Anda di halaman 1dari 46

Pengolahan limbah Fasyankes

1.PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP


DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
P. 68 /Menlhk/setjen/kum 1/8/2016 TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK
Fisika
Suhu 30 derajat
Warna Bening
Bau tidak berbau
KIMIA
-PH 6-9
  -BOD 30 mg/l
    -COD 100 mg/l
    -TSS 30 mg/l
- Ammonia 10 mg/l
- Minyak & lemak 5 mg/l
MIKRO BIOLOGI
  E. coli maksimal 3.000/100ml
dim ukur dengan hitungan cawan dan
MPN
 
PERMEN LH RI NOMOR 5 TAHUN 2014
TENTANG BAKU MUTU AIRL LIMBAH
B. Fasillitas Pelayanan kesehatan yg melakukan pengolahan limbah B3
PH 6 – 9 mg/l
Besiterlarut (Fe) 5 mg/l
mangan terlarut(mn) 2 mg/l

-Barium (Ba) 2 mg/l


-Tembaga (CU) 2 mg/l
-seng (Zn)5 mg/l
-Krom valensi enam 0,1 mg/l
-krom total 0,5 mg/l
-Kadmium((Cd) 0,05 mg/
-Merkury Hg 0,002 mg/l
Timbal 0,1 mg/l
PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN
NOMOR 69 TAHUN 2210 TENTANG BAKU MUTU
DAN KRITERIA KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Karakteristik Fisik
Karakteristik Fisik Kegunaan
Padatan total Menilai potensi penggunaan kembali air limbah dan
menentukan tipe unit pengolahan yang cocok

Padatan terendapkan Menentukan apakah padatan dapat mengendap secara


gravitasi pada waktu tertentu

Distribusi ukuran partikel Meniliai Kinerja unit proses pengolahan

Turbiditas Menilai kualitas dari air limbah yang telah diolah

Warna Menentukan kondisi dari air limbah (aestetik)

Transmitansi Menilai kecocokan efluen untuk disinfektan UV

Bau Menentukan apakah ada gangguan bau

Temperatur Penting sebagai parameter perancangan unit proses biologis

Densitas

Konduktivitas Menilai kecocokan efluen untuk penggunaan pertanian


Karakteristik Kimiawi (Anorganik)
Karakteristik Anorganik Kegunaan

Nitrogen total
Mengukur konsentrasi nutrisi dan derajat dekomposisi di dalam air limbah

pH Mengukur tingkat keasaman/kebasaan di dalam air limbah

Alkalinitas Mengukur tingkat ‘buffer’ di dalam air limbah

Klorida (Cl-) Menilai kecocokan air limbah untuk penggunaan kembali di bidang
pertanian

Sulfat Mengukur potensi bau dan berdampak pada pengolahan lumpur yang
dihasilkan

Logam Menilai penggunaan kembali air limbah dan efek racun selama pengolahan.

Unsur/senyawa anorganik Melihat keberadaan unsur tertentu di dalam air limbah


spesifik

Berbagai gas Melihat keberadaan gas tertentu di dalam air limbah


(O2, CO2, NH3, H2S, CH4)
Karakteristik Biologis
Karakteristik Kegunaan
Bakteri Coliform Melihat keberadaan bakteri patogen
Mikroorganisme Melihat organisme tertentu untuk melihat
spesifik penggunaan kembali
Tahapan Perencanaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah
Dalam merencanakan suatu IPAL, maka perlu ditempuh
beberapa langkah pengerjaan yang dimulai dari survei
lapangan yaitu mengumpulkan beberapa informasi
mengenai, proses produksi atau pengolahan yang
dilakukan, analisis karasteristik air limbah di
laboratorium, analisa data dan pemilihan teknologi
(proses) yang akan digunakan. Jika langkah-langkah
tersebut telah ditempuh baru dilakukan desain IPAL yang
direncanakan.
1.Debit Air Limbah
Desain IPAL dipengaruhi oleh debit air limbah yang
dihasilkan, karena debit digunakan sebagai
penentuan volume unit-unit pengolahan air limbah.
Bila debitnya besar maka volume unit pengolahannya
harus dibuat besar untuk dapat menampung air
limbah tersebut. Terlebih lagi apabilan akan
digunakan unit pengolahan yang membutuhkan
waktu tinggal, maka perhitungan volume unit
pengolahannya dikalikan dengan waktu tinggalnya.
2. Aliran Air Limbah
Aliran air limbah dapat bersifat kontinyu
(terus-menerus) atau sesaat ditentukan oleh
proses produksi yang dilakukan. Ada industri
yang melakukan unit pengolahan atau
beroperasi sepanjang hari dan beroperasi
hanya pada waktu-waktu tertentu saja semisal
pagi hingga sore atau sore hingga pagi hari.
3.Parameter Pencemar (Karakteristik) Air Limbah
Secara umum parameter pencemar atau karakteristik
air limbah ditentukan oleh jenis bahan baku yang
digunakan dan proses yang dilakukan. Bila bahan
baku yang digunakan adalah bahan organik maka
limbah yang dihasilkan akan memiliki kandungan
bahan organik, demikian juga bila industri tersebut
menggunakan bahan kimia dalam proses
produksinya, maka dalam air limbahnya akan
ditemui kandungan bahan kimia tersebut
4.Baku Mutu Air Limbah
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas
atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah
unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan
dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari
suatu usaha dan/atau kegiatan.
5. Ketersediaan Lahan dan Ruang
Besarnya lahan atau ruang bagi instalasi
pengolahan air limbah ditentukan oleh
beberapa faktor sebagai berikut: volume limbah
yang dihasilkan, kadar dan keragaman bahan
pencemaran air limbah dan pilihan jenis unit
pengolahan air limbah dan Topografi.
6.Ketersediaan Biaya
Pembangunan (konstruksi), operasional dan
perawatan IPAL membutuhkan pembiayaan
yang tidak murah. Terdapat bangunan atau
unit pengolahan yang terbuat dari semen (bak
penyaringan, bak pengendapan, biogas, bak
kontrol, bak pengering lumpur, dll),terbuat dari
besi (trickling filter, RBC, anaerobic digester,
dll) dan tebuat dari plastik atau fiber (biogas).
Pengolahan limbah cair
Pengolahan limbah cair = proses fisik,
biologis Kimia
Proses pengolahan limbah cair yang banyak
mengandung polutan senyawa organik
sebagian besar menggunakan aktivitas
mikroorganisme untuk menguraikan senyawa
polutan tersebut
Atau Pengolahan limbah cair = proses
biologis
Beberapa contoh pengolahan
biologis
1. Proses biologis dengan biakan
tersuspensi pengolahan dengan
menggunakan aktivitas mikroorganisme untuk
menguraikan senyawa polutan yang ada
didalam air dan mikroorganisme yang
digunakan dalam suatu reaktor. Contoh:
activated sludge, extended aeration,dll
A.activated sludge atau Lumpur aktif Adalah
lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu
bakteri yang dapat menguraikan limbah
organik dengan cara mengalami biodegradasi
(oxygen-demanding materials).
2.Proses biologis dengan biakan melekat

proses pengolahan limbah dimana


mikroorganisme yang digunakan dibiakkan
pada suatu media sehingga mikroorganisme
tersebut melekat pada permukaan media
(disebut juga proses film mikrobiologis atau
proses biofilm). Contoh:
trickling filter, biofilter tercelup, reactor kontak
biologis putar (RBC / rotating biological
contactor ), aerasi kontak, dll.
Pengolahan limbah RBC
Reaktor biologis putar (rotating biological
contactor) disingkat RBC adalah salah satu
teknologi pengolahan, untuk air limbah yang
mengandung polutan organik yang tinggi
secara biologis dengan sistem biakan melekat
(attached culture)
Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan
RBC yakni air limbah yang mengandung
polutan organik dikontakkan dengan lapisan
mikro-organisme (microbial film) yang
melekat pada permukaan media di dalam
suatu reaktor.
kelebihan :
- Pengoperasian alat serta perawatannya mudah. -Untuk kapasitas kecil /
paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif konsumsi energi lebih
rendah. -Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan
terhadap fluktuasi beban pengoalahan. -Reaksi nitrifikasi lebih mudah
terjadi, sehingga efisiensi  penghilangan ammonium lebih besar. -Tidak
terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses lumpur aktif 

 Kekurangan :
-Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan. -Sensitif
terhadap perubahan temperatur.
-Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang
timbul bau yang kurang sedap.
 
3.Proses biologis dengan lagoon atau kolam
proses pengolahan air limbah dengan menampung
air limbah pada suatu kolam yang luas dengan
waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan
aktifitas mikro-organisme tumbuh secara alami,
senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai.
Guna mempercepat proses penguraian senyawa
polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat
dilakukan proses aerasi. Contoh : kolam aerasi /
kolam stabilisasi
4 .Pengolahan Limbah dengan Biofilter
“up low
Proses pengolahan air limbah dengan proses
biofilter dilakukan dengan cara mengalirkan
air limbah masuk ke dalam reaktor biologis
yang telah diisi dengan media penyangga
untuk pengembangbiakkan mikroorganisme
dengan atau tanpa aerasi.
Kelebihan Biofilter "Up Flow
Selain menghilangkan atau mengurangi
konsentrasi BOD dapat juga mengurangi
konsentrasi padatan tersuspensi atau
suspended solids (SS) dan konsentrasi total
nitrogen dan posphor
Biofilter juga berfungsi sebagai media
penyaring air limbah yang melalui media ini.
Sebagai akibatnya, air limbah yang
mengandung suspended solids dan bakteri
E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang
konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan
sangat besar karena dengan adanya biofilter up
flow yakni penyaringan dengan sistem aliran
dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan
partikel yang terdapat pada air buangan
dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas
akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem
biofilter Up Flow ini sangat sederhana,
operasinya mudah dan tanpa memakai bahan
kimia serta tanpa membutuhkan energi. Proses
ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah
dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.
5.PENGOLAHAN DENGAN AERASI KONTAK
Proses ini merupakan pengembangan dari proses
lumpur aktif dan proses biofilter. Pengolahan air
limbah dengan proses aerasi kontak ini terdiri dari
dua bagian yakni pengolahan primer dan
pengolahan sekunder. Primer meliputi pengendapan
dan penyaringan. Sedangkan pada tahap sekunder
aerasi kontak, yaitu mengontakkan air limbah
dengan mikroorganisme yang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada media.
Keunggulan Aerasi Kontak
Pengelolaannya sangat mudah dan biaya
operasinya rendah Dapat digunakan untuk air
limbah dengan beban BOD yang cukup besar
Lumpur yang dihasilkan lebih sedikit dibanding
lumpur aktif Suplai udara untuk aerasi relatif
kecil
YANG MANA YANG
PALING EFEKTIF?.....
PROSES Pengolahan Sistem
biofilter anaerob-aerob
Proses ini pengolahan dengan biofilter
anaerob-aerob ini merupakan pengembangan
dari proses proses biofilter anaerob dengan
proses aerasi kontak
Pengolahan air limbah dengan proses biofilter
anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian
yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob
(anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir,
dan jika perlu dilengkapi dengan bak
kontaktor khlor. Pada proses ini limbah
dilakukan filter terlebih dahulu baru dilakukan
aerasi kontak
Keunggulan
Pengelolaannya sangat mudah
Biaya operasi rendah
Dibandingkan proses lumpur aktif, lumpur
yang dihasilkan relatif sedikit
Dapat menghilangkan N dan Phosphor yang
dapat menyebabkan eutrhopikasi
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil
Bisa untuk BOD besar
Dapat menghilangkan padatan tersuspensi
dengan baik
 Unit operasi yang paling umum dipakai
pada Pengolahan Air Limbah

Grit Sedimentasi
Screen Removal Equalisasi awal Pre -
Treatment

Influent

Treatment

Proses Biologi
Effluent Post -
Treatment

Sedimentasi Chlorinasi
akhir
IPAL Komunal (Contact Aeration Type)
Contact Aeration No.1 Contact Aeration No.2
5.52m3 Sedimentation Tank
3.68m3
3m3

Sedimentation Tank Anaerobic Filter


9.33m3 5.41m3
Blower
Cap.18m3/hr

670
1000

2000

Back Wash

200 2330 1350 1380 920 750

7930

200

2000
Weir

200
ANAEROBIC FILTER
Sewage Treatment System Using
Activate Sludge Process(lumpur aktif)
Prinsip Contact Aeration Process

Valves for Backwash


Blower Air Release

Media Media

Media Media

Diffuser Diffuser for Backwash


Dissolved Oxygen

Mixing
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai