Pengendalian dan
Penjaminan Kualitas
Teknik TeknikIndustri
01 W161700022 Meike Elsye Beatrix, ST.
MT.
Abstract Kompetensi
Modul ini mencakup mengenai Mahasiswa mampu menjelaskan
sejarah quality control, sistem total kembali mengenai sejarah quality
quality control, mentalitas dasar control, sistem total quality control,
total quality control. mentalitas dasar total quality
control..
.
Pendahuluan
Sejarah Quality Control
TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang
mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan
teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang
mengerjakannya.
Dasar Total Quality Control adalah mentalitas, kecakapan dan manajemen
partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja. Mentalitas
adalah kesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur dan bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaannya.
Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of life “, maka budaya harus
dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi dari
level paling bawah sampai pimpinan puncak.
Karyawan tidak mau kalau secara terus-menerus dimonitor. Mereka ingin selalu
dilibatkan, diajak berdiskusi, dan berpendapat. Mereka juga harus diserahi
tanggung jawab yang sesuai serta mendapatkan kesempatan untuk berkembang
dan mendapat penghargaan atas prestasi yang diraihnya.
Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap barang atau produk jadi setelah keluar
datiproses produksi. Dalam TQM tidak ada lagi istilah inspeksi, melainkan
pencegahan.
Artinya, sejak dari perancangan produk, proses produksi hingga menjadi produk
akhirmenghasilkan zero defect.
Kondisi yang tidak berubah bukannya membawa keuntungan dan manfaat, justru
perusahaan yang mau berubah dan mau secara terus-menerus mengadakan
perbaikan (continuous quality improvement) yang akan berhasil dengan baik.
Hubungan yang erat dan kerjasama yang baik dengan pelanggan akan membuat
mereka terbuka untuk memberikan kritik dan saran untuk peningkatan produk dan
jasa yang dihasilkan perusahaan.
2014
c. Inspeksi menjadi
pencegahan.
4 Pengendalian dan Penjaminan Kualitas PusatBahan Ajar dan eLearning
h. Melemparkan permasalahan yang tidak diketahui menjadi
penyelesaian semua masalah sampai akar-akarnya.
Perusahaan biasanya akan menutupi masalah yang dihadapi dan bersikap pura-
purat idak tahu, atau membenci siapa pun yang mengetahui permasalahan yang
ada. Filosofi TQM justru akan menghadapi semua permasalahan, mencarai akar
permasalahan, dan mencari penyelesaiannya hingga tuntas.
PRINSIP-PRINSIP KUALITAS
Kepuasan pemakai, jadi berorientasi pada pemakai bukan pada
standar.
Mencakup kualitas dari semua jenis pekerjaan.
Merupakan tanggung jawab setiap orang sehingga sejak awal harus
dilaksanakan dengan benar.
2014
Pengendalian dan Penjaminan Kualitas
5 PusatBahan Ajar dan eLearning
PENGERTIAN KUALITAS MENCAKUP
· Produk, orang dan aktivitas
· Biaya
· Pengiriman
· Keselamatan, dan
· Moral
1) Bagi Karyawan
· Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat, mengenali,
permasalahan, dan mencari alternatif pemecahan
· Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja
· Membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality control
· Peningkatan daya kreativitas
· Peningkatan kepercayaan diri
2) Bagi Institusi
· Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan perbaikan
· Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan
· Memperbaiki hubungan institusi dengan karyawan
· Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan institusi
2. Kebijakan Manajemen
a) Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan kebijaksanaan dan
memberi pengarahan
b) Dukungan dari manajer menengah untuk berperan serta dalam TQC
c) Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap atasan/sub unit/
kelompok kerja dengan cara yang benar, agar kesalahan dapat diketahui
sedini mungkin
I. Pemecahan masalah yang dilakukan Oleh Plan, Do, Check and Action
Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do, Check and Action yang
di jabarkan menjadi delapan langkah:
Total Quality Control (TQC) adalah suatu proses terkendali yang melibatkan
orang, sistem serta alat-alat dan teknik-teknik pendukung, dengan demikian TQC
merupakan suatu agen perubahan yang menyiapkan suatu organisasi untuk
berorientasi pada kepentingan pelanggan.
Seperti kita ketahui bahwa TQC sangat diterapkan dalam Teori Kaizen ( Jepang)
Teori Kaizen :
Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya
baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan
dan shan berarti baik / benefit.
Kaizen merupakan suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada
pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau
berkesinambungan dalam perusahaan bisnis. Kaizen melibatkan pemodal,
karyawan dan manajer semua lini dalam perusahaan untuk pengembangan
perusahaan ke arah yang lebih baik.
Kaizen merupakan kata dari bahasa Jepang yang berarti “perbaikan”, atau
“berubah menjadi lebih baik”. Kaizen mengacu pada filosofi atau praktek bisnis
yang berfokus pada perbaikan terus-menerus pada proses di bidang manufaktur,
rekayasa, dan manajemen bisnis. Kaizen juga telah diterapkan dalam perawatan
kesehatan, psikoterapi, pembinaan hidup, pemerintah, perbankan, dan industri
lainnya. Ketika digunakan dalam arti bisnis dan diterapkan ke tempat kerja,
kaizen mengacu pada kegiatan yang terus-menerus memperbaiki semua
fungsi, dan melibatkan semua karyawan dari CEO sampai pekerja perakitan. Hal
ini juga berlaku untuk proses, seperti pembelian dan logistik, yang melintasi
batas-batas organisasi hingga rantai pemasokan persediaan. Kaizen bertujuan
untuk menghilangkan limbah dengan meningkatkan standar dan proses bisnis.
Kaizen pertama kali diimplementasikan dalam bisnis oleh Jepang setelah Perang
Dunia Kedua.
Prinsip Kaizen
Format Kaizen bisa berupa individu, sistem, kelompok kecil, atau kelompok
besar. Di Toyota, biasanya dilakukan perbaikan lokal di area workstation atau
berupa kegiatan yang melibatkan kelompok kecil untuk meningkatkan
produktivitas pekerjaan di lingkungan mereka sendiri. Kelompok ini sering dipandu
berdasarkan proses kaizen oleh seorang supervisor, kadang-kadang supervisor
ini memegang peranan kunci. Kaizen pada skala luas, menciptakan sistem antar-
departemen, yang menghasilkan manajemen kualitas terpadu, dan membebaskan
manusia melalui upaya peningkatan produktivitas dengan menggunakan mesin
dan suberdaya daya komputasi.
Implementasi Kaizen
Sistem Produksi Toyota dikenal karena kaizen, di mana semua personil lini
diharapkan untuk menghentikan lini produksi bergerak mereka jika terjadi
kelainan dan, bersama dengan atasan mereka, menyarankan perbaikan untuk
mengatasi kelainan yang dapat memulai sebuah kaizen.
Siklus PDCA (Plan Do Check Act) : dalam Konsep PDCA (Plan, Do,
Check, Action) :
Langkah pertama dari kaizen adalah menerapkan siklus PDCA (plan, do, check
action) sebagian sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari
kaizen. Hal ini berguna dalam mewujudkan kebijakan untuk memelihara dan
memperbaiki atau meningkatkan standar. Siklus ini merupakan konsep yang
terpenting dari proses kaizen (Imai, 2005: 4)
Hal ini juga dikenal sebagai siklus Shewhart, Deming siklus, atau PDCA. Teknik
lain yang digunakan dalam hubungannya dengan PDCA meliputi Konsep 5 W +
1
H:
Salah satu pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan kaizen
adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5 W + 1 H (what, who,
why, where, when dan how), yang merupakan bentuk analisis akar penyebab di
mana pengguna bertanya “mengapa” untuk masalah dan jawabannya lima kali
berturut- turut. Ada biasanya serangkaian akar penyebab yang berasal dari satu
masalah, dan mereka dapat divisualisasikan menggunakan diagram
tulang ikan Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan
dengan Total Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini
terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu
perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan
secara terus menerus ( Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada
filosofi TQM itu sendiri. Bagaimana Teori Kaizen diterapkan di Industri di
Indonesia :
Tim ini mereview proses yang ditargetkan untuk mengidentifikasi celah perbaikan
yang dapat dilakukan dengan Kaizen. Seringkali, tim memilih masalah yang
mudah diatasi; “buah yang tergantung di dahan paling rendah”, karena paling
mudah digapai dan akan membuahkan hasil secara cepat.
Alternatif perbaikan tersebut lalu dites dan dievaluasi selama event berlangsung.
Ini akan memungkinkan tim dan process owner untuk memperkirakan efektifitas
dari setia alternatif dan membuat penyesuaian jika diperlukan. Seluruh alternatif
perbaikan diimplementasikan setelah disetujui oleh process owners.
Prof. Dr. Ir. T. Yuri M.Z. MEngSc & Dr. Ir. Rahmat Nurcahyo MEngSc,
2013, TQM Manajemen Kualitas Total dalam Perspekif Teknik
Industri, Indeks, Jakarta.