INSTALASI BIOGAS
Kompetensi Utama Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian
biogas dari berbagai limbah peternakan maupun limbah pertanian dalam
menghasilkan sumber energy dan pupuk cair maupun padat.
Standart KompetensiSetelah mengikuti kuliah pendahuluan mahasiswa dapat membuat instalasi
biogas dan instalasi biogas yang dapat meningkatkan pendapatan peternak
I. PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak terjadi konflik dan bencana di dunia ini, yang tentu saja dapat
berdampak negative bagi sebagian besar Negara-negara di dunia. Yang baru-baru ini saja
kita dengar dan lihat di media massa cetak dan elektronik bahwa harga minyak dunia
kembali meningkat. Berita selanjutnya, produksi hasil pertanian secara umum di dunia ini
terjadi penurunan, khususnya bahan pangan berupa beras, maka diramalkan tidak akan ada
Negara yang menjual berasnya kenegara lain. Oleh karena itu Negara kita dituntut untuk
mandiri baik itu dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan ataupun dalam upaya
pemenuhan kebutuhan energi nya. Sebab bukanlah tidak mungkin jika kita tidak bisa
melepaskan ketergantungan energi kita dari luar, peristiwa sperti dahulu terjadi lagi, yaitu
naiknya harga BBM yang diikuti naiknya pula harga kebutuhan sandang, pangan yang dapat
menambah himpitan ekonomi khususnya bagi keluarga ekonomi lemah.
Kemandirian energi yang berarti mungkin tidak secara total, minimal mengurangi
tingkat pemenuhan kebutuhan dalam negeri kita dari import, sebetulnya dapat dilakukan
karena Negara kita adalah Negara agraris. Keuntungan kita sebagai Negara agraris adalah
karena begitu banyak mempunyai potensi dan sumber daya alam yang belum
termanfaatkan, misalkan salah satu contohnya adalah limbah organik baik itu dari usaha
pertanian, peternakan maupun limbah domestik. Limbah organik di Negara kita sampai saat
ini masih menjadi sebuah kendala, padahal dinegara-negara lain limbah organik ini telah
menjadi sebuah potensi untuk menghasilkan sumber energi alternatif.
Bukanlah tidak mungkin di Negara kita tercinta ini pun potensi-potensi limbah
organik dapat dikembangkan, sebagai bukti mungkin pada tahun-tahun belakangan ini
sebagaimana kita ketahui industri dan agribisnis berbasis organik banyak bermunculan. Hal
ini sebagai bukti awal bahwa Negara kita pun mampu melakukannya. Salah satu hal yang
mungkin pada saat ini masih belum terlalu populer adalah pemanfaatan limbah organik
sebagai penghasil biogas. Di beberapa Negara seperti di Belanda biogas telah menjadi salah
satu alternatif sumber energi.
Pemanfaatan limbah organik menjadi sumber energi alternatif selain dapat
mengurangi tingkat pencemaran lingkungan juga dapat mengurangi beban biaya yang
dikeluarkan Negara untuk pemenuhan BBM, yang notabene harus di import. Selanjutnya
alokasi APBN untuk import BBM bisa dialihkan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Bakteri metanogen secara alami dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti air bersih,
endapan air laut, kotoran sapi/kambing, limbah tinja, lumpur (sludge) kotoran anaerob ataupun
TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Biodigester telah digunakan oleh masyarakat pedesaan
selama beberapa tahun ini untuk mengubah limbah partanian dan peternakan yang mereka
miliki menjadi bahan bakar gas. Biodigestar, pada umumnya dimanfaatkan pada skala rumah
tangga, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga dimanfaatkan pada skala yang lebih
besar (komonitas), seperti yang telah diimplementasikan dalam program SANIMAS.
Proses biologis yang terjadi pada Digester anaerobik merupakan proses alami pembusukan
dan peluruhan material organik, dimana bahan organik dipecah menjadi komponen
sederhana dibawah kondisi anaerobik. Mikroorganisme anaerobik mencerna bahan organic
untuk menghasilkan metana dan karbon sebagai produk akhir yang ideal. Ada empat
tahapan biologis dan kimia dalam anaerobic digester, yaitu :
1) Yang pertama adalah reaksi kimia dari hidrolisis , dimana molekul-molekul organik
kompleks yang dipecah menjadi gula sederhana , asam amino , dan asam lemak
dengan penambahan gugus hidroksil.
2) Tahap kedua adalah proses biologis acidogenesis mana gangguan lebih lanjut
dengan acidogens menjadi molekul sederhana, asam lemak volatil (VFAs) terjadi,
memproduksi amonia, karbon dioksida dan hidrogen sulfida sebagai produk
sampingan.
3) Tahap ketiga adalah proses biologis acetogenesis dimana molekul sederhana dari
acidogenesis lebih lanjut dicerna oleh acetogens untuk menghasilkan karbon
dioksida, hidrogen dan terutama asam asetat .
4) Tahap keempat adalah proses biologis metanogenesis mana metana , karbon
dioksida dan air yang diproduksi oleh metanogen.
Ada beberapa kondisi dan variabel yang harus diperhatikan sehingga dapat meningkatkan
aktivitas mikroba dan dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi dari anaerobic
digester.
a) Suhu
Pencernaan anaerobik dapat terjadi dalam dua rentang suhu :
- Kondisi mesofilik, antara 20-45 ° C, biasanya 35 ° C
- Kondisi termofilik, antara 50-65 ° C, biasanya 55 ° C
d) pH
Ada berbagai jenis Anaerobic Digester yang menghasilkan panas dari bahan biomassa
yaitu :
a) Complete Mix
Complete Mix adalah wadah berbentuk
lingkaran besar yang dapat memproses
limbah yang campuran padatnya hanya
sekitar 10%. Digester ini dapat
beroperasi dengan baik pada berbagai
tingkat suhu dan bisa menghasilkan
panas selama lebih dari 20 hari
berturut-turut. Karena tidak
memerlukan pemeliharaan atau perbaikan, sistem ini merupakan salah satu jenis
digester anaerobik yang paling populer.
b) Plug Flow
Plug Flow Digester biasanya dibangun di
bawah tanah. Setiap hari, sejumlah
tertentu kotoran hewan dikirim ke alat
ini. Di sistem ini terdapat sebuah
kompartemen dengan udara yang tipis.
Sistem ini juga dapat memproses
kotoran yang campuran padatnya tidak
lebih dari 15% . Jadi, ketika kotoran
hewan yang baru ditambahkan, kotoran
hewan yang tua masuk ke dalam palung dan akan diproses, sedangkan kotoran hewan
yang baru tersebut menunggu sampai hari berikutnya untuk didorong ke bawah.
Dengan cara ini, proses terus berlangsung sampai suplai ke digester dihentikan.
c) Cover Lagoon
Jenis digester yang ketiga adalah Cover Lagoon. Pertama-tama dibutuhkan penutup
seperti membran kain dan menempatkannya di kolam penampungan limbah. Kemudian
limbah diproses dan panas yang dihasilkan diserap oleh penutup. Proses ini tidak cocok
untuk limbah padat, tetapi sistem ini paling sesuai untuk limbah cair.
2) Digestate
Anaerobik Digester menghasilkan residu padat dan cair yang disebut digestate yang
dapat digunakan sebagai vitamin tanah. Jumlah biogas dan kualitas digestates yang
diperoleh akan bervariasi sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Lebih banyak gas
akan diproduksi jika bahan baku adalah mudah membusuk. Beberapa diantaranya
adalah Acidogenic digestate yang merupakan bahan organik yang stabil sebagian besar
terdiri dari lignin dan kitin , tetapi juga dari berbagai komponen mineral dalam matriks
sel-sel bakteri mati. Kemudian methanogenic digestate yang kaya nutrisi dan dapat
digunakan sebagai pupuk tergantung pada kualitas bahan yang sedang dicerna.
Tingkat unsur berpotensi toksik (PTEs) harus dinilai secara kimia. Ini akan tergantung
pada kualitas bahan baku asli.
3) Air Limbah
Hasil akhir dari sistem pencernaan anaerobik adalah air. Air ini berasal baik dari
kandungan air limbah asli yang diolah tetapi juga mencakup air yang dihasilkan selama
reaksi mikroba dalam sistem pencernaan. Air ini dapat dilepaskan dari dewatering dari
digestate atau mungkin. Ini biasanya akan berisi BOD dan COD yang tinggi yang akan
memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dilepaskan ke saluran pembuangan air.
5. BIOGAS
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
5.1 Komposisi Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas
landfill alami memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan pada sistem pengolahan
limbah yang maju dapat menghasilkan biogas dengan prosentase CH4 mencapai 55-75%.
Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Sedangkan dari sisi kandungan energi biogas, nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar
6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas
sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti
minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
a) Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat
termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang
diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
b) Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga
akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
c) Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan
meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka
akan mengurangi gas metana di udara.
d) Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak
bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya.
Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan
nilai manfaat dari limbah.
e) Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan
menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari
sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing
dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.
Rangkuman
Ditengah semakin melangitnya harga minyak mentah serta bahan bakar minyak, biogas
dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk keperluan sehari-
hari. Biogas merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui (renewable energy),
dengan ketersediaan yang melimpah dan sangat dekat dengan manusia serta mudah
pemanfaatannya. Keberadaannya sebagai salah satu produksi energi hijau yang ramah
lingkungan telah banyak mengubah wajah dunia tentang energi terbarukan.
Penguraian anaerobic telah banyak dipraktikkan di seluruh dunia dan banyak negara
yang telah memiliki struktur Anaerobic Digester yang terus berkembang dengan baik
sebagai teknologi penghasil Biogas yang murah dan mudah. Lebih dari 5000 MW
energi dihasilkan di Asia saja dari proses anaerobic digester ini. Jika hal ini terus
berlanjut, proses anaerobic digester akan menjadi salah satu pilihan terbaik untuk
menghasilkan listrik di seluruh dunia. Biogas dihasilkan melalui penggunaan teknologi
Anaerobic Digester yang memiliki manfaat yang besar. Sehingga akan mampu
meningkatkan produktifitas ekonomi dan menekan kasus pencemaran.
REFERENSI
1. Abdullah, dkk. 1991. “Energi dan Listrik Pertanian”. JICA-DGHE/IPB project/ADAET
2. Anjelita, Suci. 2012. “Seputar Biogas”. Surabaya. Komunitas Blogger
3. Aryanto, dkk. 2013. “Teknologi Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber
Biogas”.
BPTP Sulawesi Utara kampus Pertanian Kalasey
4. Best Practice. 2009. “Kisah Sukses SANIMAS di Indonesia”. Ditjen Cipta Karya DPU
5. Suriawiria, U. 2005. “Menuai biogas dari limbah”. Diakses melalui
www.academia.edu
6. Suyati, F., 2006, “Perancangan Awal Instalasi Biogas Pada Kandang
Terpencar Kelompok Ternak Tani Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan
Untuk Skala Rumah Tangga”. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
7. Opay, N. 2011. “Biogas hasil dari teknologi Anaerobic Digester”. Diakses
melalui www.academia.edu
II. SYARAT BANGUNAN INSTALASI BIOGAS
A. Pengertian Biogas
Biogas adalah produksi gas yang terjadi dari proses penguraian bahan organik seperti sampah,
kotoran ternak, kotoran manusia oleh mikro organismemdalam kondisi tertentu. Menurut
Buren ( 1985 ) Biogas adalah gas yang dihasil dari fermentasi bahan organik dengan suhu,
nilai bahan baku, dan keasaman pada kondisi tertentu. Sedangkan Amien ( 1983) mengatakan
bahwa biogas adalah campuran gas metan ( CH 4) sekitar 60-70%, sedangkan sisanya CO 2, H2S
dan lainnya. Gas bio mudah terbakar dan hampir tidak meninggalkan bau, nyala api yang
terbentuk berwarna biru dengan panas pembakaran sekitar 19,7-23 MJ per m 3. Nilai energi
setara dengan 21,5 MJ atau 5,135 Kcal per m3.
Tangki pecerna biogas dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
diinginkan oleh pemilik usaha tersebut, ada beberapa macam letal tangki pencerna biogas
antara lain:
1. Tangki percerna berada pada permukaan tanah
Tangki pencerna model ini dibuat diatas permukaan tanah, biasanya terbuat bahan dasar dari
tong/drum bekas yang mudah dipindahkan, atau dari bahan plastik seperti drum plastik untuk
tandon air yang dimodifikasi untuk skala kecil, jika kondisinya kecil gas yang diproduksi oleh
mikroorganisme kurang mencukupi untuk kebutuhan keluarga tani, dan bila drum tersebut
rusak minat untuk memperbaiki menjadi berkurang.
2. Sebagian tangki pencerna berada dibawah permukaan
Tangki pencerna model ini bentuknya seperti sumur sebagian letakanya dibawah
permukaan tanah sebagain diatas permukaan tanah, dimana bahan sumur terbuat dari semen,
pasir, kapur dengan ukuran lebih besar yang diasumsikan produksi gas cukup untuk kebutuhan
keluar tani, namun bagian atas unruk penampung gas terbuat dari baja plat, sehingga didaerah
dingin seperti di pujon kurang produktif, karena suhu dingin merambat sampai dibagian
sumurnya yang menghambat perkembangan mikroorganisme untuk produksi gas bio. Model ini
lebih banyak diperkenalkan oleh PPTMGB LEMIGAS Cepu. Hanya biaya untuk membeli besi
plat lebih mahal.
3. Seluruh tangki pencerna berada dibawah permukaan tanah
Tangki pencerna model ini banyak dikembangkan pada akhir-akhir ini di China, India dan
Nepal , pada tahun 1982 Indonesia bekerja sama denga FAO, model biogas banpres
bentuknya seperti kubah ( setengah bola dan seperlima bola yang digabungkan menjadi
bangunan yang kokoh dibawah permukaan tanah, bahan bangunan dari semen, pasir, kapur,
batu merah dan lain-lain dapat tahan sampai 30 tahun. Produksi gas bio lebih stabil bail
didaerah dingin atau dataran rendah.
Model kolam oksidasi yang dirancang untuk pembuatan pupuk organik dengan ketinggian 30
cm dengan daya tampung 10-12 hari limbah
Gambar 3. Rancangan kolam oksidasi biogas
Untuk membangun satu tangki pencerna unit biogas kapasitas 9,4 m 3 sistem kontinu bentuk
kubah dibutuhkan bahan baku beton sebagai berikut:
a. Batu merah mutu bagus : 2000 biji
b. Semen : 25 zak
c. Kerikil/koral : 1,5 m 3
d. Kapur : 50 kg
e. Pasir mutu bagus : 4 m3
Alat pokok:
a. Pipa G. I Ǿ 1 inch (2,5 cm) : 0,5 m
b. Kran Ǿ 1 inch : 1,0 buah
c. Polyethylene : 1 rol
d. Kran gas Ǿ 1,2 cm : 3 buah
e. Pipa plastik atau paralon Ǿ 1,2 cm secukupnya
f. Pipa gelas Ǿ 1 cm panjang 75 cm : 2 buah
g. Pipa karet Ǿ 1 cm panjang 20 cm : 1 buah f dan g dapat diganti pipa plastik Ǿ 1 cm panjang
170 cm
h. Alat-alat lain yang dianggap perlu
Alat bantu yang diperlukan untuk membangun instalasi biogas :
a. Tali plastik 5,0 m
b. Rafia 1,0 rol
c. Bambu kecil 4,0 batang
d. Plat aluminium panjang 30 cm 20,0 buah
e. Kawat jemuran 3,0 m
f. Pipa paralon 1,5 m
g. Besi cor 6 mm 7,0 m
h. Lain-lain ( ember, cangkul dan cetok dll)
Rangkuman
Ditengah semakin melangitnya harga minyak mentah serta bahan bakar minyak, biogas
dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk keperluan sehari-
hari. Biogas merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui (renewable energy),
dengan ketersediaan yang melimpah dan sangat dekat dengan manusia serta mudah
pemanfaatannya. Keberadaannya sebagai salah satu produksi energi hijau yang ramah
lingkungan telah banyak mengubah wajah dunia tentang energi terbarukan.
Penguraian anaerobic telah banyak dipraktikkan di seluruh dunia dan banyak negara
yang telah memiliki struktur Anaerobic Digester yang terus berkembang dengan baik
sebagai teknologi penghasil Biogas yang murah dan mudah. Lebih dari 5000 MW
energi dihasilkan di Asia saja dari proses anaerobic digester ini. Jika hal ini terus
berlanjut, proses anaerobic digester akan menjadi salah satu pilihan terbaik untuk
menghasilkan listrik di seluruh dunia. Biogas dihasilkan melalui penggunaan teknologi
Anaerobic Digester yang memiliki manfaat yang besar. Sehingga akan mampu
meningkatkan produktifitas ekonomi dan menekan kasus pencemaran.
REFERENSI
1. Abdullah, dkk. 1991. “Energi dan Listrik Pertanian”. JICA-DGHE/IPB project/ADAET
2. Anjelita, Suci. 2012. “Seputar Biogas”. Surabaya. Komunitas Blogger
3. Aryanto, dkk. 2013. “Teknologi Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber
Biogas”.
BPTP Sulawesi Utara kampus Pertanian Kalasey
4. Best Practice. 2009. “Kisah Sukses SANIMAS di Indonesia”. Ditjen Cipta Karya DPU
5. Suriawiria, U. 2005. “Menuai biogas dari limbah”. Diakses melalui
www.academia.edu
6. Suyati, F., 2006, “Perancangan Awal Instalasi Biogas Pada Kandang
Terpencar Kelompok Ternak Tani Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan
Untuk Skala Rumah Tangga”. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
7. Opay, N. 2011. “Biogas hasil dari teknologi Anaerobic Digester”. Diakses
melalui www.academia.edu