Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348736891

PROSES DESINFEKSI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENJADI


AIR BERSIH SEBAGAI AIR BAKU AIR MINUM

Article · July 2013


DOI: 10.36456/waktu.v11i2.815

CITATIONS READS

5 656

2 authors:

Rhenny Ratnawati Sugito Sugito


PGRI University of Adi Buana PT Infineon Technologies, Indonesia
41 PUBLICATIONS   117 CITATIONS    68 PUBLICATIONS   67 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Composting of Rumen Content Waste Using Anaerobic-anoxic-oxic (A2/o) System View project

Composting of Slaughterhouse Solid Waste View project

All content following this page was uploaded by Rhenny Ratnawati on 28 December 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Rhenny Ratnawati & Sugito : Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih
Sebagai Air Baku Air Minum

PROSES DESINFEKSI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENJADI AIR


BERSIH SEBAGAI AIR BAKU AIR MINUM

Rhenny Ratnawati dan Sugito*)

Abstrak

Permasalahan air bersih semakin berkembang akibat kerusakan lingkungan dan


pencemaran air limbah domestik. Upaya pengolahan air limbah domestik dilakukan untuk
mereduksi bahan organik dan logam-logam yang mencemari air permukaan sebagai bahan baku
air bersih.Aplikasi Biofilter terpadukan dengan teknologi filtrasi berbasis multimedia filter dapat
menghasilkan air bersih yang memenuhi standar sehingga menghemat energi proses dan biaya
pengolahan. Air olahan dapat ditingkatkan sebagai air baku untuk air bersih dan air minum. Pada
penelitian ini dilakukan kajian proses Desinfeksi pada pengolahan air limbah domestik menjadi air
baku yang dapat dikembangkan menjadi air bersih dan air minum. Penelitian dilakukan secara
terpadu menggunakan aplikasi Biofilter dengan Fltrasi dilanjutkan dengan proses Desinfeksi.
Reaktor Biofilter tersusun secara terpadu dengan kombinasi reaktor anaerobik dan aerobik
menggunakan media batu koral diameter 1-2 cm untuk optimalisasi removal bahan organik.
Filtrasi dilakukan dengan menggunakan resin katio-anion, pasir silika dan manganess greensand.
Desinfeksi menggunakan bahan Kaporit dengan dosis 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm,
300 ppm, 350 ppm, dan 400 ppm untuk menurunkan kandungan bakteri Escherecia Coli. Sampel
air limbah yang digunakan adalah air limbah Puskesmas.Target yang ingin dicapai adalah untuk
memperoleh air baku air bersih atau air minum dari air limbah domestik yang memenuhi baku
mutu.Data kualitas air dianalisis di laboratorium menggunakan metode penelitian air secara
lengkap untuk parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Perbandingan parameter antara kualitas
influen dan efluen menunjukkan kapasitas unjuk kerja reaktor dan proses desinfeksi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pada pemberian kaporit dengan dosis 350 ppm dan 400 ppm telah
diperoleh air olahan yang tidak mengandung bakteri Esherecia Coli sehingga memenuhi baku
mutu kualitas air bersih sesuai Permenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990 Hasil penelitian ini
berupa air olahan memenuhi syarat yang dapat dimanfaatkan kembali (recycle) sehingga dapat
menekan biaya operasional institusi yang menghasilkan air limbah.

Kata kunci : Air Bersih, Air Limbah Domestik, Biofilter, Desinfeksi, Filtrasi,

PENDAHULUAN 2006). Air hasil olahan pengolahan air


Peningkatan jumlah penduduk berdampak limbah domestik dapat digunakan kembali
pada meningkatnya kebutuhan air bersih. untuk kebutuhan proses produksi, menyiram
Saat ini keberadaan air bersih semakin sulit tanaman, mencuci kendaraan, dan sebagai
diperoleh akibat penggundulan hutan dan air gelontor. Pemanfaatan kembali dari
pencemaran air. Musim kemarau yang lebih efluen pengolahan air limbah domestik dapat
panjang pada tahun 2012 berdampak pada menghemat penggunaan air bersih dari
menurunnya kuantitas dan kualitas serta PDAM, sehingga dapat mengurangi
kontinuitas air bersih. Minimnya debir air pengeluaran finansial dari rumah tangga dan
bersih menyebabkan beban pencemaran institusi. Proses pengolahan air limbah
semakin tinggi pada air permukaan. domestik dapat dilakukan secara biologis
Buruknya sanitasi akan menyebabkan dengan Biofilter.
kualitas lingkungan yang berbahaya bagi Teknologi Biofilter adalah suatu
kesehatan manusia, (Hermana, 2008). istilah dari reaktor pengolahan air limbah
Pencemaran air limbah domestik secara biologis dengan menumbuhkan
menurunkan kualitas air permukaan yang mikroba pada suatu media membentuk
digunakan sebagai air baku. Oleh karena itu lapisan biofilm. Mikroorganisme dalam
pengolahan air limbah domestik sudah biofilm ini mampu mendegradasi bahan
seharusnya dilakukan secara serius karena organik (BOD) yang terlarut dalam air
selain demi kesehatan manusia, efluen yang limbah.
dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali.
Pemenuhan kebutuhan air bersih
dapat dilakukan dengan memanfaatkan *) Dosen Teknik Lingkungan
kembali air limbah domestik (Erikkson, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 02–Juli 2013–ISSN : 1412-1867 1


Rhenny Ratnawati & Sugito : Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih
Sebagai Air Baku Air Minum

Biofilter memiliki kemampuan yang sangat semua patogen yang ada di dalam air minum
baik dalam mengolah air limbah domestik dalam waktu dan suhu tertentu, 2)
(Metcalf & Eddy,2004). Pada penelitian ini desinfektan yang digunakan tidak beracun,
dikembangkan Reaktor Biofilter untuk 3) beaya pengadaannya murah,
mengolah air limbah puskesmas (Ifadah dan penyimpanannya aman, 4) kadar dalam air
Sugito, 2012) dengan mengacu pada criteria minum mudah dianalisis, 5) masih
desain model IPAL yang telah dibuat menyisakan sejumlah konsentrasi tertentu
sebelumnya, (Komariyah dan Sugito, 2011). sebelum air dikonsumsi, (Fair, 1971).
Pengolahan air limbah domestik Bahan kimia yang digunakan dalam
dengan Biofilter aerobik menggunakan proses desinfeksi adalah senyawa kelompok
media pecahan batu kali diperoleh efisiensi halogen. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyisihan BOD sebesar 95% pada beban efektivitas proses desinfeksi adalah : 1) jenis
hidrolik 0,70 m3/m2.hari dan beban organik desinfektan, 2) jenis mikroorganisme, 3)
0,093 kg/m3.hari (Sugito,2008). konsentrasi dan lama waktu, 4) pH, dan 5)
Pemanfaatan kombinasi Biofilter aerobik temperatur. Berdasarkan kajian tersebut
dan anaerobik untuk mengolah air limbah maka dalam penelitian ini digunakan bahan
Puskesmas diperoleh penurunan yang Kaporit. Hal ini didasarkan karena sifatnya
sangat signifikan, yaitu konsentrasi BOD yang sangat baik dalam meginaktivasi
sebesar 8 mg/l pada efluen (Ifadah & Sugito, mikroorganisme dalam air.Kelarutan gas klor
2012). Berdasarkan hal ini maka sangat ke dalam air adalah 7300 mg/L pada suhu
memungkinkan dilakukan pengolahan 68oF dan tekana 1 atm. Di bawah suhu
efluen ini untuk memperoleh kembali air 49,2oF , klor bebas bereaksi dengan
bersih. Untuk mengatasi kesulitan air bersih, membentuk es klorin, yang dapat merusak
maka perlu dilakukan penelitian pengolahan peralatan. Oleh karena itu suhu penguapan
efluen produk pengolahan air limbah dan pencampurannya dengan air harus di
domestik dengan menggunakan teknologi atas suhu tersebut.
filtrasi berbasis multimedia filter yang Kelemahan desinfeksi dengan
dilanjutkan dengan proses desinfeksi untuk menggunakan klor adalah terbentuknya
menghilangkan mikroorganisme. senyawa trihalometan (THM) yang
Hasil penelitian Sugito dan AlKholif berbahaya. Oleh karena itu harus dilakukan
(2012) tentang aplikasi Biofilter dan Filtrasi treatment untuk dapat menghilangkan
menunjukkan kinerja yang sangat baik untuk senyawa THM ini. Untuk itu dalam penelitian
menghasilkan air bersih yang memenuhi ini digunakan material karbon aktif sebagai
standar. Air olahan sangat memungkinkan media filtrasi yang dapat mengabsorbsi,
untuk digunakan sebagai air baku air minum, sekaligus untuk menyerap bau dari air
sehingga perlu dilakukan analisis lanjutan limbah sebagai air baku.
terhadap kualitas mikrobiologis. Parameter Berdasarkan uraian pada latar belakang di
mikrobiologis merupakan aspek yang sangat atas, maka permasalahan dalam penelitian
penting diperhatikan untuk menurunkan ini adalah, ” Bagaimanakah efisiensi
jumlah kasus penyakit diare yang selalu penggunaan kaporit dalam menurunkan
terjadi terlebih pada saat terjadinya kandungan total koliform air olahan Biofilter
pencemaran air. Oleh karena itu perlu terpadukan Filtrasi untuk menghasilkan air
dilakukan proses desinfeksi untuk yang memenuhi standar kualitas air minum.
menurunkan kandungan total koliform Tujuan penelitian adalah untuk
sampai konsentrasi not available (NA), mengkaji proses desinfeksi pada aplikasi
sehingga memenuhi standar kualitas air Reaktor Biofilter terpadukan Teknologi
minum. Filtrasi berbasis media filter untuk
Proses desinfeksi merupakan memenuhi kebutuhan air minum dari bahan
metode untuk membunuh mikroorganisme baku air limbah domestik.
yang tidak dikehendaki berada dalam air Penelitian ini perlu dilakukan karena sangat
minum, seperti bakteri patogen sebagai bermanfaat bagi masyarakat diantaranya :
penyebab berbagai penyakit, (Hadi. 2005, 1). Kondisi air alami saat ini telah banyak
Said 2011). Desinfeksi merupakan benteng terkontaminasi dengan berbagai bahan
manusis terhadap paparan mikroorganisme pencemar seperti ion ion polutan yang
patogen penyebab penyakit seperti bakteri, menjadikan air tidak aman lagi untuk
virus, dan protozoa. Untuk memenuhi dikonsumsi; 2). Meningkatnya kebutuhan
pertimbangan praktis desinfeksi harus air bersih akibat peningkatan jumlah
memenuhi persyaratan, diantaranya : penduduk, dan 3). Meningkatnya industri
1)dapat membunuh berbagai jenis dan penghasil limbah cair domestik yang

2 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 02–Juli 2013–ISSN : 1412-1867


Rhenny Ratnawati & Sugito : Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih
Sebagai Air Baku Air Minum

berpotensi mengandung pencemar serta ion percobaan untuk dilakukan analisis


ion logam karena tidak melakukan kualitas lengkap untuk parameter
pengolahan secara standar sehingga fisik, kimia dan mikrobiologis di
mencemari air permukaan yang digunakan laboratorium.
sebagai air baku PDAM.
Alat dan Bahan Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Alat alat yang digunakan dalam
Penelitian ini diawali dengan tes penelitian ini adalah sebagai berikut :
laboratorium tentang kandungan total Reaktor Biofilter,kran Ø ½”,pipa Ø
koliform pada air hasil olahan Biofilter tanpa ½”,pipa PVC Ø 4“ , Ø 6“, Ø 8“, Pipa
dilakukan desinfeksi. Hasil tes laboratorium PVC, Jirigen, Lem PVC, Tandon, air
diperoleh kandungan Fecal Coli sebesar limbah, Pompa, dan Perangkat alat
1880/100 ml dan bakteri golongan Coli analisis parameter air bersih
sebesar 2060/100 ml. Parameter ini harus Bahan-bahan yang digunakan dalam
diturunkan sampai batas sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Baku Mutu Lingkungan (BML) dengan Resin kation dan anion, Reagen analisi
menggunakan treatment desinfeksi. BOD, aquadest , Pasir silika,
Manganeese Greensand, Karbon aktif,
Reaktor Percobaan dan Kaporit
Rangkaian reactor percobaan dalam
penelitian ini terdiri dari dari 3 (tiga) tabung Prosedur Percobaan
silindris yang tersusun seridengan sistem Langkah-langkah dalam penelitian ini
aliran up-flow downflow , dimana pada dilakukan sebagai berikut:
tabung pertama dilakukan treatment multi 1. Mengoperasikan reactor Biofilter
media filter berupa pasir silika, manganeese dengan bahan baku air limbah
greensand, dan karbon aktif, tabung kedua domestic dari puskesmas dengan
dilakukan treatment ion exchange debit 6 m3/ hari
menggunakan resin sintetis anion, dan 2. Menambahkan kaporit pada bak
tabung ketiga merupakan perlakuan dengan clarifier dengan dosis mulai dari
resin kation. Treatment desinfeksi dilakukan konsentrasi terendah sebesar 100
pada bak clarifier reaktor biofilter sebelum air ppm dan dilakukan pengadukan
menuju reaktor filtrasi. 3. Memompa air olahan dari bak
clarifier menuju reactor filtrasi yang
Variabel Penelitian berisi multi media filtrasi dengan
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : aliran upflow-downflow agar
1. Variabel bebas ; yaitu Konsentrasi diperoleh air olahan yang sangat
Kaporit berturut turut : 100 ppm, 150 baik
ppm, 200 ppm, 250 ppm. 300 ppm, 350 4. Mengambil sampel air yang keluar
ppm, dan 400 ppm. dari reactor filtrasi terakhir untuk
2. Variabel terikat : yaitu kualitas air dilakukan pengujian parameter
olahan secara fisik, kimia dan biologis kualitas air bersih
berupa bakteri Esherecia Coli 5. Menguji kualitas air terolah secara
fisis, kimia, dan biologis berupa
Populasi dan Sampel Esherecia Coli di Laboratorium
1. Populasi dalam penelitian ini adalah dengan metode mengacu Standart
air limbah terolah dalam reaktor Methods APHA AWWA 2008,
Biofilter pada bak Clarifier (Alaerts dan Sumestri, 2008)
dilanjutkan dengan media Filtrasi 6. Menganalisis data percobaan berupa
dan desinfeksi dengan kapasistas parameter kualitas air dengan
debit 6 M2/ hari. menggunakan diagram dan grafik
2. Sampel untuk setiap running untuk mengkaji pengaruh
percobaan penambahan Kaporit penggunaan dosis kaporit.
secara kontiyu melewati reaktor
Filtrasi dalam penelitian ini adalah air HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
olahan pada bak Clarifier sebanyak Hasil analisis uji laboratorium untuk
1 M2 . Dari air olahan terakhir parameter Esherecia Coli setelah dilakukan
setelah melewati pengolahan treatment filtrasi dan Desinfeksi dengan
lengkap selanjutnya diambil masing- menggunakan berbagai variasi dosis kaporit
masing 1.500 ml setiap kali running disajikan pada gambar 1. sebagai berikut :

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 02–Juli 2013–ISSN : 1412-1867 3


Rhenny Ratnawati & Sugito : Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih
Sebagai Air Baku Air Minum

DIAGRAM EFISIENSI PENURUNAN E.COLI


102%
100%
98%
96%
EFISIENSI

94%
92%
90%
88%
86%
84%
100 150 200 250 300 350 400
DOSIS KAPORIT (ppm)

Gambar 1. Diagram Efisiensi Penurunan E-Coli

Gambar 2.a. dan 2.b. menunjukkan ambang batas yang ditetapkan oleh
konsentrasi parameter air bersih berupa kation Permenkes tentang kualitas air bersih.
dan anion setelah proses pengolahan lengkap Konsentrasi kation diwakili oleh kandungan
dengan Biofilter, Filtrasi dan Desinfeksi. Besi dan Seng juga sangat memenuhi syarat
Beberapa parameter anion yang terdeteksi sebagai air bersih yang dapat dimanfaatkan
dengan konsentrasi kecil adalah sulfat, klorida, kembali.
nitrat, flourida dengan hasil jauh di bawah

GRAFIK KONSENTRASI ANION


70
60
KONSENTRASI (mg/l)

50
40 Khlorida
30 Sulfat
20 Nitrat
10 Flourida
0
I II III IV V VI VII
DOSIS KAPORIT

Gambar 2.a. Konsentrasi anion pada berbagai variasi dosis kaporit

4 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 02–Juli 2013–ISSN : 1412-1867


Rhenny Ratnawati & Sugito : Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih
Sebagai Air Baku Air Minum

GRAFIK KONSENTRASI BESI dan


SENG
0.4

KONSENTRASI (mg/l) 0.3

0.2
Besi
0.1 Seng

0
I II III IV V VI VII
DOSIS KAPORIT

Gambar 2.b. Konsentrasi ion Besi dan Seng pada berbagai konsentrasi dosis kaporit

Secara umum dapat dikatakan menunjukkan angka yang memenuhi syarat


bahwa konsentrasi nanion klorida , sulfat, sebagai air bersih.
flourida, dan nitrat berapa pada konsentrasi
yang sangat aman dibandingkan dengan b. Parameter Kimiawi
BML kualitas air bersih. Pada penambahan Secara umum semua parameter
kaporit mulai dari dosis 150 ppm sampai kimia menunjukkan bahwa air olahan sangat
dengan 400 ppm konsentrasi anion layak digunakan sebagai air bersih dan air
semuanya berada di bawah 20 ppm. baku air minum. Media filter berfungsi secara
Peningkatan klorida pada penambahan efektif meremoval kandungan kimiawi dalam
kaporit dengan dosis 350 dan 400 ppm air. Kinerja resin sangat efektif dalam dapat
mengalami kenaikan disebabkan karena menurunkan ion Kalsium dalam bentuk
kandungan atom Khlor dalam kaporit yang kesadahan sebesar 90% pada perpaduan
lepas menjadi anion khlorida. penambahan kaporit sebesar 300 ppm,
Berdasarkan hasil penelitian di atas namun ion kalsium mengalami kenaikan
selanjutnya dilakukan kajian antara influen seiring dengan penambahan kaporit yang
yakni air olahan biofilter terhadap efluen semakin besar pada penambahan 350 ppm
terolah setelah proses desinfeksi dan dan 400 ppm. Hal ini dimungkinkan karena
treatment dengan multimedia gabungan peningkatan konsentrasi kalcium yang
antara pasir silika, manganese greensand, terkandung dalam kaporit Parameter logam
karbon aktif, dan media resin. Fe sangat memenuhi syarat sebagai air
bersih, (gambar 2.b.), hanya sebesar 5%
a. Parameter Fisis dari baku mutu yang ditetapkan, sedangkan
Secara fisik air olahan teknologi logam Zn sebesar 0,4%. Parameter Sulfat ,
filtrasi menghasilkan air yang sangat jernih Klorida , Nitrat, dan Flourida semuanya
sehingga sangat layak digunakan sebagai sangat memenuhi syarat baku mutu karena
air bersih. Produk air hasil filtrasi tidak konsentrasinya jauh di bawah baku mutu
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. yang ditetapkan seperti gambar 2.a.
Bau limbah awal direduksi oleh media filter
yaitu penggunaan karbon aktif. Media ini c. Parameter Mikrobiologis
melakukan absorbsi secara efektif. Air olahan sudah tidak mengandung
Parameter kekeruhan air hasil olahan adalah koliform dalam penelitian ini. Konsentrasi
sangat kecil dibandingkan dengan baku total koliform pada air olahan mencapai 0
mutu yang ditetapkan sebesar 25 NTU. MPN/100 mL pada penambahan kaporit
Kinerja media filtrasi terhadap kekeruhan dengan dosis 350 ppm dan 400 ppm. Seperti
dapat meremoval sebesar 70% terjadi pada yang dibahas dalam kajian teori bahwa
perpaduan dengan penambahan kaporit penggunaan senyawa desinfektan kaporit
sebesar 250 ppm. Parameter Zat padat juga sangat efektif dalam menurunkan
mokroorganisme.

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 02–Juli 2013–ISSN : 1412-1867 5


Rhenny Ratnawati & Sugito : Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih
Sebagai Air Baku Air Minum

Senyawa klor memiliki kelarutan KESIMPULAN DAN SARAN


yang sangat baik, sehingga mampu Kesimpulan
membunuh bakteri Esherecia Coli yang Kinerja media filtrasi perpaduan
terlarut dalam air. Angka ini sangat pasir silika, manganess greensand, karbon
memenuhi syarat sebagai air bersih dan aktif dan resin untuk mengolah air olahan
selanjutnya dapat dipertimbangkan menjadi Biofilter mampu menghasilkan air bersih
air baku untuk air minum dengan yang memenuhi standart kualitas dari aspek
pengolahan lanjut. fisik dan kimiawi dan biologis , seperti yang
Perpaduan teknologi Biofilter dan ditetapkan oleh Permenkes RI No :
Filtrasi berbasis multimedia filter dan 416/MENKES/PER/IX/1990. Proses
desinfeksi menggunakan kaporit dapat desinfeksi menggunakan kaporit dalam
mengolah air limbah domestik menjadi air penelitian ini menghasilkan kualitas air
bersih yang memenuhi syarat baku mutu dengan parameter mikrobiologis E. Coli
lingkungan yang ditetapkan oleh Permenkes sebesar 0 MPN/ 100 mL terjadi pada
RI No : 416/MENKES/PER/IX/1990. penambahan dosis kaporit sebesar 350 ppm
Teknologi ini terbukti mampu menghasilkan dan 400 ppm. Air olahan dari air limbah
air olahan yang sangat baik sehingga dapat domestik dalam penelitian ini
dimanfaatkan kembali dan sangat direkomendasikan dapat digunakan sebagai
memungkinkan digunakan sebagai air baku air baku air minum dengan proses lanjut.
air minum . Perlu dilakukan penelitian
lanjutan agar air terolah dimanfaatkan Saran
sebagai air minum sehingga dapat menekan Perlu dilakukan penelitian lanjutan
biaya penggunaan air dan kontinuitas untuk menguji parameter kualitas air
penggunaan air bersih serta air minum tetap sehingga produk air olahan siap digunakan
terjaga. Pada akhirnya air limbah tidak sebagai air minum.
menjadi masalah lagi namun dapat
dimanfaatkan kembali (recycle) untuk Ucapan Terima Kasih
menghindari pencemaran lingkungan akibat Penulis mengucapkan terima kasih
timbulan pencemar air limbah domestik dari sebesar-besarnya kepada Rektor dan
berbagai sumber. Kepala LPPM Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya yang telah memberikan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian
melalui program Hibah Adi Buana
berdasarkan surat kontrak Kepala LPPM No.
120.a.58/LPPM/VI/2013 tanggal 5 Juni 2013

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan Sumestri, S, (1987), Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.
APHA, AWWA, (1998), Standard Methods for the Examination of Water and Wasterwater, 20th
Edition, Washington.
Eriksson, E. et.al, (2006), Phytotoxicity of Grey Wastewater Evaluated by toxicity test, Urban
Water Journal, Vol.3, No.3, hal. 13 – 20.
Hadi, Wahyono.2005. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. FTSP ITS Surabaya.
Hermana, 2008, Keberlanjutan Sistem Pengelolaan Sanitasi Perkotaan dalam Perspektif
Rekayasa Ilmu Perencanaan Bangunan Pengolahan di Indonesia, FTSP ITS Surabaya
Ifadah, Siti M, & Sugito ( 2012), Kinerja IPAL Biofilter untuk Pengolahan Air Limbah Domestik di
UPT Puskesmas Janti Kota Malang. Prosiding Semnas Teknoin UII 2012, hal A93-A100,
tanggal10 November 2012
Komariyah, S. Dan Sugito. 2011. Perencanaan Biofilter di UPTD Kesehatan Puskesmas Gondang
Wetan Kabupaten Pasuruan. Jurnal Teknik WAKTU, ISSN: 1412-1867 volume 11 Nomor
01-Januari 2012
Metcalf & Eddy, (2004), Wastewater Engineering Treatment and Reuse, Fourth Editioan, McGraw-
Hill Inc, New York.
Reynold, T.D. & Richards P.A, (1996), Unit Operations and Processes in Environmental
Engineering, PWS Publishng Compeny.

6 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 02–Juli 2013–ISSN : 1412-1867


Rhenny Ratnawati & Sugito : Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih
Sebagai Air Baku Air Minum

Said,Nusa Idaman (2006), Teknologi Pengolahan Limbah Cair Sistem Biakan Melekat (Rumah
Sakit, Domestik, Industri). Pusat Teknologi Lingkungan, Jakarta.
Sall, O. & Takahashi, Y, (2006), Physical, Chemical, & Biologycal Characteristics Of Stored Grey
Water from Unsewered Suburban Dakar In Senegal, Urban Water Journal, Vol.3, No. 3,
hal. 153-164.
Sugito, dan Masrul, (2007). Perencanaan IPAL Biofilter Untuk Pengolahan Limbah Cair Industri
Tempe. Jurnal Teknik WAKTU, ISSN : 1412-1867 volume 05 Nomor 02-Juli 2007
Sugito, (2008), Pengaruh Beban Hidrolik dan Beban Organik pada Kinerja Biofilter Aerobik untuk
Pengolahan Grey Water Kota Surabaya, Proceeding Of the 7th National Conference,
Design and Aplication of Technology, UWM ISSN 1412-727 X , hal 91-98
Sugito, (2012) Pengembangan Reaktor Biofilter Terpadukan dengan Teknologi Filtrasi untuk
Mengolah air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih. Jurnal WAHANA, ISSN : 0853-4403,
Volume 59 No 2 hal 37-43, 1 Desember 2012.

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 02–Juli 2013–ISSN : 1412-1867 7

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai