722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan
bahwa BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai pangan
dan biasanya bukan merupakan ingredien khas pangan, mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam
pangan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan,
pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan pangan untuk
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan
tersebut.
Pilih bahan pangan mentah yang tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau
kebusukan.
Bahan pangan mentah yang sudah rusak atau busuk beresiko untuk mengandung bahaya
bagi kesehatan manusia.
Bahan pangan menta dapat menjadi rusak atau busuk karena beberapa penyebab, tetapi
yang paling utama adalah kerusakan atau kebusukan karena mikroba.
terbentuknya lendir
adanya bau busuk karena gas amonia, sulfida atau senyawa busuk lainnya
adanya perubahan warna, yaitu kulit dan daging ikan menjadi kusam atau pucat
adanya perubahan daging ikan menjadi tidak kenyal lagi
tumbuhnya kapang pada ikan kering
susu menggumpal
terbentuknya gas
terbentuknya lendir
Telur utuh yang masih terbungkus kulitnya dapat rusak baik secara fisik maupun karena
pertumbuhan mikroba. Tanda-tanda kerusakan telur utuh adalah:
adanya perubahan fisik seperti penurunan berat karena airnya menguap, pembesaran
kantung telur karena sebagian isi telur berkurang
timblnya bintik-bintik berwarna hijau, hitam atau merah karena tumbuhnya bakteri
timbulnya noda-noda warna karena spora kapang yang tumbuh pada permukaannya
Berikut ini adalah cara mencuci bahan pangan yang masih mentah:
pisahkan bahan pangan yang masih kotor dari yang sudah bersih
buang bagian-bagian bahan pangan yang sudah rusak, misalnya bagian sayuran yang sudah
layu
cuci bahan pangan yang masih kotor dengan air bersih yang mengalir
sebelum disimpan, sebaiknya bahan pangan dikemas dulu dalam kantong plastik
simpan telur dan sayuran yang masih segar di dalam lemari pendingin
susu segar hendaknya dipanaskan dulu (pasteurisai) pada suhu 60 oC selama 30 menit
sebelum disimpan di dalam lemari pendingin
simpan bahan pangan yang kering seperti beras, jagung , kacang-kacangan, gula, garam,
biskuit, ikan asin, dam sebagainya di tempat yang kering dan bersih.
maka jika seseorang berada dalam kondisi kekurangan kalori, maka lemak
merupakan cadangan pertama yang akan digunakan untuk mendapatkan energi
setelah protein. Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibagi menjadi :
1.
Lemak murni (hanya asam-asam lemak dan gliserol)
2.
Lemak campuran (selain asam lemak dan gliserol saja juga Fosphor,
Glikagen, dan kramatin)
PROTEIN
Protein sangat diperlukan tubuh. Fungsi utamanya sebagai zat
pembangun sangat diperlukan pada masa pertumbuhan. Pada masa bayi hingga
remaja, kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada
masa dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein dibutuhkan
untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang
telah rusak.berdasarkan susunan kimanya protein dibagi menjadi :
1.
Protein sederhana
Disebut protein sederhana karena tidak berkaitan dengan zat lain. Contoh :
albumin dalam telur,albumin dalam susu dan globulin.
2.
Protein bersenyawa
Protein yang berikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen membentuk
glikoprotein dengan zat warna dalam hemoglobin membentuk kromoprotein.
3. Turunan atau derivat dari protein
Termasuk turunan protein adalah albuminosa, pepton, gelatin, peptida.
Zat gizi penghasil energy ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan
pokok.
Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain : nasi, jagung,
talas merupakan sumber karbohidrat; margarine dan mentega merupakan
sumber lemak; ikan, daging, telur dan sebagainya merupakan sumber protein.
II.
Zat pemanis sintetik adalah zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu
mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedang kalori yang dihasilkan jauh lebih
rendah daripada gula.
Pemanis buatan sering ditambahkan kedalam pangan dan minuman sebagai pangganti gula
karena mempunyai kelebihan dibandingakan dengan pemanis alami (gula), yaitu :
1 Rasanya lebih manis.
2 Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis.
3 Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok
untuk penderita penyakit gula (diabetes).
4 Harganya lebih murah.
3 Pengawet,
yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruaian lain
pada pangan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Pengawet yang banyak dijual
dipasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan adalah benzoat, yang umumnya
terdapat dalam natrium benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat
sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman
ringan, saus tomat, saus sambal, jem dan jeli,manisan, kecap dan lain-lain.
4 Antioksida,
Bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi lemak sehingga
mencegah terjadinya ketengikan. Bahan-bahan yang sering ditambahkan antioksidan adalah
lemak dan minyak,mentega, margarin, daging olahan/awetan, ikan beku, ikan asin dan lain-lain
5 Antikempal
Bahan tambahan pangan yang dapat mencegah mengempalnya (menggumpalnya) pangan yang
berupa serbuk seperti tepung atau bubuk.
6 Penyedapa rasa dan aroma, menguatkan rasa
Bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa aroma.
Salah satu penyedap rasa dan aroma yang dikenal luas di Indonesia adalah vetsin atau bumbu
masak, dan terdapat dengan berbagai merek dipasaran. Penyedap rasa tersebut mengandung
senyawa yang disebut monosodium glutamat (MSG). Peranan asam glutamat sangat penting,
diantaranya untuk merangsang dan menghantar sinyal-sinyal antar sel otak.
7 Pengatur keasaman (pengasam, penetral dan pendapar)
Bahan tambahan pangan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan
derajat keasaman pangan. pangan. Pengatur keasaman mungkin ditambahkan langsung kedalam
pangan, tetapi seringkali terdapat didalam asidulan. Asidulan merupakan senyawa kimia yang
bersifat asam yang ditambahkan pada proses pengolahan makanan dengan berbagai tujuan.
Asidulan dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste yang
tidak disukai
8 Pemutih dan pematang tepung
Bahan tambahan pangan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung
sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. misalnya dalam pembuatan roti, kraker,
biskuit dan kue.
9 Pengemulsi, pemantap dan pengental
Bahan tambahan pangan yang dapat membantu terbentuknya dan memantapkan sistem dipersi
yang homogen pada pangan. Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengental dalam pangan
adalah untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh,
tidak terpisah antara bagian lemak dan air serta mempunyai tekstur yang kompak. Jenis pangan
yang sering menggunakan BTP semacam ini adalah es krim, es puter, saus sardin ,jem, jeli, sirup
dan lain-lain.
10 Pengeras
Bahan tambahan pangan yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya pangan.
11 Sekuestran
Bahan tambahan pangan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam pangan, sehingga
memantapkan warna, aroma dan tekstrur. makanan. Sekuestran yang dapat mengikat logam
dalam bentuk ikatan komleks sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh jelek logam
tersebut dalam bahan. Dengan demikian senyawa ini dapat membantu menstabilkan warna, cita
rasa dan tekstur.
Selain BTP yang tercantum dalam Peratuan Mentri tersebut, masih ada beberapa BTP lainnya
yang biasa digunakan dalam pangan, misalnya:
1 Enzim
Bahan tambahan pangan yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba, yang dapat
menguraikan secara enzimatis, misalnya membuat pangan menjadi lebih empuk, lebih larut
danlain-lain.
2 Penambah gizi
bahan tambahan berupa asam amino, mineral atau vitamin, baik tunggal maupun campuran, yang
dapat meningkatkan nilai gizi pangan.
3 Humektan
Bahan tambahan pangan yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga mempertahankan kadar
air pangan.
1. Asam Borat
Kegunaan asam borat yang sebenarnya antara lain untuk bahan solder danpembersih bangunan.
Akan tetapi sering disalahgunakan dengan ditambahkan kemakanan biasanya ditemukan
pada mie, bakso, dan kerupuk. Tujuan pemakaian asamborat pada makanan antara lain
untuk membuat kenyal, menimbulkan rasa gurih,membuat renyah dan mengawetkan
makanan.