Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MEKANIKA TANAH

Disusun oleh :
Mercy Nathalia Bregitna
21080116120036

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
1. Jelaskan macam-macam bentuk (sifat) Fisik, Kimia, Biologis dari tanah atau
batuan!
Jawab :
Sifat Fisik Tanah
1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, lanau, dan lempung yang
terkandung pada tanah (Badan Pertahanan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi
tersebut, partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar, yaitu 2-0.05 mm,
lanau dengan ukuran 0.05-0.002 mm, dan lempung dengan ukuran < 0.002 mm
(penggolongan berdasarkan USDA/The United States Departement of Agriculture).
Keadaan tekstur sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain
seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas, dan lain-lain.
Untuk menentukan kelas-kelar tekstur tanah digunakan suatu diagram yang
disebut segitiga tekstur. Ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah
presentase ketiga fraksi tanah tersebut. Misalnya, hasil analisis laboratorium
menyatakan bahwa presentase pasir (X) 32%, lempung (Y) 42%, dan lanau (Z)
26%. Berdasarkan diagram segitiga tekstur, maka tanah tersebut masuk ke dalam
golongan tanah bertekstur tanah liat. Setiap kaki segitiga menggambarkan suatu
fraksi ukuran butir-butir tanah:
Pasir berukuran 2 mm-20 m.
Lanau berukuran 20 m- 2 m.
Lepung kurang dari 2 m.
Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Departement of Agriculture),
butiran atau partikel tanah dikelompokkan dalam tiga fraksi tanah, yaitu Sand: >
0.05 mm, Silt: 0.002-0.05 mm, dan Clay: < 0.002 mm.
Tekstur disini berarti perbandingan antara banyaknya tanah liat (clay), lanau
(silt), dan pasir (sand), yang dalam garis besarnya lebih dari :
30% adalah lempung (clay).
35% adalah tanah lanau (silt).
60% adalah tanah pasir (sand).
Pada segitiga tidak menyebutkan kandungan kapur dan bahan organik,
walaupun kapur dan bahan organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika
kandungan ini besar, maka perlu disebut juga, misalnya tanah mengandung 20%
lempung dan 10-30% kapur yang selanjutnya disebut tanah lempung berkapur. Bila
setiap bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah yang baik.
Diumpamakan tanah mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-15% lanau, 5-
10% lempung, 1-5% kapur, dan 3-5% bahan organik (Surendro, 2014 dalam buku
Mekanika Tanah).

2. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan cara pengikatan butir-butir tanah yang satu terhadap
yang lain. Akan ada perbedaan tanah yang digali dengan kedalaman lebih dari satu
meter dengan dinding lereng yang tidak tertutup vegetasi, akan tampak perbedaan
gumpalan-gumpalan tanah.
Lapisan pada kedalaman kurang dari 30 cm mempunyai struktur granular yang
berarti tanah mempunyai kumpulan butiran tanah yang bersifat tunggal. Pada lahan
rawa atau gurun, struktur tanah kurang atau tidak terbentuk, karena butiran tanah
bersifat tunggal atau tidak terikat satu sama lain.
Berbagai jenis struktur tanah antara lain berupa gumpalan atau remah. Struktur
tanah pada berbagai lapisan tanah bisa berbeda. Kegiatan-kegiatan petani berupa
pembajakan, pemupukan, dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur tanah asli.
3. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya
gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembapan. Konsistensi tanah dapat diketahui
dengan mencoba memecah tanah tersebut, apabila sulit dipecah berarti bahwa tanah
mempunyai konsistensi yang kuat.

4. Lengas Tanah (Kelembapan tanah) dan Udara Tanah


Pada musim kemarau, musim memanen palawija antara labawang, kacang,
ketela, dan sebagainya. Ladang yang kelihatannya kering itu ternyata teradapat gumpal
tanah yang melekat pada buah kacang atau bawang dan tanah masih lembap.
Kelembapan inilah yang disebut lengas tanah. Petani yang menanam palawija, bila
turun hujan lebat atau tertimpa bencana banjir tanamannya mati lemas, karena tanaman
tersebut kekurangan udara tanah. Hal ini terjadi karena seluruh pori-pori berisi lengas
tanah. Udara terdesak keluar sehingga akar tanaman kekurangan O2, kecuali tumbuh-
tumbuhan air seperti padi sawah, kangkung, dan tumbuh-tumbuhan bakau yang
mempunyai akar napas.

5. Warna Tanah
Warna tanah ada bermacam-macam, ada tanah di ladang atau sawah yang
berwarna cokelat, merah, dan kuning. Warna tanah pada pegunungan vulkanik berbeda
dengan warna tanah pada pegunungan kapur.

(contoh warna tanah)

6. Suhu Tanah
Suhu tanah ketika pagi hari akan terasa lebih dingin dari pada siang hari. Ini
semua karena tanah mempunyai suhu atau temperatur tanah.
7. Permeabilitas Tanah
Merupakan kecepatan air merembes ke dalam tanah melalui pori-pori baik ke
arah horizontal maupun vertikal. Cepat lambatnya perembesan air sangat ditentukan
oleh tekstur tanah. Semakin kecil/lembut tekstur semakin lambat perembesan air, begitu
pula sebaliknya.

8. Porositas
Tanah dikatakan bersifat porous apabila mudah atau cepat meresapkan air.
Berarti tanah tersebut mempunyai pori-pori besar yang dominan, misalnya tanah pasir.
Dengan demikian, porositas merupakan persentase volume pori yang ada di dalam
tanah dibanding volume massa tanah.

9. Drainase Tanah
Drainase tanah merupakan kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan
kelebihan air, baik air tanah dalam maupun pada air permukaan. Pada tanah dengan
drainase yang buruk, air akan cenderung menggenang. Penanganan sifat drainase
yang buruk sering dilakukan dengan membangun selokan-selokan.

Sifat Kimia Tanah


Tanah sebagai bagian dari tubuh alam mempunyai komposisi kimia berbeda-beda.
Tanah terdiri atas berbagai macam unsur kimia. Penentu sifat kimia tanah antara lain
kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah. Tanah yang kita lihat adalah suatu
campuran dari material-material batuan yang telah lapuk (sebagai bahan anorganik),
material organik, bentuk-bentuk kehidupan (jasad hidup tanah), udara, dan air.
Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman serta hewan dalam tanah,
termasuk juga kotoran dan lendir-lendir serangga, cacing, serta binatang besar lainnya.
Kandungan bahan organik dalam tanah memengaruhi karakteristik tanah. Pada tanah
dengan kandungan bahan organik yang tinggi akan memberikan efek warna tanah cokelat
hingga hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan bahan organik dapat dikenali
dari warnanya. Selain itu, pengenalan ada tidaknya bahan organik secara kualitatif dapat
dilakukan dengan cara menetesi contoh tanah dengan hydrogen peroxyde (H2O2) 10%. Jika
tanah mengandung bahan organik, maka setelah ditetesi H2O2 akan tampak adanya
percikan atau gelembung-gelembung.
a. pH
pH tanah dikatakan normal antara 6,5 sampai dengan 7,5. Pada keadaan ini, semua
unsur hara pada larutan tanah dalam keadaan tersedia, seperti ketersediaan nitrogen serta
unsur hara lainnya.
b. C-Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan
organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan
kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 1991).

c. Unsur Hara
Beberapa zat hara yang menjadi parameter dari sifat kimia tanah adalah:
1. N-Total
2. P-Bray
3. Kalium (K)
4. Natrium (Na)
5. Kalsium (Ca)
6. Magnesium (Mg)

d. Kapasitas Tukar Kation (KTK)


Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat
tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat
beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah
dipengaruhi oleh :
1. Reaksi tanah
2. Tekstur atau jumlah liat
3. Jenis mineral liat
4. Bahan organik dan,
5. Pengapuran serta pemupukan.

e. Kejenuhan Basa (KB)


Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan
dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti
tanah mengandung kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% yang berarti
tanah bersifal alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan
pH. Akan tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan
kation-kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid
berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim 1991).
Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu
tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada
derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan
sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa < 50 %. Hal
ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa
dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan kejenuhan basa 50%

Sifat Biologi Tanah

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya. Di dalam
tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah. Misalnya, adanya cacing
tanah akan meningkatkan unsur nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium dalam tanah
sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Peranan cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah akan
meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah. Cacing-cacing
mengangkut tanah, mencampur, serta menggumpalkan sejumlah bahan organik yang belum
terombak seperti daun dan rumput yang digunakan sebagai makanan. Selain itu, secara
tegas cacing dengan kotoran dan lendir-lendirnya mampu mengikat partikel-partikel tanah
menjadi gumpalan tanah yang stabil terutama pada tanah asli.

Beberapa Sifat Biologi Tanah antara lain :

a. Total Mikroorganisme Tanah


Menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah
digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan
hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang
tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi
dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain yang
mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut.
b. Jumlah Fungi Tanah
Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga
mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik.

c. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)


Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang
jumlahnya berkisar 103 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim
Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun
sumber fosfat yang diberikan. Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan
bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut
fosfat.

Jenis tanah berdasarkan hasil pelapukannya:


2. Jelaskan tegangan yang terjadi pada suatu masa Tanah , akibat adanya beban
dari luar! (Beban Horizontal & Vertikal )
Jawab:
A. Tegangan yang terjadi akibat adanya beban horizontal
Tegangan Geser, ialah tegangan yang bekerja sejajar dengan bidang
pembebanan. tegangan normal tekan dianggap positif, tegangan geser dianggap positif
apabila tegangan geser tersebut yang bekerja pada sisi-sisi yang berhadapan dari elemen
tegangan bujur sangkar berotasi dengan arah yang berlawanan arah perputaran jarum
jam.

Rumus tegangan geser

a. Tegangan-tegangan yang Diakibatkan oleh Beban Terspusat


Boussinesq telah memecahkan masalah yang berhubungan dengan penentuan
tegangan-tegangan pada sembarang titik pada suatu medium yang homogen, elastis,
dan isotropis dimana medium tersebut adalah berupa uang yang luas tak terhingga dan
pada permukaannya bekerja sebuah beban terpusat. Rumus Boussinesq untuk tegangan
normal pada titik A yang diakibatkan oleh beban terpusat P adalah:
Dan

Harus diingat bahwa persamaan-persamaan, yang merupakan tegangan-


tegangan normal dalam arah horisontal, adalah tergantungnpada angka poisson
mediumnya. Sebaliknya, tegangan vertikal, pz seperi persamaan diatas tidak
tergantung pada angka poisson. Hubungan untuk pz tersebut kemudian dapat di
tulisan lagi dalam bentuk sebagai berikut.

2.6.3 Tegangan Vertikal yang Diakibatkan oleh Beban Garis


Kenaikan tegangan vertikal, p, didalam massa tanah tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan dasar-dasar teori elastis sebagai berikut:

Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk berikut:

atau

Persamaan diatas adalah suatu bentuk persamaan tanpa dimensi. Dengan persamaan
tersebut, variasi p /(q/z) terhadap x/z dapat dihitung. Harga p yang dihitung dari
persamaan diatas adalah merupakan tambahan tegangan pada tanah yang disebabkan
oleh beban garis.

2.6.4 Tegangan Vertikal yang Diakibatkan oleh Beban Lajur


Persamaan dasar untuk kenaikan tegangan vertikal pada sebuah titik dalam
suatu massa tanah yang diakibatkan oleh beban garis dapat digunakan juga untuk
menentukan tegangan vertikal pada sebuah titik akibat beban lajur yang lentur.
Sehingga persamaannya menjadi,

2.6.5 Teganagn Vertikal di Bawak Titik Pusat Beban Merata Berbentuk Lingkaran
Dengan mengunakan penyelesaian Boussinesq untuk tegangan vertikal pz
yang diakibatkan oleh beban terpusat, kita juga dapat menentukan besarnya tegangan
vertikal di bawah titik pusat lingkaran lentur yang mendapat beban terbagi rata.

2.6.6 Tegangan Vertikal yang Diakibatkan oleh Beban Berbentuk Empat Persegi
Panjang
Rumus Boussnesq dapat juga digunakan untuk menghitung penambahan
tegangan vertikal dibawah beban lentur berbentuk empat persegi panjang.
2.6.7 Diagram Pengaruh untuk Tegangan
Prosedur yang dipakai untuk mendapatkan tegangan vertikal pada setiap titik
dibawah sebuah luasan beban ialah sebagai berikut:
1) Tentuakan kedalaman titik z dibawah luasan yang mendapat beban terbagi rata
dimana kenaikan tegangan vertikal pada titik tersebut ingin ditentukan.
2) Gambarkan luasan beban tersebut dengan panjang suatu grafik (AB).
3) Letakkan denah tersebut pada diagram pengaruh sedemikian rupa sehingga
proyeksi titik yang akan dicari kenaikan tegangannya berimpit dengan titik pusat
diagram pengaruh.
4) Hitung jumlah total elemen luasan dari diagram yang tercakup didalam denah
luasan beban.
Harga kenaikan tegangan pada titik yang ditinjau dapat dicari dengan rumus:

p = (AP)qM
Dimana:
AP = angka pengaruh
q = beban merata pada luasan yang ditinjau (satuan beban/satuan luas

3. Apa yang perlu di perhatikan apabila kita membuat suatu bangunan instalasi
pengolahan,terkait dengan sifat-sifat atau karakteristik dari tanah?
Jawab:
Pondasi merupakan bagian utama bangunan yang berfungsi meneruskan beban
dan gaya yang diterima struktur bangunan kedalam dan permukaan tanah,pondasi
merupakan akar yang sangat vital pada sebuah bangunan,sehingga menentukan kualitas
suatu bangunan.Menentukan jenis pondasi yang tepat untuk sebuah bangunan sangat
penting sehingga dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum membuat sebuah
bangunan.
Macam pondasi yang digunakan ditentukan oleh berat bangunan berdasarkan
perhitungan beban seta konsisi tanah dan biaya yang tersedia juga mempengaruhi
desain struktur pondasi.Masalah yang paling utama dalam memilih jenis pondasi adalah
kondisi tanah, yaitu jenis tanah seperti apa yang akan menjadi tempat berdirinya suatu
bangunan. Karena setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda, sehingga
penurunan yang terjadi pun bisa beragam.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pertimbangan yang dilakukan dalam
perhitungan merancang pondasi ditinjau berdasarkan jenis tanah.
1.Pondasi pada Tanah Pasir
Permasalahan yang umum terjadi pada pondasi diatas tanah pasir adalah penurunan
yang tidak seragam. Untuk itu perlu dilakukan berbagai tes atau pengujian tanah
seperti uji Soil Penetration Test (SPT), uji kerucut statis, dan uji beban
pelat,pondasi dalam seperti pancang umumnya dipilih pada jenis tanah ini,atau
untuk lokasi yang tidak memungkinkan bisa menggunakan spoon pile atau bor pile.

2.Pondasi pada Batu


Sebenarnya pondasi pada batu tak perlu dikhawatirkan karena sifat batu yang keras
dipastikan mampu menahan beban bangunan dengan baik. Namun pada batuan
berkapur dan memiliki lubang-lubang, stabliltas bangunan harus diperhitungkan.
Karena akan membahayakan bangunan

3.Pondasi pada Tanah Timbunan


Tanah timbunan merupakan tanah yang diangkut dari daerah lain ke lokasi
pembangunan. Tanah timbunan yang akan dijadikan dasar pondasi harus diperiksa
terlebih dahulu kapasitas dukungnya. Dan jika akan digunakan tanah
timbunanharus dipadatkan terlebih dahulu.Untuk jenis ini umumnya menggunakan
bore pile,pancang,cerucuk,spoon pile maupun strauss pile.

4.Pondasi pada Tanah Organik


Tanah organik sangat tidak disarankan untuk dijadikan tempat perletakan pondasi,
karena jenis tanah ini akan mengakibatkan penurunan terlalu besar. Karena tanah
jenis ini sangat sulit dipadatkan.

5.Pondasi Pada Tanah Lempung


Pondasi dalam pancang,bored pile,spoon pile,jacking pile atau bor pile manual
sangat disarankan Pada tanah lempung sehingga tanah tidak mudah terpengaruhi
dengan iklim dan kondisi lingkungan sekitar,perangcangan pondasi agak sulit
dilakukan karena jenis tanah ini menyatu dengan air hingga tanah dengan mudah
menjadi jenuh air.

6.Pondasi Pada Tanah Lanau


Tanah lanau merupakan jenis tanah yang terdapat diperalihan antara pasir dan
lempung. Dalam kondisi alam, tanah jenis lanau ditemukan dalam kondisi longgar
dan kurang padat. Sehingga jika dijadikan sebagai tempat perletakan pondasi, maka
kan terjadi penurunan yang besar.Pondasi dalam tiang pancang,sumuran,bore
pile,strauss pile atau spoon pile disarankan untuk kondisi tanah seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai