BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TQM merupakan satu sistem yang saat ini mulai diterapkan oleh perusahaan-
dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu. Pendapat para pakar tentang pengetian
total quality management sangat beragam. Menurut Ishikawa dalam Nasution (2005:
22) “TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari
suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia proses dan
lingkungannya. Dasar pemikiran perlunya TQM, yakni cara terbaik agar bersaing dan
unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik.
operasi atau proses dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
Dari pandangan para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa TQM adalah suatu
pelanggan secara berkelanjutan Merujuk kepada arti kata dari Total Quality
dan seluruh bagian atau departemen dalam organisasi serta pada seluruh waktu (setiap
lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi dengan baik, pelayanan yang lebih
pelanggan dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progesif dalam sistem manajemen dan
pengetahuan sebagai asset. Setiap orang termasuk top manajemen perlu dididik dan
Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis
terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini
berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap
dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku
c. Pendekatan Ilmiah
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu,
dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen
persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya
kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar sivitas
sekitarnya.
tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada
makin meningkat.
11
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya
lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang
fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan
keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini
merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
i. Kesatuan Tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan
yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada
dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih
efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang
dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus
melaksanakannya.
produk atau jasa yang berusaha keras dengan segenap kemampuannya memuaskan
seperti: mutu adalah identik dengan barang-banrang yang bersifat mewah atau luks
atau sesuatu yang bermagna mewah dan wah. Adapula yang beranggapan bahwa
suatu produk dianggap bermutu bila memiliki nilai dan harga yang mahal. Dari mitos
sementara mutu itu cenderung bersifat abstrak dan tidak bisa diukur secara eksplisit,
13
maka untuk mengetahui konsep tentang mutu perlu di cermati menurut pendapat-
1) Mutu pelayanan adalah sejauh mana kenyataan pemberian pelayanan sesuai
2) Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984)
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi
c. Dimensi Mutu
Untuk menilai suatu mutu, dapat ditentukan dari berbagai indicator. Salah satu
Timelines
14
selain dapat memberikan mutu pelayanan yang tepat dan teliti, sekaligus dapat
lingkungan.
produk setelah produk itu selesai dibuat dengan jalan menyortir produk yang baik
dari yang jelek, kemudian mengerjakan ulang bagian-bagian produk yang cacat.
Kegiatan inspeksi ini dipandang dari perspektif sistem kualitas modern adalah sia-sia,
improvement).
Pada masa sekarang pengertian dari konsep kualitas adalah lebih luas daripada
membangun sistem kualitas modern yang pada dasarnya dapat dicirikan oleh 5 (lima)
Produk (barang dan/atau jasa) didesain sesuai keinginan pelanggan melalalui riset
pasar, kemudian dproduksi (diproses dengan cara-cara yang baik dan benar,
konformans yang tinggi), serta pada akhirnya memberikan pelayanan purna jual
mereka, tetapi pada saat yang sama para manajer juga merupakan pemasok bagi
sekretaris mereka.
Jika tanggung jawab untuk kualitas didelegasikan kepada Bagian jaminan kualitas
saja setiap orang dalam organisasi akan memiliki persepsi bahwa kualitas bukan
merupakan perhatian kunci. Hal ini berdampak negatif secara psikologis, dimana
keterlibatan secara total dan aktif orang-orang dalam organisasi menjadi kurang.
3. Pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk
kualitas
Meskipun kualitas mestinya merupakan tanggung jawab setiap orang, namun patut
diketahui pula diketahui bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab yang
Hal ini bahwa aktivitas kualitas tidak hanya berfokus untuk mendeteksi kerusakan
saja. Kalau hal ini terjadi maka akan berarti terlalu mahal. Meskipun tetap menjadi
produk akhir, tetapi upaya aktivitas kualitas seharusnya lebih difokuskan pada
16
aktivitas secara baik dan benar pada waktu pertama kali mulai melaksanakan
sesuatu aktivitas.
peningkatan kualitas.
struktur kerja, pendokumentasian yang efektif, prosedur teknik dan manajerial yang
koordinasi terhadap tenaga kerja, alat-alat, informasi dan lainnya untuk memenuhi
kepuasan pelanggan serta mampu menekan ongkos produksi sampai pada tingkat
minimum.
Terdapat dua aspek dalam sistem kualitas dalam pelayanan radiologi yaitu :
menjamin bahwa gambar diagnostik yang dihasilkan oleh fasilitas tersebut memiliki
konsisten dengan biaya yang minimum dan dengan paparan radiasi sekecil mungkin
diagnostik adalah memantau performa dari seluruh komponen atau faktor yang dapat
dalam bagian radiologi. Justifikasi riil dari upaya penjaminan kualitas dan
pengendalian kualitas adalah tertuju pada hasil yang diharapkan dapat dicapat yaitu
dari sumber daya dapat ditingkatkan dan pengurangan jumlah film dan bahan
biaya.
Berry (1985) yang membagi dimensi kualitas pelayanan menjadi lima kelompok
nyata dari layanan yang diberikan oleh pemberi jasa, ini meliputi fasilitas fisik
layanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan memuaskan. Tetapi menurut
19
pasien, pelayanan yang diberikan petugas masih lama karena memang proses
dengan menyampaikan informasi yang jelas. yaitu keinginan para staf untuk
Karakteristik adalah ciri khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan
perwatakan tertentu. Ciri khusus ini dapat berupa fisik seperti pekerjaan, pemilikan
20
serta pendapatan maupun non fisik seperti pengalaman dan kebutuhan yang dapat
beraneka ragam. Kebutuhan terkait dengan hal yang nyata seperti penggunaan
fasilitas, persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan dan hubungan antara pasien dan
yang akan dilakukan yang tercermin dari pengetahuan, sikap dan perilaku.
rendah.
non makanan.
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
21
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Menurut para ahli
diantaranya :
1) Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
2) Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima
yang diselenggarakan.
4) Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
kabupaten), rumah sakit BUMN (ABRI), dan rumah sakit yang modalnya dimiliki
(1) Rumah Sakit Umum yaitu rumah sakit yang melayani semua bentuk
(2) Rumah Sakit Khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan
(1) Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
luas.
(2) Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
subspesialistik terbatas.
(3) Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
(4) Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
(pelayanan kesehatan) setelah benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Hal inipun
fasilitas pengobatan modern dapat disebabkan oleh pendapat masyarakat tentang sakit
yang berbeda dengan konsep provider. Tanggapan masyarakat tentang sakit yang
24
notabene merupakan konsep sehat-sakit masyarakat yang satu berbeda dengan konsep
1. Ketenagaan
2. Jenis Layanan
b. Radiodiagnostik khusus
d. Pemeriksaan tambahan :
1) Tanpa kontras
Alat kesehatan pesawat rontgen yang digunakan sudah memenuhi standar sebagai
c. Jumlah kualifikasi dan waktu kerja tenaga radiografer atau tenaga lainnya
Karakteristik Pasien
- Umur
- Jenis Kelamin
- Tingkat Pendidikan
- Pekerjaan
Mutu Pelayanan
Radiologi
Pelayanan Dimensi - Baik
Mutu - Kurang Baik
1. Tangibles (bukti fisik)
2. Reliability
(keandalan)
3. Responsiveness (daya
tanggap)
4. Assurance (jaminan)
2.8 Hipotesis
1. Ada pengaruh dimensi mutu tangibles (bukti fisik) terhadap pelayanan radiologi
BAB III
METODE PENELITIAN
research dengan desain cross sectional yaitu yang bertujuan menjelaskan Pengaruh
Quality Total Management terhadap mutu pelayanan radiologi di RSU Haji Adam
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik, dengan alasan belum
pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama, serta data yang diteliti tersedia
di tempat tersebut dan lokasi tersebut merupakan wilayah kerja dari peneliti.
data dan penyusunan laporan akhir. Penelitian ini direncanakan dari bulan Desember
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas radiologi yang bekerja di
unit bagian radiologi RSUP Haji Adam Malik Medan berjumlah 40 orang dan
3.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
adalah seluruh populasi yaitu seluruh tenaga radiologi yang bekerja di RSUP H Ad
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil survei pendahuluan,
melalui wawancara dan observasi yang mendalam dengan petugas radiologi di unit
radiologi RSUP Haji Adam Malik Medan dengan menggunakan alat bantu kuesioner
2. Data Sekunder
Data sekunder dilakukan dengan mencari dan menggunakan data yang sudah
ada di dalam maupun dari luar pihak RSUP Haji Adam Malik Medan serta data lain
dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan. Pengujian validitas dan
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur atau
pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak.
Dalam penelitian uji validitas akan dapat dipakai untuk memilih item-item pertanyaan
yang relevan untuk diteliti (Sugiyono, 2007). Uji validitas dilakukan dengan melihat
korelasi antara skor dari masing-masing item pertanyaan dibanding skor total.
untuk melihat setiap item pertanyaan apakah telah sahih atau valid yaitu mempunyai
dukungan yang kuat terhadap skor total atau dengan kata lain sebuah item pertanyaan
dikatakan mempunyai validitas jika memiliki tingkat korelasi yang tinggi terhadap
skor total item. Dua syarat yang harus dipenuhi agar item pertanyaan sahih atau valid
adalah :
31
a. Arah korelasi harus positip. Ini berarti r hitung (nilai korelasi yang akan digunakan
b. Korelasi harus kuat dan peluang kesalahan tidak terlalu besar (maksimal 5 %
2. Uji Reliabilitas
atau variabel penelitian. Suatu variabel dikatakan reliabel jika jawaban responden
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Alat ukur yang
digunakan adalah dengan uji statistik cronbach alpha (α) dan diukur dengan bantuan
k.r
α=
1+(k−1)r
1. Umur adalah usia responden yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat
2. Jenis kelamin adalah keadaan tubuh responden yang dibedakan secara fisik dan
biologis.
ditamatkan responden
5. Dimensi mutu tangibles (bukti langsung) adalah bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan,
akurat
kemampuan petugas, kesepakatan dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki
petugas radiologi
Sistem pengukuran data pada TQM yang dilakukan pada penelitian ini adalah
tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju tidak setuju, senang tidak
senang, baik tidak baik (Sugiyono, 2006). Untuk keperluan analisis kuantitatif maka
dengan menggunakan skala 1 sampai 5, adapun skor yang disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Jawaban Skor
1 Sangat Baik (SB) 5
2 Baik (B) 4
3 Kurang Baik (KB) 3
4 Tidak Baik (TB) 2
5 Sangat Tidak Bai (STB) 1
1) Editing
satuan data.
2) Koding
35
3) Tabulasi
dalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap pertannyaan diberi nilai, hasilnya
1) Analisis Univariat
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi.
Data yang telah dikumpulkan melalui angket dianalisis dengan mengunakan metode
2) Analisis bivariat
36
Analisis ini dilakukan pada dua variabel dengan tujuan untuk mencari
data berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji kebermaknaan menggunakan Uji
Chi-Square sebab kedua variabel baik variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi
data tidak normal. Selanjutnya disajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi
baris dan kolom yang datanya berskala nominal atau kategori (Crosstab). Variabel-
multivariat.
3) Analisis Multivariat
pengaruh pada masing-masing variabel bebas (lebih dari dua variabel) secara
bersamaan terhadap variabel terikat serta mencari manakah variabel bebas yang
normal maka menggunkan metode Regression Logistic. Disini akan diuji apakah
yang berpengaruh secara signifikan. Karena data penelitian ini berdistribusi tidak