Manajemen puncak harus memperlihatkan kepemimpinan dan komitmen terhadap Sistem Manajemen
Keamanan Pangan dengan :
a. Memastikan kebijakan keamanan pangan dan sasarannya ada dan sejalan dengan arah strategis
dari organisasi
b. Memastikan integrasi persyaratan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam proses bisnis
c. Memastikan sumber daya yang diperlukan Sistem Manajemen Keamanan Pangan tersedia
d. Mengkomunikasikan pentingnya Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang efektif dan
kesesuaian terhadap persyaratan sistem
e. Memastikan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dievaluasi dan dipelihara untuk mencapai hasil
yang dimaksud
f. Melibatkan, mengarahkan, dan mendukung orang berkontribusi pada keefektifan Sistem
Manajemen Keamanan Pangan
g. Mempromosikan peningkatan berkelanjutan
h. Mendukung peran manajemen yang relevan lainnya untuk memperlihatkan
kepemimpinan dalam tanggung jawabnya.
5.2 Kebijakan
c. Memastikan pelatihan dan pendidikan yang relevan bagi anggota food safety team
d. Melaporkan kepada manajemen puncak tentang efektivitas dan kesesuaian Sistem Manajemen Keamanan Pangan
Setiap personel memiliki tanggung jawab untuk melaporkan masalah terkait Sistem Manajemen Keamanan Pangan kepada
personel yang ditetapkan.
6. Perencanaan
6.1.3 Tindakan yang diambil untuk mengatasi risiko dan peluang harus proporsional terhadap pengaruh:
a. Persyaratan keamanan pangan
b. Kesesuaian dengan persyaratan pelanggan
c. Persyaratan pihak terkait di rantai pangan
6.1 Tindakan untuk Mengatasi Risiko dan Peluang
Pembuatan Dokumen Analisa Risiko dan Peluang
Probability
Low: Belum pernah terjadi dalam satu tahun
Medium: Terjadi 1-3 kali dalam setahun
High: Terjadi lebih dari 3 kali dalam setahun
Consequences
Low: Dampak rendah terhadap operasional dan tidak berisiko
terhadap mutu dan keamanan pangan
Medium: Dampak moderat terhadap operasional dan berisiko
terhadap mutu dan keamanan pangan namun masih standar
High: Dampak signifikan terhadap operasional dan berisiko tinggi
terhadap mutu dan keamanan pangan
6.1 Tindakan untuk Mengatasi Risiko dan Peluang
7.4 7.5
Komunikasi Informasi
terdokumentasi
7.1 Sumber Daya
7.1.1 Umum
Organisasi harus menentukan dan menyediakan 7.1.4 Lingkungan untuk Operasi Proses
sumber daya yang diperlukan untuk implementasi Organisasi harus menentukan, menyediakan
Sistem Manajemen Keamanan Pangan berupa dan memelihara lingkungan yang diperlukan
sumber daya internal dan eksternal. untuk operasi proses dan untuk mencapai
kesesuaian produk dan jasa dengan
persyaratan Sistem Manajemen Keamanan
7.1.2 Orang Pangan.
Organisasi harus menentukan dan menyediakan Lingkungan yang sesuai dapat berupa
orang yang diperlukan dan kompeten. kombinasi dari faktor manusia dan physical
factor, seperti :
a. Sosial (misal: tidak diskriminatif, tenang,
7.1.3 Infrastruktur tidak konfrontatif)
Organisasi harus menentukan dan menyediakan b. Psikologis (misal: mengurangi stres,
infrastruktur yang diperlukan, meliputi : pencegahan kelelahan,
• Lahan, alat angkut, bangunan, dan utilitas terkait pencegahan emosi)
• Peralatan termasuk piranti keras dan lunak c. Fisik (misal: temperatur, panas,
• Transportasi kelembaban,
• Teknologi informasi dan komunikasi cahaya, aliran udara, kebersihan, suara)
7.1 Sumber Daya
Organisasi harus:
Ketika membuat dan memutakhirkan
a. Mendokumentasikan informasi sesuai
informasi terdokumentasi, organisasi harus
dengan persyaratan ISO 22000:2018 memastikan kesesuaian:
b. Mendokumentasikan informasi yang a. Identifikasi dan deskripsi (misal judul,
ditentukan untuk efektivitas Sistem tanggal, penulis atau nomor
Manajemen Keamanan Pangan referensi)
c. Mendokumentasikan informasi dan b. Format (misal Bahasa, edisi piranti
persyaratan keamanan pangan lunak, grafik) dan media (misal
kertas, elektronik)
yang diperlukan oleh regulatory,
c. Tinjauan dan persetujuan untuk
pihak yang berwenang, dan
kecukupan dan kesesuaian
pelanggan
7.5 Informasi Terdokumentasi
Pengendalian Bahaya Update Informasi Tertentu Pengendalian Pemantauan Verifikasi terkait PRP dan
terkait PRP dan Rencana dan Pengukuran Rencana Pengendalian
Pengendalian Bahaya
Bahaya
8.9
8.5.1.1 Untuk melaksanakan analisa bahaya, dokumentasi preliminary harus dikumpulkan, dipelihara,
dan diperbarui oleh food safety team, yang dapat berupa regulasi, proses, produk, dan
peralatan, serta potensi bahaya yang berkaitan dengan sistem keamanan pangan.
8.5.1.2 Karakteristik bahan baku dan bahan yang kontak langsung dengan produk harus diidentifikasi
dan didokumentasi untuk analisa bahaya, termasuk:
a. Karakteristik biologi, kimia, dan fisik
b. Komposisi ingredien yang diformulasikan, termasuk aditif dan bahan pembantu lain
c. Asal bahan (contoh: hewani, mineral, atau nabati)
d. Metode produksi
e. Tempat asal
f. Metode pengemasan dan pengiriman
g. Kondisi penyimpanan dan umur simpan
h. Persiapan dan atau penanganan sebelum penggunaan/ pengolahan
i. Kriteria keberterimaan terkait keamanan pangan atau spesifikasi bahan dan ingredien yang dibeli
sesuai dengan penggunaannya
Contoh Karakteristik Bahan Baku
Nama Karakteristik
Deskripsi Bahan Informasi Nutrisi Keamanan Metode Umur Kondisi Informasi Metode Supplier
Bahan Dan Komposisi Simpan Penyimpanan Kemasan pada Label
Baku Baku Pangan (Biologi, Produksi Distribusi (Nama & Lokasi)
Kimia, Fisik, dll)
Tepung terigu Hasil Tepung terigu, Kimia Proses 3 bulan Ruangan sejuk dan Sak Nama PT, Mobil Box PT. ABCD, Jakarta
penggilingan biji vitamin B1, vitamin Cd: Maks 0.10 ppm pembersihan, bersih Merk, Tanggal
gandum yang B2, asam folat, zat Pb: Maks 1 ppm penggilingan, Produksi, No.
mengandung besi, seng Hg: Maks 0.05 ppm pengayakan, Batch,
gluten serta As: Maks 0.5 ppm dan Komposisi,
Sn: Maks 40 ppm
diperkaya pengepakan Ukuran/ Berat,
Deoxynivalenol:
dengan vitamin No. MD, dan
Maks 1000 ppb
dan mineral, No. SNI
berbentuk bubuk Biologi
dan bewarna TPC: Maks 106
putih kekuningan koloni/g
E. coli: Maks 11
APM/g
Bacillus cereus:
Maks 104 koloni/g
Kapang dan
Khamir: Maks 104
koloni/g
Salmonella :
Negatif/25 g
Fisik
Tidak terdapat
cemaran fisik
seperti kutu,
benang, dan
lainnya
Allergen
Gluten
Radiologi
-
Contoh Karakteristik Bahan Kemasan
Karakteristik Supplier
Bahan Keamanan Pangan Umur Kondisi Informasi Metode
Nama Bahan Deskripsi Bahan (Nama dan
Penyusun (Biologi, Kimia, Simpan Penyimpanan Kemasan pada Label Distribusi
Kemasan Kemasan Lokasi)
Fisik)
Karton Karton Kertas Bersih, tidak basah 1 tahun Ruangan bersih NA - Mobil Box PT. XYZ,
berukuran Karton dan tidak robek dan kering Jakarta
25x35x24
8.5 Pengendalian Bahaya (Hazard Control)
Yes
Terapkan PRP
No Control measure di langkah proses selanjutnya atau
Pertanyaan 2: rantai makanan dapat menurunkan bahaya ke
Apakah control measure diperlukan dalam tahap ini?
(Klausul 8.5.2.2) level yang dapat diterima.
BERHENTI, lanjutkan ke tahap proses berikutnya
Yes
Ketegorikan control measure sebagai CCP BERHENTI, lanjutkan ke tahap proses berikutnya
Cek kondisi
Fisik: Kerikil, RM,
ayakan tidak
proses
karet, serpihan negatif L1 H3 H3 Y Y Y N - OPRP ada yang
sebelumnya
logam robek
Kimia: Ni - - - - - - - - - - - -
Biologi: Ni - - - - - - - - - - - -
Sieving
flour Allergen: Ni - - - - - - - - - - - -
Radiology :
Ni - - - - - - - - - - - -
8.5 Pengendalian Bahaya (Hazard Control)
Klasifikasi bahaya terbagi menjadi bahaya Klasifikasi bahaya terbagi menjadi bahaya
biologi/ mikrobiologi, fisika, dan kimia biologi/ mikrobiologi, fisika, kimia, allergen,
dan radiologi
Menggunakan pohon keputusan dengan 4 Menggunakan pohon keputusan dengan 5
buah pertanyaan untuk analisa bahaya buah pertanyaan untuk analisa bahaya
bahan baku dan proses bahan baku dan proses
Selain CCP, ada Not CCP Selain CCP, ada PRP dan OPRP
CCP memiliki batas kritis yang dapat terukur CCP harus memiliki batas kritis yang dapat
atau dapat diamati terukur, serta terdeteksi dan terkoreksi tepat
waktu
Validasi dan monitoring untuk CCP saja Validasi dan monitoring untuk CCP dan OPRP
Perbedaan dan Persamaan CCP dan OPRP
Kata Kunci Definisi OPRP CCP
Bahaya Bahaya signifikan untuk bahaya yang bersifat spesifik maupun banyak
Acceptable level Persyaratan untuk menurunkan bahaya hingga ke level yang dapat diterima
Control measure Control measure untuk mencegah atau mengurangi bahaya signifikan
Control measure untuk mencegah: menjaga bahaya hingga level yang dapat diterima, menjaga
produk tetap aman
Control measure untuk mengurangi: menurunkan bahaya ke level yang dapat diterima, tidak aman menjadi aman
Validasi Validasi wajib dilakukan
Validasi akan menentukan isi action criteria dan/atau critical limit
Monitoring Pengukuran atau pengamatan. Metode pengukuran dan Pengukuran. Metode monitoring dan frekuensinya
frekuensi harus berbanding lurus dengan peluang terjadinya harus dapat mendeteksi seluruh penyimpangan
penyimpangan dan tingkat keparahan
Kriteria Action criteria harus terukur secara kuantitatif atau dapat Critical limit harus dioperasikan bersama action
diamati criteria. Critical limit harus terukur secara
kuantitatif
Penyimpangan/ deviasi Penyimpangan kemungkinan berdampak pada keamanan Penyimpangan berdampak besar pada
pangan keamanan pangan
Correction/ corrective Evaluasi penyebab dan konsekuensi kegagalan Dikategorikan sebagai potentially
action unsafe product
Verifikasi Verifikasi terjadwal dalam implementasi dan monitoring control measure
8.6 Update Informasi Tertentu terkait
PRP dan Rencana Pengendalian
Bahaya (Hazard Control Plan)
8.8.1 Verifikasi
Rencana verifikasi harus dibuat mencakup :
Tujuan verifikasi
Apa saja yang harus diverifikasi
Metode
Frekuensi
Penanggung jawab pelaksanaan verifikasi, harus berbeda dengan
yang melakukan pemantauan
Hasil verifikasi harus dicatat dan dikomunikasikan
8.9.1 Umum
Hasil monitoring OPRP dan CCP harus dievaluasi oleh personel kompeten dan
memiliki wewenang untuk melakukan tindakan koreksi dan tindakan perbaikan
8.9.2 Koreksi
8.9.2.1 Organisasi harus memastikan ketika critical limits CCP dan/ atau
action criteria OPRPs tidak tercapai, maka produk yang terpengaruh harus
diidentifikasi dan dikontrol.
8.9.2.2 CCP tidak tercapai , maka termasuk potentially unsafe products
8.9.2.3 Action criteria tidak tercapai , maka harus dianalisa konsekuensi
terhadap keamanan pangan, penyebab kegagalan dan identifikasi
produk terdampak serta handling sesuai dengan standar
8.9.2.4 Disimpan sebagai informasi terdokumentasi
8.9 Pengendalian Produk dan Proses
yang Tidak Sesuai
8.9.3 Tindakan korektif
Kebutuhan akan tindakan korektif harus dievaluasi ketika critical limit CCP dan atau action
criteria OPRP tidak tercapai. Corrective action mencakup :
a. Pengkajian ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan dan inspeksi badan
regulasi)
b. Pengkajian kecenderungan hasil pemantauan yang mengindikasikan akan
terjadinya lepas kendali
c. Penentuan penyebab ketidaksesuaian
d. Penentuan dan penerapan tindakan yang diperlukan
e. Dokumentasi hasil tindakan
f. Verifikasi keefektifan tindakan
Pemantauan, Tinjauan
Audit Internal
Pengukuran, Analisa, Manajemen
dan Evaluasi
MAKIN AHLI
9.1.1 Umum
Organisasi harus menentukan:
a. Apa yang diperlukan untuk dipantau dan diukur
b. Metode pemantauan untuk memastikan keabsahan hasil
c. Kapan pemantauan dan pengukuran dilakukan
9.1
d. Kapan hasil pemantauan dan pengukuran harus dianalisis
e. Siapa yang melakukan analisa dan evaluasi hasil pemantauan
Pemantauan,
Pengukuran,
9.1.2 Analisa dan evaluasi
Dapat dilakukan melalui verifikasi PRP, hazard control plan, internal dan Analisa, dan
eksternal audit
a. Mengkonfirmasi kinerja sistem sesuai dengan perencanaan Evaluasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan memperbarui atau meningkatkan
Sistem Manajemen Keamanan Pangan
c. Mengidentifikasi trend yang mengindikasikan insiden yang lebih
besar
d. Menetapkan informasi untuk perencanaan program audit internal
e. Menyediakan bukti bahwa tindakan korektif dan koreksi efektif
9.2.1 Audit dilaksanakan pada waktu terencana
MAKIN AHLI
10.1 Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan
Organisasi harus:
Hasil komunikasi
Tinjauan manajemen
Internal audit
Analisa hasil aktivitas verifikasi
Validasi tindakan pengendalian
Tindakan korektif
Update Sistem Manajemen Keamanan Pangan
10.3 Update Sistem Manajemen
Keamanan Pangan
1. Management of Services and Purchased 10. Storage and Warehousing (All Food Chain
Materials Categories)
2. Product Labelling
11. Hazard Control and Measures for Preventing
3. Food Defense Cross- Contamination (Food Chain Categories C, I)
THREAT ASSESSMENT
Organisasi harus memiliki prosedur terkait:
a) Pelaksanaan threat assessment untuk mengidentifikasi dan
menilai potensi ancaman
b) Mengembangkan dan mengimplementasikan pengukuran
mitigasi untuk ancaman yang signifikan
PERENCANAAN
a) Organisasi harus mendokumentasikan rencana food
defense terkait pengukuran mitigasi terhadap proses dan
produk dalam ruang lingkup Sistem Manajemen Keamanan
Pangan
b) Rencana food defense harus didukung oleh Sistem
Manajemen Keamanan Pangan
c) Rencana harus memenuhi penerapan legislasi dan selalu
diperbarui
4. Food Fraud Mitigation
VULNERABILITY ASSESSMENT
Organisasi harus mendokumentasikan prosedur terkait:
a) Pelaksanaan food fraud vulnerability assessment untuk
mengidentifikasi dan menilai potensi kerawanan
b) Mengembangkan dan mengimplementasikan pengukuran
mitigasi untuk kerawanan yang signifikan
PERENCANAAN
a) Organisasi harus mendokumentasikan rencana mitigasi
food fraud terkait pengukuran mitigasi terhadap proses dan
produk dalam ruang lingkup Sistem Manajemen Keamanan
Pangan
b) Rencana mitigasi food fraud harus didukung oleh Sistem
Manajemen Keamanan Pangan
c) Rencana harus memenuhi penerapan legislasi dan selalu
diperbarui
Food Defense and Food Fraud Mitigation
Food Defense Mitigation
Definisi Likelihood
i. Kemungkinan tinggi (skor= 5): peluang kejadian dalam 1 bulan terjadi ≥ 15
kali kejadian
ii. High chance (skor=4): peluang kejadian dalam 1 bulan terjadi 10 ≤
kejadian < 15
iii. Some chance (skor=3): peluang kejadian dalam 1 bulan terjadi 5≤
kejadian< 10
iv. May happen (skor=2): peluang kejadian dalam 1 bulan terjadi
3≤kejadian<5
v. Unlikely to happen (skor=1): peluang kejadian 1 bulan terjadi <3 kejadian
dalam 1 (satu) bulan
Definisi Impact
i. Catasthropic: dampak yang muncul adalah sangat beresiko dan bisa
menyebabkan adanya kasus kematian ataupun cost recovery melebihi Rp
1 milyar.
ii. Major: dampak yang muncul memiliki resiko yang berpotensi menyebabkan
wabah dengan potensi kasus kematian dengan cost recovery Rp 500 juta ≤
cost recovery < Rp 1 milyar
iii. Significant: dampak yang muncul memiliki resiko yang berpotensi
menyebabkan wabah dengan potensi kasus kematian dengan cost
Likelihood Score Impact recovery Rp 300 juta ≤cost recovery< Rp 500 juta
Kemungkinan tinggi 5 Catasthropic iv. Some: dampak yang muncul memiliki resiko yang berpotensi menyebabkan
High Chance 4 Major wabah dan potensi kasus kematian dengan cost recovery Rp 50 juta ≤ cost
Some chance 3 Significant recovery < Rp 300 juta
May Happen 2 Some v. Minor: dampak yang muncul memiliki resiko yang tidak menyebabkan
adanya wabah dengan potensi kasus kematian dengan cost recovery < Rp
Unlikeliy to happen 1 Minor
50 juta
Tabel Analisa TACCP (Threat Assessment Critical Control Point)
Control Point/Threat
Potential Threats Likelihood Impact Risk Level Control Measure(s)
Characterization
Definisi Impact
i. Catasthropic: dampak yang muncul adalah sangat beresiko dan bisa
menyebabkan adanya kasus kematian ataupun cost recovery melebihi Rp
1 milyar.
ii. Major: dampak yang muncul memiliki resiko yang berpotensi menyebabkan
wabah dengan potensi kasus kematian dengan cost recovery Rp 500 juta ≤
cost recovery < Rp 1 milyar
iii. Significant: dampak yang muncul memiliki resiko yang berpotensi
menyebabkan wabah dengan potensi kasus kematian dengan cost
Likelihood Score Impact recovery Rp 300 juta ≤cost recovery< Rp 500 juta
Kemungkinan tinggi 5 Catasthropic iv. Some: dampak yang muncul memiliki resiko yang berpotensi menyebabkan
High Chance 4 Major wabah dan potensi kasus kematian dengan cost recovery Rp 50 juta ≤ cost
Some chance 3 Significant recovery < Rp 300 juta
May Happen 2 Some v. Minor: dampak yang muncul memiliki resiko yang tidak menyebabkan
adanya wabah dengan potensi kasus kematian dengan cost recovery < Rp
Unlikeliy to happen 1 Minor
50 juta
Food Fraud Terminology
Food Fraud Terminology
Food Fraud Terminology
Source: https://www.researchgate.net/figure/Some-of-the-foods-most-susceptible-to-food-fraud_fig1_349573973
Tabel Analisa VACCP (Vulnerability Assessment
Critical Control Point)
5. Logo Use
Penggunaan logo warna hitam putih diizinkan jika teks dan gambar
lainnya juga berwarna hitam putih.
• Pertimbangan terhadap dampak pada aliran proses untuk produk baru dan produk serta
proses yang sudah ada
• Perlunya melakukan produksi dan uji coba umur simpan produk untuk memvalidasi formulasi
produk dan proses agar mampu menghasilkan produk yang aman dan memenuhi
persyaratan pelanggan
14. Health Status
(Food Chain Category D)
• Organisasi harus memiliki prosedur untuk memastikan
bahwa kesehatan personel tidak memiliki efek merugikan
terhadap operasi produksi pakan.
FUNGSI PUSAT
@makinahlipangan
0813-8985-5249
Terima Kasih 😊