Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN PENJAMINAN MUTU

TQC
(TOTAL QUALITY CONTROL)

Disusun Oleh :
Hamdani Abdulloh Aschabi (1432010118)
Teo Billy Chandra Yunanto (1532010002)
Rachma Noviyanti Hidayah (1532010009)
Linggar Rezita Yuniar Mawarty (1532010022)
Fahmi Ali (1532010117)
Ervandio Irzky Ardyanta (1532010126)
Paralel A

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2017
TQC
(TOTAL QUALITY CONTROL)

Suatu perusahaan harus mementingkan dalam hal mempertahankan maupun

meningkatkan kualitas atau mutu, baik itu dalam hal daya pemikiran karyawan

dan dalam hal memajukan suatu produk dari perusahaan. Mengontrol dan

meningkatkan kualitas telah menjadi strategi bisnis yang penting bagi banyak

organisasi, produsen, distributor, transportasi perusahaan, organisasi jasa

keuangan, penyedia layanan kesehatan, dan instansi pemerintah. Kualitas adalah

keunggulan kompetitif. Sebuah bisnis yang dapat menyenangkan pelanggan

dengan meningkatkan dan mengendalikan mutu dapat mendominasi pesaingnya.

A. Definisi TQC

TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang

mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan

teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang

mengerjakannya. Dasar Total Quality Control adalah mentalitas, kecakapan dan

manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja.

Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguhsungguh, jujur dan bertanggung

jawab melaksanakan pekerjaannya.

An effective system for integrating the quality development, quality

maintance and quality improvement effort of the various groups in organization

so as anable production and service at the most economical levels which allow for

full, customer satisfication.


(Pengendalian Mutu Terpadu adalah suatu sistem yang efektif untuk

mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas,

dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi,

sehingga meningkatkan produktivitas dan pelayanan ke tingkat yang paling

ekonomis yang menimbulkan kepuasan semua langganan)

B. Sejarah Quality Control

Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat kekalahan

Jepang atas Amerika :

Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika.

Penyebabnya adalah Amerika negara yang besar dan mempunyai kemampuan

yang lebih dibandingkan dengan Jepang, demikian juga untuk kualitas peralatan

perangnya, amerika menghasilkan peralatan yang kualitasnya baik. Deming, W.

Edwards ( 1900-1993), orang statistik dan tenaga ahli manajemen berkwalitas

yang bertindak sebagai seorang guru, penasehat, dan konsultan bagi sejumlah

korporasi penting, para pemimpin bisnis, dan tenaga ahli pengendalian mutu.

Deming revitalize dibantu ekonom Jepang yang mengikuti Perang Dunia II (

1939-1945) dan mengadakan revolusi praktek bisnis dari banyak perusahaan di

(dalam) Amerika Serikat sepanjang 1980s Tahun 1950, Pada perang Amerika

dengan Korea Utara, Jepang menjadi basis militer Amerika terutama untuk

memperbaiki peralatan tempur Amerika, disinilah awalnya Jepang kemudian

belajar mengenai Quality Control. Tahun 1954, E. Deming ( Seorang Ilmuan dari

Amerika ) diundang datang ke Jepang untuk memberi kuliah mengenai Quality


Control. Tahun 1960, Jepang mulai mengadopsi dan menerapkan Quality Control

pada industri – industrinya.

C. Dasar-Dasar Pemecahan Masalah

Dewey mengemukakan tiga langkah pemecahan masalah

1) Identifikasi masalah dengan meneliti apa dan bagaimana masalah yang timbul

2) Pengembangan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mungkin dapat

menyelesaikan masalah tersebut.

3) Penilaian alternatif terbaik yang dilakukan berdasarkan kriteria yang dilakukan

berdasarkan kriteria yang dipergunakan

H Simon, menyempurnakan pendapat Dewey; evaluasi dan keputusan

sejauhmana hasil perbaikan dapat memecahkan masalah yang dihadapi, setelah

implementasi di lakukan. Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do,

Check and Action yang di jabarkan menjadi delapan langkah:

1) Menentukan prioritas masalah

2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan

3) Mengenali status masalah

4) Susun langkah-langkah perbaikan

5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan

6) Periksa hasil perbaikan

7) Mencegah terulangnya masalah

8) Menggarap masalah selanjutnya


D. Mentalitas Dasar Total Quality Control

a) Kerjasama dan Partisipasi

Agar karyawan mengetahui cara-cara dalam membangun sikap mental dasar di

lingkungan pekerjaan masing-masing, tujuannya:

- Berorientasi kepada tanggung jawab kelompok

- Bersedia membuat lebih berpartisipasi dalam bidang yang berhubungan

- Menciptakan kesadaran kelompok

- Dapat saling menghargai antara golongan dan atau tingkatan

b) Berorientasi kepada Mutu

Yang dimaksud dengan mutu/ kualitas adalah

- Disesuaikan dengan permintaan

- Sistemnya adalah pencegahan, sejak awal dikerjakan dengan benar

- Standarnya adalah harus tidak ada kesalahan

- Ukurannya adalah biaya untuk mencapai kualitas

E. Keuntungan Penerapan Quality Control

Keuntungan Penerapan Quality Control meliputi :

1. Pembinaan/pengembangan personel

2. Membina rasa kebersamaan

3. Perbaikan Kualitas

4. Pengurangan Biaya

5. Perbaikan Sikap Mental

6. Membangun Team yang tangguh


7. Membangun kata sepakat dan motivasi

8. Menumbuhkan sikap kreatif dalam memecahkan masalah

9. Penghargaan terhadap karyawan

Adapun keuntungan penerapan quality control lainnya dapat dilihat dari

sisi karyawan, institusi, dan konsumen :

1) Bagi Karyawan

- Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat, mengenali, permasalahan,

dan mencari alternatif pemecahan

- Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja

- Membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality

control

- Peningkatan daya kreativitas

- Peningkatan kepercayaan diri

2) Bagi Institusi

- Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan perbaikan

- Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan

- Memperbaiki hubungan institusi dengan karyawan

- Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan institusi

3) Bagi Konsumen

- Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang bermutu baik

- Konsumen akan mendapatkan kepuasan dari barang atau jasa tersebut

- Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang memenuhi kesehatan dan

keselamatan
- Konsumen akan menerima barang sesuai dengan pesanannya

- Pemerintah akan mendapatkan pajak-pajak

F. Sistem Manajemen Total Quality Control

Sistem manajemen Total Quality Control meliputi apa yang dimaksud dengan

sistem manajemen, kebijakan manajemen, proses kerja gugus TQC, tujuan gugus

kerja TQM dan program TQM.

1. Yang dimaksud sistem manajemen :

Untuk mengetahui pengetahuan/konsep standar dan sistem manajemen

seutuhnya

Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan efektif

Sistem manajemen memilih tiga tingkat aktivitas sesuai dengan struktur

piramidal organisasi dan setiap jenjang memiliki tugas membantu penerapan TQC

sesuai dengan fungsinya masing-masing

2. Kebijakan Manajemen

Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan kebijaksanaan dan memberi

pengarahan

Dukungan dari manajer menengah untuk berperan serta dalam TQC

Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap atasan/sub unit/ kelompok

kerja dengan cara yang benar, agar kesalahan dapat diketahui sedini mungkin

3. Proses Kerja Gugus TQC

Pengajuan masalah

Analisis permasalahan

Mencari pemecahan masalah


Presentase pada pihak manajer, serta

Manajer akan meninjau, menelusuri atau meminta tindak lanjut dari presentasi

yang dimaksud.

4. Pelaksanaan Program TQC

Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar

TQC dapat sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.

Dari sisi karyawan : Menciptakan suasana yang cocok, Saling memberi

informasi dan berkomunikasi, Dijadikan program suka rela, Memberi pengarahan

dan latihan, Bersikap terbuka dan positif, Menyediakan waktu, sarana, fasilitas

dan dana

Dari sisi Manajer : Mengajukan dan menjelaskan program TQC kepada pucuk

pimpinan, Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai, Mendapat dukungan

dari Pucuk Pimpinan

G. Kendala-Kendala Sistem Manajemen TQC


Dalam Sistem Manajemen TQC terdapat beberapa kendalakendala yang berakibat

fatal bagi suatu organisasi atau perusahaan terutama yang bergerak dibidang

logistik dan karena itu tidak lepas dari pentingnya sebuah kepercayaan konsumen

bagi perusahaan. Kendala-kendala tersebut antara lain yaitu :

1. Kurangnya Supplier bahan baku yang berkualitas tinggi,

2. Menumbuhkan rasa kepercayaan konsumen kepada perusahaan dan mutu

barang yang diproduksi,

3. Mencari pangsa pasar agar memperoleh profit,

4. Sulitnya mencari tenaga-tenaga ahli yang berkualitas,


5. Membuat nama perusahaan menjadi baik, dan

6. Menemukan gagasan dan ide-ide yang baru.

H. Contoh Studi Kasus

Di Toyota, biasanya dilakukan perbaikan lokal di area workstation atau

berupa kegiatan yang melibatkan kelompok kecil untuk meningkatkan

produktivitas pekerjaan di lingkungan mereka sendiri. Kelompok ini sering

dipandu berdasarkan proses kaizen oleh seorang supervisor, kadang-kadang

supervisor ini memegang peranan kunci. Kaizen pada skala luas, menciptakan

sistem antar-departemen, yang menghasilkan manajemen kualitas terpadu, dan

membebaskan manusia melalui upaya peningkatan produktivitas dengan

menggunakan mesin dan suberdaya daya komputasi.

Dalam hal ini perusahaan Toyota ini memakai teori Kaizen, seperti yang

diterapkan di Toyota, biasanya memberikan perbaikan kecil, budaya

meningkatkan kualitas secara terus-menerus dan menghasilkan standar kualitas

yang lebih besar dalam bentuk peningkatan produktivitas secara menyeluruh.

Filosofi ini berbeda dari “komando dan kontrol” program peningkatan

pertengahan abad kedua puluh. Metodologi Kaizen salah satunya adalah membuat

perubahan berdasarkan hasil pemantauan, kemudian melakukan penyesuaian-

penyesuaian yang diperlukan. Pra-perencanaan skala besar dan penjadwalan

proyek yang luas diganti dengan eksperimen yang lebih kecil, yang dapat dengan

cepat diadaptasi sebagai perbaikan baru yang disarankan.

Dalam penggunaan modern, Kaizen dirancang untuk mengatasi masalah

tertentu selama seminggu dan disebut sebagai “kaizen blitz” atau “acara kaizen”.
Peningkatan kualitas jenis ini terbatas dalam lingkup dan isu-isu yang muncul

yang juga bisa digunakan untuk mengantisipasi masalah yang akan datang dengan

solusi yang jauh lebih baik.

Implementasi Kaizen : Sistem Produksi Toyota dikenal karena kaizen, di

mana semua personil lini diharapkan untuk menghentikan lini produksi bergerak

mereka jika terjadi kelainan dan, bersama dengan atasan mereka, menyarankan

perbaikan untuk mengatasi kelainan yang dapat memulai sebuah kaizen. Siklus

PDCA (Plan Do Check Act) : dalam Konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action)

pertama dari kaizen adalah menerapkan siklus PDCA (plan, do, check action)

sebagian sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari kaizen. Hal ini

berguna dalam mewujudkan kebijakan untuk memelihara dan memperbaiki atau

meningkatkan standar. Siklus ini merupakan konsep yang terpenting dari proses

kaizen (Imai, 2005: 4).

Perlu diketahui : Teori Kaizen :Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai

artinya perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana

gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik / benefit.Kaizen

merupakan suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan

dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam

perusahaan bisnis. Kaizen melibatkan pemodal, karyawan dan manajer semua lini

dalam perusahaan untuk pengem-bangan perusahaan ke arah yang lebih baik.

Kaizen merupakan proses sederhana untuk meningkatkan produktivitas yang

harus dijalankan setiap hari. Kaizen merupakan merupakan proses yang, jika

dilakukan dengan benar, akan membuat tempat kerja menjadi nyaman dan aman,

menghilangkan pemborosan (“muri”), dan mengajarkan orang tentang bagaimana


melakukan percobaan pada pekerjaan mereka dengan menggunakan metode

ilmiah dan belajar cara untuk menemukan dan menghilangkan limbah dalam

proses bisnis mereka. Proses Kaizen menunjukkan pendekatan manusiawi kepada

para pekerja dan peningkatan produktivitas: “Idenya adalah untuk memelihara

sumber daya manusia organisasi agar tetap bersemangat serta memuji dan

mendorong mereka partisipasi dalam kegiatan kaizen.

Pelaksanaan Kaizen event kini jelas sesuai dengan perusahaan non-

manufacturing, karena Kaizen bergantung pada sebuah siklus yang telah terbukti

efektif: menetapkan standard operasional, mengukur operasional yang telah

terstandardisasi, estimasi pengukuran terhadap kebutuhan, dan inovasi untuk

memenuhi kebutuhan dan meningkatkan produktifitas. Kaizen event memberikan

benefit yang signifikan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan

(manufaktur ataupun non-manufaktur) untuk mengatasi banyak masalah secara

efektif.

I. Kesimpulan

Suatu perusahaan harus senantiasa mengembangkan serta meningkatkan dalam

beberapa hal yang bersangkutan dengan hal yang menjadi kemajuan perusahaan dan yang

terpenting menjaga komunikasi dengan karyawan yang lain tentunya semua anggotanya

harus diikutsertakan dalam pengambilan keputusan didengar dan hargai jika ada pendapat

lain yang masuk, di fikirkan secara matang jika ingin mengambil sebuah keputusan

berdasarkan kesepakatan. Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau

pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk

dan jasa yang dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan

dari pelanggan maupun produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan


bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan

lintas fungsional.

Beberapa teknik telah dikembangkan untuk memelihara pengendalian mutu. Di

antara nya adalah pemeriksaan total, mengecek noda, pengendalian mutu secara statis,

dan Nol Cacat. Sebagai teknik pengendalian mutu, pemeriksaan total melibatkan

kelengkapan dan pemeriksaan total pekerjaan yang diproduksi oleh masing-masing

karyawan untuk menentukan ya atau tidaknya standar mutu minimum telah dicapai. Jika

bukan, ukuran mengoreksi barangkali akan diambil. Pemeriksaan Total diinginkan untuk

tertentu jenis pekerjaan ketatausahaan.

Anda mungkin juga menyukai