Anda di halaman 1dari 16

PENGENDALIAN PENJAMINAN MUTU

TQC
(TOTAL QUALITY CONTROL)

Disusun Oleh :
Dhimas Putra Setyawan (1632010010)
Tiara Nindya Laksana (1632010013)
Bossanova (1632010019)
Dharma Pandu (1432010037)

Paralel A

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2018
TQC
(TOTAL QUALITY CONTROL)

Suatu perusahaan harus mementingkan dalam hal mempertahankan maupun

meningkatkan kualitas atau mutu, baik itu dalam hal daya pemikiran karyawan

dan dalam hal memajukan suatu produk dari perusahaan. Mengontrol dan

meningkatkan kualitas telah menjadi strategi bisnis yang penting bagi banyak

organisasi, produsen, distributor, transportasi perusahaan, organisasi jasa

keuangan, penyedia layanan kesehatan, dan instansi pemerintah. Kualitas adalah

keunggulan kompetitif. Sebuah bisnis yang dapat menyenangkan pelanggan

dengan meningkatkan dan mengendalikan mutu dapat mendominasi pesaingnya.

A. Definisi TQC

TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang

mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan

teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang

mengerjakannya. Dasar Total Quality Control adalah mentalitas, kecakapan dan

manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja.

Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguhsungguh, jujur dan bertanggung

jawab melaksanakan pekerjaannya.

An effective system for integrating the quality development, quality

maintance and quality improvement effort of the various groups in organization

so as anable production and service at the most economical levels which allow

for full, customer satisfication.


(Pengendalian Mutu Terpadu adalah suatu sistem yang efektif untuk

mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas,

dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi,

sehingga meningkatkan produktivitas dan pelayanan ke tingkat yang paling

ekonomis yang menimbulkan kepuasan semua langganan)

B. Sejarah Quality Control

Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat kekalahan

Jepang atas Amerika :

Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika.

Penyebabnya adalah Amerika negara yang besar dan mempunyai kemampuan

yang lebih dibandingkan dengan Jepang, demikian juga untuk kualitas peralatan

perangnya, amerika menghasilkan peralatan yang kualitasnya baik. Deming, W.

Edwards ( 1900-1993), orang statistik dan tenaga ahli manajemen berkwalitas

yang bertindak sebagai seorang guru, penasehat, dan konsultan bagi sejumlah

korporasi penting, para pemimpin bisnis, dan tenaga ahli pengendalian mutu.

Deming revitalize dibantu ekonom Jepang yang mengikuti Perang Dunia II

( 1939-1945) dan mengadakan revolusi praktek bisnis dari banyak perusahaan di

(dalam) Amerika Serikat sepanjang 1980s Tahun 1950, Pada perang Amerika

dengan Korea Utara, Jepang menjadi basis militer Amerika terutama untuk

memperbaiki peralatan tempur Amerika, disinilah awalnya Jepang kemudian

belajar mengenai Quality Control. Tahun 1954, E. Deming ( Seorang Ilmuan dari

Amerika ) diundang datang ke Jepang untuk memberi kuliah mengenai Quality


Control. Tahun 1960, Jepang mulai mengadopsi dan menerapkan Quality Control

pada industri – industrinya.

C. Dasar-Dasar Pemecahan Masalah

Dewey mengemukakan tiga langkah pemecahan masalah

1) Identifikasi masalah dengan meneliti apa dan bagaimana masalah yang timbul

2) Pengembangan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mungkin dapat

menyelesaikan masalah tersebut.

3) Penilaian alternatif terbaik yang dilakukan berdasarkan kriteria yang dilakukan

berdasarkan kriteria yang dipergunakan

H Simon, menyempurnakan pendapat Dewey; evaluasi dan keputusan

sejauhmana hasil perbaikan dapat memecahkan masalah yang dihadapi, setelah

implementasi di lakukan. Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do,

Check and Action yang di jabarkan menjadi delapan langkah:

1) Menentukan prioritas masalah

2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan

3) Mengenali status masalah

4) Susun langkah-langkah perbaikan

5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan

6) Periksa hasil perbaikan

7) Mencegah terulangnya masalah

8) Menggarap masalah selanjutnya


D. Mentalitas Dasar Total Quality Control

a) Kerjasama dan Partisipasi

   Agar karyawan mengetahui cara-cara dalam membangun sikap mental dasar di

lingkungan pekerjaan masing-masing, tujuannya:

- Berorientasi kepada tanggung jawab kelompok

- Bersedia membuat lebih berpartisipasi dalam bidang yang berhubungan

- Menciptakan kesadaran kelompok

- Dapat saling menghargai antara golongan dan atau tingkatan

b) Berorientasi kepada Mutu 

Yang dimaksud dengan mutu/ kualitas adalah

- Disesuaikan dengan permintaan

- Sistemnya adalah pencegahan, sejak awal dikerjakan dengan benar

- Standarnya adalah harus tidak ada kesalahan

- Ukurannya adalah biaya untuk mencapai kualitas

E. Keuntungan Penerapan Quality Control

Keuntungan Penerapan Quality Control meliputi :

1. Pembinaan/pengembangan personel

2. Membina rasa kebersamaan

3. Perbaikan Kualitas

4. Pengurangan Biaya

5. Perbaikan Sikap Mental

6. Membangun Team yang tangguh


7. Membangun kata sepakat dan motivasi

8. Menumbuhkan sikap kreatif dalam memecahkan masalah

9. Penghargaan terhadap karyawan

Adapun keuntungan penerapan quality control lainnya dapat dilihat dari

sisi karyawan, institusi, dan konsumen :

1) Bagi Karyawan

- Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat, mengenali, permasalahan,

dan mencari alternatif pemecahan

- Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja

- Membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality

control

- Peningkatan daya kreativitas

- Peningkatan kepercayaan diri

 2) Bagi Institusi

- Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan perbaikan

- Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan

- Memperbaiki hubungan institusi dengan karyawan

- Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan institusi

3) Bagi Konsumen

- Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang bermutu baik

- Konsumen akan mendapatkan kepuasan dari barang atau jasa tersebut

- Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang memenuhi kesehatan dan

keselamatan

- Konsumen akan menerima barang sesuai dengan pesanannya


- Pemerintah akan mendapatkan pajak-pajak

F. Sistem Manajemen Total Quality Control

Sistem manajemen Total Quality Control meliputi apa yang dimaksud dengan

sistem manajemen, kebijakan manajemen, proses kerja gugus TQC, tujuan gugus

kerja TQM dan program TQM.

1. Yang dimaksud sistem manajemen :

Untuk mengetahui pengetahuan/konsep standar dan sistem manajemen

seutuhnya

Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan efektif

Sistem manajemen memilih tiga tingkat aktivitas sesuai dengan struktur

piramidal organisasi dan setiap jenjang memiliki tugas membantu penerapan TQC

sesuai dengan fungsinya masing-masing

2. Kebijakan Manajemen

Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan kebijaksanaan dan memberi

pengarahan

Dukungan dari manajer menengah untuk berperan serta dalam TQC

Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap atasan/sub unit/ kelompok

kerja dengan cara yang benar, agar kesalahan dapat diketahui sedini mungkin

3. Proses Kerja Gugus TQC

Pengajuan masalah

Analisis permasalahan

Mencari pemecahan masalah

Presentase pada pihak manajer, serta


Manajer akan meninjau, menelusuri atau meminta tindak lanjut dari presentasi

yang dimaksud.

4. Pelaksanaan Program TQC

Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar

TQC dapat sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.

Dari sisi karyawan : Menciptakan suasana yang cocok, Saling memberi

informasi dan berkomunikasi, Dijadikan program suka rela, Memberi pengarahan

dan latihan, Bersikap terbuka dan positif, Menyediakan waktu, sarana, fasilitas

dan dana

Dari sisi Manajer : Mengajukan dan menjelaskan program TQC kepada pucuk

pimpinan, Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai, Mendapat dukungan

dari Pucuk Pimpinan

G. Kendala-Kendala Sistem Manajemen TQC

Dalam Sistem Manajemen TQC terdapat beberapa kendalakendala yang

berakibat fatal bagi suatu organisasi atau perusahaan terutama yang bergerak

dibidang logistik dan karena itu tidak lepas dari pentingnya sebuah kepercayaan

konsumen bagi perusahaan. Kendala-kendala tersebut antara lain yaitu :

1. Kurangnya Supplier bahan baku yang berkualitas tinggi,

2. Menumbuhkan rasa kepercayaan konsumen kepada perusahaan dan mutu

barang yang diproduksi,

3. Mencari pangsa pasar agar memperoleh profit,

4. Sulitnya mencari tenaga-tenaga ahli yang berkualitas,

5. Membuat nama perusahaan menjadi baik, dan


6. Menemukan gagasan dan ide-ide yang baru.
H. Contoh Studi Kasus

Dari pembahasan merupakan segala sesuatu yang diperoleh selama

penelitian mengenai laporan data pertanggung jawaban biaya, serta

mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Adapun masalah yang dihadapi

adalah bagaimana cara restaurant tersebut dapat meningkatkan kualitas

produknya dan mengendalikan biaya dangan menerapkan metode total quality

control sehingga target omset pemjualan produksinya dapat ditingkatkan. Di

bawah ini penulis menyajikan table mengenai laporan pertanggung jawaban

biaya, realisasi produk bahan yang rusak, serta data rekapitulasi patty cash pada

bulan maret 2009.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa restaurant tersebut belum dapat

sepenuhnya mengendalikan biaya dalam produksinya. Karena dengan batas waktu

satu bulan restaurant tidak dapat tidak dapat mengendalikan biaya sebesar Rp.

940.633 dengan berbagai macam pengeluaran dan biaya lain-lain.


Perhitungan :

X
P=
n
48
P= = 0,015
100× 31

Batas Pengendalian Atas

3 √ P(1−P)
UCL = P+
n

3 √ 0,015(1−0,015)
= 0,015+
31

= 0,015 + 0,0117 = 0,0267

Batas Pengendalian Bawah

3 √ P (1−P)
LCL = P−
n

3 √ 0,015(1−0,015)
= 0,015−
31

= 0,015 – 0,0117 = 0,0033

Perhitungan : Dimana :

R Ro
QOC = = QOC = Total biaya pengawasan mutu
q q
681
= R = Jumlah produk yang dites
10

= 68,1 q = Jumlah produk cacat

QAC = c × g QAC = Total biaya jaminan mutu

= 33450 x 10 c = Biaya jaminan mutu / by.sparepart

= 334.500 TQC = Total biaya atas kualitas

TQC = QOC + QAC

= 68,1 + 334.500 = 334.568,1

PEMBAHASAN

Masalah yang dihadapi

Adapun masalah yang yang dihadapi oleh store KFC mojokerto adalah “

Penerapan total quality control belum sepenuhnya dipakai oleh restaurant

tersebut.” Hal ini dapat dilihat pada table 2, 3, dan 4. Dari data tersebut dapat kita

lihat bahwa pada dimana hanya dalam 6 hari, total biaya atas kualitas bahan yang

masuk cukup tinggi yaitu sebesar Rp.334.568,1.

Sebab Masalah

Setelah mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan dan juga melihat

pembuktian masalah yang ada maka perlu diketahui sebab timbulnya masalah

pada store KFC mojokerto.

Adapun sebab-sebab timbulnya masalah yang dihadapi adalah :

1. Tidak adanya tenaga pengawas khusus yang menangani quality control

dalam melaksanakan usahanya. Setiap perusahaan ingin mencapai

standart kualitas yang telah ditetapkan, dalam hal ini pastilah berhubungan

dengan pelaksanaan quality control selama kegiatan operasional


berlangsung, apabila semua dijalankan dengan baik maka akan sesuai

dengan hasil yang diinginkan.

2. Belum digunakannya tekhnik quality control. Dalam pelaksanaan quality

control, store belum sepenuhnya menggunakan teknik quality control

sehingga tidak dapat segara diketahui bila terjadi penyimpangan dalam

kegiatan operasionalnya.

Akibat masalah

Dengan adanya masalah yang dihadapi oleh store yaitu banyak produk

bahan yang rusak, akibatnya terhadap produksi adalah sebagai berikut :

1) Tidak tercapainya omset produksi yang ditargetkan restaurant. Target

produksi tidak tercapai kulitas yaitu dengan adanya penyimpangan produk

bahan yang rusak sebesar 46 unit barang selama bulan Maret ,dan

pengeluaran biaya yang tidak bisa dikendalikan sebesar Rp.940.633

dengan total biaya atas kualitas sebesar Rp.334.568,1 17.

2) Adanya pemborosan biaya. Tujuan perusahaan dalam menggunakan biaya

sedapat mungkin yang paling minimal, tetapi jika perusahaan tidak

memperhitungkan pemborosan biaya karena adanya penyimpangan bahan

produk.

Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

1) Dengan menggunakan teknik quality control akan dapat diketahui apakah

produk makanan yang dibuat memenuhi standart yang ditetapkan. Apabila


terjadi penyimpangan, dapat segera dicari hal-hal yang menyebabkan

terjadinya penyimpangan tersebut.

2) Dengan menarik tenaga pengawas khusus untuk melaksanakan quality

control mulai dari pengawasan bahan baku sampai produk selasai

diproduksi.
Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab dimuka sebagai hasil pembahasan

masalah yang ada maka dapat di ambil suatu kesimpulan yaitu :

1. Store KFC mojokerto dalam bulan Maret 2009 menghadapi permasalahan

yaitu tingginya tingkat kerusakan bahan baku yang masuk sehingga tidak

mencapai tingkat kualitas produk yang baik.

2. Berdasarkan masalah yang timbul, akhirnya dapat diketahui bahwa belum

digunakan sepenuhnya teknik quality control yang efektif dan tidak

adanya tenaga khusus yang menangani quality control.

3. Teknik quality control yang sesuai adalah dengan menggunakan

pengawasan dan pengendalian secara efektif mulai dari bahan baku sampai

proses barang jadi, sebab jika diketahui adanya penyimpangan maka dapat

segera dicari pemecahan masalahnya agar produksi dapat mencapai target

yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai