Anda di halaman 1dari 26

4 MERANCANG

INSTALASI BIOGAS

Kompetensi Utama Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian
biogas dari berbagai limbah peternakan maupun limbah pertanian dalam
menghasilkan sumber energy dan pupuk cair maupun padat.
Standart KompetensiSetelah mengikuti kuliah pendahuluan mahasiswa dapat membuat instalasi
biogas dan instalasi biogas yang dapat meningkatkan pendapatan peternak

I.  PENDAHULUAN
            Pada saat ini banyak terjadi konflik dan bencana di dunia ini, yang tentu saja dapat
berdampak negative bagi sebagian besar Negara-negara di dunia. Yang baru-baru ini saja
kita dengar dan lihat di media massa cetak dan elektronik bahwa harga minyak dunia
kembali meningkat. Berita selanjutnya, produksi hasil pertanian secara umum di dunia ini
terjadi penurunan, khususnya bahan pangan berupa beras, maka diramalkan tidak akan ada
Negara yang menjual berasnya kenegara lain. Oleh karena itu Negara kita dituntut untuk
mandiri baik itu dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan ataupun dalam upaya
pemenuhan kebutuhan energi nya. Sebab bukanlah tidak mungkin jika kita tidak bisa
melepaskan ketergantungan energi kita dari luar, peristiwa sperti dahulu terjadi lagi, yaitu
naiknya harga BBM yang diikuti naiknya pula harga kebutuhan sandang, pangan yang dapat
menambah himpitan ekonomi khususnya bagi keluarga ekonomi lemah.
            Kemandirian energi yang berarti mungkin tidak secara total, minimal mengurangi
tingkat pemenuhan kebutuhan dalam negeri kita dari import, sebetulnya dapat dilakukan
karena Negara kita adalah Negara agraris. Keuntungan kita sebagai Negara agraris adalah
karena begitu banyak mempunyai potensi dan sumber daya alam yang belum
termanfaatkan, misalkan salah satu contohnya adalah limbah organik baik itu dari usaha
pertanian, peternakan maupun limbah domestik. Limbah organik di Negara kita sampai saat
ini masih menjadi sebuah kendala, padahal dinegara-negara lain limbah organik ini telah
menjadi sebuah potensi untuk menghasilkan sumber energi alternatif.
            Bukanlah tidak mungkin di Negara kita tercinta ini pun potensi-potensi limbah
organik dapat dikembangkan, sebagai bukti mungkin pada tahun-tahun belakangan ini
sebagaimana kita ketahui industri dan agribisnis berbasis organik banyak bermunculan. Hal
ini sebagai bukti awal bahwa Negara kita pun mampu melakukannya. Salah satu hal yang
mungkin pada saat ini masih belum terlalu populer adalah pemanfaatan limbah organik
sebagai penghasil biogas. Di beberapa Negara seperti di Belanda biogas telah menjadi salah
satu alternatif sumber energi.
            Pemanfaatan limbah organik menjadi sumber energi alternatif selain dapat
mengurangi tingkat pencemaran lingkungan juga dapat mengurangi beban biaya yang
dikeluarkan Negara untuk pemenuhan BBM, yang notabene harus di import. Selanjutnya
alokasi APBN untuk import BBM bisa dialihkan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat.

2. BIOGAS DAN BIODIGESTER

Apakah biogas itu ? Biogas adalah suatu jenis


gas yang bisa dibakar, yang diproduksi melalui
proses fermentasi anaerobik bahan organik
seperti kotoran hewan, tumbuhan dan manusia
oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah
biodigester. Jadi, untuk menghasilkan biogas
diperlukan pembangkit biogas yang disebut
biodigester. Komposisi biogas yang dihasilkan
biodigister sebagian besar terdiri dari 50-70% methan (CH4), 30-45% Karbondioksida (CO2) dan
gas lainnya dalam jumlah kecil seperti H2S.
Gas methan (CH4) yang merupakan komponen utama biogas merupakan bahan bakar yang
berguna karena mempunyai nilai kalor cukup tinggi, yaitu sekitar 4800-6700 Kkal/m³,
sedangkan gas metan murni mengadung energi 8900 Kkal/m³. Biogas dapat dipergunakan
pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi penuh, dan mencapai puncak pada hari ke 20-25.
Biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak, menggerakkan mesin, dan
sebagainya, karena biogas memiliki nilai kalor yang cukup tinggi. ada tiga kelompok bakteri
yang berperan dalam pembentukan biogas, yaitu :

1. Kelompok bakteri fermentatif : Steptococci, bacteriodes dan Enterobactericeae.


2. Kelompok bakteri asetogenik : Desulfovibrio.
3. Kelompok bakteri metana : Methanobacterium, Methanobacellus dan Methanococcus.

Bakteri metanogen secara alami dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti air bersih,
endapan air laut, kotoran sapi/kambing, limbah tinja, lumpur (sludge) kotoran anaerob ataupun
TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Biodigester telah digunakan oleh masyarakat pedesaan
selama beberapa tahun ini untuk mengubah limbah partanian dan peternakan yang mereka
miliki menjadi bahan bakar gas. Biodigestar, pada umumnya dimanfaatkan pada skala rumah
tangga, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga dimanfaatkan pada skala yang lebih
besar (komonitas), seperti yang telah diimplementasikan dalam program SANIMAS.

3. ANAEROBIC DIGESTER (BIO-DIGESTER)

Anaerobik digester atau biodigester


adalah suatu teknologi yang
memanfaatkan proses biologis di mana
bahan organik oleh mikroorganisme
anaerobik terurai dalam ketiadaan oksigen
terlarut (kondisi anaerob).
Mikroorganisme anaerobik mencerna
bahan masukan organik yang diubah
melalui degradasi anaerobik menjadi
bentuk yang lebih stabil, sementara gas
campuran energi tinggi (biogas) yang
terutama terdiri dari methan (CH4) dan
karbon dioksida (CO2), yang dihasilkan.
Agar penguraian anaerobik terjadi maksimal, produk harus berada pada kondisi tertentu seperti
tingkat suhu, kelembaban dan pH yang sesuai. Suhu yang cocok untuk proses ini adalah antara
o o
30-40 Celcius dan 60-80 Celcius. Biogas dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai sumber
energi, Hampir semua bahan organik dapat diproses dengan biodigester, termasuk kertas
limbah dan kardus, rumput, sisa-sisa makanan, limbah industri, limbah dan kotoran hewan.

3.1 Bahan Baku Anaerobic


Digester

Hal yang paling penting ketika mempertimbangkan penerapan sistem pencernaan


anaerobik adalah bahan baku untuk proses. Bahan mencakup substrat yang dapat
dikonversi menjadi metana oleh bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya dapat menerima
bahan biodegradable, tetapi tingkat biodegradabilitas adalah faktor kunci untuk aplikasi
yang sukses.
Pertimbangan Pertama ialah Komposisi substrat menentukan hasil metana dan tingkat
produksi metana dari pencernaan biomassa. Pertimbangan Kedua terkait dengan bahan
baku adalah kadar air nya. Kandungan kelembaban bahan baku juga akan mempengaruhi
jenis sistem diterapkan untuk pengolahannya. Kemudian pertimbangan Ketiga dalam
Anaerobic Digester adalah rasio C/N dari substrat awal yang mengalami dekomposisi
anaerobik. Rasio C/N merupakan hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen hadir
dalam bahan organik dan merupakan keseimbangan makanan mikroba yang dibutuhkan
mikroba untuk tumbuh. Rasio C/N optimum dalam digester anaerobik adalah antara 20-30
(Verma, 2002). Keempat, tingkat kontaminasi bahan baku limbah padat juga menjadi
parameter. Jika bahan baku yang masuk ke digester mengandung sejumlah besar
kontaminan seperti plastik, kaca atau logam, maka digester tidak akan berfungsi secara
efisien.

3.2 Proses Biologi Anaerobic Digester

Proses biologis yang terjadi pada Digester anaerobik merupakan proses alami pembusukan
dan peluruhan material organik, dimana bahan organik dipecah menjadi komponen
sederhana dibawah kondisi anaerobik. Mikroorganisme anaerobik mencerna bahan organic
untuk menghasilkan metana dan karbon sebagai produk akhir yang ideal. Ada empat
tahapan biologis dan kimia dalam anaerobic digester, yaitu :

1) Yang pertama adalah reaksi kimia dari hidrolisis , dimana molekul-molekul organik
kompleks yang dipecah menjadi gula sederhana , asam amino , dan asam lemak
dengan penambahan gugus hidroksil.
2) Tahap kedua adalah proses biologis acidogenesis mana gangguan lebih lanjut
dengan acidogens menjadi molekul sederhana, asam lemak volatil (VFAs) terjadi,
memproduksi amonia, karbon dioksida dan hidrogen sulfida sebagai produk
sampingan.
3) Tahap ketiga adalah proses biologis acetogenesis dimana molekul sederhana dari
acidogenesis lebih lanjut dicerna oleh acetogens untuk menghasilkan karbon
dioksida, hidrogen dan terutama asam asetat .
4) Tahap keempat adalah proses biologis metanogenesis mana metana , karbon
dioksida dan air yang diproduksi oleh metanogen.

3.3 Kondisi dan Variabel yang mempengaruhi Anaerobic Digester

Ada beberapa kondisi dan variabel yang harus diperhatikan sehingga dapat meningkatkan
aktivitas mikroba dan dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi dari anaerobic
digester.
a) Suhu
Pencernaan anaerobik dapat terjadi dalam dua rentang suhu :
- Kondisi mesofilik, antara 20-45 ° C, biasanya 35 ° C
- Kondisi termofilik, antara 50-65 ° C, biasanya 55 ° C

Suhu optimum pencernaan dapat bervariasi tergantung pada


komposisi bahan baku dan jenis digester, tetapi dalam proses
Anaerobic Digester kebanyakan harus konstan untuk
mempertahankan tingkat produksi gas. Digester termofilik lebih
efisien dalam hal waktu retensi, loading rate dan jumlah produksi
gas, tapi membutuhkan masukan panas yang lebih tinggi dan
memiliki sensitivitas yang lebih besar . Sterilisasi limbah ini juga terkait dengan suhu.
Semakin tinggi itu adalah lebih efektif dalam menghilangkan patogen, virus dan bibit
b) Waktu retensi
Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai
degradasi optimum bahan organik. Waktu retensi bervariasi
sesuai dengan parameter proses, seperti proses suhu dan
komposisi limbah. Waktu retensi untuk limbah dilakukan
dengan mesofilik digester berkisar dari 15 sampai 30 hari
dan 12-14 hari untuk termofilik digester.

c) Karbon : Nitrogen (C/N)


Hubungan antara jumlah yang karbon dan nitrogen di bahan organik diwakili oleh C/N.
Rasio optimum C/N dalam digester anaerob antara 20 dan 30. Rasio C/N yang rendah
menyebabkan amonia terakumulasi dan nilai pH melebihi 8,5 sehingga bersifat racun
terhadap bakteri methanogenic. Rasio C/N yang tinggi merupakan indikasi dari
konsumsi yang cepat dari nitrogen oleh metanogen dan hasil dalam produksi gas yang
lebih rendah. (Verma, 2002).

d) pH

Nilai pH optimal untuk tahap acidogenesis dan metanogenesis berbeda. PH rendah


dapat menghambat acidogenesis dan pH di bawah 6,4 bisa menjadi racun untuk bakteri
pembentuk metana (kisaran optimal untuk metanogenesis adalah antara 6,6 dan 7).
kisaran pH optimal untuk semua adalah antara 6,4 dan 7,2.
e) Pencampuran
Pencampuran, dalam digester, meningkatkan kontak antara mikro-organisme dan
substrat dan meningkatkan kemampuan populasi bakteri untuk memperoleh nutrisi.
Percampuran juga mencegah pembentukan buih dan pengembangan gradien
temperatur dalam digester. Namun pencampuran yang berlebihan dapat mengganggu
mikro-organisme dan oleh karena itu Pencampuran lambat lebih disukai.
4.4 Jenis-jenis Anaerobic Digester

Ada berbagai jenis Anaerobic Digester yang menghasilkan panas dari bahan biomassa
yaitu :
a) Complete Mix
Complete Mix adalah wadah berbentuk
lingkaran besar yang dapat memproses
limbah yang campuran padatnya hanya
sekitar 10%. Digester ini dapat
beroperasi dengan baik pada berbagai
tingkat suhu dan bisa menghasilkan
panas selama lebih dari 20 hari
berturut-turut. Karena tidak
memerlukan pemeliharaan atau perbaikan, sistem ini merupakan salah satu jenis
digester anaerobik yang paling populer.

b) Plug Flow
Plug Flow Digester biasanya dibangun di
bawah tanah. Setiap hari, sejumlah
tertentu kotoran hewan dikirim ke alat
ini. Di sistem ini terdapat sebuah
kompartemen dengan udara yang tipis.
Sistem ini juga dapat memproses
kotoran yang campuran padatnya tidak
lebih dari 15% . Jadi, ketika kotoran
hewan yang baru ditambahkan, kotoran
hewan yang tua masuk ke dalam palung dan akan diproses, sedangkan kotoran hewan
yang baru tersebut menunggu sampai hari berikutnya untuk didorong ke bawah.
Dengan cara ini, proses terus berlangsung sampai suplai ke digester dihentikan.
c) Cover Lagoon
Jenis digester yang ketiga adalah Cover Lagoon. Pertama-tama dibutuhkan penutup
seperti membran kain dan menempatkannya di kolam penampungan limbah. Kemudian
limbah diproses dan panas yang dihasilkan diserap oleh penutup. Proses ini tidak cocok
untuk limbah padat, tetapi sistem ini paling sesuai untuk limbah cair.

Cover Lagoon agak lebih sederhana


dan biayanya lebih efektif
dibandingkan dengan dua tipe digester
lainnya, tetapi memiliki satu
kelemahan yaitu produksinya
tergantung pada suhu. Jadi, di musim
panas ketika kolam penampung
dipanaskan, produksinya 35% lebih
tinggi daripada di musim dingin. Hal
lain yang harus diperhatikan adalah paling tidak dibutuhkan waktu 2-3 tahun agar
Cover Lagoon stabil dan menghasilkan biogas secara konsisten.

4.5 Produk Hasil Anaerobic Digester

Ada tiga produk utama dari Teknologi Anaerobic Digester, yaitu :


1) Biogas
Biogas adalah campuran gas yang terdiri dari sebagian besar metana dan karbon
dioksida,tetapi juga mengandung sejumlah kecil hidrogen dan hidrogen sulfide. Metana
dalam biogas dapat dibakar untuk menghasilkan listrik, biasanya dengan mesin
reciprocating atau microturbine Karena gas tidak dibuang langsung ke atmosfer
sehingga tidak memberikan kontribusi untuk meningkatkan konsentrasi karbon dioksida
atmosfer, karena itu dianggap menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.

2) Digestate
Anaerobik Digester menghasilkan residu padat dan cair yang disebut digestate yang
dapat digunakan sebagai vitamin tanah. Jumlah biogas dan kualitas digestates yang
diperoleh akan bervariasi sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Lebih banyak gas
akan diproduksi jika bahan baku adalah mudah membusuk. Beberapa diantaranya
adalah Acidogenic digestate yang merupakan bahan organik yang stabil sebagian besar
terdiri dari lignin dan kitin , tetapi juga dari berbagai komponen mineral dalam matriks
sel-sel bakteri mati. Kemudian methanogenic digestate yang kaya nutrisi dan dapat
digunakan sebagai pupuk tergantung pada kualitas bahan yang sedang dicerna.
Tingkat unsur berpotensi toksik (PTEs) harus dinilai secara kimia. Ini akan tergantung
pada kualitas bahan baku asli.

3) Air Limbah
Hasil akhir dari sistem pencernaan anaerobik adalah air. Air ini berasal baik dari
kandungan air limbah asli yang diolah tetapi juga mencakup air yang dihasilkan selama
reaksi mikroba dalam sistem pencernaan. Air ini dapat dilepaskan dari dewatering dari
digestate atau mungkin. Ini biasanya akan berisi BOD dan COD yang tinggi yang akan
memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dilepaskan ke saluran pembuangan air.

5. BIOGAS

Biogas pertama kali digunakan untuk memanaskan air


mandi di Asyur selama abad ke-10 SM th dan kemudian
di Persia pada abad ke-16. Pada abad ke-17, Jan Van
Helmont Baptita menemukan bahwa bahan organik yang
membusuk menghasilkan gas yang mudah terbakar.
Pada tahun 1776, Count Alessandro Volta memutuskan
bahwa ada hubungan langsung antara seberapa banyak bahan organik yang digunakan dan
berapa banyak gas yang dihasilkan materi. Pada 1808, Sir Humphry Davy menyatakan bahwa
metana (CH4) hadir dalam gas yang dihasilkan oleh kotoran ternak.

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
5.1 Komposisi Biogas

Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas
landfill alami memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan pada sistem pengolahan
limbah yang maju dapat menghasilkan biogas dengan prosentase CH4 mencapai 55-75%.

Rentang komposisi biogas pada umumnya adalah sebagai berikut :

Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5

Sedangkan dari sisi kandungan energi biogas, nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar
6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas
sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti
minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.

5.2 Manfaat dan Kelebihan Biogas

Beberapa manfaat dan kegunaan biogas ialah sebagai berikut :

a) Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat
termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang
diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
b) Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga
akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
c) Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan
meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka
akan mengurangi gas metana di udara.
d) Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak
bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya.
Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan
nilai manfaat dari limbah.
e) Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan
menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari
sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing
dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

Rangkuman

Ditengah semakin melangitnya harga minyak mentah serta bahan bakar minyak, biogas
dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk keperluan sehari-
hari. Biogas merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui (renewable energy),
dengan ketersediaan yang melimpah dan sangat dekat dengan manusia serta mudah
pemanfaatannya. Keberadaannya sebagai salah satu produksi energi hijau yang ramah
lingkungan telah banyak mengubah wajah dunia tentang energi terbarukan.

Penguraian anaerobic telah banyak dipraktikkan di seluruh dunia dan banyak negara
yang telah memiliki struktur Anaerobic Digester yang terus berkembang dengan baik
sebagai teknologi penghasil Biogas yang murah dan mudah. Lebih dari 5000 MW
energi dihasilkan di Asia saja dari proses anaerobic digester ini. Jika hal ini terus
berlanjut, proses anaerobic digester akan menjadi salah satu pilihan terbaik untuk
menghasilkan listrik di seluruh dunia. Biogas dihasilkan melalui penggunaan teknologi
Anaerobic Digester yang memiliki manfaat yang besar. Sehingga akan mampu
meningkatkan produktifitas ekonomi dan menekan kasus pencemaran.

REFERENSI
1. Abdullah, dkk. 1991. “Energi dan Listrik Pertanian”. JICA-DGHE/IPB project/ADAET
2. Anjelita, Suci. 2012. “Seputar Biogas”. Surabaya. Komunitas Blogger
3. Aryanto, dkk. 2013. “Teknologi Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber
Biogas”.
BPTP Sulawesi Utara kampus Pertanian Kalasey
4. Best Practice. 2009. “Kisah Sukses SANIMAS di Indonesia”. Ditjen Cipta Karya DPU
5. Suriawiria, U. 2005. “Menuai biogas dari limbah”. Diakses melalui
www.academia.edu
6. Suyati, F., 2006, “Perancangan Awal Instalasi Biogas Pada Kandang
Terpencar Kelompok Ternak Tani Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan
Untuk Skala Rumah Tangga”. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
7. Opay, N. 2011. “Biogas hasil dari teknologi Anaerobic Digester”. Diakses
melalui www.academia.edu
II. SYARAT  BANGUNAN INSTALASI BIOGAS
A.    Pengertian Biogas
Biogas adalah produksi gas yang terjadi dari proses penguraian bahan organik seperti sampah,
kotoran ternak, kotoran manusia oleh mikro organismemdalam kondisi tertentu. Menurut 
Buren ( 1985 ) Biogas adalah gas yang dihasil dari fermentasi  bahan organik dengan suhu,
nilai bahan baku, dan keasaman pada kondisi tertentu. Sedangkan Amien ( 1983) mengatakan
bahwa  biogas adalah campuran gas metan ( CH 4) sekitar 60-70%, sedangkan sisanya CO 2, H2S
dan lainnya. Gas bio mudah terbakar dan hampir tidak meninggalkan bau, nyala api yang
terbentuk berwarna biru dengan panas pembakaran sekitar 19,7-23 MJ per m 3. Nilai energi
setara dengan 21,5 MJ atau 5,135 Kcal per m3.

B.     Persyaratan instalasi bangunan biogas


1. Dapat menampung sebagian atau seluruh  limbah organik yang dihasilkan
2. Kedap udara (anaerob)
3. Instalasi bangunannya kuat dan  tahan lama
4. Aman terhadap penempatan bangunan dan lingkungannya
5. Cukup menampung kebutuhan gas untuk bahan bakar gas setiap hari
6. Bangunan instalasi biogas meliputi: penampungan limbah, lubang inlet, tangki pencerna,
lubang pengeluaran/outlet, tabung penampungan gas, saluran gas, dan maometer, satu set
pemanfaatan gasbio(kompor, lampu, genset),  kolam oksidasi. pengolahan limbah padat,
pengolahan limbah cair.
7. Unit pengolahan limbah merupakan satu alur proses produksi dalam usaha peternakan.
8. Tidak mencemari lingkungan sekitarnya atau tidak menimbulkan polusi.
9. Jarak pengolahan limbah minimal 10 meter dari pemukiman.
10. Letak  bangunan pengolahan limbah lebih rendah dari usaha peternakan

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan bangunan instalasi  biogas :


1.      Besar usaha
2.      Luas lahan
3.      Ketersediaan Tenaga kerja
4.      Ketersediaan Sarana dan prasarana
5.      Ketersediaan Modal
III. BENTUK DAN BAHAN BANGUNAN TANGKI PENCERNA BIOGAS

A.        Sistem pengisian tangki pencerna


            Instalasi bangunan biogas di bedakan dalam dua sistim feeding/ pengisian bahan baku
biogas, yaitu  bacth feeding  ( pengisian sekali untuk satu kali proses produksi biogas setelah
kurang produktif bahan bakunya dikeluarkan digantu yang baru) sistim bacth sering digunakan
dengan bahan organik yang belum halus seperti: sampah organik pasar, hasil pertanian, limbah
pertanian atau limbah pabrik dan kontinu feeding ( pengisian bahan baku biogas dilakukan
secara  teratur setiap hari secara terus-menerus dengan pemeliharaan yang baik produksi gas
akan tetap produktif ) pengisian bahan organik setiap hari yang dilengkapi saluran pemasukan
(Inlet) dan saluran pengeluaran

B.         Bentuk instalasi bangunan biogas


Bentuk bangunan instalasi merupakan cermin bentuk bangunan tangki pencerna (digester) yang
dibedakan antara lain :
1.      Bentuk dum ( kubah)
2.      Bentuk kapsul
3.      Bentuk kerucut/ segitiga
4.      Bentuk Sumur / drum/ tabung
5.      Kubus/Kotak
6.      Trapesium

C.        Bahan Bangunan Instalasi Biogas


Bahan bangunan intalasi biogas bisa biogas digunakan sesuai dengan ketersediaan 
bahan baku bangunan yang ada di wilayah yang berkualitas baik  dan harganya murah yaitu:
1.      Beton
2.      Fiber
3.      Lembaran plastik
4.      Lembaran kantung karet
5.      Metal anti karat
6.      Kombinasi
D.        Ukuran  Instalasi Biogas
Ukuran tangki pencerna yang akan dibangun disesuaikan dengan kebutuhan keluarga
tani sebagai contoh : Keluarga tani menggunakan kompor yang dinyalakan 4 jam untuk masak
dan sebuah lampu yang yang dinyalakan selama 8 jam.
Analisa kebutuhan gas :
         1 m3 kotoran ternak akan menghasilkan 0,2-0,3 m3 gasbio
         Satu kompor yang dinyalakan 4 jam membutuhkan  1 m3 gasbio
         Lampu petromak yang dinyalakan 8 jam  membutuhkan 0,5 m3 gasbio
         Sehingga dalam sehari petani membutuhkan 1,5 m3 gasbio
Maka kapasitas volume tangki pencerna = 1,5/ 0,2 x  1,25 =  9,4 m3.    
         Jika seekor sapi perah dewasa produksi kotoran sehari rata-rata 20 kg dengan masa
fermentasi 50-90 hari , maka untuk memenuhi  9,4 m3 kapasitas tangki pencerna sebesar
9,4/1,25 = 7520 kg/2  = 3760 kg
         Apabila terjadi 90 hari fermentasi = 3760/ 90 = 42 kg kotoran ternak  per hari = 42/ 20 =
2,1 ekor sapi perah.
         Apabila terjadi 60 hari fermentasi = 3760/ 60 = 63 kg kotoran ternak  per hari = 63/ 20 =
3,1 ekor sapi perah.
         Kotoran sapi yang disiapkan setiap hari dari 2- 3 ekor.

IV. MERANCANG BANGUNAN INSTALASI  BIOGAS

A.    Persiapan Merancang  Instalasi Biogas


Bangunan biogas merupakan rangkaian bangunan yang berkelanjutan dari proses produksi
usaha utama yaitu usaha peternakan, yang dirancang dalam satu siklus rantai produksi yang
menjadi satu kesatuan dalam unit usaha yang sudaha diidentifikasi dari tujuan merancang
instalasi biogas antara lain:
1.      Potensi yang ada ( lahan, limbah ternak, bahan bangunan)
2.      Kebutuhan gas yang diperlukan setiap hari
3.      Tenaga kerja yang tersedia
4.      Model bangunan
5.      Biaya yang tersedia
6.      Data identifikasi potensi merancang instalasi biogas:
a. Data letak dan lingkungan sekitar
     alamat
     Kota/desa
     Sosial budaya disekitar
b. Data umum pengguna
     Jumlah anggota keluarga
     Situasi usaha
     Jenis, jumlah dan bentuk kandang ternak
     Tanaman yang tumbuh
     Aktivitas usaha bukan pertanian
     Pendapatan individu atau keluarga
     Karakteristik sosiokultur pengguna
c. Penentuan formulasi
     Kebutuhan enersi
     Kelebihan/kekurangan enersi
     Struktur tanah
     Tanaman dan ternak/ikan yang diusahakan

B.     LETAK  BANGUNAN TANGKI PENCERNA BIOGAS

Tangki pecerna biogas dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
diinginkan oleh pemilik usaha tersebut, ada beberapa macam letal tangki pencerna biogas
antara lain: 
1.      Tangki percerna berada pada permukaan tanah
      Tangki pencerna model ini dibuat diatas permukaan tanah, biasanya  terbuat bahan dasar dari
tong/drum bekas yang mudah dipindahkan, atau dari bahan plastik seperti drum plastik untuk
tandon air yang dimodifikasi untuk skala kecil, jika kondisinya kecil gas yang diproduksi oleh
mikroorganisme kurang mencukupi untuk kebutuhan keluarga tani, dan bila drum tersebut
rusak minat untuk memperbaiki menjadi berkurang.
2.      Sebagian tangki pencerna berada dibawah permukaan
      Tangki pencerna model ini bentuknya seperti sumur sebagian letakanya dibawah
permukaan tanah sebagain diatas permukaan tanah, dimana bahan sumur terbuat dari semen,
pasir, kapur dengan ukuran lebih besar yang diasumsikan produksi gas cukup untuk kebutuhan
keluar tani, namun bagian atas unruk penampung gas terbuat dari baja plat, sehingga didaerah
dingin seperti di pujon kurang produktif, karena suhu dingin merambat sampai dibagian
sumurnya yang menghambat perkembangan mikroorganisme untuk produksi gas bio. Model ini
lebih banyak diperkenalkan oleh  PPTMGB LEMIGAS Cepu. Hanya biaya untuk membeli besi
plat lebih mahal.
3.      Seluruh tangki pencerna berada dibawah permukaan tanah
      Tangki pencerna model ini banyak dikembangkan pada akhir-akhir ini di China, India dan
Nepal , pada tahun 1982  Indonesia bekerja sama denga FAO,  model biogas banpres
bentuknya seperti kubah ( setengah bola dan  seperlima bola yang digabungkan menjadi
bangunan yang kokoh dibawah permukaan tanah, bahan bangunan dari semen, pasir, kapur,
batu merah dan lain-lain  dapat tahan sampai 30 tahun. Produksi gas bio lebih stabil bail
didaerah dingin atau dataran rendah.

C.    Contoh model rancangan instalasi berbagai model


Model Denah 1. usaha peternakan dengan biogas dan olahan limbahnya
Pandangan atas
Model layout 2. usaha peternakan dengan biogas dan olahan limbahnya pandangan dari
samping

Model layout 3. usaha


peternakan
dengan biogas dan olahan
limbahnya
pandangan dari
samping

D.    Macam-macam Model tangki pencerna


Model tangki pencerna sistim bacth feeding Model Sumur dan sistim kontinu model kubah:
a.            Model sumur tangki pencerna sistem bacth kapasitas 5 m3
 

Gambar 1. Rancangan tangki pencerna model sumur sistem bacth.

b.      Model kubah tangki pencerna sistem kontinu kapasitas 9,4 m3

  Gambar 2. Rancangan biogas model kubah sistem kontinue

Model kolam oksidasi yang dirancang untuk pembuatan pupuk organik dengan ketinggian 30
cm dengan daya tampung 10-12 hari limbah
  Gambar 3. Rancangan kolam oksidasi biogas

Untuk membangun satu tangki pencerna unit biogas kapasitas 9,4 m 3 sistem kontinu bentuk
kubah dibutuhkan bahan baku beton sebagai berikut:
a. Batu merah mutu bagus : 2000 biji
b. Semen : 25 zak
c. Kerikil/koral : 1,5 m 3
d. Kapur : 50 kg
e. Pasir mutu bagus : 4 m3
Alat pokok:
a.   Pipa G. I Ǿ 1 inch (2,5 cm) : 0,5 m
b.  Kran Ǿ 1 inch : 1,0 buah
c.   Polyethylene : 1 rol
d.  Kran gas Ǿ 1,2 cm : 3 buah
e.   Pipa plastik atau paralon Ǿ 1,2 cm secukupnya 
f.   Pipa gelas Ǿ 1 cm panjang 75 cm : 2 buah
g.  Pipa karet Ǿ 1 cm panjang 20 cm : 1 buah f dan g dapat diganti pipa plastik Ǿ 1 cm panjang
170 cm
h.  Alat-alat lain yang dianggap perlu
Alat bantu  yang diperlukan untuk membangun instalasi biogas :
a.   Tali plastik 5,0 m
b.  Rafia 1,0 rol
c.   Bambu kecil 4,0 batang
d.  Plat aluminium panjang 30 cm 20,0 buah
e.   Kawat jemuran 3,0 m
f.   Pipa paralon 1,5 m
g.  Besi cor 6 mm 7,0 m
h.  Lain-lain ( ember, cangkul dan cetok dll)

Tenaga kerja yang diperlukan :


1 orang tukang 1 orang kuli ( untuk membangun tangki pencerna ukuran kecil)
3 orang tukang 2 orang kuli (untuk membangun tangki pencerna ukuran besar).

E.    Prosedur Pembuatan Tangki Pencerna Biogas


Tabel 2. Prosedur pembuatan tangki pencerna minimal 10 hari.
Har Kegiatan Pekerja
i ke (orang)
1 Penentuan lokasi menggali lubang calon tangki pencerna 4
2 Melanjutkan no 1 dan lubang yang berbentuk irisan bola 3
3 Membuat fondasi 3
4 Plester fondasi 2
5 Membuat dinding tangki pencerna 3
6 Melanjutkan membuat dinding tangki pencerna 3
7 Membuat lubang pemasukan dan melanjutkan no6 3
8 Membuat lubang keluaran dan melajutkan no 6 3
9 Membuat tutup dan plester bagian dalam tangki pencerna 3
10 Melanjutkan plester dalam dan memperbaiki tutup dan 3
menyelesaikan yang lain.

c. Model kubah bentuk yang lain ukuran 6 m3 digester


Model biogas dengan bentuk kubah pembuatannya lebih sederhanaproduksi gas bio lebih
produktif.
Dengan ukuran 6 m3 digester bahan bangunan yang dibutuhkan antara lain:
1. Batu merah 2000 buah
2. Pasir pasang 2,5 m3
3. Pasir cor 1,3 m3
4. Kerikil 1,5 m3
5. Semen 50 kg 20 zak
6. Besi polos 12 kg
7. Pipa gas utama 1,5 inch 1 buah
8. Fittings 10 set
9. Pipa gas PVC 12 batang
10.Valve gas utama 1 buah
11. Penguras air (water drain)1 buah
12. Kran gas 1 buah
13. Mixer 1 unit
14. slang gas (PE) 1 meter
15. selotip PVC 2 buah
16 .Pipa inlet 4 m 1 batang
17 cat acrilik 2 liter
18. Penggalian 7 orang
19. Tukang batu 10 orang
20 feect contractor 2 int
21 Kernet 22 oarng

d. Model biogas plastik.


Ukuran 5 m3 digester:4 m3 slury, 1 m3 gas, daya tahan ± 2 tahun
Bahan baku:
1.                  Platik pholyethelin yang paling tebal : 1 rol ( 25 meter)
2.                  Dasar tembok beton 5 meter kubik.
3.                  Paralon ukuran 3 dim 1 lonjor.
4.                  Ban dalam mobil bekas 3 buah.
5.                  Ember plastik ukuran 60 liter 1 buah.
6.                  Ember plastik ukuran 30 liter 1 buah.
7.                  Lem Plastik 3 tube.
8.                  Pippa paralon 0,5 dim 4 lonjor.
9.                  Manometer 1 buah.
10.              Slang plastik kecil15 meter.
11.              Satu set, T, Kni, shok, penyambung, dll.
12.              Kompor gas satu set..
13.              Lampu petromak satu set.
14.              Kayu penutup .

d. Gambar model biogas plastik


 

Rangkuman
Ditengah semakin melangitnya harga minyak mentah serta bahan bakar minyak, biogas
dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk keperluan sehari-
hari. Biogas merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui (renewable energy),
dengan ketersediaan yang melimpah dan sangat dekat dengan manusia serta mudah
pemanfaatannya. Keberadaannya sebagai salah satu produksi energi hijau yang ramah
lingkungan telah banyak mengubah wajah dunia tentang energi terbarukan.

Penguraian anaerobic telah banyak dipraktikkan di seluruh dunia dan banyak negara
yang telah memiliki struktur Anaerobic Digester yang terus berkembang dengan baik
sebagai teknologi penghasil Biogas yang murah dan mudah. Lebih dari 5000 MW
energi dihasilkan di Asia saja dari proses anaerobic digester ini. Jika hal ini terus
berlanjut, proses anaerobic digester akan menjadi salah satu pilihan terbaik untuk
menghasilkan listrik di seluruh dunia. Biogas dihasilkan melalui penggunaan teknologi
Anaerobic Digester yang memiliki manfaat yang besar. Sehingga akan mampu
meningkatkan produktifitas ekonomi dan menekan kasus pencemaran.

REFERENSI
1. Abdullah, dkk. 1991. “Energi dan Listrik Pertanian”. JICA-DGHE/IPB project/ADAET
2. Anjelita, Suci. 2012. “Seputar Biogas”. Surabaya. Komunitas Blogger
3. Aryanto, dkk. 2013. “Teknologi Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber
Biogas”.
BPTP Sulawesi Utara kampus Pertanian Kalasey
4. Best Practice. 2009. “Kisah Sukses SANIMAS di Indonesia”. Ditjen Cipta Karya DPU
5. Suriawiria, U. 2005. “Menuai biogas dari limbah”. Diakses melalui
www.academia.edu
6. Suyati, F., 2006, “Perancangan Awal Instalasi Biogas Pada Kandang
Terpencar Kelompok Ternak Tani Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan
Untuk Skala Rumah Tangga”. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
7. Opay, N. 2011. “Biogas hasil dari teknologi Anaerobic Digester”. Diakses
melalui www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai