Dosen:
Roro Suestu Diyah Winarni, SH, SE, MM
Tjiptono (1997:51) → Tidaklah mudah mendefinisikan kualitas dengan
tepat, tetapi umumnya kualitas dapat dirinci. Orang yang berbeda akan
mengartikannya secara berlainan. Beberapa contoh definisi kualitas, yaitu:
1. Kecocokan dengan persyaratan/tuntutan.
2. Kecocokan untuk pemakaian.
3. Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan.
4. Bebas dari cacat/kerusakan.
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat.
6. Melakukan sesuatu secara benar sejak awal.
7. Sesuatu yang membahagiakan pelanggan.
Reduksi Biaya
Peningkatan Produktivitas
Harga Kompetitif
Perluasan Pasar
Peningkatan ROI
(Return on Investment)
Gambar 1
Reaksi Rantai Deming dalam Perbaikan Kualitas
Penelitian Hatane (2003)
menyimpulkan bahwa berdasarkan ukuran kepuasan terhadap indikator-indikator
variasi kerampilan: menyadari sumberdaya yang dimiliki dan yang digunakan,
perlengkapan dan peralatan serta materi yang tersedia, batas waktu yang
diberikan; maka terdapat hubungan positip antara kepuasan kerja dengan variasi
ketrampilan.
Untuk indikator-indikator identifikasi tugas: cara dan hasil kerja yang dinilai diri
sendiri maupun penilaian rekan kerja; maka terdapat hubungan positip antara
kepuasan kerja dengan identifikasi tugas.
Untuk indikator-indikator signifikansi tugas: kerjasama karyawan dalam maupun
antar bagian, antara karyawan bawahan dan atasan; maka terdapat hubungan
positip antara kepuasan kerja dengan signifikasi tugas.
Secara umum penerapan Gugus Kendali Mutu dalam memberdayakan karyawan
mempunyai dampak positip terhadap kepuasan karyawan PG Candi Baru.
Artinya bahwa penerapan TQM berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Kotler (2000:48) → Manajemen kualitas total atau total quality management
(TQM) → Pendekatan organisasi secara menyeluruh untuk meningkatkan
kualitas semua proses, produk, dan pelayanan organisasi yang
berkesinambungan.
Ishikawa (Nasution, 2001:28) → Total quality management (TQM)
merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi
usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi.
Gaspersz (2005:5) → Pada dasarnya manajemen kualitas (quality
management) atau manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management)
didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performasi secara terus-
menerus (continuos performance improvement) pada setiap level operasi
atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Tjiptono (1997:4) → TQM merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja,
proses, dan lingkungan.
Anoraga (1992:24) → kepemimpinan → kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain. Keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada
kemampuannya untuk mempengaruhi pihak lain tersebut → kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan
orang-orang dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
untuk mengikuti kehendak pemimpinnya tersebut.
Seorang pemimpin yang efektif → seseorang yang memenuhi kemampuan
tersebut, karena bakat kepemimpinan tidak dimiliki oleh setiap orang dan
berhubungan dengan penguasaan seni dan teknik dalam melakukan
tindakan-tindakan seperti teknik dalam memberikan perintah, teguran,
memperkuat identitas kelompok yang dipimpin, memudahkan pendatang
baru untuk menyesuaikan diri menanamkan rasa disiplin dikalangan
bawahan serta menyelesaikan konflik yang terjadi di lingkungan kerjanya.
Robbins (1998:24) → empat pendekatan kepemimpinan, meliputi teori
atribusi kepemimpinan, teori kepemimpinan karismatik, kepemimpinan
transaksional versus transformasional, dan kepemimpinan visioner.
Gasperz (2005:1999) → Tujuan dari kepemimpinan dalam TQM
→ untuk meningkatkan performasi manusia dan mesin,
memperbaiki kualitas yang ada, meningkatkan output dan
produktivitas, serta secara simultan mampu menciptakan
kebanggaan kerja bagi pegawai.
Kepemimpinan yang efektif dalam manajemen kualitas adalah →
kepemimpinan yang sensitif atau peka terhadap perubahan dan
melakukan pekerjaannya secara fokus.
Dalam manajemen kualitas dikenal salah satu pendekatan
terbaru dalam kepemimpinan kualitas yaitu kepemimpinan
transformasional, yang mampu mengubah keseluruhan
organisasi melalui mentransformasikan organisasi menuju
pandangan mereka tentangn apa yang harus dilakukan oleh
organisasi tersebut dan bagaimana seharusnya organisasi itu
dengan baik menuju sasaran kualitas yang telah ditetapkan.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak hanya
ditentukan oleh bentuk susunan atau struktur perusahaan yang lengkap,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor penempatan individu dalam posisi
yang tepat sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya (the
right man on the right place), yang mana masing-masing individu tersebut
mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam bekerja.
Perolehan
Usaha Prestasi tingkat Perolehan
pertama tingkat kedua
Perolehan
tingkat kedua
Perolehan
tingkat Perolehan
pertama tingkat kedua
Perolehan
tingkat kedua
Hardjosoedarmo (1996:11) → menyebutkan dimensi akar TQM berasal dari
pengkajian dan praktek manajemen dimana yang signifikan, diantaranya →
achievement motivation.
Abraham Maslow → Menuliskan konsepnya tentang kebutuhan manusia
untuk aktualisasi diri.
Berdasarkan pada karya Maslow tersebut → Douglas McGregor
berpendapat bahwa ciri-ciri manusiawi adalah bahwa manusia itu selalu
mempunyai motivasi, mempunyai potensi untuk berkembang, mempunyai
kapasitas untuk memikul tanggung jawab dan memiliki tata-laku untuk
mencapai tujuan organisasi.
Tugas manajemen → menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
merealisasikan ciri-ciri tersebut.
Teori yang oleh McGregor disebut (dalam Hardjosoedarmo, 1996:12) Teori
Y, yang mana bertentangan dengan teori X yang berpendapat bahwa orang
itu pada dasarnya malas, tidak berpendapat bahwa orang itu pada dasarnya
malas, tidak mempunyai rasa tanggung jawab, anti perubahan dan mudah
tertipu.
Hardjosoedarmo (1996:12) TQM didasarkan pada asumsi Teori Y
mengenai manusia → berarti bahwa para manajer harus percaya pada
bawahannya sebelum ia memberdayakannya (empower) guna melakukan
pekerjaan menuju kualitas.
Kartono (2002:67) → kondisi materiil yang sangat baik belum tentu atau sedikit
sekali mempunyai relasi langsung dengan moral yang baik.
Kondisi lingkungan kerja perusahaan → reaksi pegawai terhadap kenaikan suhu,
ventilasi yang kurang baik, udara lembab di kantor, kurang cahaya dan lain-lain
kekurangan fisik yang ada di perusahaan. Lingkungan kerja merupakan segala
sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas, seperti, temperatur, kelembaban, ventilasi, penerangan
dan kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai tidaknya aat-alat dan
perlengkapan kerja.
Pekerja menginginkan kondisi disekitar pekerjaan baik, karena kondisi tersebut
mengarah kepada kenikmatan atau kesenangan secara fisik.
Munandar (2004:53) → Lingkungan kerja fisik dalam manajemen kualitas
mencakup setiap hal, dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi dan
rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau
ruang kerja seorang tenaga kerja.
Dari dua pengertian dari lingkungan kerja di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan Lingkungan kerja → sarana kerja, prasarana, dan rekan kerja.
Menurut Goestch dan Davis (dalam Nasution, 2001:28) → terdapat 10
unsur utama Total Quality Management (TQM), meliputi:
1. Fokus pada pelanggan
2. Obsesi terhadap kualitas
3. Pendekatan Ilmiah
4. Komitmen jangka panjang
5. Kerjasama tim (team work)
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan
7. Pendidikan dan pelatihan
8. Kebebasan yang terkendali
9. Kesatuan tujuan
10. Adanya ketertiban dan pemberdayaan karyawan
New Strategic
Leadership Planning
Theory Scientific
Management
Corporate
Culture
Group
Dynamics
Total Quality
Organization
Management
Development
Training and
Development
Linking Pin
Achievement
Organizations
Employee Motivation
Imvolvement Theory
Metode TQM W. Edwards Deming
Dr. W. Edwards Deming → proses industri harus dipandang sebagai
perbaikan kualitas secara terus-menerus (continuous quality improvement)
→ yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan
suatu produk, proses produksi, sampai dengan distribusi kepada
pelanggan; seterusnya berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang
dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) dikembangkan ide-ide
untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk lama
beserta proses produksi yang ada saat ini.
Kontribusi Juran → dalam TQM adalah (Gaspersz, 2005:7), sebagai berikut: Juran's
Three Basic Steps to Progress, Juran’s Ten Steps to, Quality Improvement, The Pareto
Principle, The Juran Trilogy.
Crosby → Terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan
pencegahan, yang menentang tingkat kualitas vang dapat diterima
secara statistik (Acceptable Quality level) → ia juga dikenal dengan
Quality Vaccine dan Crosby Fourteen step to Quality Improvement.
Pandangan-pandangan disebut sebagai dalil-dalil manajemen
kualitas.
STRATEGI
PELANGGAN
SISTEM SDM
Keterangan:
❖ Strategi:
Pernyataan yang jelas dan dikomunikasikan dengan baik mengani posisi dan sasaran organisasi dalam hal
layanan pelanggan.
❖ Sistem:
Program, prosedur dan sumber daya organisasi yang dirancang untuk mendorong, menyampaikan dan menilai
jasa/layanan yang nyaman dan berkualitas bagi pelanggan.
❖ Sumberdaya Manusia:
Karyawan disemua posisi yang memiliki kapasitas dan hasrat untuk responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
❖ Tujuan Keseluruhan:
Mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan tanggung jawab kepada setiap orang dan melakukan perbaikan
berkesinambungan.
TQS terfokus dalam lima bidang
(Tjiptono, 2000: 57), yaitu :
Fokus pada pelanggan (customer focus) → Identifikasi
pelanggan (internal, eksternal, dan atau perantara)
merupakan prioritas utama.
Keterlibatan total (total involvement) → Keterlibatan total
mengandung arti komitmen total. Manajemen harus
memberikan peluang perbaikan kualitas bagi semua
karyawan dan menunjukkan kualitas kepemimpinan yang
bisa memberikan inspirasi positif (lewat partisipasi aktif dan
tindakan nyata) bagi organisasi yang dipimpinnya.
Pengukuran → Pengukuran dalam kebutuhan pokok
adalah menyusun ukuran-ukuran dasar, baik internal
maupun eksternal bagi organisasi dan pelanggan.
Kualitas total suatu layanan terdiri atas tiga komponen utama
menurut Gronross (Tjiptono, 1997: 61), yaitu :