.
5) Menyusun laporan yang berupa data kuantitatif dengan teratur, ringkas dan jelas.
6) Menarik kesimpulan secara logis, mengambil keputusan secara tepat mantap.
11
a. Data primer adalah data statistic yang diperoleh atau bersumber dari tangan
pertama.
b. Data skunder adalah data statistic yang diperoleh atau bersumber dari tangan kedua.
Ø Penggolongan berdasarkan waktu pengumpulannya.
a. Data seketika adalah data statistic yang mencerminkan keadaan pada satu waktu
b. Data urutan waktu adalah data statistic yang mencerminkan keadaan atau
perkembangan mengenai sesuatu hal dari satu waktu ke waktu yang lain secara
berurutan. Data ini juga dikenal dengan istilah historical data.
12
dianggap sama dengan satu dan bilangan 1 ditambahkan pada bilangan nomor
3 yang terletak di belakang tanda desimal.
Rumus :
P (E) = X/N
P: Probabilitas
E: Event (Kejadian)
13
2. Hasil adalah suatu hasil dari sebuah percobaan.
3. Peristiwa adalah kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah
percobaan atau kegiatan.
1. Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik didasarkan pada sebuah peristiwa mempunyai kesempatan
untuk terjadi sama besar (equally likely). Probabilitas suatu peristiwa kemudian
dinyatakan sebagai suatu rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total
kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap hasil).
Probabilitas suatu peristiwa = Jumlah kemungkinan hasil / Jumlah total kemungkinan
hasil
Jika ada a kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A dan ada b kemungkinan yang
dapat terjadi pada kejadian A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan
yang sama dan saling asing, maka probabilitas/peluang bahwa akan terjadi a adalah:
P (A) = a/a+b ; dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (A) = b/a+b
14
Contoh:
Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika
yang diterima hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan wanita?
Jawab:
2. Pedekatan Relatif
Besarnya probabilitas suatu peristiwa tidak dianggap sama, tetapi tergantung pada
berapa banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan atau kegiatan
yang dilakukan. probabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut :
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada
musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi
1 orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta?
Jawab:
3. Pendekatan Subjektif
Besarnya suatu probabilitas didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam
derajat kepercayaan. Penilaian subjektif diberikan terlalu sedikit atau tidak ada informasi
yang diperoleh dan berdasarkan keyakinan.
15
10.1.7 Konsep Dasar dan Hukum Probabilitas
Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas berturut-turut akan dibahas
hukum penjumlahan dan hukum perkalian.
1. Hukum Penjumlahan
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas (mutually exclusive)
dan peristiwa/kejadian bersama (non mutually exclusive).
Saling meniadakan (mutually exclusive)
Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat
bersamaan.
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang saling meniadakan:
Contoh:
Probabilitas untuk keluar mata 2 atau mata 5 pada pelemparan satu kali sebuah dadu
adalah:
Tiga Kejadian
16
P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A ∩ B) – P(A ∩ C) – P(B ∩ C) + P(A ∩ B ∩ C
2. Hukum Perkalian
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen, yaitu suatu
peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A dan B
independen, apabila peristiwa A terjadi tidak menghalangi terjadinya peristiwa B.
P(A ∩ B) = P (A dan B) = P(A) x P(B)
Contoh soal 1:
Sebuah dadu dilambungkan dua kali, peluang keluarnya mata 5 untuk kedua kalinya
adalah:
Contoh soal 2:
17
Sebuah dadu dan koin dilambungkan bersama-sama, peluang keluarnya hasil lambungan
berupa sisi H pada koin dan sisi 3 pada dadu adalah:
P (H ∩ 3) = ½ x 1/6 = 1/12
Contoh :
Dua kartu ditarik dari satu set kartu bridge, peluang untuk yang tertarik keduanya kartu
as adalah sebagai berikut: Peluang as I adalah 4/52 -> P (as I) = 4/52
Peluang as II dengan syarat as I sudah tertarik adalah 3/51
P (as II │as I) = 3/51
P (as I ∩ as II) = P (as I) x P (as II│ as I) = 4/52 x 3/51 = 12/2652 =1/221
Contoh:
18
Ruang Sampel dan Titik Sampel
Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu
percobaan/kejadian. Ruang Sampel suatu percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk
diagram pohon atau tabel.
Titik Sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel atau kemungkinan-
kemungkinan yang muncul.
Contoh:
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) homogen yang berisi
angka (A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan ruang sampel percobaan
tersebut.
a. Dengan Diagram Pohon
19
Ruang sampel = {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)}
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G)
cukup berarti, maka secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi
kualitas produk.
akibat faktor acak beberapa sistem. Keragaman dalam pola yang stabil tidak
20
dapat di hindari, sedangkan keseragaman yang terjadi di luar pola yang stabil
dalam numerik atau satuan seperti : diameter, panjang, berat, volume dan
sebagainya.
tertentu seperti : cacat atau tidak cacat, sukses atau gagal, sesuai atau tidak
a.Bagan kendali untuk bagian yang di tolak (fraction rejected). Contoh bagan
kendali p dan np.
b. Bagan kendali untuk banyaknya ketidaksesuaian perunit. Contoh
bagan kendali c dan u.
21
Peta kontrol X adalah grafik yang menggambarkan nilai- nilai suatu
kelompok data (sampel) relatif terhadap batas kendali atas dan bawah.
Bagan kendali ini dapat memberikan tiga macam informasi antara lain :
apakah nilai- nilai data dari proses produksi dalam keadaan normal atau
•
Penggunaan Peta Kontrol X dan R dalam Industri Manufaktur (Grant, Hal 115)
22
b. Untuk menjamin informasi yang akan digunakan dalam membuat atau
menggubah prosedur produksi, seperti penghapusan sebab- sebab
keseragaman terusut atau perubahan dalam metode- metode produksi yang
diperlukan apabila peta kontrol tersebut menunjukan bahwa spesifikasi tidak
memenuhi melalui metode yang digunakan saat ini.
2. Untuk menjamin informasi yang akan digunakan dalam membuat atau
mengubah prosedur pemeriksaan atau prosedur proses penerimaan.
3. Untuk menyediakan suatu dasar bagi pengambilan keputusan selama
produksi berjalan. Kapan mencari sebab- sebab dan mengambil tindakan
untuk mengkoreksinya dan kapan membiarkan proses begitu saja. Hal ini
hampir selalu menjadi salah satu dari maksud penggunaan peta kontrol
variabel.
4. Untuk menyediakan suatu dasar bagi pengambilan keputusan mengenai
penerimaan atau penolakan produk yang di buat atau yang di beli.
5. Membuat karyawan memahami penggunaan peta kontrol walaupun hal
tersebut hanya akan merupakan suatu tujuan dari penggunaan teknik- teknik
pengendalian kualitas statistik.
batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB). Garis yang membagi
daerah BKA dan BKB di sebut garis tengah (GT). Untuk lebih jelasnya langkah-
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data bisaanya dilakukan lebih dari seratus sampel. Kesemuanya
harus diambil dari proses yang sama dan data diambil berurut.
23
2. Mengolompokan data ke dalam sub group
Data di kelompokan dalam satu kelompok data berdasarkan waktu (jam atau
anggota kelompok data berasal dari kondisi teknis yang sama. Jumlah sampel
dalam setiap kelompok data ditentukan oleh ukuran kelompok data dinyatakan
dengan notasi N.
dari nilai datanya. Rumus yang digunakan setiap kelompok data yaitu :
− X 1 + X 2 +. ..+ X n ∑ Xi
X = = ………………….(2- 1)
n n
=
6. Menghitung rata- rata keseluruhan ( X )
Rata- rata merupakan jumlah total rata- rata setiap kelompik data yang dibagi
dengan jumlah kelompok data. Nilai rata- rata total di hitung sampai ketelitian
24
− − − −
=
X =
X 1 + X 2 +. ..+ X n
=
∑ X
……………..(2- 3)
N N
− R1 + R2 +.. .+ Rn
=
∑ Ri
R = ………………………..(2- 4)
N N
GT − =
X = X ……………………………………(2- 5)
BKB − = −
X = X - A2 * R
−
BKA R = D 4 *
R
−
GT R = …………………………………………(2- 6)
R
−
BKB R = D 3 *
R
kontrol 3-sigma peta X berdasarkan harga R. (Grant, hal 81). Koefisien D 3 dan D 4
merupakan faktor pendekatan harga 3-sigma dari rata- rata R. Koefisien ini digunakan
untuk menentukan batas kontrol bawah dan atas 3-sigma peta R berdasarkan harga
R.(Grant, hal 81). Penggunaan batas- batas kontrol sebesar 3-sigma adalah terbaik
25
untuk memberikan kesempatan agar variasi yang di sebabkan oleh faktor kebetulan
(change causes) tidak keluar dari batas kontrol dan hanya faktor- faktor eratik
(assignable causes) saja yang mengakibatkan variasi kualitas keluar dari kontrol. Dasar
penggunaan batas kontrol sebesar 3-sigma seperti yang di kemukakan sebelumnya
didasarkan atas teorema batas pusat yang menyatakan bahwa untuk setiap populasi
yang berdistribusi apapun, apabila dilakukan pengambilan sampel, maka distribusi dari
rata- rata sampelnya (Xi) akan terbentuk distribusi normal. Jika luas daerah distribusi
tersebut dibatasi oleh dua buah garis yang masing- masing berjarak 3-sigma dihitung
=
dari garis tengah ( X ),maka akan memberikan luas sebesar 0,9973, luas tersebut
−
merupakan peluang jatuhnya nilai dari rata- rata sampel X diluar batas kontrol 3-
sigma hanya sebesar 1- 0,9973 = 0,0027 (0,27%) dengan syarat proses tidak berubah.
Sehingga bila titik- titik pada peta kontrol keluar dari batas- batas kontrolnya, maka
ada sebab- sebab eratik (assinable causes) yang mempengaruhi proses. Dasar
pemikiran yang diuraikan di atas merupakan alasan mengapa batas kontrol 3-sigma
dipilih untuk digunakan pada peta kontrol. Kemudahan untuk melakukan perhitungan
26
pada parameter prosesnya. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan perubahan
terhadap hasil produksi. Secara umum perubahan proses dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Perubahan hanya pada rata- rata.
2. Perubahan hanya pada sebaran (dispersi).
3. Perubahan pada rata- rata maupun sebaran.
Untuk mendeteksi pergeseran- pergeseran pada sebuah parameter populasi
dalam penerapan peta kontrol yang umum dipakai pada industri, rencana yang paling
praktis adalah dengan menggunakan beberapa aturan sederhana yang tergantung hanya
pada rentetan ekstrim sebagai berikut : (Grant, hal 187).
1. Bilamana dalam 7 titik berurutan pada bagan kendali, semuanya berada pada sisi yang
sama dari garis pusat.
2. Bilamana dalam 11 titik berurutan pada bagan kendali, sedikitnya 10 titik berada pada
sisi yang sama dari garis pusat.
3. Bilamana dalam 14 titik berurutan pada bagan kendali, sedikitnya 14 titik berada pada
sisi yang sama dari garis pusat.
4. Bilamana dalam 14 titik berurutan pada bagan kendali, sedikitnya 14 titik berada pada
sisi yang sama dari garis pusat.
5. Bilamana dalam 20 titik berurutan pada bagan kendali, sedikitnya 16 titik berada pada
sisi yang sama dari garis pusat.
Probabilitas jatuhnya nilai X atas atau dibawah garis pusat masing- masing
adalah ½. Probabilitas jatuhnya 7 titik secara berurutan diatas garis pusat adalah (1/2)7 =
1/128. Jadi dengan demikian, probabilitas jatuhnya titik secara berurutan diatas atau
dibawah garis pusat adalah 1/128 + 1/128 = 1/64.
10.3.1 Analisis Batas Kontrol Dibandingkan Dengan Batas Spesifikasi Yang Harus
Dipenuhi
Jika suatu proses yang dikendalikan harus memenuhi dua batas spesifikasi pada nila
inilai individu, U dan L, sesuai situasi yang mungkin dapat dikelompokan dalam tiga kelas
umum sebagai berikut :
1. Bentangan dari proses ( 6σ ' ) adalah lebih kecil dari perbedaan antara batas- batas
spesifikasi (U-L).
27
2. Bentangan dari proses ( 6σ ' ) kira- kira sama dengan perbedaan antara batas- batas
spesifikasi (U-L).
3. Bentangan dari proses ( 6σ ' ) agak lebih besar dari perbedaan antara batas- batas
spesifikasi (U-L).
Jenis situasi, hanya jika proses dipusatkan secara tepat antara batas- batas spesifikasi,
seperti dalam posisi A, secara praktis semua produk akan sesuai dengan spesifikasi. Jika
distribusi bergeser menjauhi pusat yang tepat ditengah ini, seperti pada posisi B dan C,
jelas kelihatan beberapa produk akan berada diluar batas spesifikasi.
Jenis ketiga, digambarkan batas- batas spesifikasi begitu ketatnya sehingga
untuk proses dalam kendali dan terpusat secara sempurna seperti dalam posisi A,
beberapa produk yang tidak sesuai tetap akan muncul. Hal ini memerlukan peninjauan
terhadap toleransi.
28
Beberapa “penggunaan peta kontrol p”♣, dapat diuraikan sebagai berikut (Grant, hal
248) :
1. Untuk memenuhi proporsi rata- rata barang yang tidak memenuhi atau komponen
yang diserahkan untuk pemeriksaan selama satu periode.
2. Untuk meminta perhatian manajemen bagi setiap perubahan dalam rata- rata tingkat
mutu.
3. Untuk menemukan titik- titik tinggi yang berada diluar kendali yang memerlukan
tindakan untuk mengidentifikasi dan mengkoreksi penyebab nutu yang buruk.
4. Untuk menemukan titik- titik rendah diluar kendali yang menunjukan standar
pemeriksaan yang longgar atau sebab- sebab peningkatan mutu yang tidak menentu
yang dapat dikonversikan menjadi sebab- sebab peningkatan mutu yang konsisten.
5. Untuk menunjukan tempat- tempat penggunaan peta X dan R untuk mendiagnosis
persoalan mutu.
6. Untuk mengusahakan suatu dasar penilaian apakah lot- lot yang berurutan mungkin
dipertimbangkan sebagai penggambaran dari suatu proses. Penilaian ini dapat dengan
tepat mempengaruhi keketatan kriteria penerimaan.
Bagian yang ditolak dapat didefinisikan sebagai rasio dari banyaknya barang
yang tidak sesuai yang ditemukan dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan
terhadap total barang yang benar- benar diperiksa.Bagian yang di tolak hampir selalu
dinyatakan dengan pecahan. Persen yang di tolak (100p) merupakan harga yang
diperoleh dari 100 harga yang di tolak.Untuk perhitungan batas kontrol, lebih sering
digunakan bagian yang di tolak.Namun untuk keperluan pembuatan peta kontrol dan
keperluan praktis lainya, lebih umum digunakan persentase ditolak. Persentase tolak
dapat berupa persentase rusak atau persentase cacat. Penggunaan peta p dapat
diterapkan berdasarkan pemeriksaan 100% dan secara lot per lot.
Dapat terjadi bahwa kualitas suatu produk tidak memenuhi apa yang diinginkan.
Tetapi umumnya produk tersebut dinyatakan sebagai produk non forming atau produk
defektif. Kedua jenis produk tersebut didefinisikan sebagai berikut (oleh Fiegenbaum) :
a. Produk non conforming
Adalah suatu produk yang memilih paling sedikit satu karakteristik kualitas yang
menyebabkan produk bersangkutan tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan.
♣
penggunaan peta kontrol p (Grant, Hal 248)
29
b. Produk defektif
Adalah suatu produk yang memiliki paling sedikit satu karakteristik kualitas yang
menyebabkan produk tersebut tidak optimal atau tidak layak di jual dan digunakan oleh
konsumen atau terdapat kombinasi beberapa ketidaksempurnaan.
Dari definisi diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa perkataan defec
dimaksudkan untuk mengevaluasi produk dilihat dari segi penggunaanya pada
konsumen, sedangkan perkataan non conformance dimaksudkan untuk mengevaluasi
produk dari segi kesesuaianya terhadap spesifikasi.
30
Di mana :
X = Jumlah produk yang ditolak dalam kelompok data atau sub group.
N =Ukuran sub group (kelompok data)
4. Menentukan rata- rata fraksi tolak
Untuk menentukan rata- rata fraksi tolak dapat di hitung dengan rumus sebagai
berikut :
− ∑X
P = ……………………………………………….(2- 8)
∑n
Dimana :
X = Total jumlah produk ditolak dalam ukuran sub group.
N = Total jumlah ukuran sub group.
5. Menentukan batas kontrol sub group individual
Dalam menentukan batas- batas kontrol sub group individual pada peta p, digunakan
batas kontrol sebesar 3-sigma. Namun untuk kasus- kasus tertentu bisa juga
digunakan batas kontrol 2- sigma atau lainya, standar kontrol p yaitu :
√
− −
σp = P ∗ (1− P ) ………………………………………(2- 9)
n
Dengan demikian batas- batas kontrol untuk p yaitu :
√
− −
UCL p = − P∗( 1− P )
P+ 3
n
−
CL p = ………………………………………………...(2- 10)
P
√
− −
LCL p = − P∗ ( 1− P )
P− 3
n
6. Memplot titik- titik p dan batas- batas kontrol
Harga- harga p yang diperoleh dari perhitungan, di plot pada kertas grafik yang telah
disiapkan bersama batas- batas kontrolnya. Antara titik- titik yang berurutan diberi
garis penghubung agar memudahkan dalam menginterprentasikan kecendrungan-
kecendrungan yang terjadi. Contoh gambar sebagai berikut :
31
Gambar 2.1. kecukupan Data
32
10.3.4. Penggunaan Peta Kontrol np
Pemilihan diantara teknik- teknik peta kontrol untuk data atribut sebagian
didasarkan pada kemudahan dalam mentafsirkan bahan tersebut dan sebagian lagi
didasarkan pada pemilihan distribusi probabilitas yang paling cocok dengan keadaan.
Dalam contoh soal tabel 7.1 (Grant, hal 244) peta kontrol p adalah tepat karena jumlah
butir yang diperiksa beragam setiap harinya dan statistik yang menarik perhatian adalah
bagian (atau persen) yang di tolak. Akan tetapi, jika ukuran sub group konstan, peta
kontrol untuk jumlah aktual yang ditolak dapat digunakan. Peta kontrol seperti ini
disebut peta kontrol np atau pn. Bagian yang di tolak p diperoleh dengan membagi
jumlah aktual yang ditolak dengan ukuran sub group. Jumlah aktual yang ditolak
karenanya dapat digambarkan oleh np, jumlah yang dibagi dengan n menghasilkan p.
Di mana :
np = Jumlah produk yang ditolak dalam kelompok data atau sub group.
N = Ukuran sub group (kelompok data)
4. Menentukan rata- rata fraksi tolak
Untuk menentukan rata- rata fraksi tolak dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
33
− ∑ np
P = ……………………………………………….(2- 12)
∑n
Dimana :
∑ np = Total jumlah produk ditolak dalam ukuran sub group.
∑n = Ukuran sub group (kelompok data).
5. Menentukan batas kontrol sub group individual
Dalam menentukan batas- batas kontrol sub group individual pada peta np, digunakan
batas kontrol sebesar 3-sigma. Namun untuk kasus- kasus tertentu bisa juga
digunakan batas kontrol 2- sigma atau lainya, standar kontrol np yaitu :
σ np =
√− −
( )
3 n p 1− p …………………………………(2- 13)
Dengan demikian batas- batas kontrol untuk p yaitu :
√
−
UCLnp = − −
n p + 3 n p 1− p ( )
−
CLnp =
n p ………………………………………………...(2- 14)
−
LCL np = −
√
−
n p - 3 n p 1− p ( )
6. Memplot titik- titik np dan batas- batas kontrol
(keteranganya bisa dilihat pada peta p diatas).
7. Memilih standar fraksi tolak (po)
(keteranganya bisa dilihat pada peta p diatas).
8. Analisis keterkendalian proses
(keteranganya bisa dilihat pada peta p diatas).
34
penghapusan sebab- sebab suatu keadaan yang diluar batas kontrol kendali dan
kemudian mempertahankan keadaan tersebut selamanya. Tidak kalah pentingnya
adalah masalah penyesuaian proses ketitik dimana semua keluaran atau output produk
memenuhi spesifikasi, masalah berikutnya adalah batas- batas kemampuan analisis.
Tindakan- tindakan yang menghasilkan perubahan atau penyesuaian dalam
proses, menunjukan penghapusan sebab- sebab umum. Seringkali merupakan hasil dari
bentuk telaah kemampuan, perbandingan batas- batas toleransi alami dengan batas
spesifikasi dan rentangan batas toleransi alami dengan rentangan spesifikasi dapat
mengarah kebentuk- bentuk tindakan adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada tindakan
Jika batas- batas toleransi alami terjadi dalam batas- batas spesifikasi, biasanya tidak
diperlukan tindakan apa- apa.
2. Tindakan untuk menyesuaikan pemusatan
Bila rentangan toleransi alami kira- kira sama seperti rentangan spesifikasi
penyesuaian yang relatif sederhana terhadap pemusatan proses sungguh diperlukan
untuk membawa proses kedalam batas spesifikasi.
3. Tindakan untuk mengurangi keragaman
Merupakan tindakan yang paling rumit dan biasanya terdapat pada kasus- kasus
dimana beberapa aliran produk bergabung menjadi satu aliran produk.
4. Tindakan- tindakan untuk mengubah spesifikasi
Hal ini merupakan keputusan rancangan, tetapi yang seharusnya tidak diabaikan oleh
pengendali mutu.
5. Penghentian kerugian
Bila semuanya gagal maka proses harus dihentikan, karena pihak manajemen akan
rugi besar bila proses terus dilakukan.
Dua alat penting dari tipe analisis kemampuan ini adalah diagram pareto dan
diagram sebab- akibat (tulang ikan). Kedua alat analisis tersebut termasuk dalam
prosedur- prosedur yang digunakan untuk mengembangkanya, seringkali
digunakan untuk mengidentifikasi masalah- masalah yang harus di isolasi dan
dikendalikan secara terpisah, baik dengan bagan kendali atau peubah.
35
Terdapat banyak aspek dalam kegiatan proses produksi yang harus
lain- lain. Dalam kenyataanya, setiap permasalahan yang ada terbagi kedalam
masalah- masalah yang lebih kecil dan spesifikasi sehingga untuk memecahkan
36
4. Hitunglah persentase frekuensi untuk setiap frekuensi kumulatifnya
5. Buatlah skala untuk diagram pareto, skala pada sisi kiri diagram menunjukan
frekuensi kejadian yang sebenarnya adalah sampel, sedangkan skala disisi kanan
berlaku untuk persentase frekuensi kumulatif.
6. Tebarkan balok frekuensi pareto ini dan persentase frekuensi kumulatifnya.
Jika diagram pareto tersebut dibuat dengan mengikuti langkah- langkah yang
paling penting.Bila daftar tersebut berisi beberapa yang dapat dipandang sangat
serius dan yang lainya hanya dipandang biasa- biasa saja. Suatu skema
Diagram ini sering juga disebut dengan diagram sebab akibat (Causes Effect
Pada umumnya bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan masalah kualitas.
Sedangkan unsur- unsur penyebab biasanya terdiri dari faktor- faktor manusia, material,
Pandangan orang terhadap cacat dan kerusakan berbeda- beda. Hal itu terdapat
diantara produsen dan konsumen, dan juga diantara orang- orang dalam perusahaan
yang sama.
37
Kecendrungan manusia ini sering nampak jika kelima indera dilakukan
pemeriksaan. Beberapa orang akan menganggap goresan pada permukaan cacat sebagai
cacat, tetapi orang lain akan menganggap hal itu tidak akan mengganggu jalanya sebuah
mobil, tidak dapat dianggap sebagai cacat. Perbedaan pendapat sering tidak dapat
diselesaikan. Batas cacat dalam masalah- masalah itu sulit untuk dituliskan. Pemecahan
paling baik bagi produsen dan konsumen ini adalah dengan menetapkan batas- batas
toleransi sebagai pedoman. Di bawah ini adalah contoh gambar diagram sebab- akibat.
Peralatan METODA MATERIAL
Komposisi proporsi campuran
semen, air dan pasir sering di
Alat cetak Sistem kerja
lupakan
kotor kurang
terkoordinir Pengukuran kadar Komposisi dalam
campuran bahan mencampurkan zat
Alat cetak tidak baku salah pewarna (perev) tidak
tersusun rapih di perhatikan
Karakteristik
Cacat Produk
Bising Kelelahan Retak
Berdebu dan
kotor Kurangnya
pelatihan Sering melupakan
prosedur operasi
Tidak teliti
standar
pada saat
penyaringan
pasir
LINGKUNGAN MANUSIA
38
Merupakan karakteristik yang tidak akan mengakibatkan pengaruh yang tidak
memuaskan pada mutu pembeli.
Penyempurnaan sebagai bagian dari strategi kaizen yang sukses melebihi definisi kata
tersebut dalam kamus. Penyempurnaan merupakan cara berpikir yang berkaitan erat
dengan standar pemeliharaan dan penyempurnaan. Dalam arti luas, penyempurnaan
dapat diartikan sebagai kaizen dan pembaharuan, dimana strategi kaizen memelihara
dan menyempurnakan standar kerja melalui penyempurnaan bertahap dan inovasi
menghasilkan penyempurnaan radikal sebagai hasil investasi besar- besaran dalam
teknologi atau peralatan.
♠
Ky’zen, Masaaki Imai, Seri Manajemen Operasi No.6, Penerbit PPM, 2001.
39
Strategi kaizen yang berhasil dengan jelas mencerminkan tanggung jawab
memelihara standar untuk karyawan dengan manajemen memegang peranan dalam
penyempurnaan standar. Pandangan Jepang terhadap manajemen dapat di singkat
menjadi satu pedoman yaitu pemeliharaan dan penyempurnaan standar.
♦
Sikap Kerja 5 S , Takashi Osada, seri Manajemen Operasi No. 5, Cetakan Kelima, Penerbit PPM, 2004.
40
nanti diperlukan?”, walaupun benda- benda terbut adalah benda- benda atau
peralatan yang dapat dengan mudah kita dapatkan. Yang jelas kegiatan menyimpan
berarti invertir cost dan space cost. Tapi masih banyak kerugian- kerugian lain yang
muncul akibat dari menumpuk barang- barang yang sebenarnya tidak kita perlukan.
a. Ketika kita mencari suatu barang yang diperlukan secepatnya tumpukan barang
yang tidak berguna inilah yang selalu ditemukan waktu mencari menjadi lama
berada itu akhirnya ditemukan, sedangkan situasi sudah terlambat untuk ditangani.
b. Seorang pekerja jatuh tersandung karena tumpukan dokumen lama di
kantornya.Dokumen- dokumen itu sebenarnya sudah tidak diperlukan kembali.
c. Perasaan jenuh dan sumpek karena ruangan yang terlalu padat.
Kalau di kaji lebih mendalam kegiatan menumpuk barang- barang ini sebenarnya
memerlukan biaya yang mahal karena itu kita harus bijak memilih benda- benda apa
yang betul- betul perlu kita simpan dan mana yang tidak dengan kegiatan
pemilahan. Salah satu tools pemilahan ini adalah stratifikasi yang membedakan
barang- barang simpanan di tempat kerja. Berikut ini adalah gambar proses
pemilahan :
Membuang segala
sesuatu yang tidak
perlu
Menangani barang
cacat, produk yang Menangani penyebab
rusak
2. Seiton (penataan)
Setelah ruang kita bebas dari ruangan yang tidak perlu, langkah berikutnya tentu saja
memutuskan apa yang harus dilakukan dengan barang- barang yang masih
tersisa.Sebagian orang merasa bahwa penataan sesuatu hal yang mudah dan memang
seharusnya demikian tapi sejauh mana penataan yang baik telah kita jalankan masih
merupakan pertanyaan. Suatu penataan yang baik adalah penataan yang mengacu
41
kepada efisiensi, kualitas dan keselamatan. Meskipun seiton lebih dari sekedar
“Melabeli”, ilustrasi diatas mungkin dapat lebih jelas tentang hal ini.
3. Seiso (pembersihan)
Dengan membersihkan kita sekaligus memeriksa. Setiap ritual sehari- hari manusia
selalu diawali dengan kegiatan bersih- bersih. Sebelum beraktivitas kita terlebih
dahulu mandi dan kegiatan membersihkan dipercaya sebagai membawa semangat
dan gairah baru bagi manusia, tetapi lebih dari itu membersihkan berarti kita
menyentuh benda- benda di sekeliling kita dengan lebih teliti. Retak- retak kecil di
bagian kaca mobil yang selama ini tertutup debu tebal mungkin tidak pernah terlihat
sebelum kita memeriksa ketika kita membersihkanya. Kegiatan membersihkan harus
mempunyai arti sekedar menghapus debu dan membuang sampah hasil usaha sendiri
ini akan berusaha dipertahankan oleh pekerja. Tempat pekerja akan berubah menjadi
lebih menyenangkan dan itu adalah hasil kerja sendiri. Kebanggan akan tempat
kerjanya tumbuh. Berikut ini adalah langkah- langkah mepromosikan peraturan dan
mempromosikan tempat kerja yang baik dan bersih.
Analisis kenyataan
42
Pembagian daerah dan
Mengidentifikasi masalah penunjukan tanggung
jawab (individu/ kolektif)
Kaizen (dengan
Masalah yang diakibatkan mengutamakan m esin)
oleh pem bersihan yang tempat yang sulit untuk
tidak tuntas dibersihkan, metode
pembersihan, dan alat
pembersih
43
sebagai cara yang paling efektif dan membudayakan disiplin diberbagai tempat. Bila
seiketsu (pemantapan) adalah alat untuk mempertahankan 3- S pertama maka
shitsuke memastikan bahwa setiap orang memakai alat tersebut dengan benar.
Aktivitas 5- S adalah tindakan yang dimbil orang dan sesuatu yang dilakukan
orang dimana hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan. Tetapi karena
sulit untuk mengatakan 5- S Kaizen dalam angka- angka dan bukti empiris
dasar dari segala sesuatu yang dikerjakan dan hasilnya pasti akan terlihat.
tetapi tidak satupun yang dapat menjelaskan dengan tepat apa sebenarnya
mutu itu. Hal ini berlaku juga pada arah produktivitas itu sendiri berbeda
Titik awal penyempurnaan ialah dengan menyadari hal diatas, asalkan dari
kesadaran akan ada masalah. Bila tidak menyadari adanya masalah tentunya tidak akan
menydari adanya kebutuhan akan penyempurnaan. Perasaan putus atas apa yang telah
tercapai merupakan musuh besar bagi kaizen. Atas dasar hal tersebut maka kaizen lebih
mengutamakan kesadaran akan adanya masalah dan memberikan cara untuk
mengidentifikasi masalah. Kaizen juga merupakan proses untuk mencegah masalah-
masalah.
44
Istilah seperti Kendali Mutu (KM), Pengendalian Mutu Statistik (PMS), Gugus
Kendali Mutu (GKM) dan Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) berhubungan erat dengan
kaizen. Gugus Kendali Mutu (GKM) didefinisikan sebagai kelompok kecil yang secara
sukarela melaksanakan kegiatan pengendalian kualitas di tempat kerja. Kelompok kecil
tersebut melaksanakan tugasnya secara berkesinambungan. Sebagai bagian dari
program pengendalian kualitas pengembangan diri, pendidikan bersama, Pengendalian
arus, dan penyempurnaan di seluruh tempat kerja. Gugus Kendali Mutu (GKM)
dipusatkan pada bidang biaya, keamanan, produktivitas, dan bahwa kegiatan kadang-
kadang hanya berhubungan secara tidak langsung dengan penyempurnaan mutu
produk. Sebagian besar Gugus Kendali Mutu (GKM) ditujukan pada pelaksanaan
penyempurnaan di tempat kerja.
Misalnya yang disebut tujuh alat statistik yang sangat dibutuhkan dan dipakai
secara luas oleh Gugus Kendali Mutu (GKM) insinyur dan manajemen, beberapa
waktu kemudian “Tujuh Asli” telah ditambahkan dengan “Tujuh Baru”. Yang
biaya.
Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) di Jepang adalah gerakan yang di pusatkan pada
penyempurnaan kegiatan manajer di semua tingkatan, gerakan ini khusus menangani
hal- hal sebagai berikut :
1. Pemastian mutu
2. Pengurangan biaya
3. Memenuhi jatah produksi
4. Memenuhi jadwal pengiriman
5. Keamanan
45
6. Pengembangan produk baru
7. Peningkatan produktivitas
8. Manajemen pemasok
Akhir- akhir ini Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) telah memasuki bidang pemasaran,
penjualan, maupun jasa. Selain itu Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) menangani
urusan manajemen seperti pengembangan organisasi, manajemen fungsional silang,
penyebaran kebijakan dan penyebaran
46