Disusun oleh :
Mercy Nathalia Bregitna
21080116120036
2. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan cara pengikatan butir-butir tanah yang satu terhadap
yang lain. Akan ada perbedaan tanah yang digali dengan kedalaman lebih dari satu
meter dengan dinding lereng yang tidak tertutup vegetasi, akan tampak perbedaan
gumpalan-gumpalan tanah.
Lapisan pada kedalaman kurang dari 30 cm mempunyai struktur granular yang
berarti tanah mempunyai kumpulan butiran tanah yang bersifat tunggal. Pada lahan
rawa atau gurun, struktur tanah kurang atau tidak terbentuk, karena butiran tanah
bersifat tunggal atau tidak terikat satu sama lain.
Berbagai jenis struktur tanah antara lain berupa gumpalan atau remah. Struktur
tanah pada berbagai lapisan tanah bisa berbeda. Kegiatan-kegiatan petani berupa
pembajakan, pemupukan, dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur tanah asli.
3. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya
gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembapan. Konsistensi tanah dapat diketahui
dengan mencoba memecah tanah tersebut, apabila sulit dipecah berarti bahwa tanah
mempunyai konsistensi yang kuat.
5. Warna Tanah
Warna tanah ada bermacam-macam, ada tanah di ladang atau sawah yang
berwarna cokelat, merah, dan kuning. Warna tanah pada pegunungan vulkanik berbeda
dengan warna tanah pada pegunungan kapur.
6. Suhu Tanah
Suhu tanah ketika pagi hari akan terasa lebih dingin dari pada siang hari. Ini
semua karena tanah mempunyai suhu atau temperatur tanah.
7. Permeabilitas Tanah
Merupakan kecepatan air merembes ke dalam tanah melalui pori-pori baik ke
arah horizontal maupun vertikal. Cepat lambatnya perembesan air sangat ditentukan
oleh tekstur tanah. Semakin kecil/lembut tekstur semakin lambat perembesan air, begitu
pula sebaliknya.
8. Porositas
Tanah dikatakan bersifat porous apabila mudah atau cepat meresapkan air.
Berarti tanah tersebut mempunyai pori-pori besar yang dominan, misalnya tanah pasir.
Dengan demikian, porositas merupakan persentase volume pori yang ada di dalam
tanah dibanding volume massa tanah.
9. Drainase Tanah
Drainase tanah merupakan kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan
kelebihan air, baik air tanah dalam maupun pada air permukaan. Pada tanah dengan
drainase yang buruk, air akan cenderung menggenang. Penanganan sifat drainase
yang buruk sering dilakukan dengan membangun selokan-selokan.
c. Unsur Hara
Beberapa zat hara yang menjadi parameter dari sifat kimia tanah adalah:
1. N-Total
2. P-Bray
3. Kalium (K)
4. Natrium (Na)
5. Kalsium (Ca)
6. Magnesium (Mg)
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya. Di dalam
tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah. Misalnya, adanya cacing
tanah akan meningkatkan unsur nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium dalam tanah
sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Peranan cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah akan
meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah. Cacing-cacing
mengangkut tanah, mencampur, serta menggumpalkan sejumlah bahan organik yang belum
terombak seperti daun dan rumput yang digunakan sebagai makanan. Selain itu, secara
tegas cacing dengan kotoran dan lendir-lendirnya mampu mengikat partikel-partikel tanah
menjadi gumpalan tanah yang stabil terutama pada tanah asli.
atau
Persamaan diatas adalah suatu bentuk persamaan tanpa dimensi. Dengan persamaan
tersebut, variasi p /(q/z) terhadap x/z dapat dihitung. Harga p yang dihitung dari
persamaan diatas adalah merupakan tambahan tegangan pada tanah yang disebabkan
oleh beban garis.
2.6.5 Teganagn Vertikal di Bawak Titik Pusat Beban Merata Berbentuk Lingkaran
Dengan mengunakan penyelesaian Boussinesq untuk tegangan vertikal pz
yang diakibatkan oleh beban terpusat, kita juga dapat menentukan besarnya tegangan
vertikal di bawah titik pusat lingkaran lentur yang mendapat beban terbagi rata.
2.6.6 Tegangan Vertikal yang Diakibatkan oleh Beban Berbentuk Empat Persegi
Panjang
Rumus Boussnesq dapat juga digunakan untuk menghitung penambahan
tegangan vertikal dibawah beban lentur berbentuk empat persegi panjang.
2.6.7 Diagram Pengaruh untuk Tegangan
Prosedur yang dipakai untuk mendapatkan tegangan vertikal pada setiap titik
dibawah sebuah luasan beban ialah sebagai berikut:
1) Tentuakan kedalaman titik z dibawah luasan yang mendapat beban terbagi rata
dimana kenaikan tegangan vertikal pada titik tersebut ingin ditentukan.
2) Gambarkan luasan beban tersebut dengan panjang suatu grafik (AB).
3) Letakkan denah tersebut pada diagram pengaruh sedemikian rupa sehingga
proyeksi titik yang akan dicari kenaikan tegangannya berimpit dengan titik pusat
diagram pengaruh.
4) Hitung jumlah total elemen luasan dari diagram yang tercakup didalam denah
luasan beban.
Harga kenaikan tegangan pada titik yang ditinjau dapat dicari dengan rumus:
p = (AP)qM
Dimana:
AP = angka pengaruh
q = beban merata pada luasan yang ditinjau (satuan beban/satuan luas
3. Apa yang perlu di perhatikan apabila kita membuat suatu bangunan instalasi
pengolahan,terkait dengan sifat-sifat atau karakteristik dari tanah?
Jawab:
Pondasi merupakan bagian utama bangunan yang berfungsi meneruskan beban
dan gaya yang diterima struktur bangunan kedalam dan permukaan tanah,pondasi
merupakan akar yang sangat vital pada sebuah bangunan,sehingga menentukan kualitas
suatu bangunan.Menentukan jenis pondasi yang tepat untuk sebuah bangunan sangat
penting sehingga dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum membuat sebuah
bangunan.
Macam pondasi yang digunakan ditentukan oleh berat bangunan berdasarkan
perhitungan beban seta konsisi tanah dan biaya yang tersedia juga mempengaruhi
desain struktur pondasi.Masalah yang paling utama dalam memilih jenis pondasi adalah
kondisi tanah, yaitu jenis tanah seperti apa yang akan menjadi tempat berdirinya suatu
bangunan. Karena setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda, sehingga
penurunan yang terjadi pun bisa beragam.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pertimbangan yang dilakukan dalam
perhitungan merancang pondasi ditinjau berdasarkan jenis tanah.
1.Pondasi pada Tanah Pasir
Permasalahan yang umum terjadi pada pondasi diatas tanah pasir adalah penurunan
yang tidak seragam. Untuk itu perlu dilakukan berbagai tes atau pengujian tanah
seperti uji Soil Penetration Test (SPT), uji kerucut statis, dan uji beban
pelat,pondasi dalam seperti pancang umumnya dipilih pada jenis tanah ini,atau
untuk lokasi yang tidak memungkinkan bisa menggunakan spoon pile atau bor pile.