net/publication/348736891
CITATIONS READS
5 656
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Composting of Rumen Content Waste Using Anaerobic-anoxic-oxic (A2/o) System View project
All content following this page was uploaded by Rhenny Ratnawati on 28 December 2022.
Abstrak
Kata kunci : Air Bersih, Air Limbah Domestik, Biofilter, Desinfeksi, Filtrasi,
Biofilter memiliki kemampuan yang sangat semua patogen yang ada di dalam air minum
baik dalam mengolah air limbah domestik dalam waktu dan suhu tertentu, 2)
(Metcalf & Eddy,2004). Pada penelitian ini desinfektan yang digunakan tidak beracun,
dikembangkan Reaktor Biofilter untuk 3) beaya pengadaannya murah,
mengolah air limbah puskesmas (Ifadah dan penyimpanannya aman, 4) kadar dalam air
Sugito, 2012) dengan mengacu pada criteria minum mudah dianalisis, 5) masih
desain model IPAL yang telah dibuat menyisakan sejumlah konsentrasi tertentu
sebelumnya, (Komariyah dan Sugito, 2011). sebelum air dikonsumsi, (Fair, 1971).
Pengolahan air limbah domestik Bahan kimia yang digunakan dalam
dengan Biofilter aerobik menggunakan proses desinfeksi adalah senyawa kelompok
media pecahan batu kali diperoleh efisiensi halogen. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyisihan BOD sebesar 95% pada beban efektivitas proses desinfeksi adalah : 1) jenis
hidrolik 0,70 m3/m2.hari dan beban organik desinfektan, 2) jenis mikroorganisme, 3)
0,093 kg/m3.hari (Sugito,2008). konsentrasi dan lama waktu, 4) pH, dan 5)
Pemanfaatan kombinasi Biofilter aerobik temperatur. Berdasarkan kajian tersebut
dan anaerobik untuk mengolah air limbah maka dalam penelitian ini digunakan bahan
Puskesmas diperoleh penurunan yang Kaporit. Hal ini didasarkan karena sifatnya
sangat signifikan, yaitu konsentrasi BOD yang sangat baik dalam meginaktivasi
sebesar 8 mg/l pada efluen (Ifadah & Sugito, mikroorganisme dalam air.Kelarutan gas klor
2012). Berdasarkan hal ini maka sangat ke dalam air adalah 7300 mg/L pada suhu
memungkinkan dilakukan pengolahan 68oF dan tekana 1 atm. Di bawah suhu
efluen ini untuk memperoleh kembali air 49,2oF , klor bebas bereaksi dengan
bersih. Untuk mengatasi kesulitan air bersih, membentuk es klorin, yang dapat merusak
maka perlu dilakukan penelitian pengolahan peralatan. Oleh karena itu suhu penguapan
efluen produk pengolahan air limbah dan pencampurannya dengan air harus di
domestik dengan menggunakan teknologi atas suhu tersebut.
filtrasi berbasis multimedia filter yang Kelemahan desinfeksi dengan
dilanjutkan dengan proses desinfeksi untuk menggunakan klor adalah terbentuknya
menghilangkan mikroorganisme. senyawa trihalometan (THM) yang
Hasil penelitian Sugito dan AlKholif berbahaya. Oleh karena itu harus dilakukan
(2012) tentang aplikasi Biofilter dan Filtrasi treatment untuk dapat menghilangkan
menunjukkan kinerja yang sangat baik untuk senyawa THM ini. Untuk itu dalam penelitian
menghasilkan air bersih yang memenuhi ini digunakan material karbon aktif sebagai
standar. Air olahan sangat memungkinkan media filtrasi yang dapat mengabsorbsi,
untuk digunakan sebagai air baku air minum, sekaligus untuk menyerap bau dari air
sehingga perlu dilakukan analisis lanjutan limbah sebagai air baku.
terhadap kualitas mikrobiologis. Parameter Berdasarkan uraian pada latar belakang di
mikrobiologis merupakan aspek yang sangat atas, maka permasalahan dalam penelitian
penting diperhatikan untuk menurunkan ini adalah, ” Bagaimanakah efisiensi
jumlah kasus penyakit diare yang selalu penggunaan kaporit dalam menurunkan
terjadi terlebih pada saat terjadinya kandungan total koliform air olahan Biofilter
pencemaran air. Oleh karena itu perlu terpadukan Filtrasi untuk menghasilkan air
dilakukan proses desinfeksi untuk yang memenuhi standar kualitas air minum.
menurunkan kandungan total koliform Tujuan penelitian adalah untuk
sampai konsentrasi not available (NA), mengkaji proses desinfeksi pada aplikasi
sehingga memenuhi standar kualitas air Reaktor Biofilter terpadukan Teknologi
minum. Filtrasi berbasis media filter untuk
Proses desinfeksi merupakan memenuhi kebutuhan air minum dari bahan
metode untuk membunuh mikroorganisme baku air limbah domestik.
yang tidak dikehendaki berada dalam air Penelitian ini perlu dilakukan karena sangat
minum, seperti bakteri patogen sebagai bermanfaat bagi masyarakat diantaranya :
penyebab berbagai penyakit, (Hadi. 2005, 1). Kondisi air alami saat ini telah banyak
Said 2011). Desinfeksi merupakan benteng terkontaminasi dengan berbagai bahan
manusis terhadap paparan mikroorganisme pencemar seperti ion ion polutan yang
patogen penyebab penyakit seperti bakteri, menjadikan air tidak aman lagi untuk
virus, dan protozoa. Untuk memenuhi dikonsumsi; 2). Meningkatnya kebutuhan
pertimbangan praktis desinfeksi harus air bersih akibat peningkatan jumlah
memenuhi persyaratan, diantaranya : penduduk, dan 3). Meningkatnya industri
1)dapat membunuh berbagai jenis dan penghasil limbah cair domestik yang
94%
92%
90%
88%
86%
84%
100 150 200 250 300 350 400
DOSIS KAPORIT (ppm)
Gambar 2.a. dan 2.b. menunjukkan ambang batas yang ditetapkan oleh
konsentrasi parameter air bersih berupa kation Permenkes tentang kualitas air bersih.
dan anion setelah proses pengolahan lengkap Konsentrasi kation diwakili oleh kandungan
dengan Biofilter, Filtrasi dan Desinfeksi. Besi dan Seng juga sangat memenuhi syarat
Beberapa parameter anion yang terdeteksi sebagai air bersih yang dapat dimanfaatkan
dengan konsentrasi kecil adalah sulfat, klorida, kembali.
nitrat, flourida dengan hasil jauh di bawah
50
40 Khlorida
30 Sulfat
20 Nitrat
10 Flourida
0
I II III IV V VI VII
DOSIS KAPORIT
0.2
Besi
0.1 Seng
0
I II III IV V VI VII
DOSIS KAPORIT
Gambar 2.b. Konsentrasi ion Besi dan Seng pada berbagai konsentrasi dosis kaporit
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan Sumestri, S, (1987), Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.
APHA, AWWA, (1998), Standard Methods for the Examination of Water and Wasterwater, 20th
Edition, Washington.
Eriksson, E. et.al, (2006), Phytotoxicity of Grey Wastewater Evaluated by toxicity test, Urban
Water Journal, Vol.3, No.3, hal. 13 – 20.
Hadi, Wahyono.2005. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. FTSP ITS Surabaya.
Hermana, 2008, Keberlanjutan Sistem Pengelolaan Sanitasi Perkotaan dalam Perspektif
Rekayasa Ilmu Perencanaan Bangunan Pengolahan di Indonesia, FTSP ITS Surabaya
Ifadah, Siti M, & Sugito ( 2012), Kinerja IPAL Biofilter untuk Pengolahan Air Limbah Domestik di
UPT Puskesmas Janti Kota Malang. Prosiding Semnas Teknoin UII 2012, hal A93-A100,
tanggal10 November 2012
Komariyah, S. Dan Sugito. 2011. Perencanaan Biofilter di UPTD Kesehatan Puskesmas Gondang
Wetan Kabupaten Pasuruan. Jurnal Teknik WAKTU, ISSN: 1412-1867 volume 11 Nomor
01-Januari 2012
Metcalf & Eddy, (2004), Wastewater Engineering Treatment and Reuse, Fourth Editioan, McGraw-
Hill Inc, New York.
Reynold, T.D. & Richards P.A, (1996), Unit Operations and Processes in Environmental
Engineering, PWS Publishng Compeny.
Said,Nusa Idaman (2006), Teknologi Pengolahan Limbah Cair Sistem Biakan Melekat (Rumah
Sakit, Domestik, Industri). Pusat Teknologi Lingkungan, Jakarta.
Sall, O. & Takahashi, Y, (2006), Physical, Chemical, & Biologycal Characteristics Of Stored Grey
Water from Unsewered Suburban Dakar In Senegal, Urban Water Journal, Vol.3, No. 3,
hal. 153-164.
Sugito, dan Masrul, (2007). Perencanaan IPAL Biofilter Untuk Pengolahan Limbah Cair Industri
Tempe. Jurnal Teknik WAKTU, ISSN : 1412-1867 volume 05 Nomor 02-Juli 2007
Sugito, (2008), Pengaruh Beban Hidrolik dan Beban Organik pada Kinerja Biofilter Aerobik untuk
Pengolahan Grey Water Kota Surabaya, Proceeding Of the 7th National Conference,
Design and Aplication of Technology, UWM ISSN 1412-727 X , hal 91-98
Sugito, (2012) Pengembangan Reaktor Biofilter Terpadukan dengan Teknologi Filtrasi untuk
Mengolah air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih. Jurnal WAHANA, ISSN : 0853-4403,
Volume 59 No 2 hal 37-43, 1 Desember 2012.