Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PENGARUH AERASI DALAM CONSTRUCTED WETLAND

PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Meningkatnya kuantitas limbah domestik tanpa peningkatan kualitas dan


kuantitas badan air penerima, akan menyebabkan pencemaran badan air akibat
kuantitas limbah yang masuk ke badan air melebihi daya tampung maupun daya
dukungnya1. Iris pseudoacorus sangat cocok untuk pengolahan limbah dengan
sistem lahan basah buatan. Iris pseudoacorus memiliki sistem perakaran yang
banyak dan cukup kuat untuk menyerap zat organik. Selain itu Iris pseudoacorus
dapat menyerap unsur hara lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan untuk
pertumbuhan dan menyimpannya dalam jaringannya dibanding tanaman air
lainnya2 Iris pseudacorus dapat dimanfaatkan untuk pengolahan limbah karena
kemampuannya untuk hidup di lingkungan tercemar. Iris pseudacorus mampu
mengangkut dan mentranslokasikan berbagai kontaminan di sekitarnya melalui
penyerapan oleh akar. Iris pseudacorus memiliki sistem perakaran yang banyak
dan cukup kuat untuk menyerap zat organic.

Reaktor constructed wetland dengan menambakan aerasi mampu


meningkatkan penyisihan BOD jika dibandingkan dengan sistem lahan basah
buatan tanpa tambahan aerasi. Penyisihan pencemar organik dengan waktu detensi
4 hari, mampu mencapai penyisihkan pencemar organik 91,2-94,9% atau kualitas
efluen sebesar 4,1- 7,1 mg/L (Panelin, 2016). Berdasarkan studi literatur yang
telah dilakukan, penelitian terdahulu belum meneliti lebih lanjut terkait dengan
kemampuan kombinasi tanaman Iris pseudoacorus dan penambahan aerasi pada
wetland dalam mengurangi kandungan BOD, dan amonia (NH3) dalam air limbah
domestik greywater, untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap kemampuan
kombinasi kedua hal tersebut.

Reaksi tersebut menunjukkan peranan oksigen dalam memecah rantai organik


menjadi bentuk lain yakni CO2 dan H2O. Oleh karena itu, aerasi memiliki
peranan penting dalam proses yang terjadi pada reaktor wetland. Pengaruh dari
aerasi pada sistem wetland ini dapat dilihat pada hasil penyisihan pada reaktor
dengan aerasi lebih tinggi dibanding dengan yang tanpa aerasi, hal ini disebabkan
oleh adanya injeksi udara dari aerator yang meningkatkan kandungan oksigen
terlarut pada air limbah didalam reactor

1
Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan
perairan
2
Hidayah, E.N. dan W. Aditya. (2010). Potensi dan pengaruh tanaman pada pengolahan
air limbah domestic
JURNAL KEMAMPUAN BIOFILTER ANAEROB BERDASARKAN
JENIS MEDIA DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TAHUN 2016

Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri
dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat
yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian
lingkungan. Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik
sehingga memudahkan di dalam pengolahannya. Sebaliknya, limbah industri lebih
sulit pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat
organik lain yang bersifat toksik.3

Pembiakan mikroba merupakan langkah awal dari penelitian reaktor


biologis, dilakukan upaya secara alami untuk mengembangbiakkan
mikroorganisme di dalam reaktor yaitu dengan sistem batch, media dan air limbah
yang sudah ada direaktor di diamkan beberapa lama sampai mikroorganisme
melekat ke media lembaran plastik. Setelah dilakukan proses pengembang biakan
bakeri, dengan waktu tinggal selama 12 hari dan dilihat lapisan lendir atau biofilm
yang sudah menebal, air limbah tersebut dibuang dan segera diganti dengan air
limbah domestik yang baru dengan waktu tinggal selama 4 jam. Kemampuan
mikroorganisme pada media lembar plastik dapat dilihat dari persentase
penurunan kadar BOD, COD dan PH. Terjadinya penurunan BOD, COD dan PH
menunjukkan adanya aktifitas mikroorganisme yang telah menempel semakin
banyak dan mendegradasi senyawa organik yang ada di dalam air limbah
domestic tersebut

Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%


karbon dan dihasilkan dari bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Selain dapat digunakan sebagai bahan bakar, arang juga dapat
digunakan sebagai adsorben. Daya serap dipengaruhi oleh luas permukaan
partikel dan kemampuan ini akanmenjadi lebih tinggi bila arang tersebut
dilakukan proses aktivasi. Dengan proses aktivasi, arang mengalami perubahan
sifat fisika dan kimia. Dalam penelitian ini arang yang digunakan adalah arang
non aktif yang dibakar sendiri dengan suhu tinggi. 4 Tempurung kelapa dipilih
karena karbon yang terbuat dari tempurung kelapa paling efektif dibandingkan
dengan arang kayu, bentuk serbuk dari tempurung kelapa memiliki struktur yang
lebih halus dibandingkan tempurung kelapa jenis granular, sehingga bentuk
serbuk biasa digunakan pada fase gas karena strukturnya yang halus apabila
digunakan pada fase cair maka akan menyebabkan warna adsorbat terganggu.

3
Anita Nurfitriyani, dkk. (2012). Penentuan Efisiensi Penyisihan Kromium Heksavalen
(Cr6+) Dengan Adsorbsi Menggunakan Tempurung Kelapa Secara Kontinyu
4
Idaman Said, Nusa dan Ruliasih. (2005). Tinjauan Aspek Teknis Pemilihan Media
Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah
Efektivitas Pengolahan Air Limbah Domestik Grey Water Dengan Proses
Biofilter Anaerob dan Biofilter Aerob (Studi Kasus: IPAL INBIS Permata
Bunda, Bontang)

Kontribusi air limbah domestik dari rumah tangga terhadap pencemaran


air permukaan adalah 78,9%, untuk wilayah komersil/toko dan perkantoran 1 3,1
%, dan kontribusi air limbah dari industri 8%, beban pencemar untuk polutan
organik terbesar adalah 73,4% yang berasal dari rumah tangga. Air limbah
domestik non toilet/kakus disebut sebagai grey water, yang merupakan air limbah
domestic berasal dari air mandi, air cuci dan air dari dapur.5

Karakteristik limbah domestik grey water berbeda dengan black water


untuk kandungan total coliform, namun sebagai bahan evaluasi IPAL Domestik
INBIS diharapkan dilengkapi dengan proses klorinasi menggunakan klorin
sebagai disinfektan. Proses klorinasi bisa diletakkan untuk melengkapi bak kontrol
pada akhir proses dimana proses klorinasi merupakan inaktivasi pathogen atau
bakteri. Penggunaan klorin yang mudah larut dalam air dan efektivitas reduksi
total coliform bisa mencapai 98%, penggunaan klorin sebagai disinfektan perlu
memperhatikan residu klor yang dihasilkan.

Parameter BOD umumnya memiliki nilai yang lebih rendah dari COD,
nilai BOD pada air limbah menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
oleh mikroba untuk mendegradasi/mengoksidasi atau bahan organik sebagai
bahan pencemar. Sedangkan nilai COD yang lebih tinggi dari BOD karena beban
pencemar senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimia lebih besar dari pada
oksidasi secara biologis.6

Efektivitas proses pengolahan air limbah domestik grey water pada IPAL
Domestik INBIS untuk parameter BOD adalah 83,86% dan untuk parameter COD
adalah 96,79%.. Nilai parameter BOD pada outlet IPAL adalah 23,4 mg/L dengan
nilai baku mutu 30 mg/L, sedangkan untuk parameter COD nilai pada outlet IPAL
adalah 62,9 mg/L dengan nilai baku mutu 100 mg/L. Parameter TSS merupakan
parameter visual yang menyebabkan kekeruhan pada air limbah. Nilai TSS
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi penetrasi sinar matahari pada perairan
sehingga mengganggu proses fotosintesis, bahan organik pada air limbah yang
menyebabkan kekeruhan terdiri dari senyawa selulosa, lemak, protein atau berupa
mikroorganisme. Parameter minyak lemak merupakan karakteristik organik pada
air limbah domestik, tumpukan minyak pada unit pengolahan dapat menyebabkan
sumbatan saluran.

5
. Christiana, I.M. Anggraini, dan H. Syahwanti, “Analisis Kualitas Air dan Status Mutu
serta Beban Pencemar Sungai Mahap di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat,
6
Y. Kusumawardani, S. Subekti, dan Soehartono, “Potensi dan Pengaruh Batang Pisang
sebagai Media Filter pada Pengolahan Air Limbah Pencucian Kendaraan bermotor
WASTEWATER TREATMENT TECHNOLOGIES: A REVIEW

Air limbah mengandung banyak bakteri patogen, mikroorganisme, padatan


tersuspensi, nutrisi, mineral, beracun logam dll. Selama beberapa tahun tujuan
utama air limbah pengobatan adalah untuk mengurangi jumlah padatan
tersuspensi, bahan yang membutuhkan oksigen, bakteri berbahaya, dan terlarut
senyawa anorganik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir lebih stress telah
ditempatkan pada peningkatan pengobatan kota proses pembuangan limbah padat.
Tradisional pengolahan air limbah secara fisik, kimia dan biologi proses
digunakan untuk menghilangkan bahan organik, nutrisi dan padatan dari air
limbah.7

Proses filtrasi membran seperti nanofiltrasi memiliki diakui sebagai cara


yang efektif untuk memberikan yang aman dan dapat diandalkan sumber pasokan
air dengan menggunakan kembali untuk air minum dan tujuan air non-minum.
Sebelum membrane proses filtrasi, air limbah diolah terlebih dahulu dengan yang
sesuai teknik untuk menghilangkan sebagian besar yang tersuspensi atau tidak
larut bahan seperti padatan tersuspensi, anorganik dan organic senyawa. ini
dilakukan untuk melindungi membran berbiaya tinggi dari kerusakan. Residu
kontaminan terutama garam logam berat terlarut. Dalam teknik perawatan, kami
mencoba untuk meningkatkan ukuran molekul polutan kemudian memilih
prosedur filtrasi membran yang sesuai untuk pemisahan polutan. Ilmu dasar
membrane proses dapat dijelaskan dengan pembentukan berat logam bentuk
kationik yang awalnya kompleks oleh abonding agent yang akan meningkatkan
berat molekul kation yang terikat dan memperbesar ukuran molekul menjadi a
ukurannya lebih besar dari pori-pori membran yang digunakan pemisahan

Pemanfaatan Alga dalam Pengolahan Air Limbah, dalam 50 tahun


terakhir, pengolahan air limbah secara biologis sistem yang menggunakan
mikroalga semakin populer, dan memang begitu sekarang umumnya percaya
bahwa pengolahan air limbah alga sistem sama suksesnya dengan pengobatan
konvensional sistem. Karena karakteristiknya, air limbah alga sistem pengolahan
telah menjadi alternatif biaya rendah yang layak untuk sistem perawatan yang
lebih canggih dan mahal, khususnya untuk air limbah perkotaan. Alga pulih dari
kolam pengolahan biasanya digunakan sebagai nitrogen dan suplemen fosfor
dalam pertanian, dan mungkin juga demikian difermentasi untuk menghasilkan
energi dari metana. Alga adalah mampu menghilangkan zat beracun seperti
selenium, seng dan arsenik dari lingkungan perairan oleh mengumpulkan zat-zat
di dalamnya.8

REVIEW ON WASTE WATER TREATMENT TECHNOLOGIES


7
igneswaran S, Ngo HH, Chaudhary DS, Hung YT. “Physico-chemical treatment
processes for water reuse.
8
Un UT, Ocal SE.”Removal of heavy metals (Cd, Cu, Ni) by electrocoagulation”,
Reaktor lumpur aktif aerobik telah digunakan dalam skala terbatas sebagai
bio-scrubber untuk pengobatan udara berbau. Meskipun banyak laporan positif
dari penuh aplikasi skala di Amerika Utara, sedikit data tersedia pada kinerja
actual dari sistem ini dengan keprihatinan luas pada pengurangan efisiensi
pengendapan karena perubahan pada organisme berserabut dan kawanan bakteri.
Ini kekhawatiran berkurang di MBR di mana pengendapan gravitasi mikroba
larutan diganti dengan filtrasi fisik. Juga, difusi dan biokonversi gas berbau adalah
fungsi dari waktu kontak, ukuran gelembung, dan konfigurasi reactor. 9

MBR terendam menggabungkan unit membran dalam bioreaktor dan


mengandalkan gas dan cairan scouring untuk membersihkan permukaan
membran. Sejak operasi peternakan modern dilengkapi dengan blower dan
ventilasi sistem, kipas penguat dapat ditambahkan meningkatkan tekanan aliran
keluar. Konsep ini dulu dieksplorasi dalam upaya penelitian masa lalu ketika
tempat tidur biofilter (kompos dan serpihan kayu) diuji untuk menghilangkan bau.

Pengolahan air limbah anaerobik adalah pengolahan air limbah biologis


tanpa penggunaan udara atau unsur oksigen. Aplikasi diarahkan untuk
menghilangkan organic polutan dalam air limbah, bubur dan lumpur. Penggantian
lengkap teknologi aerobik dengan anaerobik belum mungkin sebagai kualitas
efluen anaerobic sistem pengolahan belum maksimal. Itu pengolahan anaerobik
dianggap sebagai teknik pretreatment dan telah diterapkan di Kolombia, Brasil,
dan India, menggantikan proses lumpur aktif yang lebih mahal. Ada berbagai
jenis digester tersedia, beberapa telah terbukti efektif dari waktu ke waktu, dan
yang lainnya masih diuji. Salah satu digester yang paling cocok untuk kondisi
tropis adalah UASB (Up flow Anaerobic Sludge Blanket).

Harada telah mengusulkan limbah mandiri sistem pengobatan dengan


kombinasi UASB sebagai unit pretreatment dan aerobic reaktor Aliran Bawah
Spons Gantung (DHS) reaktor sebagai unit pasca perawatan. Itu diusulkan
bioconenoses anaerobik-aerobik UASB dan DHS memenuhi kebutuhan akan
sistem perawatan yang disederhanakan untuk berkembang negara karena biaya
rendah, dan kesederhanaan operasional, bersama dengan keberlanjutan sistem
secara keseluruhan10.

9
Tajrishi, M. and A. Abrishamchi, 2005. Integrated Approach to Water and Wastewater
Management for Tehran, Iran, "Water Conservation, Reuse and Recycling
10
Bowker, R.P.G., 2000. Biological odour control by diffusion into activated sludge
basins.

Anda mungkin juga menyukai