Anda di halaman 1dari 7

BIODEGRADASI SENYAWA ORGANIK

Biodegradasi adalah perombakan/ pemecahan bahan organik yang dilakukan

oleh mikrobia hidup. Perombakan ini bertujuan untuk menghasilkan energi yang

digunakan untuk kelangsungan hidupnya. Perombakan bahan organik tertentu akan

dilakukan oleh mikroba tertentu pula. Proses ini berupa rangkaian reaksi kimia

enzimatik atau biokimia yang mutlak memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme (Shechan dalam

Nugroho, 2006).

Degradasi adalah suatu reaksi perubahan kimia atau peruraian suatu senyawa atau

molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana secara bertahap.

Misalnya, pengurangan panjang polimer makromolekul atau perubahan gula menjadi

glukosa dan akhirnya membentuk alcohol. Degradasi polimer dasarnya berkaitan

dengan terjadinya perubahan sifat karena ikatan rantai utama makromolekul. Pada

polimer linear, reaksi tersebut mengurangi massa molekul atau panjang rantainya.

Sesuai dengan penyebabnya, kerusakan atau degradasi polimer ada beberapa macam.

kerusakan termal (panas), fotodegradasi (cahaya), radiasi (energi tinggi), kimia,

biologi (biodegradasi) dan mekanis.

Dalam artian peningkatan berat ukuran molekul ikat silang dapat dianggap lawan

degradasi. Pada kerusakan termal (termokimia) ada peluang aditif, katalis atau

pengotor, turut bereaksi meskipun dari segi istilah seakan-akan tidak ada senyawa
lain yang tidak terlibat. Fotodegradasi polimer lazim melibatkan kromofor yang

menyerap daerah uv di bawah 400 nanometer. Radiasi energi tinggi misalnya sinar X,

gamma, atau partikel, tidak khas serapan. Segenap bagian molekul dapat kena

dampak, apabila bila didukung oleh faktor oksigen, aditif, kristalin, atau pelarut

tertentu. Degradasi mekanis dapat terjadi saat pemrosesan maupun ketika produk

digunakan oleh gaya geser, dampak benturan dan sebagainya.

mikrobs
Senyawa organic dan anorganik dalam limbah cair + O2 CO2 + H2O +

energi + bahan seluler

mikrobs
Nutrient + sumber C + oksigen produk samping + panas a substrat + b O2

+ c NH3 sel + d hasil samping + e CO2 + f H2O

Dimana = a, b, c, d, e dan f adalah jumlah mol per 1 kg sel biomasa

Proses Aerob

Parameter Aerob Anaerob


Kebutuhan energi Tinggi Rendah
Tingkat pengolahan 60-90% 95%
Produksi lumpur Tinggi Rendah
Stabilitas proses terhadap
toksik dan perubahan beban Sedang sampai tinggi Rendah sampai sedang
Tinggi untuk beberapa
Kebutuhan nutrien limbah industri Rendah
Tidak terlalu berpotensi Berpotensi menimbulkan
Bau menimbulkan bau bau
Tinggi untuk beberapa
Kebutuhan alkalinitas Rendah limbah industri
Ada (dapat dimanfaatkan
Produksi biogas Tidak ada sebagai sumber energi)
Start-up time 2 4 minggu 2 4 bulan
Mekanisme Penguraian Limbah Cair Organik Secara Aerob

Proses pengolahan air limbah secara mikrobiologis aerob adalah pemanfaatan

aktivitas mikroba aerob dalam kondisi aerob untuk menguraikan zat organik yang

terdapat dalam air limbah menjadi zat inorganik yang stabil dan tidak memberikan

dampak pencemaran terhadap lingkungan. Mikroba aerob ini sebenarnya sudah

terdapat di alam dalam jumlah yang tidak terbatas dan selalu diperoleh dengan sangat

mudah. Dalam kapasitas yang terbatas, alam sendiri sudah mampu menetralisir zat

organik yang ada dalam limbah. Namun, dalam kuantitas limbah yang sangat banyak

diproduksi sebagai hasil sampingan dari sekian banyak industri, perlu diadakan usaha

pengolahan limbah untuk menjaga kelestarian alam di samping mendapatkan produk

baru yang mempunyai nilai yang ekonomis.

Mikroba aerob yang berperan dalam proses mikrobiologis aerob antara lain :

1. Bakteri

Dalam air dan penanganan air limbah bakteri penting karena kultur

bakteri dapat digunakan untuk menghilangkan bahan organik dan mineral-

mineral yang tidak diinginkan dari air limbah. Kebanyakan bakteri adalah

kemoheterotrofik yaitu menggunakan bahan organik sebagai sumber energi

dan karbon. Beberapa spesies mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik

tereduksi seperti NH untuk energi dan menggunakan CO2 sebagai sumber

karbon. Bakteri kemoheterotrofik merupakan bakteri terpenting dalam

pengolahan air limbah karena bakteri ini akan memecah bahan-bahan organik,
mengoksidasi amoniak nitrogen menjadi nitrogen nitrat terutama oleh bakteri

nitrifikasi.

Bagian reaktif dari sel bakteri adalah membran sitoplasmik. Semua

bahan organik atau anorganik yang akan dimetabolisme oleh sel harus melalui

membran. Mekanisme transport dari sebagian besar molekul yang melalui

membran diduga disebabkan karena reaksi-reaksi dengan sistem enzim

spesifik yang disebut permease. Molekul-molekul yang tidak mempunyai

sistem permease tidak dapat memasuki sel dan oleh karenanya tidak

dimetabolisme. Hal ini menjelaskan bahwa bakteri menggunakan nutrien

secara selektif dan alasan mengapa diperlukan kultur campuran dalam

penanganan air limbah.

Jenis-jenis bakteri yang berperan penting dalam penguraian limbah

organik secara aerob antara lain: Zooglea ramigera, Escherichia coli,

Alcaligenes sp, Bacillus sp, Corynebacterium sp, Nocardia sp.

2. Kapang / Jamur

Kapang adalah mikroorganisme nonfotosintetik, bersel jamak, aerob,

bercabang, berfilamen yang memetabolisme makanan yang tidak terlarut.

Komposisi sel kapang dapat dinyatakan secara empiris dengan C-10H17O6N.

Kapang tidak aktif dalam proses anaerob. Karena sel kapang berisi lebih

sedikit nitrogen dari ada sel bakteri, kapang akan berkompetisi lebih baik

dalam limbah yang mempunyai kadar nitrogen yang rendah daripada yang
dibutuhkan untuk sintesis bakteri. Sifat filamen dari kapang membuat

organisme ini kurang diinginkan dalam unit penanganan limbah secara

biologis karena tidak mengendap dengan baik.

3. Protozoa

Protozoa yang ditemukan dalam sistem penanganan aerobik termasuk

flagelata, ciliata yang bebas bergerak dan ciliata batang yang terikat pada

partikel padatan. Protozoa penting dalam penanganan limbah karena

organisme ini akan memakan bakteri sehingga jumlah sel bakteri yang ada

tidak berlebihan. Di samping itu, protozoa akan mengurangi bahan organik

yang tidak dimetabolisme dalam sistem penanganan dan membantu

menghasilkan efluen dengan mutu yang lebih tinggi dan jernih.

Unit lumpur aktif yang bebas dari protozoa menghasilkan efluen yang

lebih keruh. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya sejumlah besar bakteri

yang terdispersi. Sebagai hasilnaya, BOD dan padatan yang tidak terendapkan

dari efluen tinggi. Penambahan protozoa ciliata akan meningkatkan mutu

efluen dan menurunkan jumlah bakteri.

4. Ganggang

Komposisi sel ganggang dapat dinyatakan dengan C106H180O45N16P.

Dalam proses penguraian limbah secara mikrobiologis, ganggang

bersimbiosis dengan bakteri, dimana ganggang memperoleh energi dari sinar


matahari dan menggunakan bahan anorganik yang digambarkan sebagai

berikut :

CO2 + H2O + NO3 + PO4 + energi cahaya C106H180O45N16P + O2

Oksigen dilepas ke lingkungan dan digunakan oleh bakteri pada waktu

metabolisme bahan-bahan organik.

Pengendalian Proses Aerobik

1. Pengendalian nilai Ph

Dilakukan dengan penambahan air kapur atau asam kedalamsistem aerobic.

2. Pengendalian nutrient

Perlu dilakukan agar unsur-unsur karbon, nitrogen, fosfor dan mineral tidak

berlebihan atau kekurangan agar pertumbuhan mikroba optimal.

Limbah Fenol

Limbah fenol merupakan limbah beracun dan berbahaya. Limbah yang dalam

bentuk belum diolah dibuang ke air, udara dan tanah yang akan merusak

kesehatan masyarakat. Limbah ini termasuk senyawa organik toksin, non

biodegradable, mudah terbakar, mudah meledak, tak berwarna, bau,

antiseptic, korosif, dan karsinogenik.

C6H5OH H4 + C6H5O
Senyawa fenol mencemari tanah dan air melalui berbagai jalan sebagai

berikut :

1. Limbah cair

2. Fenol yang dibuang bersama limbah masuk ke dalam tanah bersama-sama air

minum

3. Kebocoran penyimpanan fenol dalam tanah akan menyebabkan tanah dan air

tercemar

Anda mungkin juga menyukai