Anda di halaman 1dari 5

Definisi Total Quality Management

Definisi Total
Pengertian total, dalam bahasa Indonesia sering artikan dengan kata menyeluruh atau terpadu. Kata
total (terpadu) dalam Total Quality Management menegaskan bahwa setiap orang yang berada
dalam organisasi harus terlibat dalam upaya peningkatan secara terus menerus.

Definisi Quality

Kualitas merupakan suatu sistem yang memberikan keinginan dan kebutuhan pelanggan dalam
produk atau jasa agar meningkatkan minat pelanggan terhadap suatu kualitas yang di ciptakan
lembaga tersebut.

Kualitas ditentukan oleh 2 faktor, yaitu

1. Quality in fact

Quality in fact para produsen menunjukkan bahwa mutu memiliki sebuah sistem, yang biasa disebut
sistem jaminan mutu (quality assurance system), yang memungkinkan roda produksi menghasilkan
produk-produk yang secara konsisten sesuai dengan standard atau spesifikasi tertentu. Dengan
demikian sebuah produk dikatakan bermutu selama produk tersebut secara konsisten sesuai dengan
tuntutan pembuatnya

2. Quality in perception

Adapun dalam quality in perception, mutu didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan atau
melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini yang menentukan atau menilai
sebuah produk atau jasa bermutu ataupun tidak adalah para pelanggan.

Definisi Management

Unsur yang terakhir adalah management yang berarti sistem mengelola dengan menggunakan
langkah-langkah seperti merencanakan, mengorganisir, mengendalikan, memimpin, dan lain lain.
Pengertian yang lain menyebutkan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengontrolan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain guna mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. manajement adalah pengelolaan yang membutuhkan perencanaan
untuk melaksanakan suatu organisasi agar tercapai sasaran secara efektif dan efisien.

Kesimpulan

TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuannya
adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta
menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan.

Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem manajemen yang melibatkan semua unsur kepegawaian di lingkungan suatu perusahaan
baik sektor barang (good product) maupun sektor jasa (services) yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu, efisiensi dan efektivitas produksi baik di lingkungan industri maupun institusi
lainnya.
definisi TQM mengandung dua pokok pikiran penting. Yang pertama, pengembangan terus menerus,
dan yang kedua, alat-alat dan teknik/metode yang digunakan. Namun demikian, secara umum TQM
dapat diterapkan dimana saja, baik industri manufaktur maupun industri jasa.

Fandi Tjiptono dan Anastasia Diana yakni sebagai berikut: Total Quality Management merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya.12

Dalam dunia pendidikan, persoalan mutu bukan saja menyangkut input, proses, dan output, tapi
juga outcome. Input pendidikan yang bermutu adalah pendidik, karyawan, peserta didik, kurikulum,
sarana dan prasarana serta aspek penyelenggaraan pendidikan lainnya. Proses pendidikan yang
bermutu adalah proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan. Output yang bermutu
adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Dan Outcome bermutu adalah
lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Total Quality
Management merupakan salah satu kunci keberhasilan tujuan pendidikan yang paling efektif. Karena
TQM mengedepankan integrasi dari semua fungsi dan proses serta memberdayakan dan melibatkan
semua unsur yang ada di lembaga pendidikan tersebut. TQM harus diberlakukan terus menerus dan
berkesinambungan demi tercapainya tujuan pendidikan, yang memberikan kepuasan kepada
peserta didik, orang tua dan masyarakat.

TQM Dalam Pendidikan

TQM dalam pendidikan adalah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat
memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang.
Syafaruddin (2008) berpendapat bahwa manajemen mutu pendidikan merupakan aplikasi konsep
manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi jasa kemanusiaan
(pembinaan potensi pelajar) melalui pengembangan pembelajaran berkualitas, agar melahirkan
lulusan yang sesuai dengan harapan orangtua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikaji, bahwa TQM dalam bidang pendidikan haruslah
mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan pendidikan dengan cara mengadakan perbaikan
secara berkesinambungan terhadap seluruh aspek spesifik yang ada dalam lembaga pendidikan,
terutama bidang kurikulum yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar bagi siswa, dengan
melibatkan seluruh unsur pimpinan dan staf yang ada dalam suatu lingkungan lembaga pendidikan
atau sekolah.

Konsep TQM dalam pendidikan dapat diterapkan dengan menggunakan 5 pilar yaitu: Berfokus pada
costumer Keterlibatan secara total Melakukan pengukuran Komitmen pada perubahan Perubahan
berkelanjutan
1. Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut Sondang P.Siagian (1985;6) merupakan inti dari manajemen,


karena merupakan motor penggerak dari semua sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia
bagi suatu organisasi. Dalam perspektif TQM, kepemimpinan didasarkan pada filosofi
bahwa perbaikan metode dan proses kerja secara berkesinambungan akan dapat
memperbaiki kualitas, biaya dan produktivitas, dan pada gilirannya juga dapat meningkatkan
daya saing. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan
bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, financial dan
kebutuhan lainnya yang pantas didapatkannya.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang
dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan,
memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan
memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set
alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench
marking, statistik, dan teknik lainnya juga digunakan dalam rangka mencapai kepuasan
pelanggan yang paripurna.

3. Struktur Pendukung

Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, sekolah harus mampu
membangun network yang dapat meningkatkan kualitas dan daya saing. Peranan
stakeholder seperti komite sekolah, orangtua murid, masyarakat serta lembaga lainnya yang
terkait birokrasi dengan sekolah hendaknya merupakan kesatuan yang solid dan memiliki
visi dan misi yang sama untuk perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Peranan struktur pendukung sangat penting dan sekolah harus melibatkan partisipasi
mereka dalam setiap pengambilan keputusan di sekolah sehingga tanggungjawab
penyelenggaraan pendidikan dan rasa kepemilikan sekolah menjadi milik bersama.

4. Komunikasi

Peranan komunikasi dalam suatu penciptaan mutu sangat penting untuk menghasilkan
komitmen yang sungguh-sungguh dalam melakukan perubahan, perbaikan dan usaha
peningkatan mutu. Komunikasi diantara setiap elemen dalam TQM harus terjalin dengan
harmonis dan lancar, setiap unsur atau elemen memiliki peran, fungsi, wewenang yang jelas
dan tidak tumpang tindih sehingga mempermudah arus komunikasi yang dibangun diantara
mereka.

5. Ganjaran dan Pengakuan

Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi
ganjaran sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa
yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan
proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju
pekerjaan yang sukses dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara
menyeluruh. Jadi, pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus
diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.
6. Pengukuran

Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses
manajemen mutu. Penjelasan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus
diberi tahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan, melainkan yang diketahuinya
berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal
harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan
mereka benar-benar dipenuhi.

Di samping keenam elemen pendukung di atas, ada unsur yang tidak bisa diabaikan, yaitu
gaya kepemimpinan dalam organisasi/perusahaan bersangkutan. Suatu cara/gaya
bagaimana seorang manajer sebagai seorang pimpinan melakukan sesuatu sangat
berpengaruh pada pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan. Terdapat 13
hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam manajemen mutu terpadu, yaitu
sebagai berikut.

1. Pimpinan mendasarkan keputusan pada data, bukan pendapat saja.


2. Pimpinan merupakan pelatih dan fasilitator bagi setiap individu/bawahan.
3. Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh
bawahan.
4. Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang
memahami misi, visi, nilai, dan target perusahaan yang jelas.
5. Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan.
6. Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada bawahan yang
berhasil/berjasa.
7. Aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang terprogram.
8. Berorientasi selalu pada pelanggan internal/eksternal.
9. Pandai menilai situasi dan kemampuan orang lain secara tepat.
10. Dapat menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkan.
11. Mau mendengar dan menyadari kesalahan.
12. Selalu berusaha memperbaiki sistem dan banyak berimprovisasi.
13. Bersedia belajar kapan saja dan di mana saja.

Prinsip-prinsip yang diterapkan untuk ranah pendidikan di sekolah dapat mengambil dari prinsip-
prinsip dalam TQM, yaitu:

1) Menghasilkan pekerjaan berkualitas dari pertama

Manajemen mutu yang dimulai dari saat pertama dikerjakan akan menanamkan budaya mutu
lebih awal dan lebih mendalam. Semakin awal memulai maka semakin kuat akar budaya akan
tertanam. Pekerjaan yang bermutu akan membuat produk juga bermutu. Pekerjaan yang
berkualitas di awal juga akan menjadi contoh pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Artinya dari awal
sampai akhir proses pembudayaan berlangsung melalui penciptaan pekerjaan-pekerjaan yang
berkualitas.

2) Fokus pelanggan

Pengelolaan atau produksi yang berfokus pada pelanggan akan menghasilkan produk atau jasa
yang berkualitas. Pelanggan tingkat pertama untuk sekolah adalah siswa, pelanggan tingkat
kedua adalah orang tua siswa dan pemangku kepentingan. Memenuhi harapan semua
pelanggan pendidikan adalah merupakan tujuan dan core business-nya sekolah.
3) Pendekatan strategis untuk peningkatan

Perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang sistematis merupakan proses yang berkelanjutan
dan akan menanamkan akar budaya mutu semakin dalam dan terus mendalam. Budaya mutu
yang berarti berpikir dan bertindak untuk mencapai hasil yang bermutu juga secara
implementatif bersifat sistematis dan berkelanjutan. Bekerja dalam siklus yang berkelanjutan
untuk mencapai tujuan strategis adalah proses dalam budaya mutu yang tinggi.

4) Perbaikan mutu berkelanjutan

Perbaikan mutu berkelanjutan, bekerja dalam proyek-proyek kecil untuk kemudian mencapai
tujuan yang lebih besar (prinsip Kaizen) adalah proses pembudayaan untuk mencapai hasil yang
berkualitas dengan proses yang seksama. Budaya mutu juga bukan hal yang instan, perlu
dibangun secara bertahap dan berkelanjutan. Mengembangkan siklus yang sistematis
meningkatkan kualitas secara berkelanjutan akan menghasilkan pencapaian yang lebih baik
dibanding aktivitas yang sporadis.

5) Respek dan kerja tim

Memelihara budaya mutu artinya juga memelihara hubungan internal dan mampu bekerja dalam
tim secara efektif. Budaya mutu tidak hanya diciptakan tetapi harus dipelihara secara internal di
semua level, mulai pimpinan sampai pegawai sekolah.

4. Pendapat Tokoh-tokoh Mutu terkait TQM dalam Pendidikan


Deming: “Ketika terjadi suatu kesalahan, staf bukan pihak yang serta merta harus disalahkan.”
Kenyataannya sering kali para guru menjadi kambing hitam atas kegagalan yang terjadi dalam
sistem pendidikan.

Juran: “85% masalah merupakan tanggung jawab management, karena mereka memiliki 85%
kontrol terhadap sistem organisasi. Kontrol mutu dilakukan oleh para staf (guru) yang beroperasi
dalam tim penyusun mata pelajaran yang mendesain karakteristik dan standar program studi.”

Crosby: “Program mutu meliputi komitmen management, tim peningkatan mutu, pengukuran
mutu, biaya mutu, kesadaran mutu, kegiatan perbaikan, perencanaan tanpa cacat, pelatihan
pengawas, hari tanpa cacart, penyusunan tujuan, penghapusan penyebab masalah, pengakuan,
mendirikan dewan mutu, lakukan lagi.”

Anda mungkin juga menyukai