Disusun Oleh:
Kelompok 10
Miftah Fahira 5003201040
Annisa Nathania Eka Gustha 5003201056
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS SAINS DAN ANALITIKA DATA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
2.3.1 Teamwork
Teamwork merupakan sekumpulan individu yang bekerjasama, memiliki serangkaian
nilai,sikap, dan perilaku serta saling tergantung antara satu dengan yang lain dalam mencapai
suatu tujuan tertentu.
2.3.3 Housekeeping
Housekeeping merupakan metodologi organisasi untuk tempat kerja, menggunakan lima
huruf jepang yang diterjemahkann ke Inggris dimulai dengan huruf S. 5S adalah filosofi dan
suatu cara dari mengorganisir dan mengatur tempat kerja serta aliran kerja dengan
meningkatkan efisiensi sehingga dapat 5 mengeliminasi waste, meningkatkan aliran proses dan
mengurangi ketidakstabilan dalam proses.
2.3.4 Trainning
Trainning adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan beberapa metode yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu dan organisasi, pelatihan operasional
pengembangan.
BAB III
STUDI KASUS
2. Bulan Juni
20198
𝑀𝑇𝐵𝐹 = = 110.98 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1.85 𝑗𝑎𝑚
182
3172
𝑀𝑇𝑇𝑅 = = 17.43 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0.29 𝑗𝑎𝑚
182
20198
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = × 100% = 86.43%
23370
3. Bulan Juli
16681
𝑀𝑇𝐵𝐹 = = 119.15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1.98 𝑗𝑎𝑚
140
2189
𝑀𝑇𝑇𝑅 = = 15.64 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0.26 𝑗𝑎𝑚
140
16681
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = × 100% = 88.39%
18870
Tabel 5. Hasil Perhitungan Performance Maintenance
Bulan MTBF MTTR Availability
(menit) (menit) (%)
Mei 150,11 26,5 84,99
Juni 110,98 17,43 86,43
Juli 119,15 15,64 88,39
B. Mesin Filler
Berdasarkan data pada tabel 2, diketahui bahwa item yang paling sering mengalami
kerusakan dan breakdown time paling lama adalah speed filler dengan frekuensi sebanyak 37
kali dan breakdown time selama 1180 menit. Identifikasi penyebab kerusakan speed filler
ditunjukkan pada diagram berikut :
C. Mesin Bottle Washer
Berdasarkan data pada tabel 3, diketahui bahwa item yang paling sering mengalami
kerusakan dan breakdown time paling lama adalah discharge washer dengan frekuensi
sebanyak 189 kali dan breakdown time selama 4324 menit. Identifikasi penyebab kerusakan
discharge washer ditunjukkan pada diagram berikut :
MTBF menunjukkan indikator reliability sebuah mesin. Dari hasil perhitungan pada tabel
diketahui bahwa terjadi penurunan waktu MTBF dari bulan Mei hingga Juli, sehingga dapat
disimpulakn bahwa keandalan mesin 8 kurang baik. Hal ini dapat disebabkan total waktu
operasi dan frekuensi breakdown mesin pada bulan Juni lebih besar daripada bulan Mei.
Namun, pada bulan Juni hingga Juli terjadi peningkatan waktu MBTF dimana hal ini
menunjukkan selama bulan tersebut mesin 8 mengalami peningkatan keandalan.
MTTR dapat menjadi indikator kemampuan (skill) dari operator maintenance mesin dalam
mengatasi breakdown. Dari tabel diatas dapat diketahui pada periode tersebut mengalami
penurunan, sehingga dapat disimpulkan selama periode Mei-Juli kemampuan dari operator
adalah baik karena masalah breakdown dapat diatasi seefektif dan seefisien mungkin tanpa
mengurangi produktifitas mesin 8.
3. Availability Mesin
Tabel 7. Hasil Perhitungan Availability
Bulan Availability
(%)
Mei 84,99
Juni 86,43
Juli 88,39
Availability merupakan ratio dapat melihat kondisi line stop dilihat dari aspek breakdown
saja. Dari table diatas diketahui ketersediaan mesin dalam periode tersebut dapat diandalkan
karena dari bulan ke bulan terjadi peningkatan availability. Dengan demikian dapat
meningkatkan produktifitas tanpa adanya gangguan breakdown.
BAB IV
KESIMPULAN
1. TPM sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep perbaikan berkelanjutan yang melibatkan
seluruh karyawan untuk meningkatkan perawatan mesin, peralatan, dan meningkatkan
produktivitas.
2. Perusahaan perlu memberikan training skill kepada operator maintenance, khususnya
terhadap line supervisor, hal tersebut berkenaan dengan nilai MTTR yang didapatkan,
dengan tujuan lebih memahami mesin yang bersangkutan dan cepat dalam menangani
setiap kerusakan yang terjadi.
3. Operator produksi harus lebih memahami pengoperasian mesin yang baik dan benar, serta
perlu menerapkan juga perawatan mandiri atau small repair pada setiap mesin yang
dioperasikannya sehingga mengenai kegiatan maintenance tiap mesin tidak hanya menjadi
tanggung jawab operator maintenance.
4. Availability mesin perlu ditingkatkan lagi, meskipun availability yang ada sudah baik,
tetapi dengan nilai availability mesin yang lebih tinggi tentu saja akan meningkatkan
produktivitas tanpa mengesampingkan faktor-faktor yang lain.
5. Kebijakan preventive maintenance perlu ditingkatkan dalam hal detail pemeriksaan yang
berkaitan dengan komponen mesin sehingga lebih mengena sasaran.
6. Penelitian yang dilakukan terhadap kebijakan perawatan yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan memberikan beberapa masukan yang dapat dikembangkan dan ditindaklanjuti,
diantaranya :
a. Memberikan masukan mengenai konsep Total Productive Maintenance kepada
perusahaan, khususnya departemen engineering karena sistem perawatan merupakan
bagian dari Total Productive Maintenance.
b. Memberikan alternatif perhitungan analisa performance maintenance yang sudah
dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk lebih detail/spesifik, terutama untuk departemen
engineering.
DAFTAR PUSTAKA