“PEMBENTUKAN ORGANISASI
PERAWATAN”
Oleh :
Kelompok 2
No Nama Mahasiswa Nim
1 Asep Suryana 201010800107
2 Gilang Maulana 201010800109
3 Devi Raditya 201010800104
4 Hikmatulloh 201010800030
5 Baik Amartia 201010800
6 Muhamad Akbar Firmansyah 201010800
4. Implemntasi TPM
Salah satu usaha untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan kinerja
peralatan dalam industri diperlukan penerapan Total Productive Maintenance
(TPM). TPM adalah metode untuk meningkatkan produktivitas di area kerja
dengan cara membuat proses tersebut lebih reliable dan lebih efisien energi. TPM
berfungsi untuk memelihara kondisi peralatan dalam industri tetap dalam kondisi
prima dan meminimalisir kerusakan.
Kerusakan peralatan dalam industri seringkali disebabkan oleh
diabaikannya seorang operator untuk merawatnya. Masalah yang umum terjadi
pada peralatan adalah banyaknya kotoran, mur yang hilang, oli yang jarang
diganti, kebocoran, dan menimbulkan suara-suara yang tidak normal. Prinsip
dalam penerapan TPM adalah operator harus mampu melakukan pemeliharaan
dan perbaikan ringan apabila terjadi masalah pada mesin, dengan demikian
masalah akan dengan cepat teratasi sebelum bertambah kompleks. Operator harus
menerapkan sikap 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin) dalam menggunakan
peralatan.
Dalam penerapan TPM, industri memilki 3 target utama, yaitu:
1. Zero product defect (tidak ada produk yang cacat);
2. Zero equipment unplanned failures (tidak ada kerusakan peralatan yang tidak
tidak terdeteksi sebelumnya);
3. Zero accident (tidak ada kecelakaan kerja).
Penerapan TPM dilakukan dengan cara menghitung dari performance
maintenance. Performance terdiri dari 3 bagian, yaitu reliability, maintainability,
dan availability.
1. Reliability adalah sebuah peluang suatu komponen atau sistem memenuhi
fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu dan kondisi operasi tertentu;
2. Maintainability adalah suatu usaha dan biaya untuk melakukan pemeliharaan
peralatan;
3. Availability adalah proporsi dari waktu peralatan untuk melakukan pekerjaan
yang ditargetkan.
Setelah menghitung performance maintenance, untuk mendukung
penerapan TPM, industri wajib membentuk program-program pengembangan
seperti, pelatihan-pelatihan khusus untuk para operator dan divisi maintenance
dalam melakukan pemeliharaan peralatan industri, membuat standar operasional
penggunaan, penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam penggunaan,
serta membuat manajemen peralatan (tools management).
Synergy Solusi Indonesia member of Proxsis melalui Environment-
Indonesia, membantu dalam mengembangkan kompetensi personel dalam
melakukan tugasnya terutama di bidang energi dan lingkungan agar memenuhi
target industri dalam penerapan Total Productive Maintenance.
Langkah implementasi yang terkait dengan pelaksanaan atau penerapan
TPM dalam sebuah perusahaan adalah Evaluasi awal tingkat TPM, Pengantar
Pendidikan/ pelatihan dan pengenalan untuk TPM, Pembentukan komite TPM,
pengembangan rencana induk untuk implementasi TPM, tahap demi tahap
pelatihan kepada karyawan dan pemangku kepentingan di semua delapan pilar
TPM, proses persiapan pelaksanaan, penetapan kebijakan dan sasaran TPM serta
pengembangan value stream untuk implementasi TPM.
Panitia pengarah harus terdiri dari manajer produksi, manajer
pemeliharaan, dan manajer teknik. Mereka harus merumuskan kebijakan dan
strategi TPM dan memberikan nasehat. Komite ini harus dipimpin oleh seorang
eksekutif tingkat atas.
Tim program TPM harus memberi motivasi karyawan perusahaan,
program ini harus memiliki pengawasan dan koordinasi kegiatan pelaksanaan.
Pilih area target pertama sebagai area percontohan, wilayah ini akan menunjukkan
konsep TPM. Pelajaran yang didapat dari daerah sasaran awal / area percontohan
dapat diterapkan lebih lanjut dalam proses implementasi.