Oleh :
Feny Nurherawati, S.ST, MM
Total Quality Control (TQC) atau disebut juga Pengendalian mutu terpadu
(PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas
pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. PMT menghendaki komitmen
total dari manajemen sebagai pimpinan organisasi dimana komitmen ini harus
disebar luaskan pada seluruh karyawan dan dalam semua level atau departemen
dalam organisasi.
Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of life “, maka budaya harus
dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi dari
level paling bawah sampai pimpinan puncak.
Dalam Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) yang terpenting adalah
keterlibatan secara menyeluruh setiap orang dalam organisasi, dan merubah
budaya (culture) yang lama menjadi budaya (culture) baru. Perubahan tersebut
antara lain :
a. Kerahasiaan menjadi keterbukaan
Sesuatu yang bersifat tertutup berupa selentingan menjadi komunikasi terbuka
antarseluruh anggota organisasi, sehingga kerja sama akan terwujud dan
kesalahpahaman dapat segera teratasi.
b. Pengendalian menjadi pemberdayaan
Karyawan tidak mau kalau secara terus-menerus dimonitor. Mereka ingin
selaludilibatkan, diajak berdiskusi, dan berpendapat. Mereka juga harus
diserahi tanggung jawab yang sesuai serta mendapatkan kesempatan untuk
berkembang dan mendapat penghargaan atas prestasi yg diraihnya.
c. Inspeksi menjadi pencegahan
Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap barang atau produk jadi setelah keluar
dari proses produksi. Dalam PMT tidak ada lagi istilah inspeksi, melainkan
pencegahan.
Artinya, sejak dari perancangan produk, proses produksi hingga menjadi
produk akhir menghasilkan zero defect.
d. Fokus Internal ke Fokus Eksternal
Fokus internal adalah perhatian perusahaan pada kemampuan yang dimiliki
tanpa memperhatikan permintaan pelanggan (push system). PMT lebih
memfokuskan pada kebutuhan dan harapan pelanggan (external focus)
sehingga melaksanakan proses produksi tarik (pull system).
e. Biaya Dan Penjadwalan menjadi Kesesuaian Terhadap Mutu
Semula, perusahaan hanya memperhatikan masalah biaya dan waktu produksi
kemudian berubah menjadi mutu produk yang memperhatikan kebutuhan
dan harapan pelanggan.
f. Stabilitas menjadi Perbaikan Secara Terus-Menerus
Kondisi yang tidak berubah bukannya membawa keuntungan dan manfaat,
justru perusahaan yang mau berubah dan mau secara terus-menerus
mengadakan perbaikan (continuous quality improvement) yang akan berhasil
dengan baik.
g. Hubungan Persaingan menjadi Hubungan Kerjasama
Hubungan yang erat dan kerjasama yang baik dengan pelanggan akan
membuatmereka terbuka untuk memberikan kritik dan saran untuk
peningkatan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
h. Melemparkan Permasalahan Yang Tidak Diketahui menjadi Penyelesaian
Semua Masalah Sampai Akar-Akarnya
Perusahaan biasanya akan menutupi masalah yang dihadapi dan bersikap
pura-pura tidak tahu, atau membenci siapa pun yang mengetahui
permasalahan yang ada. Filosofi TQC justru akan menghadapi semua
permasalahan, mencari akar permasalahan, dan mencari penyelesaiannya
hingga tuntas.
i. Kerjasama dan Partisipasi
Agar karyawan mengetahui cara-cara dalam membangun sikap mental dasar
di lingkungan pekerjaan masing-masing, tujuannya :
· Berorientasi kepada tanggung jawab kelompok
· Bersedia membuat lebih berpartisipasi dalam bidang yang berhubungan
· Menciptakan kesadaran kelompok
· Dapat saling menghargai antara golongan dan atau tingkatan
j. Berorientasi kepada Mutu
Yang dimaksud dengan mutu/ kualitas adalah :
· Disesuaikan dengan permintaan
· Sistemnya adalah pencegahan, sejak awal dikerjakan dengan benar
· Standarnya adalah harus tidak ada kesalahan
· Ukurannya adalah biaya untuk mencapai kualitas
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjiptono, Fandy, 2003, Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta
2. Munro, Lesley, Malcolm Munro, 1999, Implementing Total Quality
Management, Elex Media Komputindo, Jakarta
3. Robbins, Stephen P, Coulter Mary, 2014, Management, twelfth edition ,
Pearson Education, United States of America.
4. Usman Husaini, Prof. Dr. MPd, 2013, Manajemen Teori praktek dan Riset
Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
5. Lesley Munro-Faure, Malcolm Munro, Faure, Cetakan II 1999, Implementing
Total Quality Management, Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu,Longman
Group UK, PT ElexMedia Komputindo, Jakarta
6. Juran JM. (1995). Merancang Mutu. Jakarta : Pustaka Binaman.
7. Kauro Ishikawa. (1990). Pengendalian Mutu Terpadu. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
8. Tampubolon, Daulat Purnama, 2001, Perguruan Tinggi Bermutu , Paradigma
Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi tantangan Abad ke -21,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
QUIZ Matkul Pengendalian Mutu, 2 Desember 2020 :
Dari hasil pemahaman materi diatas, Jelaskan pendapat saudara, dampak yang
terjadi dalam perusahaan apabila kesadaran akan kualitas belum tertanam dengan
baik dalam diri setiap karyawan!