Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ANALISA UJI PEMBAKARAN, UJI PELARUTAN,DAN UJI

MIKROSKOP PADA SERAT TEKSTIL

Disusun oleh :

Nama : Rama Fanny Muhammad

NIM : 1623420002

Prodi : Teknologi Kimia Tekstil

Dosen : Luciana, S. Teks.,MPd

UNIVERSITAS INSAN CENDEKIA MANDIRI


2020
I.                   MAKSUD DAN TUJUAN

1.      Mengidentifikasi serat melalui cara pembakaran.


2.      Mengidentifikasi serat melalui proses uji pelarutan
3. Mengidentifikasi serat melalui proses uji mikroskop

II.                ALAT DAN BAHAN

·         ALAT-ALAT :
 Pembakar bunsen           
ZAT KIMIA :
 Pinset                                    
 Selotip                               H2SO4 60%

 Gunting                           
 H2SO4 70%
                                         
 Mikroskop  HCL 1 : 1
 Kaca preparat
 Jarum jahit & benang  HNO3

 Gabus kecil
 Asam Formiat
 Silet tajam
    Tabung reaksi  NaOCl
 Pengaduk kaca
 NaOH 10%
 Rak tabung
 Gelas piala
 Penjepit kayu
 Kasa asbes
 Pembakar Bunsen
BAHAN – BAHAN ( Jenis serat ) :
 Kapas
 Sutera  Nylon

 Wol  Polyester

 Rami  Polyester+Wol

 Rayon  Polyester+Kapas
 Polyester+Rayon
III. TEORI DASAR

Uji pembakaran

Uji pembakaran ini adalah cara yang paling tua untuk identifikasi serat. Cara ini
hanya dapat digunakan untuk menentukan golongan serat secara umum dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan untuk campuran serat. Dengan mengamati serat yang terbakar, asap
dari serat yang terbakar, bau pembakaran, dan sisa pembakaran maka dapat ditentukan
termasuk golongan apa serat yang sedang diuji tersebut. Nyala api untuk membakar serat
paling baik digunakan pembakar Bunsen atau pembakar dengan bahan bakar alhohol.
Uji pelarutan
Uji pelarutan berhubungan dengan sifat kimia dari masing-masing serat. Uji ini sangat
penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi hampir sama. Dengan
melihat kelarutan serat-serat buatan pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis seratnya.
Prinsip pengujiannya adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut, kemudian diamati sifat
kelarutannya.
Adapun pelarut yang umum digunakan adalah :
• Asam klorida, asam ini akan melarutkan serat nylon.
• Asam sulfat 70 %, serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rayon viskosa,
rayon asetat, nylon dan sutera.
• Aseton, larutan ini hanya melarutkan rayon asetat.
• NaOCl, serat wol dan sutera akan larut dalam larutan ini.
• Metil salisilat, larutan ini akan melarutkan serat poliester.
• NaOH 45 %, pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan poliester, wol dan sutera.
• Meta Cresol, larutan ini akan melarutkan serat rayon asetat dan poliamida.
• DMF, larutan ini akan melarutkan poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
• Asam nitrat, pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wol, poliakrilat dan nylon.

Uji mikroskop

Identifikasi serat didasarkan pada beberapa sifat khusus dari suatu serat, yaitu
morfologi, sifat kimia atapun sifat fisikanya.  Pada uji mikroskop kali ini, akan diteliti
mengenai morfologi dari beberapa serat. Pada serat alam, morfologi seratnya menunjukkan
suatu bentuk dengan perbedaan yang besar antara satu dengan yang lainnya, karena serat-
serat tersebut ditentukan oleh jenis tanaman dan jenis hewannya. Dalam batas tertentu
morfologi mempunyai bentuk yang tetap, oleh karena itu morfologi serat dari serat alam
sangat menentukan dalam identifikasi seratnya.

Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat, karena morfologi
serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan seratnya, dan bukan oleh jenis
seratnya.
Struktur serat yang terkecil adalah serat, dimana serat terbagi atas :

Serat selulosa : rami, jute, sisal, kapas, sabut kelapa, dll.

 Protein : bulu unta, vicuna, sutera dan wol.

 Mineral : asbes

Yang kesemuanya itu merupakan serat alam, sedangkan serat buatan meliputi :
* Organik : alginat, triasetat, rayon, nylon, poliester.
* Anorganik : kaca, logam.
Identifikasi serat – serat tekstil dengan cara mikroskop dimaksudkan untuk mengetahui jenis
serat dari pandangan melintang dan pandangan membujur, dengan demikian dapat diketahui
ciri – ciri suatu serat contohnya wool dimana seratnya bersisik dilihat dari penampang
membujur atau serat sutera mempunyai penampang melintang yang berbentuk menyerupai
segitiga.
Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara yang baik, karena kita dapat mengetahui
dengan jelas terutama untuk jenis serat campuran, dalam pengujian dengan mikroskop ini
dilakukan dengan 2 cara melintang dan membujur, dengan percobaan mikroskop ini denagan
jelas mengetahui perbedaan serat yang satu dengan serat yang lain.

Tiap-tiap serat tekstil menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut dapat diperiksa dengan
berbagai cara, yaitu Pemeriksaan Visual (Mikroskop, memutuskan benang, bahan kimia) dan
uji pembakaran.
Pemeriksaan serat memerluksn suatu mikroskop. Pengamatan dengan mikroskop merupakan
suatu  cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi serat. Pengamatan dengan alat ini,
pada tahap awal sebaiknya dilakukan dengan perbesaran < 100 X, kemudian untuk
menghasilkan yang lebih baik digunakan perbesaran 100 – 450 X.

Morfologi serat yang penting dalam pengamatan dengan mikroskop ialah bentuk pandangan
membujur dan penampang lintangnya, dimensinya, adanya lumen dan bentuknya, struktur
bagian dalam dan permukaan serat

Pada pengamatan membujur dilakukan dengan cara langsung serta pada pengamatan 
melintang bisa menggunakan cara gabus, mikroton tangan atau mikroton mekanis, yang
paling mudah dilakukan dengan cara gabus.
III.             CARA KERJA

Uji pembakaran
 Serat yang akan diuji dijepit dengan pinset.
 Contoh serat didekatkan pada api dari samping dengan perlahan-lahan.
 Waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar.
mendadak.
 Setelah serat lepas dari nyala api  maka segera dicatat bau dari gas yang dikeluarkan oleh
serat yang terbakar itu.
 Amati juga apakah serat mengeluarkan asap atau tidak.
 Perlu dicatat pula bagaimana bentuk, warna dan kekerasannya dari abu sisa pembakaran
 Tempelkan serat pada jurnal praktikum sebagai bukti dengan menggunakan isolasi

Uji pelariutan

 Tabung reaksi dibersihkan

 5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati

 Beberapa helai serat yang akan di uji ( jangan terlampau banyak ) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang telah berisi pereaksi

 Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 5
menit

 Jika setelah 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati

 Setelah 3 menit diamati kelarutannya dari masing-masing serat pada masing-masing


pelarutnya.

 Uji mikroskop

Untuk pengamatan pandangan membujur dari serat :

1.      Serat diletakkan sejajar diatas kaca objek dan dipisahkan satu sama lain agar tidak menumpuk.
2.      Kemudian ditutup dengan cover glass dan dari arah samping ditetesi medium kemudian
kelebihan air dihisap dari sisi yang lain (menggunakan kertas isap/kertas saring).
3.      Preparat diamati dibawah mikroskop.
4.      Perbesaran dilakukan mulai dari 5x, 10x, 40x, 100x
Untuk pengamatan pandangan melintang dari serat :
1.      Jarum jahit yang berisi benang ditusukkan  ditengah-tengah gabus. Kemudian jarum ditarik
kembali dengan meninggalkan lengkungan benang pada gabus.
2.      Sekolompok serat yang telah diberi lak merah dimasukkan kedalam lengkungan benang,
kemudian benang ditarik keluar sehingga serat masuk ke dalam tengah-tengah gabus dan
terjepit di tengah gabus, lak dibiarkan mengering.
3.      Setelah lak kering, gabus diiris setipis mungkin dengan silet yang tajam sehingga serat ditengah
gabus ikut terpotong secara melintang.
4.      Irisan melintang diamati dibawah mikroskop dengan cara seperti pada irisan membujur.
5.      Preparat diamati dibawah mikroskop.
6.      Perbesaran dilakukan mulai dari 5x, 10x, 40x, 45x, 100x.

IV.             DATA PENGAMATAN

A. UJI PEMBAKARAN

Pada uji pembakaran, dalam menganalisa serat yang terbakar harus seteliti mungkin,
bila tidak teliti maka analisa tentang serat tersebut akan salah. Bahan awal serat dan jenis
serat yang menjadi bahan dasarnya sangat berpengaruh dan dapat diketahui melalui
pembakaran ini. Dan dari data percobaan yang diperoleh maka dapat disimpulkan :
NO NAMA SERAT ASAP BAU SIFAT SISA
PEMBAKARAN PEMBAKARAN
1 Kapas Putih Kertas Meneruskan Warna : Abu
Terbakar Pembakaran -Halus
2 Rayon Viskosa Putih Kertas Meneruskan Warna : Abu
Terbakar Pembakaran -Halus
3 Rami Pitih Kertas Meneruskan Warna : Abu
Terbakar Pembakaran -Halus
4 Sutera Putih Rambut Tidak Warna : Abu
Terbakar Meneruskan -Halus
Pembakaran
5 Wool Putih Rambur Tidak Warna : Abu
Terbakar Meneruskan -Remuk
Pembakaran
6 Poliester Hitam Plastik Tidak Warna : Abu
Tebakar Meneruskan -Remuk
Pembakaran
7 Poliakrilat Putih Zat Kimia Meneruskan Warna : Abu
(Asam) Pembakaran -Keras
8 Poliamida/Nylon Putih Plastik Tidak Warna : Kuning
Terbakar Meneruskan kehitamaman
Pembakaran -Keras
9 Poliester : Kapas Hitam Zat Kimia Meneruskan Warna : Putih
(Asam) Pembakaran -Halus
10 Poliester : Rayon Hitam Zat Kimia Meneruskan Warna : Putih
(Asam) Pembakaran -Halus
11 Poliesrer : Wool Putih Rambut Tidak Warna : Abu
Terbakar Meneruskan -Remuk
Pembakaran
Sisa pembakaran  : Lelehan hitam, menggumpal, keras, mudah terbakar dan meneruskan
pembakaran.

B. UJI PELARUTAN
No Nama Serat H2SO4 H2SO4 HCl 1:1 HNO3 Asam NaOCL Aseton
60% 70% Formiat

1 Kapas LS L TL TL TL TL TL
2 Rayon L L LS LS TL TL TL
3 Rami LS LS TL TL TL TL TL
4 Sutera LS LS L L TL L TL
5 Wool TL TL TL LS TL L TL
6 Polyester TL LS TL TL TL TL TL
7 Polyakrilat LS LS TL L TL TL TL
8 Polyamida L L L L L TL TL
9 Polyester Kapas LS LS TL TL TL TL TL
10 Polyester rayon L LS TL TL TL TL TL
11 Polyester Wool TL TL TL R TL LS TL

Ket. L : Larut
TL : Tidak Larut
LS : Larut Sebagian
R : Rusak

C. UJI MIKROSKOP

Serat kapas
-          Pandangan memanjang serat kapas bergaris-garis dan berbintik-bintik seperti pita terpilin

-          Pandangan melintang seperti ginjal


Serat Rami
-          Pandangan memanjang serat rami bergaris-garis

-          Pandangan melintang berbentuk lonjong

Untuk serat Wol


-          Pandangan memanjang serat wol bersisik

-          Pandangan melintang berbentuk hampir bulat

Untuk serat Sutera


-          Pandangan memanjang serat sutera bersih

-          Pandangan melintang berbentuk segi tiga

Untuk Rayon Viskosa


-          Pandangan memanjang rayon viskosa terdapat strip-strip lurus

-          Pandangan melintang bergerigi

Untuk Poliester
-          Pandangan memanjang serat poliester adalah bintik-bintik dengan lapisan luar tebal

-          Pandangan melintang poliester ulat bersih

Untuk Poliakrilat
-          Pandangan memanjang serat poliakrikat bintik-bintik dengan pinggir tebal

-          Pandangan melintang seperti tulang anjing

V.                DISKUSI

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh ada yang kurang sesuai
dengan data yang sebenarnya.Hal ini disebabkan:
A. UJI PEMBAKARAN
-          serat yang diuji baunya tidak sesuai dengan yang telah ditentukan.
-          Nyala api bunsen jangan terlalu besar karena dapat menyebabkan serat akan terbakar
dengan cepat.

B. UJI PELARUTAN.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh ada yang kurang sesuai
dengan data yang sebenarnya.Hal ini disebabkan:
- Serat yang diuji besarnya tidak sesuai dengan yang telah ditentukan.
- Nyala api jangan terlalu besar karena dapat menyebabkan serat yang dilarutkan tidak
rata.
- Serat yang diuji besarnya harus sesuai dengan yang diuji.
- Pengamat terlalu cepat menyimpulkan keadaan serat ; bila waktu pelarutan serat
sesuai yang telah ditentukan ( dalam arti menyerap cairan penguji )
- Dalam pelarutan zat tidak boleh besar atau kecil harus secukupnya.
- Pewaktuan serat harus sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh buku panduan.

C. UJI MIKROSKOP.

Dalam pengamatan yang saya amati, maka terdapat beberapa masalah yang terjadi. Namun
ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan praktikum mikroskop ini.
Diantaranya sebagai berikut :

ü  Kaca objek dan kaca penutup harus betul-betul bersih, karena kotoran akan membuat
bayangan yang kurang jelas didalam mikroskop sehingga dapat membingungkan.

ü  Pada pengamatan membujur, serat yang akan diamati jangan terlalu banyak karena akan
menghambat pengamatan dan serat akan menumpuk.

ü  Ketika mengatur cahaya menggunakan mikroskop, memutar sekrup mikroskop harus


perlahan agar menghindari pecahnya kaca preparat.

ü  Pada pengamatan melintang, penambahan lak harus cukup, merata dan tidak terlalu sedikit
karena agar ketika mengiris serat, serat tidak ada yang tertarik.

ü  Keringkan lak dengan mesin pemanas minimal 30 menit atau usahakan sampai kering.

ü  Usahakan iris dengan sangat tipis agar mudah ketika mengamati serat melintang. Jika yang
terlihat hanya gumpalan merah dari lak maka irisannya kurang tipis.

ü  Ketika menutup slide glass dengan over glass dan ditetesi air , air jangan terlalu banyak
atau sedikit sehingga akan menimbulkan gelembung udara yang dapat mengganggu dalam
pengamatan.

ü  Untuk hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan, jika ada perbedaan dari teori yang
seharusnya, praktikan masih belum teliti melakukan pengamatan dan belum pandai dalam
memindahkan gambar yang terlihat ke laporan.

ü  €Dalam hal ini digunakan lak berwarna merah karena agar serat yang diamati yaitu
berwarna putih mudah terlihat

VI.          KESIMPULAN

A. UJI PEMBAKARAN
Setelah melakukan percobaan uji pembakaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
-          Ciri – ciri untuk serat selulosa pada saat dibakar :
-          baunya seperti kertas terbakar
-          terbakar habis jika dibiarkan apinya
-          terbentuk abu yang halus dan berwarna hitam keabu – abuan
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat rami dan kapas.
-          Ciri – ciri serat protein :
-          baunya seperti rambut terbakar
-          terbentuk bulatan kecil diujung berwarna hitam dan mudah remuk
-          api tidak menjalar
Hal ini dapat dilihat pada uji serat wool dan sutera.
-          Ciri – ciri serat buatan apabila dilakukan pembakaran :
-          berbau seperti plastik terbakar
-          ada yang meleleh sampai habis dan ada jga yang meleleh sebentar tidak sampai habis
-          sisa pembakaran berupa bulatan kecil diujungnya, berwarna hitam dan keras.

B. UJI PELARUTAN

Dari data hasil percobaan ini, dapat kami simpulkan bahwa:


- Larutan H2SO4 60% dapat melarutkan serat rayon viskosa, dan poliamida.
- Larutan H2SO4 70% dpat melarutkan kapas, rayon viskosa, rami, sutera dan
poliamida.
- Larutan HCl 1 : 1 hanya dapat melarutkan poliamida.
- Larutan HNO3 dapat melarutkan sutera, poliakrilat dan poliamida.
- Larutan asam Formiat hanya dapat melarutkan serat poliamida.
- Larutan KOH 5% tidak dipanaskan dapat melarutkan sutera dan wool.
- Larutan KOH 5% dipanaskan dapat melarutkan Sutera, wool.
- Larutan NaOH 10% tidak dipanaskan dapat melarutkan sutera dan wool.
- Larutan NaOH 10% dipanaskan dapat melarutkan rayon viskosa dan wool.
- Larutan NaOH 45% tidak dipanaskan dapat melarutkan sutera dan wool
- Larutan NaOH 45% dipanaskan dapat melarutkan sutera dan wool.
- Larutan NaOCl hanya dapat melarutkan sutera dan wool.
- Larutan metil salisilat tidak dipanaskan dapat melarutkan rayon viskosa, sutera,
wool,poliakrilat dan poliester wool.
- Larutan metil salisilat dipanaskan dapat melarutkan poliamida.
- Larutan aseton tidak dapat melarutkan serat

C. UJI MIKROSKOP
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pecobaan tersebut dengan melihat acuan hasil
dan perbandingan referensi adalah :

1.      Penggunaan mikroskop dalam menentukan jenis serat mempunyai keakuratan yang
cukup baik, asal didukung oleh ketelitian pengamat serta mikroskop yang mempunyai
perbesaran cukup   besar.

2.      Setiap serat mempunyai ciri-ciri morfologi sendiri-sendiri, misalnya terdapatnya lumen,
bentuk penampang yang begerigi, dinding tipis atau tebal, dan bentuk-bentuk morfologi yang
lain yang dapat membedakan setiap jenis serat.

3.      Lebih besar kita menggunakan perbesaran pada mikroskop maka lebih mudah kita
menentukan jenis serat tersebut.

4.      Dalam analisis serat dengan mikroskop ini dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang
ekstra dari praktikan karena analisis ini memerlukan persiapan yang cukup rumit.

5.      Analisis dengan metode mikroskop di simpulkan kurang efektif karena disamping
membutuhkan persiapan yang rumit juga membutuhkan alat mikroskop yang sulit untuk
dibawa-bawa.

VII.          DAFTAR PUSTAKA

“ Evaluasi Tekstil Kimia “, Institut Teknologi Tekstil, Bandung


“ Serat – serat Tekstil “, Institut Teknologi Tekstil, Bandung
http://serattekstil.blogspot.com/2010/03/mikroskop1-2-i.html Diakses pada tanggal 1
Oktober 2020
Pedoman Praktikum Identifikasi Serat Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
http://c-yoezetno.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-serat-uji-pelarutan.html
http://www.scribd.com/doc/56995066/Uji-Pelarutan-Serat

Pedoman Praktikum Identifikasi Serat Tekstil.

http://superakhwat08.wordpress.com/2011/04/22/uji-serat-nikroskop-1-dan-2/

Anda mungkin juga menyukai