Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PANGAN

(PENGOLAHAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS)

Oleh :
Nama : Berta Wahyu Hartanto Sundawa
NRP : 143020029
Tanggal Pengumpulan : 28 April 2017

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Krisis energi yang melanda negeri ini diperkirakan masih akan berlangsung
beberapa tahun ke depan. Di tengah persoalan tersebut, pengembangan energi baru dan
terbarukan menjadi solusi alternative. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat pennulisan, metode
penyelesaian, dan sistematika penulisan tentang penggunaan biogas sebagai pengganti
BBM untuk penghasil energi.
Dengan timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, pemerintah mengajak masyarakat untuk
mengatasi masalah energi ini secara bersama-sama karena kenaikan harga yang
mencapai 72 dolar/barel ini termasuk luar biasa ¹. Harga ini membuat harga minyak
menjadi yang tertinggi sepanjang abad 21. Masalah ini memang sulit sebagaimana
yang dikatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa kenaikan harga minyak akan
menyebabkan kenaikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada APBN 2006.
Peryataan selanjutnya dikatakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang
menyatakan bahwa masyarakat perlu untuk melakukan penghematan di segala sisi
termasuk penggunaan BBM, listrik, air, dan telepon ². Adapun hal yang menyebabkan
keharusan setiap warga untuk melakukan proses penghematan adalah karena pasokan
bahan bakar yang berasal dari minyak bumi merupakan sumber energi fosil yang tidak
dapat diperbarui (unrenewable). Salah satu jalan untuk melakukan penghematan BBM
adalah dengan mencari sumber energi alternatif terutama yang dapat diperbarui
(renewable) ³.
Sebagai contoh, potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi
sumber energi adalah batu bara, panas bumi, aliran sungai, angin, matahari, sampah
serta sumber-sumber lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti pohon jarak.
Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif
lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi biogas dengan
memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut digester.
Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa
panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya. Namun,
sebagian besar terdiri atas kotoran ternak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari biogas?

2. Efektifkah biogas sebagai pengganti BBM untuk menghasilkan


energi?

3. Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan biogas?

4. Apa saja kandungan yang dimiliki oleh biogas?

5. Apa perbedaan biogas dengan sumber bahan bakar lainnya?

6. Bagaimana cara menolah biogas?

7. Bagaimana cara pemanfaatan biogas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian biogas.

2. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam biogas.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.

4. Mengetahui cara pemanfaatan dan pengolahan biogas.


1.4 Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui perbedaan biogas dengan sumber enrgi bahan bakar
lainnya.
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.
3. Dapat mengetahui cara megolah biogas.
4. Dapat menambah wawasan.
5. Dapat membantu memecahkan masalah akibat kelangkaan BBM
sebagi sumber energi.
6. Dapat memotivasi untuk menghasilkan teknologi tepat guna dalam
rangka membantu pemerintah untuk menghemat energi.
BAB II
PENGENALAN BIOGAS

2.1 Pengertian Biogas


Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan
oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % )
berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan
diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama
material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri
pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan
asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang
seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan
asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari
proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri
pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi.
Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya
melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik
digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah
peternakan dan municipal solid waste (MSW).

2.2 Sejarah Biogas


Gas methan sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma kuno
untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses fermentasi
lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama kali ditemukan oleh
Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh
Willam Henry pada tahun 1806. Dan Becham (1868), murid Louis Pasteur dan
Tappeiner (1882), adalah orang pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari
pembentukan methan.

Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada tahun
1900. Pada akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai biogas
dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara dua Perang Dunia. Selama
Perang Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang membuat alat
penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Akibat
kemudahan dalam memperoleh BBM dan harganya yang murah pada tahun 1950-an,
proses pemakaian biogas ini mulai ditinggalkan. Tetapi, di negara-negara berkembang
kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Oleh karena
itu, di India kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. Saat ini,
negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Nugini,
telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat penghasil biogas . Selain di
negara berkembang, teknologi biogas juga telah dikembangkan di negara maju seperti
Jerman .

2.3 Prinsip Teknologi


Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan
proses fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa udara)
oleh bakteri methan sehingga dihasilkan gas methan. Gas methan adalah gas yang
mengandung satu atom C dan 4 atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas
methan yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga dihasilkan energi panas.
Bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah
organik, limbah yang sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-potongan
kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, serta air yang cukup banyak .
Proses ini sebetulnya terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang
terbentuk di bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
Leuwigajah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat .
Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan
bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan
bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa
penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri methan yang
mengolah limbah bio atau biomassa dan menghasilkan biogas. Dengan pipa yang
didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di
dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain .
2.4 Komposisi
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2),
dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S)
dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat
kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4).
Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor)
pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor.
Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu :
Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen
sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung
senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang
di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih
berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur
dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang
sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif.
Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk
bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan
biogas serta dapat menimbukan korosif.
BAB III
PENGOLAHAN, JENIS REAKTOR DAN PROSES KERJA BIOGAS

3.1 Pengolahan Biogas


Pengolahan biogas banyak macamnya, di antaranya dengan skala besar atau
skala kecil. Keduanya membutuhkan bahan baku yang sama yaitu kotoran atau sampah
organik. Perbedaannya untuk skala besar digunakan untuk menampung energi bagi
masyarakat luas dengan kegiatan atau pekerjaan yang lebih banyak. Contohnya,
pembangkit listrik di pedesaan. Sedangkan skala kecil digunakan untuk menampung
energi bagi usaha atau kegiatan yang lebih personal. Berikut contoh cara pembuatan
biogas:
1. Kotoran sapi kira-kira 1kg atau beberapa dibungkus plastik kemudian di kubur
dalam tanah selama kurang lebih 1-3 bulan
2. Buat wadah untuk tempatnya misalnya gali tanah atau di tong sampah jangan lupa
buat lubang atau alat untuk menyalurkan gas yang dihasilkannya melalui selang
3. Masukkan kotoran sapi ke dalam tempat yang sudah disediakan tadi kemudian
tambahkan kotoran sapi atau sampah organik lain tutup tempatnya tunggu sampai
kotoran sapi tadi diuraikan bakteri.
3.2 Reaktor Biogas
Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reaktor
jenis kubah tetap (Fixed-dome), reaktor terapung (Floating drum), reaktor jenis balon,
jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester
biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum
mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reaktor
balon yang banyak digunakan sebagai reaktor sedehana dalam skala kecil.
3.2.1 Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)
Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor ini
dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini
berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu
digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik
bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat
dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus
kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah
tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan
bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan
dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada
menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak
menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih
mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas
pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.
3.2.2 Reaktor floating drum
Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937
sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan
reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan
peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang
berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum
mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.
Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas
yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang
terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material
konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah
sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek
dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.
3.2.3 Reaktor balon
Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah
tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan
perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai
digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat.
Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar
dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.
3.3 Proses Kerja Biogas
Di dalam digester bakteri-bakteri methan mengolah limbah bio atau biomassa
dan menghasilkan biogas methan. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas
tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat
digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain. Biogas dihasilkan dengan
mencampur limbah yang sebagian besar terdiri atas kotoran ternak dengan potongan-
potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, dengan air yang cukup
banyak.
Untuk pertama kali dibutuhkan waktu lebih kurang dua minggu sampai satu
bulan sebelum dihasilkan gas awal. Campuran tersebut selalu ditambah setiap hari dan
sesekali diaduk, sedangkan yang sudah diolah dikeluarkan melalui saluran
pengeluaran. Sisa dari limbah yang telah dicerna oleh bakteri methan atau bakteri
biogas, yang disebut slurry atau lumpur, mempunyai kandungan hara yang sama
dengan pupuk organik yang telah matang sebagaimana halnya kompos sehingga dapat
langsung digunakan untuk memupuk tanaman, atau jika akan disimpan atau
diperjualbelikan dapat dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum dimasukkan ke
dalam karung.
BAB IV
MANFAAT DAN KELEBIHAN BIOGAS

4.1 Manfaat dan Kelebihan yang dimiliki Biogas


- Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki
manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan
karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation)
dan perusakan tanah.
- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil
sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya
duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas
sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.
- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material
yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat
berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut
dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.
- Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion
dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini
diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair.
Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk
padat.

4.2 Perhitungan Peluang Pemanfaatan Biogas dalam Mengatasi Masalah BBM di


Indonesia
Program penghapusan BBM yang dilaksanakan pada tahun 2005 akan menjadi
momentum yang tepat dalam penggunaan energi alternatif seperti biogas. Hal ini bisa
dihitung dengan adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara
energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan (8900 kkal/m3 gas methan
murni) .
Hal yang pertama harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah energi yang
dihasilkan adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang dihasilkan. Jumlah
bahan baku gas ini didapatkan dengan menjumlahkan jumlah feses dan sampah organik
yang dihasilkan setiap hari. Jumlah bahan baku ini akan menentukan berapa jumlah
energi dan volume alat pembentuk biogas .
Sebagai pertimbangan, telah diketahui di China dan India, dalam 1 hari jumlah
feses yang dihasilkan 1 ekor sapi adalah 5 kg dan 80 kilogram kotoran sapi yang
dicampur 80 liter air dan potongan limbah lainnya dapat menghasilkan 1 meter kubik
biogas . Jika diasumsikan bahwa jumlah feses manusia yang dihasilkan sebanyak 0.5
kg/hari/orang, 1 keluarga terdiri dari 5 orang, dan setiap keluarga memelihara 1 ekor
sapi, serta 1 desa terdiri dari 40 orang, maka akan didapatkan hasil perhitungan jumlah
feses yang dihasilkan sebanyak 140 kg feses/ hari. Dengan jumlah ini, maka biogas
yang dihasilkan setiap hari sebanyak 1,75 m3/hari atau sebesar 15.575 kkal/hari.
Hal ini akan semakin mengejutkan dengan adanya perhitungan bahwa jumlah
penduduk indonesia berdasarkan data statistik pada tahun 2000 sebanyak lebih dari 200
juta jiwa . Dengan hanya mengandalkan asumsi perhitungan jumlah kotoran manusia
tanpa memperhitungan sampah organik dan feses hewan ternak, akan didapatkan hasil
feses sebanyak 100 juta kg feses/hari atau 1,25 juta m3/hari atau 11.125 juta kkal/hari.
Apabila dengan asumsi konversi 1 J = 4.2 kal maka akan didapatkan hasil total energi
yang dihasilkan hanya dari jumlah penduduk adalah sebesar 30.66 MW.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dengan adanya global warming (pemanasan global), berkurang sumber daya
alam yang tidak dapat diperbarui seperti BBM, biogas dapat membantu menyelesaikan
permasalahan yang muncul tentang itu. Biogas merupakan sistem teknologi penghasil
energi dengan menggunakan bahan baku kotoran atau sampah organik. Menerapkan
sistem fermentasi bakteri diciptakanlah alat biogas yang dapat dipergunakan sebagai
penghasil energi dan pembangkit listrik. Bahan yang mudah didapatkan dan biaya yang
tidak mahal sangat membantu masyarakat dalam menyelasaikan permasalahan
ekonomi khususnya dengan naiknya harga BBM.

5.2 Saran
Dari uraian dan kesimpulan yang telah disusun maka penyusun ingin
memberikan saran:
1. Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi ini secara langsung.
2. Teknologi terus dikaji lebih dalam agar dapat menarik masyarakat untuk
menggunakannya.
3. Adanya sosialisasi dan penyuluhan dari para peneliti ilmuan atau pemerintah
terhadap masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Asep Bayu, dkk. Biogas sebagai Peluang Pengembangan Energi Alternatif.


http://megtech.net/?P=80
Agung Pambudi. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif.
http://www.dikti.go.id http://ditnaga-dikti.org-admin@dikti.org
Agus Mardiansyah. Re: Cara membuat Biogas? bagaimana???.
http://www.blogspot.com-admin@blogsspot.com
Burhani Rahman. Biogas Sumber Energi Alternatif.
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1123717100
Franky, dkk. Contoh Karya Ilmiah Kelas X.
http://binacc.blogspot.com/2008/06/contoh-karya-ilmiah-kelas-x.html
Juanda, Asep dkk. 2006. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA. Bandung:
Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai