Anda di halaman 1dari 12

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

MAKALAH
diajukan guna melengkapi salah satu persyaratan dalam menempuh Matakuliah
Manajemen Agroindustri di TEP FTP UNEJ

Disusun oleh:

Kelompok 9 Kelas C
Inton Tri Erba Putra Emas 141710201028

Putri Ikawati Ikrimatul H. 141710201029

Firmansya 141710201028

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas
peningkatan kualitas produk dan jasa bertambah. Terjadi pula peningkatan
penawaran produk dan jasa dengan harga lebih bersaing dari negara dengan biaya
tenaga kerja rendah. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja
menghadapi tantangan persaingan tersebut adalah melalui perbaikan berkelanjutan
pada aktivitas bisnis yang terfokus pada konsumen, meliputi keseluruhan
organisasi dan penekanan pada fleksibilitas dan kualitas.

Oleh karena itu, kualitas dan pengelolaannya dikaitkan dengan perbaikan


berkelanjutan dilakukan oleh banyak perusahaan agar dapat mendorong
peningkatan pasar dan memenangkan persaingan. Perusahaan yang tidak
mengelola perubahan tersebut akan ketinggalan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari paper ini sebagai
berikut.
1. Bagaimana sejarah munculnya Total Quality Management (TQM) ?
2. Bagaimana pengertian TQM ?
3. Bagaimana prinsip TQM ?
4. Bagaimana faktor TQM ?
5. Bagaimana unsur TQM ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari paper ini sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya Total Quality Management (TQM
2. Untuk mengetahui pengertian TQM
3. Untuk mengetahui prinsip TQM
4. Untuk mengetahui tujuan TQM
5. Untuk mengetahui unsur TQM
1.4 Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari paper ini sebagai
berikut.
1. Mengetahui sejarah munculnya Total Quality Management (TQM
2. Mengetahui pengertian TQM
3. Mengetahui prinsip TQM
4. Mengetahui tujuan TQM
5. Mengetahui unsur TQM
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

TQM adalah paduan harmonis ilmu organisasi, marketing, dan statistic


yang terdiri dari Quality Assurance (QA) dan Quality Improvement (QI). QA
adalah aktivitas perusahaan menghasilkan bukti terdokumentasi terkait kualitas.
Sedangkan QI selalu dihubungkan dengan program berbagai level manajemen
untuk mencapai yang lebih baik dalam usaha meningkatkanmetode operasi dan
pengendalian secara terus menerus.

TQM dalam prakteknya untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan


cara melibatkan secara total sumber daya organisasi agar fokus pada pelanggan.
TQM juga dalam prakteknya mengerahkan kepemimpinan, mengaplikasikan
pengendalian kualitas statistik, dan memberdayakan karyawan demi
meningkatkan kualitas yang terus menerus (Yuri, 2013:6)

Total Quality Manajement (TQM) dapat didefinisikan sebagai mengelola


organisasi-organisasi secara menyeluruh agar organisasi memperoleh keunggulan
pada semua dimensi dari produk dan jasa yang penting bagi pelanggan. Catatan
penting dari definisi ini adalah bahwa mutu mencakup keseluruhan organisasi,
pada setiap hal yang dilakukan organisasi, dan bahwa mutu adalah pada akhirnya
didefinisikan oleh pelanggan (Tunggal,1992: 9).

2.2 Sejarah

TQM bermula di AS selama PD II, ketika ahli statistik AS W. Edward


Deming menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik
untuk memperbaiki kualitas produksi. Setelah perang, teorinya banyak
diremehkan oleh perusahaan Amerika. Kemudian Deming pergi ke Jepang,
dimana dia mengajarkan pemimpin bisnis top pada Statistical Quality Control,
mengajarkan mereka dapat membangun negaranya jika mengikuti nasehatnya.
TQM muncul sebagai respon pada kesulitan membaurkan pendekatan
kualitas teknis dengan tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau semi
terlatih saat dan setelah PD II. Meskipun banyak dari ide tersebut berawal di AS
namun sebagian besar perusahaan Jepanglah yang mengimplementasikannya dan
memperbaikinya dari 1950-an. Seperti halnya pendekatan kualitas teknis, TQM
juga menekankan pada pentingnya input namun mengembangkannya dari
kompetensi teknis ke juga termasuk pentingnya motivasi orang dan
kemampuannya untuk bekerja dalam tim dalam rangka memecahkan persoalan.
(2014)

2.3 Prinsip – Prinsip Umum TQM

Ruang lingkup TQM mengandung beberapa prinsip umum yang dapat


dijabarkan, sebagai berikut :

a) Costumer focus : Fokus setiap usaha selalu pada konsumen


b) Quality Leadership : Kepemimpinan berkualitas tinggi
c) Teamwork : memelihara kerjasama yang baik dalam tim
d) Empowerment : kemampuan meberikan kepercayaan dan wewenang
e) Process management : manajemen proses dengan kualitas tinggi
f) Asset management : manajemen asset yang effisien
g) Continous improvement : perbaikan terus menerus
h) Added value : menciptakan nilai tambah produk / jasa yang bermanfaat
bagi konsumen dan menguntungkan produsen. (Ibrahim, 1997:19)

Menurut Hensler dan Brunell dalam (dalam Nasution 2010: 30-31 serta
Tjiptono & Diana 1995: 13-15 ), terdapat empat prinsip utama dalam penerapan
Total Quality Manajement (TQM). Kempat unsur tersebut yaitu sebagai berikut.

a. Kepuasan konsumen

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan konsumen diperluas. Kualitas


tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut ditentukan oleh konsumen. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan
sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para
konsumen. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula
kepuasan konsumen.

b. Respek terhadap setiap orang

Setiap orang dalam dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan
kreativitas yang khas. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan
dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim
pengambil keputusan.

c. Manajemen Berdasarkan Fakta

Setiap keputusan yang diambil selalu didasarkan pada data, bukan sekedar
pada perasaan. Dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam
organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Selain
itu manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan
yang dilakukan.

d. Perbaikan Berkesinambungan

Setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan


perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus
PDCAA (plan-do-check-act-analyze), yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

2.4 Tujuan TQM

Tujuan TQM ialah untuk memberikan produk atau jasa berkualitas yang
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar konsumen terus memerus yang pada
gilirannya akan menumbuhkan pembelian berkesinambungan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas produsen dengan akibat penurunan biaya produksi.

Implikasi dari hal di atas ialah bahwa manajemen TQM harus mempunyai
visi, misi dan kemampuan untuk mengembangkan pasar yang sudah ada, maupun
dapat mengantisipasi kebutuhan produk atau jasa yang akan datang, yang saat ini
mungkin belum ada sama sekali (Ibrahim, 1997:21)

2.5 Unsur – unsur TQM

Perbedaan TQM dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan


usaha adalah komponen-komponennya. Komponen tersebut memilki sepuluh
unsur utama menurut Goetsch dan Davis dalam fandy tjipono dan anastasia diana
(2003: 15-18), yaitu

1. Fokus pada Pelanggan. Dalam TQM, pelanggan internal dan eksternal


merupakan Driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau
jasa yang di sampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal
berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan
lingkungan yang berhubungan dangan produk atau jasa.
2. Obsesi terhadap Kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan TQM,
penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas
yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau
melebihi apa yang ditentukan tersebut, maka berlaku prinsip ‘ good
enough is never good enough’.
3. Pendekatan Ilmiah. Dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain
pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang di desain tersebut. Data
diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark),
memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
4. Komitmen Jangka Panjang. TQM suatu paradigma baru dalam
melaksanakan bisnis, untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru
pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna
mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM berjalan dengan
sukses.
5. Kerja Sama Tim (Teamwork), kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina
baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-
lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan. Setiap produk dan/atau jasa
dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu
system/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki
secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
7. Pendidikan dan Pelatihan, Setiap orang dalam perusahaan dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8. Kebebasan yang Terkendali, dalam hal ini karyawan melakukan
standarisasi proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk
meyakinkan setiap orang bersedia mengikuti prosedur standar tersebut.
9. Kesatuan Tujuan, supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka
perusahaan harus memiliki kesatuan Tujuan.
10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, usaha untuk
melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama :
 Meningkatkan hasil Keputusan , rencana, atau perbaikan yang lebih
efektif.
 Meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan
dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
2.6 Manfaat TQM
Manfaat dari perusahaan yang menerapkan TQM menurut Tjiptono dan
Anastasia (2003: 10), akan memperoleh beberapa manfaat utama yang akhirnya
akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan antara
lain: rute pertama yaitu pasar dan rute kedua adalah rute biaya. Rute pertama
menjelaskan perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga
pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini
mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh semakin
besar. Rute yang kedua menjelaskan perusahaan dapat meningkatkan output yang
bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan
biaya operasi berkurang. Dengan demikian laba akan meningkat.
2.7 Perbedaan TQM dengan Metode Manajemen lainnya
Ada empat perbedaan pokok antara TQM dengan Metode Manajemen lainnya :
1. Asal intelektualnya. Sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal
dari ilmu – ilmu social. Ilmu ekonomi mikro merupakan dasar dari
sebagian besar teknik-teknik manajemen keuangan (misalnya analisis
discounted cash flow, dan penilaian sekuritas). Ilmu psikologi mendasari
teknik pemasaran dan decision support system; dan sosiologi memberikan
dasar konseptual bagi desain organisasi. Sementara itu dasar teoritis dari
TQM adalah statistical. Inti dari TQM adalah pengendalian Proses
Statistikal (SPC/Statistical Process Control) yang didasarkan pada
sampling dan analisis Varians.
2. Sumber Inovasinya. Bila sebagian besar ide dan teknik manajemen
bersumber dari sekolah bisnis dan perusahaan konsultan manajemen
terkemuka, maka inovasi TQM sebagian besar dihasilkan oleh para pionir
yang pada umumnya adalah insinyur teknik industry dan ahli fisika yang
bekerja disektor industry dan pemerintahan.
3. Asal Negara kelahirannya. Kebanyakan konsep dan teknik dalam
manajemen keuangan, pemasaran, manajemen strategic, dan desain
organisasi berasal dari Amerika Serikat dan kemudian tersebar keseluruh
dunia. Sebaliknya TQM semula berasal dari Amerika Serikat , kemudian
lebih banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian berkembang ke
Amerika Utara dan Eropa. Jadi TQM mengintegrasikan keterampilan
teknikal dan analisi dari Amerika, keahlian implementasi dan
pengorganisasian Jepang, serta keahlian dan integritas dari Eropa dan
Asia.
4. Proses diseminasi atau penyebaran. Penyebaran sebagian besar manajemen
modern bersifat hirarkis dan Top-Down, yang mempeloporinya adalah
perusahaan-perusahaan raksasa seperti General Electric, IBM, dan General
Motors. Sedangkan gerakan perbaikan kualitas merupakan Proses Bottom-
Up, yang dipelopori perusahaan-perusahaan kecil. Dalam implementasi
TQM, penggerak utamanya tidaklah selalu CEO, tetapi seringkali manajer
departemen atau manajer divisi.
2.8 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM.
1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.
2. Team mania
3. Proses Penyebarluasan (deployment)
4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis
5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realitis.
6. Empowerment yang bersifat prematur
BAB 3. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Total Quality


Management (TQM) sangat di perlukan oleh perusahaan karena dapat
meningkatkan kualitas perusahaan dan suatu sistem manajemen dalam
meningkatkan keseluruhan kualitas menuju pencapaian keunggulan bersaing yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, B., 1997. TQM (Total Quality Management). Jakarta: Djambatan

Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. (2003). Total Quality Management,


Yogyakarta : andi

Tunggal, A.W,. 1992. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: PT Rineka Cipta

Yuri, T., 2013. TQM : Manajemen Kualitas Total dalam Perspektif Teknik
Industri. Jakarta: PT Indeks

Bahri. 2014. Makalah Pengertian Total Quality Management (TQM).


file:///G:/Makalah%20Pengertian%20Total%20Quality%20Managemen
%20(TQM).%20_%20BLOG%20ORANG%20LOMBOK.html [4 Mei
2015]

Anda mungkin juga menyukai