Kelas : 5AM1M
Mata Kuliah : Manajemen Kualitas
Prinsip-prinsip TQM
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM.
Salah satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM
harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya.
Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kepuasan pelanggan.
2. Respek terhadap setiap orang.
3. Manajemen berdasarkan fakta.
4. Perbaikan berkesinambungan.
Metode TQM
TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan
sistem manajemen kelas dunia. Selayaknya suatu sistem dibuat tentu
memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Menutut Ibrahim (2000 : 22), Tujuan TQM ialah untuk
memberikan produk atau jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pasar konsumen berkelanjutan (sustainable satisfaction) yang
pada gilirannya akan menimbulkan pembelian berkesinambungan
sehingga dapat meningkatkan produktivitas produsen mencapai skala
ekonomis dengan akibat penurunan biaya produksi.
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas
tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu,
tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Srimindarti
mengemukakan dalam tulisannya bahwa, Kunci persaingan dalam pasar
global adalah kualitas total yang mancakup penekanan-penekanan pada
kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas
penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk kualitas lain
yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus kepada
pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal (Hansen dan Mowen, 1999).
Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipenuhi dalam segala aspek,
termasuk di dalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena
itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan
para pelanggan.
2. Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang menerapkan TQM, setiap karyawan dipandang
sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas. Dengan
demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling
bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan
dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam
tim pengambil keputusan.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Prinsip ini menekankan bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada
data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang
berkaitan dengan hal ini. Pertama prioritas (prioritization), yakni suatu
konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan di semua aspek pada saat
yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh
karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam
organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
Konsep kedua, variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistic
dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan
bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian,
manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan
yang dilakukan.
4. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep ini terdiri dari
langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap
hasil yang diperoleh.
Kelebihan:
a) MBO memiliki manfaat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan
organisasi
b) MBO memaksa para manajer untuk memikirkan perencanaan untuk
mencapai hasil-hasil dan bukan semata-mata merencanakan sejumlah
aktivitas dan pekerjaan
c) MBO juga bisa memaksa manajer untuk memperjelas berbagai peran
dan struktur organisasi
d) MBO menuntut setiap posisi diisi oleh orang yang tepat dan sesuai
dengan posisi tersebut
e) Bagi MBO, setiap orang yang bekerja didalam organisasi tidak
sekedar bekerja secara mekanis dengan mengikuti intruksi yang ada
dan menunggu perintah, bimbingan dan berbagai keputusan dari
atasannya
f) MBO mampu membantu terciptanya suatu perencanaan yang efektif
juga terbukti mampu melakukan pengendalian yang efektif
Kelemahan:
a) MBO terlihat sekilas sangat sederhana namun dibalik
kesedehanaannya membuat para manajer MBO harus benar-benar
memahaminya sebab jika tidak maka mereka akan sulit
menjelaskannya kepada bawahannya
b) MBO tidak bisa berhasil apabila tidak mampu memberikan garis-garis
pedoman yang perlu. Oleh karena itu manajer harus mengetahui
dengan tepat tujuan perusahaan dan aktifitasnya (sesuai dengan tujuan
tersebut)
c) Tujuan yang kurang jelas akan mengakibatkan para manajer tidak
mampu menyesuaikan diri dengan MBO
d) Bagi organisasi yang menggunakan MBO, penetapan tujuannya
biasanya dilakukan untuk jangka pendek yang kurang dari setahun
e) Penerapan MBO juga menyebabkan ketidakluwesan dalam hal
perubahan sasaran dibandingkan konsep manajemen lainnya
Kesimpulan
Berdasarkan paparan pada bab dua mengenai sejarah manajemen kualitas,
total manajemen quality (TQM) serta manajemen by objective (MBO), maka
dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.
Perkembangan manajemen kualitas telah dimulai sejak awal tahun 1920
yang dimotori oleh beberapa ahli di bidang kualitas. Periode ini dapat
dikatakan sebagai periode awal yakni 1920-1940. Pada masa ini
ditemukannya konsep statistik dalam hal pengendalian variabel-variabel
produk, seperti panjang, lebar, berat, tinggi dan pengambilan sampel untuk
menguji penerimaan produk yang diprakarsai oleh Walter A. Stewart, H.F.
Dodge, dan H.G. Romig.
Berlanjut pada periode 1940-1985, pada periode ini diperkenalkannya
konsep total quality control yang pertama kali oleh Feigenbaum pada tahun
1960 yang kemudian dikembangkan menjadi total quality control
organizationwide di tahun 1970 dan menjadi konsep total quality system pada
tahun 1983.
Kemudian pada periode 1985-1990, mulai diperkenalkannya konsep total
quality management oleh Frederick Taylor pada tahun 1990-an, yang dikenal
dengan sebutan Father of scientific Management dan terkenal dengan teorinya
Time and Motion Studies. Berlanjut pada abad 20-sekarang, dimana dengan
berkembangya teknologi informasi pada abad 20-an. Konsep manajemen
kualitas di barengi dengan konsep e-learning atau electronics learning.