Anda di halaman 1dari 3

Home » Maintenance » Mesin » Pengertian TPM (Total Productive Maintenance)

PENGERTIAN TPM
(Total Productive Maintenance)
Unknown 17.50.00 Add Comment Maintenance, Mesin

Pengertian TPM –
Dalam industri diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memelihara dan meningkatkan
kualitas produksi melalui perawatan perlengkapan dan peralatan kerja.
Sasaran utama TPM adalah mewujudkan zero ABCD yakni tidak ada accident, breakdown,
crisis, serta defect.

Sejarah TPM
Sejarah TPM sendiri diperkenalkan oleh Nippondenso yang merupakan perusahaan pemasok toyota
di Jepang.
Tujuan daripada TPM adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perlengkapan dan peralatan
produksi dengan investasi perawatan yang seperlunya sehingga mencegah terjadi 6 kerugian besar
yaitu :
1. Breakdown, kerugian akibat rusaknya mesin.
2. Setup and adjustments, kerugian yang diakibatkan perlunya perlunya persiapan ulang peralatan
dan perlengkapan kerja .
3. Small Stops, kerugian akibat terjadinya gangguan yang menyebabkan mesin tidak dapat
beroperasi secara optimal.
4. Slow Running, kerugian yang terjadi karena mesin berjalan lambat tidak sesuai dengan
kecepatan yang diinginkan.
5. Statup Defect, kerugian yang diakibatkan terjadi cacat saat startup (saat awal mesin
beroperasi).
6. Production Defect, kerugian yang terjadi karena banyaknya produk yang cacat dalam proses
produksi.

Penerapan TPM (Total Productive Maintenance)


Dalam menerapkan TPM dalam sebuah perusahaan harus mengikuti tahapan-tahapan sebagai
berikut :
1. Melakukan evaluasi awal terhadap tingkat TPM saat ini
2. Memperkenalkan konsep TPM dan mempromosikannya
3. Membentuk komite TPM
4. Menetapkan kebijakan, tujuan dan sasaran TPM
5. Merumuskan master plan untuk pengembangan TPM
6. Menyelenggarakan pelatihan terhadap semua karyawan dan pihak yang berkepentingan
terutama yang berkaitan dengan 8 pilar TPM
7. Menerapkan proses-proses persiapan
8. Menjalankan semua program dan kebijakan TPM guna untuk mencapai tujuan dan sasaran
TPM yang telah ditetapkan.

Manajemen perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam menerapkan konsep TPM
dalam perusahaannya. Tanpa dukungan dan komitmen yang kuat dari manajemen dan juga
kerjasama semua karyawan perusahaan, tujuan dan sasaran program TPM ini akan sulit tercapai.
Dalam mengevaluasi dan mengukur sejauh mana keberhasilan penerapan TPM, alat pengukuran
utama yang digunakan adalah "Overall Equipment Effectiveness" atau disingkat dengan "OEE". Secara
matematis rumus OEE adalah sebagai berikut :
OEE = Availability x Performance Rate x Quality
Dimana :
Availability = kesiapan atau kesediaan mesin dalam beroperasi
Performance = jumlah unit produk yang dihasilkan oleh mesin dalam waktu yang tersedia
Quality = perbandingan jumlah unit yang baik dengan jumlah unit yang diproduksi
Sumber : http://tarigantechno.blogspot.com/2016/06/pengertian-tpm-total-
productive.html#ixzz5nKie5M2f

8 PILAR TPM
Untuk menerapkan konsep TPM ( Total Productive Maintenance) dalam sebuah perusahaan
manufakturing diperlukan pondasi yang kuat dan pilar yang kokoh.
Pondasi TPM adalah 5S, sedangkan pilar utama TPM terdiri dari 8 pilar .
8 pilar TPM sebagian besar difokuskan pada teknik proaktif dan preventif untuk meningkatkan
kehandalan mesin dan peralatan produksi. 8 pilar TPM yaitu :

1. Autonomus Maintenance (perawatan otonomus)


Autonomus maintenance atau jishu hozen merupakan memberikan tanggung jawab perawatan rutin
kepada operator seperti pembersihan mesin, pemberian lubrikasi dan inspeksi mesin. Dengan
demikian operator memiliki rasa kepemilikan yang tinggi, meningkatkan pengetahuan pekerja
terhadap peralatan yang digunakannya. Dengan pilar Autonomus maintenance, peralatan/mesin
produksi dapat dipastikan bersih dan terlubrikasi dengan baik serta dapat mengidentifikasikan potensi
kerusakan sebelum terjadinya kerusakan yang lebih.

2. Planned Maintenance (perawatan terencana)


Pilar ini menjadwalkan tugas perawatan berdasarkan tingkat rasio kerusakan yang pernah terjadi
dapat diprediksikan. Dengan planned maintenance kita dapat mengurangi kerusakan yang terjadi
secara mendadak serta dapat lebih baik mengendalikan tingkat kerusakan komponen.

3. Quality Maintenance (perawatan kualitas)


Pilar ini membahas tentang masalah kualitas dengan memastikan peralatan/mesin produksi dapat
mendeteksi dan mencegah kesalahan selama produksi berlangsung. Dengan kemampuan
mendeteksi kesalahan ini proses produksi menjadi cukup handal dalam menghasilkan produk sesuai
dengan spesifikasi pada pertama kalinya. Dengan demikian tingkat kegagalan produk akan terkendali
dan biaya produksi pun jadi semakin rendah.

4. Focused Improvement (perbaikan yang terfokus)


Pilar ini memfokuskan pembentukan kelompok kerja untuk proaktif mengidentifikasikan
peralatan/mesin yang bermasalah dan memberikan solusi atau usulan perbaikan. Kelompok kerja
dalam melakukan focused improvement juga bisa mendapat pekerja yang bertalenta dalam mendukung
kinerja perusahaan untuk mencapai targetnya.

5. Early Equipment Management (manajemen awal pada peralatan kerja)


Early equpment management merupakan pilar yang menggunakan kumpulan pengalaman dari kegiatan
perbaikan dan perawatan sebelumnya untuk memastikan mesin baru dapat mencapai kinerja yang
optimal. Tujuan dari pilar ini adalah agar peralatan/mesin baru dapat mencapai kinerja optimal pada
waktu sesingkat-singkatnya.

6. Training dan Education (pelatihan dan pndidikan)


Pilar ini diperlukan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan saat menerapkan TPM. Kurangnya
pengetahuan terhadap alat/mesin yang dipakainya dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan
tersebut dan menyebabkan rendahnya produktifitas kerja yang akhirnya merugikan perusahaan.
Dengan pelatihan cukup, kemampuan operator dapat ditingkatkan sehingga dapat melakukan
kegiatan perawatan dasar sedangkan teknisi dapat dilatih dalam hal meningkatkan kemampuannya
dalam melakukan perawatan pencegahan dan kemampuan dalam menganalisa kerusakan
peralatan/mesin. Pelatihan pada level manajer dalam membimbing dan mendidik tenaga kerjanya
dalam penerapan TPM.
7. Safety, Health, and Environment
Para pekerja harus dapat bekerja dan mampu menjalankan fungsinya dalam lingkungan yang aman
dan sehat. Dalam pilar ini, perusahaan diwajibkan untuk menyediakan lingkungan yang aman dan
sehat serta bebas dari kondisi berbahaya. Tujuan Pilar ini adalah mencapai target tempaat kerja yang
"accident Free" (ttempat kerja bebas dari segala kecelakaan.

8. TPM in Administration
Pilar ini menyebarkan konsep TPM ke dalam Administrasi. Yujuan pilar TPM in Administrasi ini
adalah agar semua pihak dalam perusahaan memiliki konsep dan persepsi yang sama termasuk staff
administrasi.
Sumber : http://tarigantechno.blogspot.com/2016/06/sebutkan-8-pilar-tpm.html#ixzz5nKkJk3y7

Anda mungkin juga menyukai